Fakta yang menyakitkan

Hati siapa yang tidak sakit ketika mengetahui jika dia hanya di jadikan istri kedua oleh lelaki yang terpaksa dia terima menjadi suami nya.

" Ya Allah ujian macam apa lagi ini, sepahit ini kah garis takdir yang engkau gores kan untuk hidup ku yang malang ini? Kenapa tidak ada sedikit pun kebahagiaan yang engkau sisa kan untuk ku? Dimana letak kesalahan yang harus aku bayar dengan suratan takdir ini?" batin Bila menjerit air mata nya bahkan tidak mampu lagi menjelaskan rasa sakit yang dia rasakan saat ini.

" Kenapa harus ada pernikahan kedua? Apakah Mas tidak cukup jika hanya menikah dengan satu wanita?" tanya Bila di sela isakan tangis nya.

" Bukan aku yang menginginkan pernikahan ini terjadi, tetapi kedua orang tua aku lah yang menghendaki nya,dan kamu tidak perlu khawatir tentang status kamu,aku berjanji akan bersikap adil kepada kalian berdua." jawab Arif tanpa menatap ke arah Bila yang terlihat sangat terluka.

" Mas,jangan bercanda! Pernikahan ini bukan lah sebuah lelucon dan permainan yang bisa kita atur sesuka hati kita,ada janji suci yang harus di pertanggung jawab kan di hadapan yang maha kuasa."sanggah Bila cepat.

" Aku tidak pernah main-main,mungkin waktu ku pun akan aku habiskan cukup banyak bersama kamu." jawab Arif lagi yang kembali sukses membuat Bila semakin bingung.

" Pernikahan pertama aku yang tidak mendapat kan restu dari kedua orang tua aku lah yang menjadi alasan di balik terjadi nya pernikahan kedua ini." jawab Arif gamblang,namun dia tidak merinci setiap duduk perkara yang terjadi.

Bila yang sudah merasakan kepala nya teramat pusing,hanya mampu diam dengan air mata yang menganak, pikiran nya terlalu lelah menghadapi cobaan hidup yang begitu menyiksa batin nya.

" Tidak ada wanita yang rela berbagi cinta dari suami nya untuk wanita lain,begitu juga dengan aku,di sini aku lah menjadi orang ketiga nya,dan biarkan aku juga yang akan mengalah." ucap Bila begitu yakin.

" Tidak ada yang akan pergi atau pun mengalah, keputusan nya ada di tangan aku." jawab Arif lagi, meskipun saat ini dia belum memiliki rasa suka atau pun cinta kepada istri kedua nya,namun dia tidak mungkin menceraikan Bila begitu saja jika tidak ingin hidup miskin tanpa kedudukan dan status sosial ekonomi yang tinggi.

" Kamu tidak boleh egois Mas, dan kenapa Istri pertama kamu tidak hadir di pernikahan ini?"tanya Bila dengan berani nya dia menatap wajah dingin Arif.

" Semua karena kedua orang tua aku." jawab Arif singkat.

Bila yang sudah tidak mampu berkata apa-apa lagi hanya terdiam di tempat dengan air mata yang tidak berhenti mengalir.

" Hubungan kita sudah sah di mata negara atau pun agama, begitu juga dengan tubuh mu sudah halal untuk aku sentuh,jadi persiapkan dirimu untuk menunaikan tugas mu sebagai seorang istri." ucap Arif dengan raut wajah dingin nya.

Bila langsung menggeleng kan kepala nya dengan cepat,mata nya yang sudah basah kini menyirat kan sebuah permohonan yang begitu dalam.

Arif yang menangkap tatapan memohon itu, sedikit merasa iba kepada istri nya yang masih begitu polos ini,sebuah perasaan aneh menyelinap begitu saja ke dalam relung hati nya paling terdalam.

" Aku tidak akan meminta nya sekarang, tetapi persiapkan diri mu,aku tidak bisa memprediksi kapan waktu itu akan datang." ucap Arif lagi lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Bila yang melihat kepergian suami nya, Langsung terduduk di atas lantai menangis dengan histeris nya, Asisten rumah tangga yang sejak tadi mengetuk pintu kamar nya pun tidak dia jawab sepatah kata pun.

