Kesedihan Nabila

" Lepasin aku! Aku masih bisa berjalan sendiri." bentak Naima kepada Reno yang sedang memegang tangan nya.

" Oke, jika bukan karena perintah Bos,saya pun tidak sudi untuk menyentuh kulit anda Nona." balas Reno lebih tajam lagi.

" Awas saja kamu,tidak lama lagi kamu akan kehilangan pekerjaan ini,tidak akan ada lagi orang yang bisa menyelamatkan kamu." ancam Naima sinis.

" Kita lihat nanti." jawab Reno sambil mengangkat bahu nya.

" Dasar benalu!" teriak Naima lagi di depan wajah Reno.

Melihat tingkah Naima yang semakin di luar batas kewajaran,Reno memutuskan menyeret paksa wanita nakal itu keluar dari ruangan Bos nya.

" Silahkan pulang ke rumah anda Nona,mungkin saja brondong selingkuhan yang anda pelihara selama ini sedang menunggu kedatangan anda di rumah." sindir Reno pedas yang sukses membuat mulut Naima yang ingin berteriak menjadi bungkam tanpa perlawanan.

" Kenapa dia bisa tahu tentang brondong ya? Apa mungkin Arif juga sudah mengetahui nya? " gumam Naima dalam hati nya.

Reno tersenyum devil melihat Naima yang sedang mati kutu tak bergeming dari posisi nya.

" Tidak perlu takut seperti itu! Tunggu saja tanggal kemiskinan anda Nona." ucap Reno lalu pergi begitu saja meninggalkan Naima yang masih betah berdiri di depan ruangan Arif.

" Tidak!Ini tidak benar,mereka tidak mungkin mengetahui apa yang aku lakukan selama ini! Ini tidak boleh terjadi." teriak histeris Naima di lantai paling atas itu,dimana hanya ada tiga ruangan di lantai ini.karyawan lain nya tidak akan ada yang berani datang tanpa persetujuan dari Asisten Reno ataupun Naura.

Mulut Naima tidak berhenti mengumpat kesal.Naura yang kebetulan ingin mengambil berkas yang tertinggal di lantai 10 itu tersenyum mengejek melihat nenek lampir nya sedang kesal karena di usir pulang oleh suami tersayang nya.

" Bye..Bye nenek lampir, selamat menangis atas penderitaan yang belum seberapa ini." gumam Naura pelan.

" Kenapa anda masih di sini Nona?" tanya Naura dengan nada lembut tetapi penuh penekanan.

Pertanyaan yang keluar dari mulut Naura sukses membuat Naima semakin meradang.

" Kamu bisa diam ngga sih! Jangan ikut campur dalam masalah aku,kamu hanya seorang kacung di perusahaan Su-a-mi aku.Paham!" bentak Naima dengan wajah jengkel nya.

" Dan satu lagi, suka-suka hati aku mau berada di mana pun,dan itu bukan urusan kamu!" geram Naima langsung masuk ke dalam lift menuju ke mobil nya.

" Hahahaha."

Naura tertawa puas melihat wajah tersiksa dari Nona sombong nya.

" Dasar tidak tau malu." umpat nya.

Naima sudah masuk ke dalam mobil mewah nya hasil pemberian Arif saat ulang tahun nya beberapa bulan yang lalu.

Mobil berwarna merah menyala itu melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan parkiran Perusahaan suami nya.

Di kediaman orang tua Arif,Bila tengah bersiap- siap melepas kepulangan Bibi nya, beberapa macam jenis kue sudah tersaji ke dalam sebuah kotak makanan,kue bolu dengan sejuta rasa Bila persembahkan sebagai bentuk kasih sayang nya kepada Bibi yang sudah begitu tulus membesarkan nya,lalu mengantar kan dia hingga sampai ke sebuah pernikahan.

" Bibi jika terjadi sesuatu sama Bibi di sana, langsung kabari Bila segera mungkin ya Bi."ucap Bila ketika mereka sedang duduk menunggu perputaran arah jarum jam.

