"Eeh papa kalau ngomong enteng banget. Capeklah, kapan aku istirahatnyan pa. Terus gimana kek dengan pekerjaanku?" tanya Arshan pada kakeknya yang terlihat diam saja.
"Kamu bisa mengerjakannya saat pulang. Suruh Daniel untuk mengaturnya dan selama menjalankan misi kamu harus tinggal dikontrakan layaknya rakyat biasa. Gak usah protes" tegas kakek saat melihat Arshan ingin menolaknya..
"Biar kamu juga belajar dan merasakan kerasnya hidup diluar sana. Agar kamu tidak semena-mena merendahkan orang. Ini ambil lah, didalam situ sudah lengkap pakaian dan aksesoris untuk penyamaran. Pakailah nanti untuk datang ke perusahaan. Misimu dimulai hari ini" kakek menyerahkan paper back berwarna abu yang ukurannya tidak terlalu besar, ia berikan kepada Arshan.
"Huufh......Baiklah aku terima misi dari kakek. Perlu waktu berapa bulan untuk aku menyelesaikannya?" tanya Arshan pasrah dengan keadaan. Ia kalau menolak pun juga percuma, sekali kakekny memgatakan A gak akan bisa berbelok ke yang lain.
"Kakek gak memberi batasan waktu untukmu. Jadi silahkan lakukan semua ini dengan baik. Kamu boleh pulang kalau weekend saja, selama hari kerja kamu gak boleh pulang. Kecuali saat pekerjaanmu selesai" kata kakek.
"Baiklah, terus aku ke kantor berangkat sendiri atu sama Daniel?" tanya lagi Arshan, ia belum menghubungi Daniel sejak tadi.
"Kakek sudah panggilkan Daniel kesini."
Tok.....Tok...
"Masuk!"
Ceklek.
"Permisi tuan besar, tadi anda memanggil saya?" ternyata yang masuk ruangan adalah Daniel asistennya Arshan.
"Iya, kamu antarkan Arshan sekarang untuk melihat rumah yang akan dia huni. Dan sesuai yang saya katakan sama kamu sebelumnya Daniel. Kamu gak lupa kan?" kakek mengingatkan kembali kepada Daniel tentang perkataannya sebelum mengatakan semua ini kepada Arshan. Ternyata kakek sudah menyusun sebelumnya dengan Daniel.
"Tidak tuan besar, saya tidak lupa. Setelah ini saya akan mengatarkan tuan muda sekaligus menjelskannya nanti disana" kata Daniel.
"Bagus, sekarang ajaklah Arshan pergi. Semoga misimu sukses, kalau enggak jangan berharap untuk bisa pulang Arshan!!" ancam kakek penuh penekanan.
"Issh apa-apa mengancam, gak ada perkataan lain kah? Kalau misiku belum selesai gak bakal aku balik pulang" tegas Arshan, apakah dia tadi gak mikir dengan ucapannya barusan?.
"Ohh baiklah, semoga berhasil"
Arshan bersama Daniel keluar dari ruangan tersebut. Untuk segera pergi ke kontrakan yang akan menjadk tempat tinggal Arshan nanti. Memang susah merubah gaya hidup seseorang kalau dari kecil sudah dikelilingi dengan kemewahan. Apapun yang diminta sudah pasti akan terpenuhi dengan mudah. Jika sudah seperti itu, akan susah untuk merubahnya. Sama persis dengan Arshan, hidup serba ada dan berkecukupan. Sekarang dia harus menerima misi dari kakeknya yang sangat sulit.
Diperjalanan Arshan terus mengumpat kesal. Ia tak habis pikir dengan kakeknya. Sampai Daniel pun harus kena amukan Arshan didalam mobil.
"Kenapa kamu gak bilang Daniel kalau kakek menyuruhku melakukan ini semua. Kalau gitu semalam gak bakal aku nurut omongan kakek" gerutu Arshan.
"Maaf tuan muda, saya gak bisa berbuat apapun. Tuan besar menyuruh saya untuk tidak mengatakan apapun kepada anda. Saya gak bisa melawan tuan besar. Maafkan saya tuan muda" Daniel bingung juga harus berbuat apa. Ia lebih takut dengan tuan Abhimarta kakeknya Arshan. Dari pada tuannya sendiri.