Mulut nya terkunci rapat dengan sebuah tangisan pilu.

" Sebegitu jahat nya aku menjadi seorang wanita,maaf kan aku harus masuk ke dalam pernikahan kalian." batin Bila merasa berdosa menjadi seorang wanita yang tidak bisa menghargai hati sesama kaum yang berjenis kelamin yang sama dengan diri nya.

" Jangan menangis seperti itu! Jika kamu tidak ingin membuat Bibi dan kedua orang tua aku merasa khawatir." tutur Arif yang baru keluar dari kamar mandi ketika melihat Bila tidak berhenti menangis sejak tadi.

Sedang kan di lantai bawah,kedua orang tua Arif dan juga Bibi Siti sudah menunggu kedatangan pengantin baru itu yang tidak kunjung menampakkan batang hidung mereka.

" Bi! Dimana mereka?" tanya Ibu Yolan kepada asisten rumah tangga yang dia minta untuk memanggil pengantin baru tersebut.

" Tadi Sudah saya panggil Nyonya, tetapi tidak ada jawaban dari dalam kamar itu." jawab Bi Marni apa ada nya.

10 menit sudah Bi Marni berdiri di depan kamar Arif seraya terus mengetuk pintu kamar yang berwarna putih itu,namun orang yang di tunggu membuka pintu nya tidak kunjung juga membuka kunci pintu besar itu.

" Apa mereka masih tidur ya?" tanya Ibu Yolan kepada Bi Siti yang berada di samping nya ,lalu di balas Bi Siti dengan mengedikkan bahu nya, Pertanda jika beliau juga tidak mengetahui apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana.

" Apa mungkin mereka sedang membuat cucu untuk kita berdua." sambung Ibu Yolan begitu bersemangat.

Bi Siti yang tidak tau ingin menjawab apa hanya bisa tersenyum, sebenarnya hati Bi Siti juga sedikit tidak tenang mengingat nasib apa yang terjadi kepada putri nya di kemudian hari jika dia mengetahui fakta yang sempat beliau tutup rapat ini.

" Semoga saja kamu bisa memahami semua maksud Bibi Nak." gumam Bibi Siti dalam hati nya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Tangan Bi Siti terlihat tidak berhenti meremas ujung baju yang beliau gunakan,bukan karena rasa takut tentang rahasia yang beliau sembunyikan, tetapi beliau takut jika Bila menjadi terlanjur salah paham sebelum mengetahui alasan di balik kebohongan yang beliau lakukan.

" Semoga kamu mau mendengar alasan yang akan Bibi sampai kan." gumam Bibi Siti lagi.

Dari belakang tangga panjang itu,muncul lah Pak Rizal yang baru keluar dari ruang kerja nya dengan kaca mata yang masih bertengger di hidung mancung nya.

Pak Rizal yang merupakan asli keturunan timur tengah memiliki wajah yang sama persis seperti pria timur tengah umum nya, begitu juga dengan Arif beserta adik nya, mereka semua memiliki hidung yang mancung serta mata berwarna biru.

" Kenapa makanan nya belum di sentuh?" tanya Pak Rizal yang sudah duduk di kursi tempat biasa nya.

" Kita dari tadi nungguin Papa sama anak-anak, sekarang Papa sudah turun, tetapi pengantin baru itu belum juga turun padahal jam makan malam nya sudah lewat beberapa menit ini." keluh Ibu Yolan tidak sabaran.

" Kita makan saja duluan,mereka nanti kalau sudah merasa lapar,pasti turun dengan sendirinya." jawab Pak Rizal yang tidak mau ambil pusing dengan semua keluhan istri nya .

Sedang kan di dalam kamar bernuansa putih bersih itu,Bila tampak kewalahan menyamar kan mata nya yang sudah terlanjur bengkak akibat terlalu banyak menangis.

" Aku sholat dulu saja." gumam Bila yang langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Arif tertegun sejenak melihat Bila yang begitu rajin dalam beribadah, meskipun suasana hati nya sedang kacau, tetapi ibadah nya tidak pernah terlewatkan.

