Malam kini sudah berganti menjadi pagi,cuaca hari ini terlihat begitu gelap dan mencekam,bahkan sejak pukul 04.00 pagi tadi hujan turun begitu lebat nya,seakan bumi begitu paham dengan suasana hati Bila pagi ini.
Di kediaman Ahmad sudah di sulap menjadi gedung pernikahan,tidak terlalu sulit bagi tim dekorasi karena luas nya rumah keluarga Ahmad membuat pekerjaan mereka begitu cepat dan mudah tanpa menemui kendala.
Atas permintaan Arif,acara pernikahan kedua nya di laksanakan secara tertutup tanpa banyak tamu undangan yang hadir dan tentunya juga tanpa kehadiran para wartawan yang siap meliput acara yang sebentar lagi akan berlangsung.
Pernikahan pertama nya yang juga di selenggarakan cukup sederhana karena tanpa restu dan kehadiran kedua orang tua nya, Membuat dia berpikir dua kali untuk menyebarkan perihal pernikahan kedua nya.
Dia takut akan melukai perasaan istri nya yang begitu sangat dia cintai.
Mata Bila tidak berhenti menatap kagum bangunan mewah yang ada di depan nya.
Air liur nya bahkan menetes begitu saja menikmati luas nya hamparan gedung bagaikan sebuah negeri dongeng yang pernah dia baca.
" Kayak di dongeng- dongeng Cinderella deh." gumam Bila pelan namun masih terdengar oleh sang Bibi yang sudah terbiasa dengan suasana rumah besar ini.
Deras nya hujan yang turun mengguyur bumi tidak membuat mereka mundur dan datang terlambat menuju tempat acara.
" Menantu Mama sudah datang." Sahut Ibu Yolan ketika menyambut kedatangan menantu dan besan nya.
" Iya Nyonya." jawab Bibi Siti yang sudah mengenal sosok yang berada di depan nya, sedang kan Bila hanya mengangguk sambil menampilkan senyum termanis nya, dia belum mengenal sama sekali siapa yang sedang berdiri di hadapan nya ini.bahkan dengan semangat nya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu memeluk erat pinggang rampingnya.
" Jangan panggil Nyonya, kita itu besan sekarang." ucap Ibu Yolan sambil mengedipkan mata nya ke arah Bibi Siti.
" Ini calon mertua kamu Nak." ucap Bibi Siti yang mengerti raut wajah bingung dari sang putri.
Bila hanya bisa mengangguk, pernikahan dadakan ini membuat dia sama sekali tidak punya persiapan apapun,bahkan sampai pagi ini saja dia belum tau bagaimana wajah pria yang akan menjadi calon suami nya.
" Kamu cantik sekali sayang." ucap Ibu Yolan sambil mencium gemas pipi menantu kesayangan dan tentu pilihan nya sendiri.
" Terimakasih Tante." jawab Bila malu.
"Jangan Tante dong sayang, panggil Mama atau Mama Yolan saja." sahut calon mertua Bila tidak terima di panggil Tante oleh menantu nya.
" Iy-iya Mama." jawab Bila terbata-bata.
"Kita masuk yok, Mama kenalin sama Papa nya Arif." ajak Ibu Yolan sambil mengait kedua tangan wanita yang berbeda usia itu.
" Papa nya Arif?" gumam Bila bingung,namun dengan cepat dia mengenyahkan rasa bingung nya sebelum mati mendadak karena terlalu banyak pikiran.
"Papa!" seru Ibu Yolan ketika sudah sampai di dekat suami nya.
Orang yang merasa di panggil pun langsung memutar kepala nya sambil menaruh kembali cangkir kopi nya ke atas meja.
" Calon menantu Papa." ucap Papa Rizal tidak kalah heboh dari sang istri.
Bila yang sudah mengetahui siapa sosok pria paruh baya yang berada di hadapan nya langsung berjalan mendekat dan mencium lembut punggung tangan orang yang sebentar lagi menjadi mertua nya.
" Terimakasih kamu sudah mau menerima pernikahan ini." ucap Papa Rizal sambil mengelus kepala Bila yang tertutup oleh hijab instan nya.
Penampilan Bila yang simpel tetapi cukup menarik perhatian semua orang yang sedang berada di ruangan ini.kulit putih susu,badan tinggi bagaikan seorang model, lesung pipi yang terlihat begitu jelas menambah nilai plus pada diri Bila.
" Ayok Mama antar ke kamar kalian." ajak Ibu Yolan lagi.
Langkah kaki mereka berjalan secara berimbang tidak ada yang saling mendahului atau membelakangi,semua sama tanpa ada batasan yang terlalu mencolok.