"Aah ya sudah lah" Arshan sudah gak bisa berbuat apapun selain pasrah menerima kenyataan. Walau pun begitu ia masih bisa menggunakan fasilitas keluarganya, dari pada harus diusir dari rumah dan menjadi gembel diluar sana.
Tak terasa mereka sudah sampai didepan kontrakan yang sudah disewa oleh Daniel. Entah kapan dia menyewanya. Daniel mengambil kunci disakunya dan membukakan pintu. Arshan nampak ragu untuk masuk, ia tak biasa dengan lingkungan rumah yang kecil. Melihat Daniel sudah masuk duluan, akhirnya Arshan pun ikut masuk.
Kontrakan tersebut hanya ada dua kamar, dapur, kamar mandi diluar kamar dan ruang tamu. Berbeda jauh dengan rumah Arshan yang mewahnya bak istana dinegeri dongeng. Kamar utama yang ada di bagian depan, hanya ada ranjang dengan kasur yang sudah diganti lebih empuk. Karna kasur sebelumnya sudah rusak dan terasa sakit kalau ditempati. Jadi Daniel menyuruh orang untuk menggantinya.
"Daniel!! Kau gak salah mencarikan kontrakan yang begini. Gak ada kontrakan lain apa, yang lebih bagus dikit gitu loh. Jangan kontrakan seperti ini kau suruh aku tinggal." gerutu Arshan merasa tak nyaman lama-lama berada kontrakan tersebut.
"Maaf tuan muda, kontrakan ini pilihan dari tuan besar sendiri. Bukan saya yang memilih, kalau pun saya yang memilihkan, gak bakalan saya cari kontrakan begini untuk tuan muda." jelas Daniel.
"Hah!! Kapan kakek menyewa rumah ini untukku? Bukannya baru semalam kakek memintaku untuk menemuinya hari ini dan pasti baru salam lah kakek memikirkan ide ini. Kok kamu bilang rumah ini pilihan kakek, Daniel" Arshan merasa ada yang aneh, baru hari ini kakeknya berbicara. Mana mungkin bisa memillihkan kontrakan dengan cepat. Arshan juga gak melihat kakeknya keluar sama sekali tadi pagi.
"Hmm anu tuan, itu tuan besar......." Daniel ragu untuk mengatakannya dengan jujur, takut nanti tuannya akan marah.
"Katakan Daniel!! Jangan buat saya memecatmu" ancam Arshan.
"Maaf tuan, jangan pecat saya. Tuan besar sudah menyewa rumah ini dari satu hari yang lalu. Dan saya memang disuruh untuk mencarikan kontrakan. Tetapi bukan saya memilih dan saya juga yang mengganti kasur dikamar depan. Maafkan saya tuan muda." Jelas Daniel, membuat Arshan terkejut.
'Jadi kakek sudah merencanakan ini sebelum aku membawa Firsi datang ke rumah. Apa sih yang ada dalam pikiran kakek sampai membuatku jadi begini. Kalau tau gitu gak akan aku menuruti ucapannya. Sudahku bawa kabur saja Firsi kalau tau ujung-ujungnya begini. Arrgh sial!!' umpat Arshan dalam hati merututi kebodohannya yang mau saja diakalin sama kakeknya.
Arshan tak menjawab ucapan Daniel. Ia berjalan ke arah kursi kayu yang ada diruang tamu. Ia juga menaruh paper back yang dibawanya diatas meja. Sekarang mau gak mau Arshan harus menyelesaikan semua kemauan kakek dan setelah itu beres. Biar dia gak perlu tinggal dirumah jelek.
Arshan mengeluarkan isi yang ada didalam paper back tersebut. Didalamnya sudah ada baju OB perusahannya dan ada kaca mata serta ada rambut palsu. Arshan menyerngit melihat isi didalamnya. Sementara Daniel tak berani berbicara lagi kalau gak Arshan yang bertanya.
"Semua ini diapakan Daniel?" tanya Arshan mulai dengan nada normalnya kembali.