"Selama menikah dengan Naima,aku sama sekali belum pernah melihat dia memakai mukena. tetapi bersama dia,baru saja beberapa jam yang lalu menikah, tetapi wajah teduh nya saat memakai mukena mampu menggetarkan hati ku yang sudah lama terasa hampa dan kosong." gumam Arif yang tanpa sadar membandingkan kedua istri nya dengan berbagai kelebihan masing-masing.

Jangan lupa Like.Vote dan Berikan Hadiah sebanyak mungkin ya guys.

Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.

Dan jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.

Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.

Terimakasih semua nya.

Jangan lupa mampir di Novel pertama aku ya.

" Mahkota yang di renggut paksa."

Terpopuler

Comments

Julia Juliawati

Julia Juliawati

jgn dl lah bila berhub sm arif tkt penyakit dr istri arif

2025-04-11

0

M Raihan Afif Siahaan

M Raihan Afif Siahaan

syka dengan jalan ceritanya thor

2023-09-27

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

getaran hati ga akan bohong Rif walo baru kenal juga sama Bila,,,

2023-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Ancaman
3 Awal mula
4 Pernikahan
5 Kamar pengantin
6 Istri pertama
7 Istri kedua
8 Fakta yang menyakitkan
9 Terluka
10 Hampir saja
11 Perkara ponsel
12 Ciuman pertama
13 Balada kompor listrik
14 Semut Besar
15 Tanggung jawab sebagai suami
16 Nenek Lampir Beraksi
17 Amarah Arif
18 Kesedihan Nabila
19 Efek kamera
20 Belut jinak
21 Bermain solo
22 Naima mengamuk
23 Dunia Malam Naima
24 Nona muda
25 Nutrisi pagi
26 Naima kembali berulah
27 Adu mulut
28 Kejujuran Reno
29 Kejujuran Mertua
30 Ikut Arisan
31 Sesakit inikah rasanya berbagi
32 Arif datang
33 Talak
34 Menyelesaikan masalah
35 Menyelesaikan masalah 2
36 Kembali pulang
37 Pengakuan Arif
38 Teka-teki perasaan Arif
39 Bermain solo
40 Malapetaka Naima
41 Lelaki Tua
42 Telat Bangun
43 Nabila AZ-zahra
44 Naura Vs Naima
45 Awal penderitaan Naima
46 Rahasia Pak Rizal
47 Sisi manja Arif
48 Gedoran pintu
49 Bisa panas ular Piton
50 Sisi gelap Arif
51 Dinner romantis
52 Menginap di Hotel suami
53 Naima mengetahui keberadaan Bila
54 Rahasia besar Pak Rizal
55 Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56 Hari pertama
57 Keusilan Arif
58 Skandal Naima
59 Pemanasan
60 Candu berat
61 Perkara sakit atau nggak.
62 Mengulang kembali
63 Gigit -gigitan
64 Kampung sakti
65 Nabila Terluka
66 Firasat buruk
67 Pulang ke rumah
68 Hari buruk Naima
69 Arif tertuduh
70 Naima tersiksa
71 Perhatian Arif
72 Bergadang
73 Ancaman Reno
74 Kesiangan lagi
75 Malu-malu meong
76 Berkunjung ke kantor suami.
77 Tuan posesif
78 Naima kepergok
79 Tuan muda cemburu
80 Naik ojol
81 Balasan Mama Yolan
82 Salah paham
83 Drama pagi
84 Gagal bercocok tanam
85 Bucin Vs mesum
86 Ulah sekretaris nakal
87 Menemui Obat Penawar nya
88 Perubahan sikap
89 Ronde berikutnya
90 Dilema Reno
91 Bila Kelelahan
92 Sebuah petunjuk
93 Menanti sebuah hasil
94 Pembalasan yang setimpal
95 Dua hama penganggu
96 Gagal total
