Semut Besar

Arif mengangkat wajah nya melihat ke arah istri nya yang sedang berdiri di dekat pintu.

" Kamu sudah siap?" tanya Bila .

" Sudah." jawab Arif cuek.

" Kamu turun duluan saja,aku mau bersih-bersih dulu ." ucap Bila berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Arif yang tengah sibuk membenarkan posisi dasi nya mengabaikan saja perkataan Bila.

Hingga Bila keluar dari kamar mandi dia masih betah berdiri di depan meja rias,bukan untuk merias diri nya melainkan menunggu Bila sambil bermain ponsel nya.

" Kenapa ngga turun duluan aja Mas,nanti kamu telat." ucap Bila setelah mendapati suami nya masih berada di dalam kamar.

Handuk yang dia bawa tadi sengaja dia jadikan penutup kepala nya,karena jilbab yang dia pakai sudah basah oleh keringat nya saat memasak tadi.

Sedang kan tubuh nya hanya di tutupi oleh jubah mandi yang berukuran sedang yang hanya bisa menutupi sebatas paha nya saja.

" Kenapa dia selalu saja menutup rapat kepala nya?" gumam Arif yang terus saja menatap ke arah Bila yang berjalan di depan nya.

Deg...

Kulit putih bersih milik Bila mampu membuat sejuta gemuruh di dalam dada Arif, apalagi semua badannya tidak tertutup oleh kain akibat Bila yang tergesa-gesa.paha mulus nya mampu membuat kepala Arif berdenyut nyeri.

" Cantik." gumam nya pelan, untung saja tidak terdengar oleh Bila yang sudah masuk ke dalam ruangan pakaian mereka.

Arif langsung mengusap kasar wajah nya, berusaha menyadarkan diri nya dari hal bodoh yang dia lakukan.

" Aku kenapa sih, selalu saja seperti ini." gumam nya sambil geleng kepala.

5 menit Bila berada di dalam ruangan itu,dia keluar dengan menggunakan baju setelan plisket dengan celana cutbray nya yang terlihat pas di badan nya,di tambah lagi dengan jilbab hitam begitu senada dengan baju nya yang berwarna cokelat susu.

Semua perlengkapan Bila sudah di sediakan langsung oleh Mama mertua nya,mulai dari baju,celana ,gamis ,tas dan juga sepatu.Bila hanya tinggal datang saja ke rumah ini tanpa bersusah payah memindah kan barang nya lagi.

Mata Arif begitu takjub melihat pemandangan indah di depan nya,namun dia terlalu naif untuk mengakui nya secara jujur di hadapan istri nya.

Keras kepala nya terlalu mendominasi pikiran nya.

Wajah natural yang di miliki oleh Bila menambah kesan anggun pada diri nya,tidak perlu memakai make up serta bedak yang tebal.wajah putih berseri nya selalu memancarkan aura kecantikan yang alami dalam diri nya.

"Maaf sudah membuat Mas menunggu lama." ucap Bila beranjak dari kursi meja rias nya.

" Ngga masalah,ayok turun." ajak Arif sambil menggenggam kembali tangan Bila.

" Dia sungguh sangat berbeda dengan Naima,jika bersama Naima aku harus menunggu hingga berjam-jam untuk dia merias wajah nya, belum lagi memilih pakaian yang akan dia gunakan, perbedaan kedua nya begitu jelas terasa." batin Arif,sambil terus berjalan menuruni setiap anak tangga.

Pikiran nya tiba-tiba saja tertuju kepada Naima yang sejak semalam mengganggu bagaikan seorang hantu yang bergentayangan meminta di kirim kan uang jajan.

" Terserah dia saja lah." gumam nya sedikit terbawa emosi,tanpa sengaja dia meremas kuat jemari putih Bila yang berada di genggaman tangan nya.

" Aw..." teriak Bila cukup kuat.

Arif yang kaget mendengar teriakkan dari Bila langsung menatap tajam ke arah Bila.

" Lepasin." bentak Bila sambil mengayunkan tangan nya begitu kuat agar terlepas dari cengkraman tangan Arif.