Celotehan ketiga wanita ini terdengar begitu asyik di selingi dengan suara tawa yang begitu renyah.tidak mudah bergaul dengan Ibu Yolan yang notabene nya sedikit tertutup dari dunia luar dan bagi orang yang baru dia kenal, tetapi bersama Bila,dunia dan obrolan nya mencair begitu saja tanpa ada yang di buat-buat.
" Kamu lucu juga ya sayang." puji Ibu Yolan kepada Bila yang sudah duduk di meja rias.
Di dalam kamar itu sudah ada dua orang MUA yang akan membantu Bila merias diri nya.
Gaun yang akan di pakai oleh Bila sudah tergantung rapi di dekat lemari panjang terletak di ujung kamar itu.
" Nona ini sudah sangat cantik ,jadi tidak perlu banyak yang di pakaikan lagi." ucap salah satu MUA yang berdiri di depan Bila yang tidak berkedip memandang wajah baby face milik Bila,putih bersih tanpa ada noda membandel sedikit pun yang menempel di sana.
" Panggil Bila saja Mbak, terimakasih atas pujiannya." jawab Bila ramah.
Di kamar itu hanya tertinggal Bila bersama kedua sang MUA, sedang kan Mama mertua nya beserta Bibi Siti sudah keluar mengecek segala persiapan yang secara mendadak ini.
Wajah murung dari Bila,membuat kedua MUA itu bertanya-tanya.namun tidak ada yang berani mengutarakan nya secara langsung.
Hingga satu tetes air mata membasahi pipi mulus Bila,baru lah kedua MUA itu angkat suara.
" Mbak Bila kenapa? Hasil make up kami kurang memuaskan untuk Mbak?" tanya salah satu MUA yang kebingungan.
"Mbak.." mereka mengguncang bahu Bila yang terlihat bengong dengan tatapan kosong nya.
" Mbak Bila." panggil mereka sekali lagi.
"Eh iya." jawab Bila segan.
" Mbak kenapa?" tanya mereka lagi.
Bila yang tengah sibuk mengelap sisa air mata nya hanya bisa menggelengkan kepala,dia tidak mungkin berbicara jujur tentang permasalahan hidup nya, kepada orang yang baru dia kenal.
"Mbak Bila ngga suka sama hasil dandanan nya?" tanya salah satu MUA memastikan.
" N-nggak kok,hasil karya kalian sangat bagus,aku bersedih bukan karena masalah itu." sergah Bila cepat,tidak ingin kedua MUA itu merasa bersalah atas apa yang tidak mereka lakukan.
" Aku hanya rindu kepada kedua orang tua aku yang sudah pergi meninggalkan aku beberapa tahun yang lalu." jawab Bila asal,dia juga takut jika sang MUA membocorkan masalah ini kepada Mama mertua dan juga Bibi nya.
" Oh begitu, Mbak Bila yang sabar ya, saya juga yatim piatu, sejak masih kecil kedua orang tua saya pergi untuk selama nya karena penyakit serius yang mereka derita,waktu itu kami tidak memiliki biaya yang cukup untuk melakukan pengobatan terbaik,karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuh,akhir nya beliau berdua menghembuskan nafas terakhir secara bersamaan,jodoh mereka sehidup semati." jawab salah satu MUA yang memiliki cerita hidup yang sama seperti Bila.pikiran nya menerawang jauh kembali ke masa lalu.
Bila dan MUA yang satu nya pun ikut prihatin mendengar cerita pilu dari sahabat dadakan mereka, ternyata setiap orang memiliki masalah hidup nya sendiri- sendiri,tidak ada yang bebas begitu saja,pasti akan ada badai cobaan yang akan membuat kita lebih tangguh lagi.
" Aduh...Kenapa saya malah jadi curhat ya! Maaf ." ucap nya merasa tidak enak.
" Ngga apa-apa. ternyata cerita hidup kita hampir sama, tetapi dengan latar yang berbeda." sahut Bila.
" Wawww..".teriak seseorang dari depan pintu yang sukses mengagetkan ketiga orang itu yang sedang serius membuka sesi curhat.
Jangan lupa Like.Vote dan Berikan hadiah sebanyak mungkin ya guys.
Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.
Jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.
Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.
Terimakasih semua nya 😍🥰🥰🥰
Mampir juga di novel pertama aku ya teman-teman.
" Mahkota yang di renggut paksa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Mamah Kekey
semoga bila bahagia samawa yah bila dan Arif
2023-10-26
1
Asna Wati
semagat author
2023-10-24
1
Sugiharti Rusli
masih nyimak kelanjutannya
2023-09-18
0