97 Menangis haru
98 Antara Posesif dan juga Protektif
99 Berita kematian Naima
100 Mendadak insaf
101 Wangi tubuh suami
102 Kepulangan Seno
103 Arif Vs Seno
104 Rencana balas dendam Seno
105 Mencari Cimol enak
106 Kebaikan hati kakak beradik
107 Cimol dingin
108 Pengantar tidur
109 Kondisi Naura memburuk
110 Shopping online
111 Reno kepergok aneh-aneh
112 Kedatangan Bibi Siti
113 Gaun tipis
114 Menuju Rumah Sakit
115 Baby Boy
116 Ahmad Ghafi Hidayat
117 Saingan
118 Syukuran kelahiran Baby Boy
119 pengumuman
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Perjodohan
2
Ancaman
3
Awal mula
4
Pernikahan
5
Kamar pengantin
6
Istri pertama
7
Istri kedua
8
Fakta yang menyakitkan
9
Terluka
10
Hampir saja
11
Perkara ponsel
12
Ciuman pertama
13
Balada kompor listrik
14
Semut Besar
15
Tanggung jawab sebagai suami
16
Nenek Lampir Beraksi
17
Amarah Arif
18
Kesedihan Nabila
19
Efek kamera
20
Belut jinak
21
Bermain solo
22
Naima mengamuk
23
Dunia Malam Naima
24
Nona muda
25
Nutrisi pagi
26
Naima kembali berulah
27
Adu mulut
28
Kejujuran Reno
29
Kejujuran Mertua
30
Ikut Arisan
31
Sesakit inikah rasanya berbagi
32
Arif datang
33
Talak
34
Menyelesaikan masalah
35
Menyelesaikan masalah 2
36
Kembali pulang
37
Pengakuan Arif
38
Teka-teki perasaan Arif
39
Bermain solo
40
Malapetaka Naima
41
Lelaki Tua
42
Telat Bangun
43
Nabila AZ-zahra
44
Naura Vs Naima
45
Awal penderitaan Naima
46
Rahasia Pak Rizal
47
Sisi manja Arif
48
Gedoran pintu
49
Bisa panas ular Piton
50
Sisi gelap Arif
51
Dinner romantis
52
Menginap di Hotel suami
53
Naima mengetahui keberadaan Bila
54
Rahasia besar Pak Rizal
55
Hijrah nya Ahmad Arif Hidayat
56
Hari pertama
57
Keusilan Arif
58
Skandal Naima
59
Pemanasan
60
Candu berat
61
Perkara sakit atau nggak.
62
Mengulang kembali
63
Gigit -gigitan
64
Kampung sakti
65
Nabila Terluka
66
Firasat buruk
67
Pulang ke rumah
68
Hari buruk Naima
69
Arif tertuduh
70
Naima tersiksa
71
Perhatian Arif
72
Bergadang
73
Ancaman Reno
74
Kesiangan lagi
75
Malu-malu meong
76
Berkunjung ke kantor suami.
77
Tuan posesif
78
Naima kepergok
79
Tuan muda cemburu
80
Naik ojol
81
Balasan Mama Yolan
82
Salah paham
83
Drama pagi
84
Gagal bercocok tanam
85
Bucin Vs mesum
86
Ulah sekretaris nakal
87
Menemui Obat Penawar nya
88
Perubahan sikap
89
Ronde berikutnya
90
Dilema Reno
91
Bila Kelelahan
92
Sebuah petunjuk
93
Menanti sebuah hasil
94
Pembalasan yang setimpal
95
Dua hama penganggu
96
Gagal total
97
Menangis haru
98
Antara Posesif dan juga Protektif
99
Berita kematian Naima
100
Mendadak insaf
101
Wangi tubuh suami
102
Kepulangan Seno
103
Arif Vs Seno
104
Rencana balas dendam Seno
105
Mencari Cimol enak
106
Kebaikan hati kakak beradik
107
Cimol dingin
108
Pengantar tidur
109
Kondisi Naura memburuk
110
Shopping online
111
Reno kepergok aneh-aneh
112
Kedatangan Bibi Siti
113
Gaun tipis
114
Menuju Rumah Sakit
115
Baby Boy
116
Ahmad Ghafi Hidayat
117
Saingan
118
Syukuran kelahiran Baby Boy
119
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!