Belut jinak

Hari semakin larut malam, kepulangan Arif sudah di nanti oleh kedua wanita yang berada di rumah ini,dan satu lagi berada di rumah yang berbeda.

Sudah ratusan kali Ibu Yolan mencoba menghubungi nomer ponsel putra nya ,namun tidak ada satupun panggilan nya yang masuk.

Arif yang tengah sibuk menyelesaikan setiap berkas yang ada,sengaja mematikan ponsel nya supaya tidak di ganggu lagi oleh sang Mama dan juga Naima.

Berbeda sekali dengan Nabila yang memilih pasrah menunggu dengan berdiam diri,tanpa berniat menelpon suami nya karena dia masih merasa sungkan untuk menghubungi nya terlebih dahulu.

" Reno! Apa kamu sedang bersama Arif saat ini?" hardik Ini Yolan begitu galak nya.

" I- ya Nyonya." jawab Reno gugup,tidak ada angin atau pun hujan dirinya tiba-tiba saja mendapatkan omelan dari Nyonya Bos nya.

" Karena ponsel nya yang sengaja dia matikan sehingga membuat saya tidak bisa menghubungi nya lagi, Tolong kamu sampai kan kepada dia " Supaya ingat jalan pulang,jangan sampai pulang kembali ke rumah wanita tidak tau diri itu!"

" Anda tenang saja Nyonya,saya tidak membiarkan itu terjadi malam hari ini,Bos tidak boleh kembali ke dalam kubangan lumpur busuk milik wanita matre itu." gumam Reno dalam hati nya.

" Halo ! Reno! Apa kamu masih mendengar kan saya berbicara?"

" Iy- ya Nyonya saya masih mendengar anda bicara, jangan khawatir nanti akan saya sampaikan kepada Bos Arif."

" Baiklah, terimakasih." ucap Ibu Yolan lalu mengakhiri telpon nya.

Reno bergegas mengancingkan kembali resleting celana nya,saat ini dia tengah berada di kamar mandi karena merasa sakit perut sejak tadi, meskipun dalam keadaan genting dia tetap mengangkat telepon dari Nyonya besar nya, supaya tidak terjadi malapetaka kepada dirinya.

" Ah lega nya..." ucap Reno pelan sambil mengusap perut nya yang sudah tidak terasa sakit lagi.

Baru saja satu langkah kaki nya menginjak lantai ruangan Bos nya, sebuah pertanyaan pedas menghantam batin nya yang sudah lelah.

" Apa yang kamu kerjakan di dalam kamar mandi itu Reno? Apa kamu bersemedi di dalam sana sampai menghabiskan waktu yang cukup lama." tegur Arif keras.

" An-u itu Bos,saat saya ingin keluar dari dalam, tiba-tiba saja Nyonya Bos menelpon saya menanyakan kabar keberadaan anda saat ini." jawab Reno jujur.

" Beliau juga menitipkan pesan untuk anda supaya tidak lupa jalan pulang,begitu katanya."

Huft...Arif menghembuskan nafas nya dengan kasar,sang Mama ternyata tidak pernah lelah menunggu kepulangan nya.

Di dalam kamar Bila saat ini,wanita itu masih terjaga sambil bermain ponsel mengintip sejumlah akun yang sudah lama dia idolakan.

Padahal jam di dinding kamar mereka sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat 15 menit.tetapi tanda-tanda kepulangan suami nya masih belum juga nampak dari pantauan kaca mata nya.

" Sebenar nya mata aku ini sudah mengantuk sekali, tetapi aku tidak mungkin tidur begitu saja sementara suami aku belum jelas berada di mana saat ini? Apa dia pulang ke rumah istri pertama nya ya?" berbagai pikiran negatif mulai menghinggapi perasaan Bila saat ini.

Hati nya mendadak terasa ngilu kala mengingat ternyata diri nya hanya lah istri kedua dari pria yang dia tunggu kepulangan nya.