" Maaf." ucap Arif terdengar biasa saja.

Rasa emosi yang melambung tinggi membuat dia lupa jika tangan Bila menjadi sasaran pelampiasan nya.

Bila memilih berjalan menuruni anak tangga dengan sendirinya,tanpa perduli dengan Arif yang masih tertinggal di belakang nya.

" Kamu kenapa teriak-teriak sayang?" tanya Ibu Yolan ketika melihat Bila sudah sampai di dekat mereka.

" Hmm..Tadi ada semut besar menggigit tangan Bila." jawab Bila asal.

" Semut besar? Dari mana dia datang?" tanya Bi Siti ikut bingung.

" Bila ngga tau juga Bi,nih tangan Bila sampai merah begini." jawab Bila lagi, tatapan mata nya melirik sengit ke arah Arif yang sudah ikut bergabung bersama mereka.

Arif yang merasa bersalah telah menyakiti Bila secara fisik, langsung menatap memohon ke arah Bila.seolah batin nya sedang berkata "Maaf" namun Bila memilih membuang pandangan nya ke arah lain.

Meskipun hati nya sedang kesal, tetapi Bila tetap melayani Arif seperti biasa nya, sebelum mengambil nasi untuk diri nya sendiri,dia terlebih dahulu mengisi piring Arif dengan nasi goreng beserta telor mata sapi yang sudah dia masak tadi berikut dengan air minum nya.

" Kenapa kamu begitu mudah nya bisa di bohongi oleh wanita nakal itu? Tidak bisakah kamu membedakan yang mana berlian dan pecahan kaca?" batin Pak Rizal dalam hati nya, tatapan mata nya tidak pernah terlepas dari Arif.

" Kenapa Papa menatap aku seperti itu?" gumam Arif dalam hati nya ketika menyadari tatapan mata tajam sang Papa tidak pernah lepas dari bayangan diri nya.

" Tangan Papa rasa nya sudah sangat gatal sekali ingin mengeluarkan seluruh bukti kelicikan istri kamu di luar sana, tetapi Papa masih cukup bersabar menunggu

waktu itu datang." gumam Pak Rizal lagi.

Kedua manusia itu tampak saling menatap dalam,namun tidak ada yang mengutarakan isi hati mereka secara langsung.

" Pa cobain deh,ini masakan menantu kita loh." ucap Ibu Yolan yang tanpa sengaja menyadarkan suami nya dari pikiran nya.

" Wah! Benarkah?" sahut Pak Rizal tidak Percaya.

Ternyata pilihan mereka tidak salah sedikit pun ketika memutuskan Bila lah yang akan menjadi pendamping hidup putra nya.bukan hanya cantik parasnya saja, tetapi hati nya jauh lebih cantik dari yang mereka duga.adab kesopanan nya jauh berbeda sekali dengan Naima.

" Beneran Pa,tadi Mama sudah makan satu sendok nasi goreng nya, ternyata rasa nya sangat luar biasa, masakan Mama saja kalah jauh dari Bila Pa."

Pak Rizal yang penasaran mendengar ucapan istri nya,mulai memasukkan sesendok nasi ke goreng ke dalam mulut nya.

" Ini sungguh luar biasa Ma,ini beneran masakan Bila?" ucap beliau lagi sambil terus mengunyah nasi goreng yang terasa begitu nikmatnya.

" Lah iya Pa, Mama aja sampai nagih makan nya,pasti Arif akan ketagihan memakan masakan Bila,dari pada wanita gila itu." sahut Ibu Yolan yang tanpa sadar membuka rahasia yang masih dia tutupi dari menantu nya.

Bila yang sudah mengetahui semua yang mereka sembunyikan dari diri nya,tidak merasa terkejut sedikit pun setelah mendengar ucapan mertua nya.berbeda dengan Pak Rizal,dan Bibi Siti yang cukup takut jika rahasia mereka terbongkar sebelum waktu nya datang.

Ibu Yolan yang sadar jika mulut nya keceplosan, langsung membekap mulut nya menghadap ke arah lain.

" Mama suka banget sama masakan kamu ini loh sayang." ucap Ibu Yolan lagi berusaha mengalihkan perhatian Bila .

" Terimakasih Ma,Bila masih tahap belajar kok."

" Tidak loh sayang, masakan kamu ini benar-benar enak,Papa saja mau nambah lagi ini." jawab Pak Rizal menimpali.

" Papa sama Mama bisa aja,Bila masih perlu belajar banyak lagi kok Ma,Pa." jawab Bila menunduk malu,sedangkan Arif dan Bibi Siti hanya diam menyimak pembicaraan yang terjadi di antara mereka bertiga.

" Aku sudah siap,aku berangkat ke kantor dulu." ucap Arif sambil berdiri dari kursi nya.

Bila yang juga sudah menyelesaikan sarapan nya langsung ikut berdiri untuk mengantar kepergian suami nya.

Jangan lupa Like.Vote dan Berikan hadiah sebanyak mungkin ya guys.

Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.

Dan jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.

Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.

Jangan lupa mampir juga ke Novel karya pertama saya ya.

" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."

Terimakasih semua nya.🥰😍🥰😍

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

lha mantunya uda tahu juga kalo dia isyri k-2 pak🤪

2023-09-19

2

Yani

Yani

Cinta Arip sama Naima cinta buta

2023-06-27

2

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Ancaman
3 Awal mula
4 Pernikahan
5 Kamar pengantin
6 Istri pertama
7 Istri kedua
8 Fakta yang menyakitkan
9 Terluka
10 Hampir saja
11 Perkara ponsel
12 Ciuman pertama
13 Balada kompor listrik
14 Semut Besar
15 Tanggung jawab sebagai suami
16 Nenek Lampir Beraksi
17 Amarah Arif
18 Kesedihan Nabila
19 Efek kamera
20 Belut jinak
21 Bermain solo
22 Naima mengamuk
23 Dunia Malam Naima
24 Nona muda
25 Nutrisi pagi
26 Naima kembali berulah
27 Adu mulut
28 Kejujuran Reno
29 Kejujuran Mertua
30 Ikut Arisan
31 Sesakit inikah rasanya berbagi
32 Arif datang
33 Talak
34 Menyelesaikan masalah
35 Menyelesaikan masalah 2
36 Kembali pulang
37 Pengakuan Arif
38 Teka-teki perasaan Arif
39 Bermain solo
40 Malapetaka Naima
41 Lelaki Tua
42 Telat Bangun
43 Nabila AZ-zahra
44 Naura Vs Naima
45 Awal penderitaan Naima
46 Rahasia Pak Rizal
47 Sisi manja Arif
48 Gedoran pintu
49 Bisa panas ular Piton
50 Sisi gelap Arif
51 Dinner romantis
52 Menginap di Hotel suami
53 Naima mengetahui keberadaan Bila
54 Rahasia besar Pak Rizal
55 Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56 Hari pertama
57 Keusilan Arif
58 Skandal Naima
59 Pemanasan
60 Candu berat
61 Perkara sakit atau nggak.
62 Mengulang kembali
63 Gigit -gigitan
64 Kampung sakti
65 Nabila Terluka
66 Firasat buruk
67 Pulang ke rumah
68 Hari buruk Naima
69 Arif tertuduh
70 Naima tersiksa
71 Perhatian Arif
72 Bergadang
73 Ancaman Reno
74 Kesiangan lagi
75 Malu-malu meong
76 Berkunjung ke kantor suami.
77 Tuan posesif
78 Naima kepergok
79 Tuan muda cemburu
80 Naik ojol
81 Balasan Mama Yolan
82 Salah paham
83 Drama pagi
84 Gagal bercocok tanam
85 Bucin Vs mesum
86 Ulah sekretaris nakal
87 Menemui Obat Penawar nya
88 Perubahan sikap
89 Ronde berikutnya
90 Dilema Reno
91 Bila Kelelahan
92 Sebuah petunjuk
93 Menanti sebuah hasil
94 Pembalasan yang setimpal
95 Dua hama penganggu
96 Gagal total
97 Menangis haru
98 Antara Posesif dan juga Protektif
99 Berita kematian Naima
100 Mendadak insaf
101 Wangi tubuh suami
102 Kepulangan Seno
103 Arif Vs Seno
104 Rencana balas dendam Seno
105 Mencari Cimol enak
106 Kebaikan hati kakak beradik
107 Cimol dingin
108 Pengantar tidur
109 Kondisi Naura memburuk
110 Shopping online
111 Reno kepergok aneh-aneh
112 Kedatangan Bibi Siti
113 Gaun tipis
114 Menuju Rumah Sakit
115 Baby Boy
116 Ahmad Ghafi Hidayat
117 Saingan
118 Syukuran kelahiran Baby Boy
119 pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Perjodohan
2
Ancaman
3
Awal mula
4
Pernikahan
5
Kamar pengantin
6
Istri pertama
7
Istri kedua
8
Fakta yang menyakitkan
9
Terluka
10
Hampir saja
11
Perkara ponsel
12
Ciuman pertama
13
Balada kompor listrik
14
Semut Besar
15
Tanggung jawab sebagai suami
16
Nenek Lampir Beraksi
17
Amarah Arif
18
Kesedihan Nabila
19
Efek kamera
20
Belut jinak
21
Bermain solo
22
Naima mengamuk
23
Dunia Malam Naima
24
Nona muda
25
Nutrisi pagi
26
Naima kembali berulah
27
Adu mulut
28
Kejujuran Reno
29
Kejujuran Mertua
30
Ikut Arisan
31
Sesakit inikah rasanya berbagi
32
Arif datang
33
Talak
34
Menyelesaikan masalah
35
Menyelesaikan masalah 2
36
Kembali pulang
37
Pengakuan Arif
38
Teka-teki perasaan Arif
39
Bermain solo
40
Malapetaka Naima
41
Lelaki Tua
42
Telat Bangun
43
Nabila AZ-zahra
44
Naura Vs Naima
45
Awal penderitaan Naima
46
Rahasia Pak Rizal
47
Sisi manja Arif
48
Gedoran pintu
49
Bisa panas ular Piton
50
Sisi gelap Arif
51
Dinner romantis
52
Menginap di Hotel suami
53
Naima mengetahui keberadaan Bila
54
Rahasia besar Pak Rizal
55
Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56
Hari pertama
57
Keusilan Arif
58
Skandal Naima
59
Pemanasan
60
Candu berat
61
Perkara sakit atau nggak.
62
Mengulang kembali
63
Gigit -gigitan
64
Kampung sakti
65
Nabila Terluka
66
Firasat buruk
67
Pulang ke rumah
68
Hari buruk Naima
69
Arif tertuduh
70
Naima tersiksa
71
Perhatian Arif
72
Bergadang
73
Ancaman Reno
74
Kesiangan lagi
75
Malu-malu meong
76
Berkunjung ke kantor suami.
77
Tuan posesif
78
Naima kepergok
79
Tuan muda cemburu
80
Naik ojol
81
Balasan Mama Yolan
82
Salah paham
83
Drama pagi
84
Gagal bercocok tanam
85
Bucin Vs mesum
86
Ulah sekretaris nakal
87
Menemui Obat Penawar nya
88
Perubahan sikap
89
Ronde berikutnya
90
Dilema Reno
91
Bila Kelelahan
92
Sebuah petunjuk
93
Menanti sebuah hasil
94
Pembalasan yang setimpal
95
Dua hama penganggu
96
Gagal total
97
Menangis haru
98
Antara Posesif dan juga Protektif
99
Berita kematian Naima
100
Mendadak insaf
101
Wangi tubuh suami
102
Kepulangan Seno
103
Arif Vs Seno
104
Rencana balas dendam Seno
105
Mencari Cimol enak
106
Kebaikan hati kakak beradik
107
Cimol dingin
108
Pengantar tidur
109
Kondisi Naura memburuk
110
Shopping online
111
Reno kepergok aneh-aneh
112
Kedatangan Bibi Siti
113
Gaun tipis
114
Menuju Rumah Sakit
115
Baby Boy
116
Ahmad Ghafi Hidayat
117
Saingan
118
Syukuran kelahiran Baby Boy
119
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!