" Iya Nak,kamu tenang saja, seperti yang pernah Bibi katakan jika Bibi tidak tinggal seorang diri di rumah itu,ada seorang wanita paruh baya yang di pilih mertua kamu untuk menemani Bibi di masa tua Bibi."

" Bila janji akan sering mengunjungi Bibi ." ucap Bila dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

" Jangan terlalu di paksa kan jika suami kamu masih sibuk, kedatangan kamu akan selalu Bibi tunggu."

Bila dan Bi Siti berpelukan sambil menangis sesenggukan. siang ini adalah perpisahan terberat Bila dengan sosok pengganti orang tua nya.wanita paruh baya yang rela mengorbankan segala nya demi bisa membesar kan dia hingga sampai di umur sekarang.

" Terimakasih Bibi sudah membesar kan Bila hingga Bila lulus sekolah dan menikah Bi."ucap Bila di sela sesenggukan nya.

" Kamu tidak perlu berterima kasih Nak,sudah menjadi tugas Bibi merawat dan membesarkan kamu."

" Jagalah kehormatan kamu sebagai seorang istri,jangan cepat mengeluh dengan hambatan yang kamu temui di depan kelak,doa Bibi selalu merestui kamu Nak."

Bila hanya mampu mengangguk kan kepala nya,mulut nya sudah tidak sanggup untuk berkata apa-apa lagi.

Ini moment kedua kali nya Bila harus berpisah dengan orang yang paling berharga dalam hidup nya.

Dulu kedua orang tua nya pergi meninggalkan dia untuk selamanya,dan sekarang Bibi Siti ibu kedua bagi Bila pergi meninggalkan dia untuk melanjutkan kehidupan baru nya.

"Izin kan Bila ikut Bibi,satu hari saja." permohonan Bila terdengar begitu sedih, tetapi Bibi harus bersikap lebih tegas lagi kepada putri nya.

" Tidak bisa Nak, tempat kamu adalah di sini,di mana pun suami kamu berada maka di sana juga lah kamu berada.kamu masih bisa datang di hari esok ke rumah kita."

" Iya Bi." jawab Bila pasrah.

Waktu yang paling ingin Bila ingkari akhir nya datang juga,air mata Bila semakin tumpah ruah membasahi pipi mulus nya.

" Ingat pesan Bibi,jaga diri kamu baik-baik Nak." nasehat Bibi sebelum masuk ke dalam mobil mewah.

" Iya Bi." jawab Bila sendu yang sebenarnya masih tidak rela melepas kepergian Bibi nya,namun dia juga tidak bisa egois karena status nya sekarang sudah berubah menjadi istri orang.

" Bu besan,saya pamit ya! Terimakasih atas semua kebaikan yang sudah Ibu besan berikan kepada kami,titip Nabila ya Bu."

" Kita ini keluarga Bi,jangan berterima kasih seperti itu,Nabila sudah saya anggap seperti putri saya sendiri dan Bibi tidak perlu risaukan masalah ini." ucap Ibu Yolan sambil tersenyum.

Ketiga wanita yang berbeda usia sedang saling berpelukan melepas kan setiap rasa yang ada.

Tangis haru terdengar dari mulut ketiga wanita itu.

" Assalamualaikum." salam terucap dari Bibi Siti sambil menutup kaca mobil yang beliau tumpangi.

" Wa alaikum salam." jawab Bila dan Ibu Yolan secara bersamaan.

Mobil Rolls-Royce keluaran terbaru yang membawa Bibi Siti perlahan meninggalkan kediaman keluarga Ahmad.

" Mari kita masuk ke dalam sayang." ajak Ibu Yolan kepada Bila yang terlihat masih betah menatap kepergian Bibi nya.Bl

Bila mengangguk.

" Iya Ma."

Di perusahaan Ahmad Company Arif sedang di sibukkan dengan jadwal meeting yang sangat padat,bahkan hingga pukul 1 siang hari dia sama sekali belum menyentuh nasi sebagai pengganjal perut nya.

" Bos, bagaimana kalau kita mampir sebentar untuk makan siang, Bos 'kan belum makan siang." ucap Reno.

" Tidak perlu,kita sudah terlambat. aku makan siang nanti setelah meeting saja." jawab Arif.

