Sesampai nya di depan mobil Arif,Bila langsung menarik tangan Arif lalu mencium punggung tangan suami nya,sebagai tanda bakti kepada imam nya.
Arif terdiam terpaku di tempat nya,baru kali ini ada orang yang mencium punggung tangan nya ketika dia hendak berangkat bekerja,selama 3 tahun masa pernikahan nya bersama Naima ,tidak pernah sekalipun dia di perlakukan istimewa seperti ini,baju saja dia menyiapkan sendiri, sarapan hanya sendirian karena Naima tidak terbiasa bangun di pagi buta, apalagi untuk mengantar nya ke depan pintu itu sudah pasti tidak pernah dia dapat kan dari istri pertama nya.
Arif menerima dengan hangat sambutan tangan Bila,tanpa di sadari tangan nya mengelus lembut kepala Bila yang tertutup hijab dengan rasa kagum nya.
" Assalamualaikum." ucap Bila menjauh dari mobil yang berwarna hitam pekat .
" Wa- waalaikum salam." jawab Arif terbata-bata.
Arif mulai membuka pintu mobil nya,ketika dia hendak duduk di kursi nya,Reno sang asisten terlebih dahulu menyodorkan sebuah kotak dengan bergambar kan handphone canggih di bungkus nya.
" Ini Bos."
" Oh iya, hampir saja aku lupa." ucap nya lalu kembali keluar menghampiri Bila yang masih setia menunggu mobil nya keluar.
Bila yang melihat Arif keluar lagi dari mobil nya mengernyit kan dahi nya karena bingung.
" Ini untuk mengganti handphone kamu tadi malam,nomor nya juga sudah di masukkan oleh Reno ke dalam sini,kamu hanya tinggal memakai nya saja." ucap Arif sambil menyerah kan handphone itu kepada Bila.
Handphone yang dia beli adalah jenis handphone yang sama seperti yang dia pakai,tidak mungkin dia tetap membiarkan Bila menggunakan handphone lama nya, kedua orang tua nya pasti akan murka jika mengetahui dia tidak memperhatikan istri nya.
" Dan simpan kartu ini untuk membeli segala keperluan kamu." imbuh nya lagi sambil memberi satu buah black card kepada Bila.
" Tidak perlu Mas,aku masih punya simpanan." jawab Bila ramah.
" Ini sudah menjadi tugas aku sebagai suami kamu, simpan saja uang kamu itu dan gunakan kartu ini untuk memenuhi semua kebutuhan kamu."ucap Arif lagi dengan sedikit paksaan.
" Baiklah." jawab Bila pasrah.
Bila yang tidak pernah sama sekali memakai kartu sakti ini memilih pasrah saja,nanti dia akan meminta Mama mertua nya untuk mengajarkan dia menggunakan kartu pemberian suami nya.
" Nomor pin nya tanggal lahir kamu." ucap Arif lagi sebelum menutup kembali pintu mobil nya.
" Terimakasih Mas." Bila terharu menerima pemberian suaminya, berulangkali dia membolak-balik kan kotak handphone canggih yang berada di tangan nya.
"Hmmm." jawab Arif dengan suara deheman.
Walaupun bersifat dingin dan datar, tetapi suami nya tidak pernah lupa akan kewajiban sebagai kepala rumah tangga.
Mobil yang di kemudikan oleh Reno perlahan keluar dari pekarangan rumah Arif.
Bila akhir nya juga memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.
Ketiga orang tua nya yang masih berada di meja makan, menatap penuh tanya dengan apa yang di bawa oleh Bila di dalam pangkuan nya.
" Kamu bawa apa sayang?" tanya Ibu Yolan penasaran.
" Ini Ma." jawab Bila memperlihat kotak handphone yang masih tersegel rapi kepada ketiga orang tua nya.
"Handphone?" ucap Ibu Yolan.
" Iya Ma, pemberian Mas Arif." jawab Bila lagi.
" Alhamdulillah! Ternyata hati nya mulai cair juga." gumam Ibu Yolan dalam hati nya.
" Sama ini." ucap Bila lagi sambil menunjuk kan sebuah kartu tipis yang sangat sakti.
" Kamu simpan saja, gunakan untuk keperluan kamu sehari-hari." jawab Ibu Yolan sambil tersenyum manis.
Ternyata Arif menjalankan tugas nya begitu baik,dan beliau tidak perlu untuk mengajari nya lagi.
