"Kita harus segera turun ke lantai bawah,semua orang sudah menunggu kedatangan kita untuk makan malam." ucap Arif dengan wajah datar nya, tatapan mata nya tidak menatap kepada Bila.
" Baiklah." jawab Bila mengerti. baru beberapa jam tinggal dan hidup bersama dengan pria yang berada di hadapan nya, membuat Bila sedikit demi sedikit mulai memahami bagaimana dingin nya sifat pria yang berstatus sebagai suami nya itu.
Setelah selesai membereskan perlengkapan sholat nya, Bila berdiri sejenak di depan cermin meja rias nya.
" Mata aku masih terlalu bengkak, bagaimana jika Bibi sama Mama Yolan curiga?" gerutu Bila dalam hati nya.
Arif yang sudah berdiri cukup lama di ujung pintu,hanya bisa menghela nafas berat nya karena melihat istri nya yang terlalu lama dalam bergerak.
" Aku olesi bedak saja! Biar tidak terlalu kelihatan." gumam Bila pelan.
Tangan nya mulai memainkan kuas di bagian wajah yang dia anggap perlu mendapatkan sentuhan manja nya, dia bahkan tidak memperdulikan tatapan tajam dari pria yang berada di dekat pintu itu.
" Bisa ngga sih kamu itu jangan lelet,kita sudah telat ini! Nungguin kamu sholat, nungguin kamu dandan!" akhirnya rasa kesal yang sejak tadi dia tahan, akhir nya di lampiaskan juga oleh Arif, terlebih lagi cacing di dalam perut nya sudah berdemo minta di isi.
" Kamu duluan saja,siapa juga yang meminta kamu berdiri di sana." jawab Bila cuek,dia yang sedang kebingungan menyamarkan bekas tangisan yang di perbuat oleh pria itu,malah seenak jidat nya pria ini memarahi diri nya hanya karena di anggap lelet.
Arif yang sudah terlanjur kesal, langsung berjalan mendekat ke arah Bila,tangan nya mencengkram kuat dagu Bila hingga menimbulkan jejak kemerahan di wajah kulit yang bersih dan mulus itu.
" Aw....Sa- kit." Bila merintih merasakan perih di bagian dagu nya,tubuh nya bergetar hebat mendapatkan perlakuan kasar dari pria yang menatapnya tajam saat ini.
" Jangan pernah membantah apa yang aku perintahkan! Jika bukan karena kedua orang tua aku,tidak mungkin aku mau menunggu kamu yang begitu lelet ini, buang-buang waktu saja." dagu Bila yang dia pegang di hempaskan begitu saja, amarah nya semakin membuncah ketika melihat Bila yang sudah kembali menangis.
" Jika bukan karena terpaksa, tempat kamu bukan lah di sini." imbuh nya lagi sambil menatap ke arah luar balkon kamar nya.
Hati Bila kembali tergores lebar,luka di jadikan istri kedua belum sepenuhnya kering,kini kata-kata hinaan mulai keluar menyerang diri nya yang tidak berdaya ini.
Tangisan Bila semakin pecah,perut yang sejak tadi pagi belum di isi oleh nasi,tidak merasa kan lapar sedikit pun.air mata kesedihan nya sudah mampu membuat perut nya kenyang seketika.
" Bersih kan air mata kamu sekarang juga,jika tidak ingin aku yang membersihkan nya." ucap Arif lebih galak lagi.
Bila yang sudah tidak berdaya mengangguk pasrah.jika dia keluar dengan wajah sembab nya,Bibi Siti pasti akan curiga kepada nya.namun wajah yang sudah terlanjur membengkak ini tidak bisa dia cegah hanya hitungan menit saja.Bila semakin di buat kebingungan.
Tangan mungil nya yang masih bergetar mulai memainkan kembali kuas bedak di wajah sembab nya.meskipun tidak bisa sepenuhnya tertutup rapi, setidaknya wajah nya masih terlihat enak untuk di pandang mata.
" Semoga saja Bibi dan Mama tidak curiga dengan wajah bengkak ini." gumam Bila penuh harap.
" Buruan!" ajak Arif ketika melihat Bila masih diam dengan lamunan nya.
Mendengar suara Arif yang kembali menggelegar nyaring,Bila langsung berdiri tanpa memastikan apakah semua wajah nya sudah tertutup rapi atau belum.
Kedua nya turun ke lantai bawah dengan tangan Bila yang berada di genggaman tangan Arif,bagi orang yang pertama kali melihat nya,mereka pasti akan berpikir yang baik-baik saja tentang kedua pasangan suami istri itu.
" Dia kenapa sih! Kadang baik begini,kadang sifat arogan nya kumat." gumam Bila dalam hati,ekor mata nya terlalu fokus melirik ke arah Arif yang terlihat biasa saja.
Karena tidak fokus melihat tangga yang dia turuni,akhirnya kaki Bila terpeleset ketika hendak melangkah ke anak tangga berikut nya, Beruntung nya Arif dengan cepat memeluk pinggang nya hingga dia tidak perlu berguling sampai ke lantai bawah.
" Hati- hati bisa ngga sih!Turun tangga saja jatuh,kayak anak kecil saja." ucap Arif pelan namun penuh penekanan.
" Maaf." jawab Bila ketakutan.
Posisi mereka berdua yang begitu dekat,bahkan tangan Arif masih bertengger mesra di pinggang ramping Bila,membuat kedua nya bisa mencium bau tubuh pasangan mereka masing-masing.
"Sini biar aku gendong saja." ucap Arif di hadapan Bila.aroma mint dari mulut Arif begitu jelas tercium oleh Bila, seketika Bila ikut terhanyut dalam suasana canggung ini.belum sempat dia menjawab ucapan Arif,tubuh nya sudah terlebih dahulu melayang di udara.
" Jangan bergerak,nanti kita bisa jatuh." ucap Arif dingin.
Bila hanya mengangguk lalu mengalungkan kedua tangan nya di leher panjang Arif.
" Romantis banget sih kalian berdua,maka nya jangan terlalu di paksa Bila nya kalau dia masih sakit ." ucapan ambigu keluar dari mulut Ibu Yolan. pikiran aneh mereka mulai melayang kemana-mana.
" Calon cucu kita sedang otw Bi." sahut Ibu Yolan sambil tersenyum manis kepada besan nya.
Bila yang mendengar nya hanya bisa tersenyum terpaksa.
" Dasar pria munafik! Pintar sekali dia berakting." batin Bila.
Kini mereka berdua sudah duduk di kursi dengan posisi bersebelahan, Bi Siti yang melihat putri nya tidak bergerak menyiapkan piring beserta nasi untuk suami nya, langsung memberikan sebuah kode mata yang langsung di mengerti oleh Bila, beruntung nya kaki yang terpeleset tadi tidak begitu terasa sakit sehingga dia tidak perlu bersusah payah untuk berdiri.
" Segini cukup?" tanya Bila sambil memasukkan ikan beserta sayur nya.
" Iya, terimakasih." jawab Arif datar.
Suasana di meja makan keluarga Ahmad nampak ramai dengan candaan Ibu Yolan,mereka terlihat asyik menggoda Bila yang sedang malu dengan menunduk kan kepala nya.tetapi ketiga orang tersebut malah terlihat senang melihat wajah merona dari Bila yang terlihat begitu menggemaskan.
Keterlambatan mereka berdua keluar dari kamar membuat anggota keluarga lain nya berpikiran jika mereka habis bertempur maka nya mereka keluar terlalu malam.
" Kamu harus makan yang banyak sayang,pasti Arif nanti nya tidak akan membiarkan kamu untuk beristirahat ." goda Ibu Yolan lagi.
" Sudah lah,jangan di goda terus Ma, menantu Papa pasti sudah kelaparan karena di kurung sama pria hidung belang ini." ucap Pak Rizal menimpali.
Bila memilih diam karena tidak paham dengan apa yang mereka bahas, sedang kan Arif terlihat biasa saja dengan apa yang begitu sangat dia pahami.
Setelah menyelesaikan makan malam yang begitu terasa indah ini,mereka semua memilih duduk berkumpul di ruang keluarga.
" Dagu kamu kenapa Nak?" tanya Bibi Siti cemas.
Deg...
Jantung Bila terasa di remas-remas,wajah nya pucat bagaikan tidak di aliri darah segar lagi.
Mulut nya terlihat kelu ingin menjawab.
Jangan lupa Like.Vote dan Berikan Hadiah sebanyak mungkin ya guys..
Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.
Dan jangan lupa pencet Tombol Favorit nya ya guys.
Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.
Jangan lupa mampir juga di karya pertama saya.
" Mahkota yang di renggut paksa"
Terimakasih semua nya 😍🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Julia Juliawati
aq pinginya bila jgn lemah hrs kuat lawan arif klo lemah makin ditindas
2025-04-11
0
Yani
Sekarang aja kamu jutek ntar liat kamu akan bucin akut Arip
2023-06-25
4