Sejujur nya perut Arif juga sudah terasa sangat perih,namun karena waktu yang dia miliki sudah tidak banyak lagi membuat dia menunda dulu kepentingan nya, datang tepat waktu adalah motto hidup Arif dalam dunia bisnis.

Langkah kaki Arif harus terhenti ketika bunyi ponsel di saku celana nya terdengar berdering.

" Iya Ma." ucap Arif ketika mengetahui jika orang yang menelpon nya ternyata sang Mama,masih ada waktu 5 menit lagi sebelum jadwal meeting nya di mulai.

Jangan lupa Like.Vote dan Berikan Hadiah sebanyak mungkin ya guys.

Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.

Dan jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.

Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.

Mampir juga di Novel saya yang lain ya.

" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."

" Terhalang Restu Orang Tua."

Terimakasih semua nya 😍🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Aq

2023-10-20

1

Andi Fitri

Andi Fitri

naima ga ada otak klu mau bersenang2 sama suami sah aja ini suami di porotin demi kepuasan nafsu bejat tunggu kebusukan mu terungkap kmu akan jdi gembel..

2023-09-23

3

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

nyuruh apa yah mamanya Arif,,,

2023-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Ancaman
3 Awal mula
4 Pernikahan
5 Kamar pengantin
6 Istri pertama
7 Istri kedua
8 Fakta yang menyakitkan
9 Terluka
10 Hampir saja
11 Perkara ponsel
12 Ciuman pertama
13 Balada kompor listrik
14 Semut Besar
15 Tanggung jawab sebagai suami
16 Nenek Lampir Beraksi
17 Amarah Arif
18 Kesedihan Nabila
19 Efek kamera
20 Belut jinak
21 Bermain solo
22 Naima mengamuk
23 Dunia Malam Naima
24 Nona muda
25 Nutrisi pagi
26 Naima kembali berulah
27 Adu mulut
28 Kejujuran Reno
29 Kejujuran Mertua
30 Ikut Arisan
31 Sesakit inikah rasanya berbagi
32 Arif datang
33 Talak
34 Menyelesaikan masalah
35 Menyelesaikan masalah 2
36 Kembali pulang
37 Pengakuan Arif
38 Teka-teki perasaan Arif
39 Bermain solo
40 Malapetaka Naima
41 Lelaki Tua
42 Telat Bangun
43 Nabila AZ-zahra
44 Naura Vs Naima
45 Awal penderitaan Naima
46 Rahasia Pak Rizal
47 Sisi manja Arif
48 Gedoran pintu
49 Bisa panas ular Piton
50 Sisi gelap Arif
51 Dinner romantis
52 Menginap di Hotel suami
53 Naima mengetahui keberadaan Bila
54 Rahasia besar Pak Rizal
55 Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56 Hari pertama
57 Keusilan Arif
58 Skandal Naima
59 Pemanasan
60 Candu berat
61 Perkara sakit atau nggak.
62 Mengulang kembali
63 Gigit -gigitan
64 Kampung sakti
65 Nabila Terluka
66 Firasat buruk
67 Pulang ke rumah
68 Hari buruk Naima
69 Arif tertuduh
70 Naima tersiksa
71 Perhatian Arif
72 Bergadang
73 Ancaman Reno
74 Kesiangan lagi
75 Malu-malu meong
76 Berkunjung ke kantor suami.
77 Tuan posesif
78 Naima kepergok
79 Tuan muda cemburu
80 Naik ojol
81 Balasan Mama Yolan
82 Salah paham
83 Drama pagi
84 Gagal bercocok tanam
85 Bucin Vs mesum
86 Ulah sekretaris nakal
87 Menemui Obat Penawar nya
88 Perubahan sikap
89 Ronde berikutnya
90 Dilema Reno
91 Bila Kelelahan
92 Sebuah petunjuk
93 Menanti sebuah hasil