Ketika Bila hendak masuk ke dalam kamar mandi, tiba-tiba saja terdengar suara pantulan sepatu pantofel yang semakin lama semakin dekat dengan kamar mereka.

" Apa itu Mas Arif?" gumam Bila berdiri di depan pintu kamar mandi,acara buang hajat nya dia tunda demi menuntaskan rasa kepo yang sudah terlanjur menyerang batin nya.

Ceklek..

Gagang pintu di buka oleh pemilik bunyi suara sepatu itu, dan nampak lah wajah lelah Arif masuk ke dalam kamar mereka.

" Alhamdulillah ternyata benar Mas Arif, tetapi dari tadi aku tidak mendengar suara mobil berhenti di bawah? " gumam Bila masih betah berdiri di tempat nya.

Memang benar tidak ada suara mesin mobil yang terdengar dari lantai bawah,karena Reno mengantar Arif hanya sampai di depan pintu gerbang saja,maka nya Bila tidak bisa mendengar suara deruan mobil nya berhenti.

"Mas,kamu sudah pulang?" tanya Bila berbasa-basi.sejujur nya dia pun bingung untuk membuka obrolan dengan pria dingin yang sudah berstatus sah sebagai suami nya.

" Hmm." jawab Arif dingin.

" Biar aku siapkan dulu air untuk kamu mandi." ucap Bila berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Sambil menuntaskan hajat nya yang tertunda,Bila mulai mengisi air ke dalam bathtub supaya bisa di gunakan oleh suami nya.

" Air nya sudah siap Mas,jangan terlalu berendam nya karena tidak baik untuk kesehatan." ucap Bila penuh perhatian.

" Hmm." lagi-lagi Arif hanya membalas dengan deheman nya.

" Hamhem hamhem saja dari tadi,apa dia sudah tidak bisa berbicara lagi ya? Apa susah nya sih mengucapkan kata iya atau pun tidak." gerutu Bila kesal.

Bila memunguti pakaian Arif yang berserakan di lantai kamar mereka berikut dengan tas kerja nya.sambil menunggu Arif mandi, Bila langsung masuk ke dalam ruangan tempat menyimpan baju mereka,satu stel piyama berwarna hitam dia siap kan untuk di pakai suami nya malam ini.

" Ini punya siapa?" tanya Arif ketika keluar kamar mandi dan mendapati sebuah kotak bermotif emas berada di meja nakas mereka.

" Punya aku Mas,di kasih sama Mama tadi siang." jawab Bila ramah.

Arif mengangguk kan kepala nya,handuk yang melilit di pinggang nya di tarik begitu saja hingga nampak lah junior nya yang sedang bersembunyi akibat cuaca yang terlalu dingin.

Baru saja sang junior nya keluar,kini sudah terlihat menegang mirip seekor belut.wajah ayu Bila mampu membangunkan belut jinak yang sedang tertidur itu.

Bila yang menyadari jika suami nya sedang dalam keadaan polos, memilih menunduk kan pandangan mata nya.rasa nya dia masih tidak rela mata suci nya di nodai oleh hal- hal yang dia anggap belum pantas bagi dirinya.

" Kenapa kamu terus melihat ke arah lantai ? " tanya Arif dengan senyuman nakal nya.

Menggoda Bila seperti nya cukup menghibur diri nya yang sedang lelah saat ini.

" Tidak papa." jawab Bila greget.

Jelas-jelas dia tentu sudah mengetahui alasan kenapa Bila menunjukkan kepalanya, tetapi masih saja bertanya dengan polos nya.

Bila di buat geram sendiri melihat tingkah suami nya yang sesuka hati nya saja.

" Apa kamu masih betah menunduk seperti itu? Angkat wajah kamu sekarang juga!"

Bila yang merasa tersudut kan memilih tetap menunduk kan pandangan nya ketimbang mengikuti perintah suami nya.

" Hey..Apa kamu tidak mendengar kan perintah yang aku ucap kan?" tanya Arif lagi.