" Bila belum mengerti bagaimana cara menggunakan nya Ma." ucapan polos yang keluar dari mulut Bila mampu mengundang tawa dari kedua mertua nya.
" Nanti Mama ajarkan cara nya,kamu tidak perlu takut seperti itu! Cara nya sangat mudah."
" Iya Ma." jawab Bila merasa tenang.
" Hahahaha...Kamu habiskan saja isi saldo yang ada di dalam nya Nak,tidak perlu takut untuk menggunakan nya." sambung Pak Rizal lagi.
Bila mengangguk paham,lalu melirik ke arah sang Bibi yang juga sedang menatap ke arah nya.
Siang ini rencana nya Bibi Siti akan kembali ke rumah mereka yang jarak nya lumayan jauh dari pusat kota ini.
" Bibi beneran nggak papa kalau hanya tinggal sendirian di rumah kita?" tanya Bila khawatir.
" Nggak papa Nak, lagian besok pagi akan ada orang yang datang untuk membantu dan menemani Bibi di sana,kamu tidak perlu khawatir tentang Bibi,semua nya sudah di urus oleh mertua kamu." jawab Bibi menenangkan putri nya.
Bila hanya mengangguk pasrah dengan dada yang terasa sesak.
" Bagaimana bisa aku melewati badai kehidupan ini? Apa yang akan terjadi jika istri pertama Mas Arif tau kalau aku adalah madu nya." batin Bila menjerit meronta meminta pertolongan.
" Aku tidak tau akan seperti apa kehidupan aku ke depan nya." Gumam nya lagi dengan wajah lesu.
Bibi Siti yang tengah sibuk membereskan semua barang-barang yang akan dia bawa pulang, menoleh ke arah Putri nya yang terlihat sedang melamun.
" Nak! Yakin lah semua nya akan baik-baik saja." tutur Bibi Siti sambil mengelus kepala putri nya.
" Tapi Bi..." ucapan Bila terpotong begitu saja,karena Bibi Siti sudah terlebih dahulu membawa tubuh rapuh nya ke dalam dekapan hangat beliau.
" Maafin Bibi." ucap Bibi Siti lirih.
Beliau sudah bertekad sejak pagi tadi, sebelum beliau pergi meninggalkan rumah ini semua rahasia yang selama ini beliau tutup rapat akan beliau cerita kan sejujur nya kepada putri nya siang ini juga.
" Kenapa Bibi tidak jujur dari awal kepada Bila Bi?" tanya Bila mulai membuka suara nya.
" Maafkan Bibi Nak,ini semua Bibi lakukan demi kebaikan kamu, supaya hidup kamu terjamin hingga tua nanti, percaya lah kamu adalah orang yang paling beruntung di bumi ini, jangan khawatir kan akan status kamu yang hanya menjadi istri kedua, sebentar lagi semua nya akan di beres kan oleh mertua kamu." ucap Bibi Siti panjang lebar.
" Apa maksudnya Bi ? Membereskan apa?" tanya Bila tidak mengerti.
" Nanti kamu akan tau jawaban nya,tidak lama lagi." jawab Bibi Siti sambil membelai lembut wajah mulus keponakan yang sudah dia anggap seperti putri kandung nya sendiri.
Bila mengangguk,dia tidak mungkin memaksa Bibi nya untuk berbicara lebih jelas lagi,biarlah dia mencari tau sendiri apa yang akan terjadi ke depan nya.
" Kamu harus jadi istri yang patuh sama suami kamu,jangan pernah sekali pun kamu membantah ucapan nya, hormati kedua mertua kamu,jangan pernah menyakiti perasaan mereka,jika ada yang tidak kamu sukai bicara kan baik-baik jangan pernah menyimpan dendam atau amarah kepada orang lain." nasehat Bibi Siti sebelum benar-benar pergi dari samping putri nya.
Jangan lupa Like.Vote dan Berikan Hadiah sebanyak mungkin ya guys.
Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.
Dan jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.
Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.
Jangan lupa mampir di Novel pertama saya ya guys.
" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."
Terimakasih semua nya 😍🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Julia Juliawati
ya ampun arif bego istri ky gitu msh di pertahankan
2025-04-11
0
Yati Xty123
bagus ceritanya suka banget👍👍
2023-10-27
2
Lena Usnur
bugus cerita nya
2023-10-14
2