94 Pembalasan yang setimpal
95 Dua hama penganggu
96 Gagal total
97 Menangis haru
98 Antara Posesif dan juga Protektif
99 Berita kematian Naima
100 Mendadak insaf
101 Wangi tubuh suami
102 Kepulangan Seno
103 Arif Vs Seno
104 Rencana balas dendam Seno
105 Mencari Cimol enak
106 Kebaikan hati kakak beradik
107 Cimol dingin
108 Pengantar tidur
109 Kondisi Naura memburuk
110 Shopping online
111 Reno kepergok aneh-aneh
112 Kedatangan Bibi Siti
113 Gaun tipis
114 Menuju Rumah Sakit
115 Baby Boy
116 Ahmad Ghafi Hidayat
117 Saingan
118 Syukuran kelahiran Baby Boy
119 pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Perjodohan
2
Ancaman
3
Awal mula
4
Pernikahan
5
Kamar pengantin
6
Istri pertama
7
Istri kedua
8
Fakta yang menyakitkan
9
Terluka
10
Hampir saja
11
Perkara ponsel
12
Ciuman pertama
13
Balada kompor listrik
14
Semut Besar
15
Tanggung jawab sebagai suami
16
Nenek Lampir Beraksi
17
Amarah Arif
18
Kesedihan Nabila
19
Efek kamera
20
Belut jinak
21
Bermain solo
22
Naima mengamuk
23
Dunia Malam Naima
24
Nona muda
25
Nutrisi pagi
26
Naima kembali berulah
27
Adu mulut
28
Kejujuran Reno
29
Kejujuran Mertua
30
Ikut Arisan
31
Sesakit inikah rasanya berbagi
32
Arif datang
33
Talak
34
Menyelesaikan masalah
35
Menyelesaikan masalah 2
36
Kembali pulang
37
Pengakuan Arif
38
Teka-teki perasaan Arif
39
Bermain solo
40
Malapetaka Naima
41
Lelaki Tua
42
Telat Bangun
43
Nabila AZ-zahra
44
Naura Vs Naima
45
Awal penderitaan Naima
46
Rahasia Pak Rizal
47
Sisi manja Arif
48
Gedoran pintu
49
Bisa panas ular Piton
50
Sisi gelap Arif
51
Dinner romantis
52
Menginap di Hotel suami
53
Naima mengetahui keberadaan Bila
54
Rahasia besar Pak Rizal
55
Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56
Hari pertama
57
Keusilan Arif
58
Skandal Naima
59
Pemanasan
60
Candu berat
61
Perkara sakit atau nggak.
62
Mengulang kembali
63
Gigit -gigitan
64
Kampung sakti
65
Nabila Terluka
66
Firasat buruk
67
Pulang ke rumah
68
Hari buruk Naima
69
Arif tertuduh
70
Naima tersiksa
71
Perhatian Arif
72
Bergadang
73
Ancaman Reno
74
Kesiangan lagi
75
Malu-malu meong
76
Berkunjung ke kantor suami.
77
Tuan posesif
78
Naima kepergok
79
Tuan muda cemburu
80
Naik ojol
81
Balasan Mama Yolan
82
Salah paham
83
Drama pagi
84
Gagal bercocok tanam
85
Bucin Vs mesum
86
Ulah sekretaris nakal
87
Menemui Obat Penawar nya
88
Perubahan sikap
89
Ronde berikutnya
90
Dilema Reno
91
Bila Kelelahan
92
Sebuah petunjuk
93
Menanti sebuah hasil
94
Pembalasan yang setimpal
95
Dua hama penganggu
96
Gagal total
97
Menangis haru
98
Antara Posesif dan juga Protektif
99
Berita kematian Naima
100
Mendadak insaf
101
Wangi tubuh suami
102
Kepulangan Seno
103
Arif Vs Seno
104
Rencana balas dendam Seno
105
Mencari Cimol enak
106
Kebaikan hati kakak beradik
107
Cimol dingin
108
Pengantar tidur
109
Kondisi Naura memburuk
110
Shopping online
111
Reno kepergok aneh-aneh
112
Kedatangan Bibi Siti
113
Gaun tipis
114
Menuju Rumah Sakit
115
Baby Boy
116
Ahmad Ghafi Hidayat
117
Saingan
118
Syukuran kelahiran Baby Boy
119
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!