Namun lagi-lagi Bila masih tetap pada posisi nya.

" Nabila AZ- Zahra! Jangan salah kan aku jika terjadi sesuatu kepada kamu malam ini juga." ancam Arif terdengar menakutkan.

" Mati aku." gumam Bila dengan mata terpejam dan perlahan dia buka sambil mengangkat wajah nya.

Blas...

Ancaman yang baru saja keluar dari mulut Arif ternyata langsung di bayar tunai detik itu juga.

Jangan lupa Like.Vote dan Komen.

Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.

Terimakasih semua nya 🥰😍😍😍

Terpopuler

Comments

Sonya Noya Sonya

Sonya Noya Sonya

dag Dig dug deeerrrr

2023-09-20

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

hadeh bikin spot jantung yah Bil😅

2023-09-19

1

Yani

Yani

Diapain tu Bila 🤔

2023-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Ancaman
3 Awal mula
4 Pernikahan
5 Kamar pengantin
6 Istri pertama
7 Istri kedua
8 Fakta yang menyakitkan
9 Terluka
10 Hampir saja
11 Perkara ponsel
12 Ciuman pertama
13 Balada kompor listrik
14 Semut Besar
15 Tanggung jawab sebagai suami
16 Nenek Lampir Beraksi
17 Amarah Arif
18 Kesedihan Nabila
19 Efek kamera
20 Belut jinak
21 Bermain solo
22 Naima mengamuk
23 Dunia Malam Naima
24 Nona muda
25 Nutrisi pagi
26 Naima kembali berulah
27 Adu mulut
28 Kejujuran Reno
29 Kejujuran Mertua
30 Ikut Arisan
31 Sesakit inikah rasanya berbagi
32 Arif datang
33 Talak
34 Menyelesaikan masalah
35 Menyelesaikan masalah 2
36 Kembali pulang
37 Pengakuan Arif
38 Teka-teki perasaan Arif
39 Bermain solo
40 Malapetaka Naima
41 Lelaki Tua
42 Telat Bangun
43 Nabila AZ-zahra
44 Naura Vs Naima
45 Awal penderitaan Naima
46 Rahasia Pak Rizal
47 Sisi manja Arif
48 Gedoran pintu
49 Bisa panas ular Piton
50 Sisi gelap Arif
51 Dinner romantis
52 Menginap di Hotel suami
53 Naima mengetahui keberadaan Bila
54 Rahasia besar Pak Rizal
55 Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56 Hari pertama
57 Keusilan Arif
58 Skandal Naima
59 Pemanasan
60 Candu berat
61 Perkara sakit atau nggak.
62 Mengulang kembali
63 Gigit -gigitan
64 Kampung sakti
65 Nabila Terluka
66 Firasat buruk
67 Pulang ke rumah
68 Hari buruk Naima
69 Arif tertuduh
70 Naima tersiksa
71 Perhatian Arif
72 Bergadang
73 Ancaman Reno
74 Kesiangan lagi
75 Malu-malu meong
76 Berkunjung ke kantor suami.
77 Tuan posesif
78 Naima kepergok
79 Tuan muda cemburu
80 Naik ojol
81 Balasan Mama Yolan
82 Salah paham
83 Drama pagi
84 Gagal bercocok tanam
85 Bucin Vs mesum
86 Ulah sekretaris nakal
87 Menemui Obat Penawar nya
88 Perubahan sikap
89 Ronde berikutnya
90 Dilema Reno
91 Bila Kelelahan
92 Sebuah petunjuk
93 Menanti sebuah hasil
94 Pembalasan yang setimpal
95 Dua hama penganggu
96 Gagal total
97 Menangis haru
98 Antara Posesif dan juga Protektif
99 Berita kematian Naima
100 Mendadak insaf
101 Wangi tubuh suami
102 Kepulangan Seno
103 Arif Vs Seno
104 Rencana balas dendam Seno
105 Mencari Cimol enak
106 Kebaikan hati kakak beradik
107 Cimol dingin
108 Pengantar tidur
109 Kondisi Naura memburuk
110 Shopping online
111 Reno kepergok aneh-aneh
112 Kedatangan Bibi Siti
113 Gaun tipis
114 Menuju Rumah Sakit
115 Baby Boy
116 Ahmad Ghafi Hidayat
117 Saingan
118 Syukuran kelahiran Baby Boy
119 pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Perjodohan
2
Ancaman
3
Awal mula
4
Pernikahan
5
Kamar pengantin
6
Istri pertama
7
Istri kedua
8
Fakta yang menyakitkan
9
Terluka
10
Hampir saja
11
Perkara ponsel
12
Ciuman pertama
13
Balada kompor listrik
14
Semut Besar
15
Tanggung jawab sebagai suami
16
Nenek Lampir Beraksi
17
Amarah Arif
18
Kesedihan Nabila
19
Efek kamera
20
Belut jinak
21
Bermain solo
22
Naima mengamuk
23
Dunia Malam Naima
24
Nona muda
25
Nutrisi pagi
26
Naima kembali berulah
27
Adu mulut
28
Kejujuran Reno
29
Kejujuran Mertua
30
Ikut Arisan
31
Sesakit inikah rasanya berbagi
32
Arif datang
33
Talak
34
Menyelesaikan masalah
35
Menyelesaikan masalah 2
36
Kembali pulang
37
Pengakuan Arif
38
Teka-teki perasaan Arif
39
Bermain solo
40
Malapetaka Naima
41
Lelaki Tua
42
Telat Bangun
43
Nabila AZ-zahra
44
Naura Vs Naima
45
Awal penderitaan Naima
46
Rahasia Pak Rizal
47
Sisi manja Arif
48
Gedoran pintu
49
Bisa panas ular Piton
50
Sisi gelap Arif
51
Dinner romantis
52
Menginap di Hotel suami
53
Naima mengetahui keberadaan Bila
54
Rahasia besar Pak Rizal
55
Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56
Hari pertama
57
Keusilan Arif
58
Skandal Naima
59
Pemanasan
60
Candu berat
61
Perkara sakit atau nggak.
62
Mengulang kembali
63
Gigit -gigitan
64
Kampung sakti
65
Nabila Terluka
66
Firasat buruk
67
Pulang ke rumah
68
Hari buruk Naima
69
Arif tertuduh
70
Naima tersiksa
71
Perhatian Arif
72
Bergadang
73
Ancaman Reno
74
Kesiangan lagi
75
Malu-malu meong
76
Berkunjung ke kantor suami.
77
Tuan posesif
78
Naima kepergok
79
Tuan muda cemburu
80
Naik ojol
81
Balasan Mama Yolan
82
Salah paham
83
Drama pagi
84
Gagal bercocok tanam
85
Bucin Vs mesum
86
Ulah sekretaris nakal
87
Menemui Obat Penawar nya
88
Perubahan sikap
89
Ronde berikutnya
90
Dilema Reno
91
Bila Kelelahan
92
Sebuah petunjuk
93
Menanti sebuah hasil
94
Pembalasan yang setimpal
95
Dua hama penganggu
96
Gagal total
97
Menangis haru
98
Antara Posesif dan juga Protektif
99
Berita kematian Naima
100
Mendadak insaf
101
Wangi tubuh suami
102
Kepulangan Seno
103
Arif Vs Seno
104
Rencana balas dendam Seno
105
Mencari Cimol enak
106
Kebaikan hati kakak beradik
107
Cimol dingin
108
Pengantar tidur
109
Kondisi Naura memburuk
110
Shopping online
111
Reno kepergok aneh-aneh
112
Kedatangan Bibi Siti
113
Gaun tipis
114
Menuju Rumah Sakit
115
Baby Boy
116
Ahmad Ghafi Hidayat
117
Saingan
118
Syukuran kelahiran Baby Boy
119
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!