Daniel pun mendekat dan menjelaskan apa-apa yang harus dilakukan Arshana. "Hari ini tuan muda sudah harus bekerja diperusahaan sebagai OB. Ini kacamata untuk tuan muda pakai. Ada rambut palsu agar tidak ada yang mengenali tuan muda." jelas Daniel.
"Lalu semir sepatu ini untuk apa?"
"Buat tompel tuan muda" Daniel ingin ketawa mengatakannya, tetapi ditahannya agar tak membuat tuan mudanya semakin marah.
"What!! Tompel? No Daniel, saya gak mau" tolak Arshan, ia sedikit terkejut.
"Tapi tuan muda, kalau tuan besar tau semua yang ada disini gak digunakan. Pasti tuan besar akan marah. Sudah lah tuan muda, menurut saja apa yang diinginkan tuan besar. Kalau misinya selesaikan tuan muda juga gak perlu tinggal disini lagi. Kalau tuan muda terus membantah, pasti tuan besar akan semakin marah dan mengusir tuan muda."
'Benar juga apa kata Daniel. Kakek gak akan berhenti untuk dengan kemauannya sebelum didapatkan. Kalau aku membantah terus, semua ini gak bakalan selesai. Sudah lah aku mengalah saja untuk sekarang' batin Arshan membenarkan ucapan Daniel.
"Ya sudah bantu saya untuk menggunakan semua ini. Saya mau ganti baju dulu" Arshan segera pergi ke kamar sambil membawa baju gantinya.
Tak lama Arshan keluar dengan setelan barunya, yaitu menggunakan baju OB. Ditambah rambut palsu yang sudah dipakai dan juga kacamata. Arshan merasa gak nyaman dengan semua itu. Tapi mau gak mau ya dia harus tetap memakainya.
"Gimana? Sudah benar belum" tanya Arshan kepada Daniel.
Daniel sangat terkejut melihat penampilan baru Arshan. Ia ingin tertawa tetapi ditahan olehnya. Daniel pun hanya tersenyum dan memberikan jempol duanya kepada Arshan.
"Sudah bagus tuan muda. Sekarang tinggal satu lagi dan baru sempurna" Daniel mengambil semir sepatu lalu mendekati Arshan dan membuat bulatan kecil dibagian pipi kiri Arshan.
"Nah sempurna" ucap Daniel. "Coba lihat tuan muda" Daniel memberikan kaca kepada Arshan.
"Ck...Aku seperti pria culun kalau begini Daniel. Ketampananku jadi hilang total" gerutu Arshan tidak suka dengan penampilan barunya.
"Harap bersabar tuan muda. Dengan tuan muda berpenampilan begini perempuan yang ingin mendekati tuan muda pasti tidak akan melihat dari harymta dan kekayaan. Mereka lebih melihat dari ketulusan hati dna juga cinta. Gak ada tuh mereka akan meminta ini itu sama tuan muda. Percaya deh tuan muda sama saya." ucap Daniel sambik tersenyum nyengir.
"Mana tau kamu soal cinta. Kekasih saya kamu gak punya. Cinta saya hanya untuk Firsi gak ada yang lainnya." pungkas Arshan.
'Ck tuan muda percayanya sama perempuan kotir itu. Emang ya kalau orang sudah dibutakam oleh cinta, apapun saran yang masuk gak bakak didengerin. Pantas saja ada pepatah cinta mrmang buta. Sama seperti tuan muda' ucap Daniel dalam hatinya.
"Tuan muda cari tau sendiri deh tentang Firsi kekasih tuan muda itu. Kalau sudah tau faktanya jangan menyesal ya tuan muda sudah membela dia." saran dari Daniel.
"Terserah kau! Sudah kita pergi ke perusahaan" kata Arshan hendak keluar.
"Eh tunggu tuan muda, anda jangan bareng saya ke perusahaan. Tadi taun besar sudah berpesan agar tuan muda cari taxi untuk ke sana. Kalau tuan muda bareng saya nanti ketahuan dong. Masak OB naik mobil mewah sih" ujar Daniel, padahal yang dibawanya juga mobil Arshan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments