17

Saat sedang menikmati jalan-jalan bersama, Richard mencium bau yang membuatnya kesal, bau dari musuh abadi bagi kaumnya. Rosa menyarankan mereka untuk pergi ke tempat yang jarang di datangi orang di jam sibuk begini. Alhasil, Rosa memutuskan untuk pergi ke taman yang dipenuhi dengan berbagai pohon tinggi.

Dan begitulah mereka bertiga berhadapan, Jack yang selalu melemparkan gombalan, Rosa yang merasa ada yang aneh dengan Jack, dan Richard yang muak ingin segera mengambil tindakan dengan menghancurkan wajah menjengkelkan serigala busuk itu.

"Oi, pucat. Lebih baik nona cantik itu ikut denganku, dia pasti lebih senang dari pada terkurung di kastil gelap, di tempatmu!" jelas Jack sengaja mengatakan itu untuk membuat Richard semakin kesal.

"Aku tak bosan di sana. Semuanya ramah, meski ada beberapa yang aneh dan membuat kesal, tapi aku tak pernah merasa bosan," balas Rosa. Jelas dia sedikit membumbui dengan dusta, mana mungkin tak bosan kalau tak ada yang bisa dia lakukan. Tapi gadis itu tak mau mengakui hal tersebut di depan pria aneh satu ini.

"Dengar? Kamu tertolak! Jadi lebih baik pergi saja yang jauh dan bawa semua bau yang kamu sebarkan ke udara, segera!" kekeh Richard menertawakan Jack.

"Mana mungkin gadis cantik itu bisa menolak pesona seorang Jack?!" katanya bersikap narsis.

"Iyuh, menjijikkan," gumam Rosa hampir muntah melihat kegilaan pria aneh ini.

"Nona cantik, hati-hati dengan ucapan yang anda ucapkan!" ucap Jack dengan kilat berbahaya yang dipancarkan dari matanya. "Aku bisa bersabar karena kamu cukup menarik, tapi aku tak suka kalau terus dihina," katanya sembari tersenyum. Senyum yang malah makin membuatnya terlihat seperti psikopat gila.

"Ayo, kita pulang saja. Aku sudah gak mau jalan-jalan!" ajak Rosa sambil memegang lengan baju Richard.

Richard melempar seringai penuh kemenangan, dia membawa Rosa dalam pelukannya lalu menghilang di detik berikutnya. Meninggalkan Jack yang kesal sendirian karena gagal membawa Rosa bersama dirinya.

"Dasar gadis manusia bodoh yang terpercaya pada si muka pucat!" umpatnya berteriak kesal. Detik berikutnya, dia juga ikut melompat dan pergi menjauh dari tempatnya barusan.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀ೋ...

"Nona?" keempat pelayan yang menemani Rosa merasa heran melihat kedua orang yang katanya akan jalan-jalan malah berakhir pulang dalam kurun waktu yang tak lama. Apa jalan-jalan memang harus sesingkat itu kalau di dunia manusia sekarang. Rasanya dulu mereka tak begitu, waktu satu hari saja rasanya kurang untuk menjelajahi semua hal menarik yang ada di sana.

"Nanti aku ceritakan. Aku bertemu orang gila yang kata Richard memiliki bau menyengat," tukas Rosa melambai lelah.

"Pasti anda sangat kesal?!"

Rosa mengangguk sebagai balasan atas perkataan Monika. "Sangat!" katanya singkat

"Istirahatlah, mari kita jalan-jalan lagi di lain hari," tukas Richard sebelum dia pergi. Dia harus mulai mengurus dan memberi pelajaran musuh abadi mereka, agar tak berani macam-macam kalau bertemu lagi nanti ke depannya.

"Bagaimana kalau saya siapkan makanan, nona?"

"Aku akan langsung tidur setelah berganti pakaian." entah mengapa Rosa merasa lelah bahkan saat dia tak banyak berkeliling seperti yang mereka rencanakan sebelumnya. Mungkin karena mood-nya yang anjlok hingga ke jurang, atau bisa juga karena dia jijik melihat sikap aneh dari Jack yang menghampiri mereka tadi di sana. Rosa malas berpikir untuk menentukan, lebih baik tidur dari pada memikirkan hal yang menjengkelkan.

Beberapa jam kemudian, Richard kembali menghampiri Rosa ke kamar gadis itu. "Sudah lebih baik?" tanya pria itu penuh perhatian.

Rosa mengangguk lemah. "Apa dia yang sering kamu maki dulu? Pria gila yang narsis tadi itu si anj*ng kampung yang kamu maksud?"

Giliran Richard yang mengangguk. "Kami bermusuhan sejak lama, entah kapan tepatnya aku tak tahu. Tapi yang kami warisi hanyalah permusuhan tanpa ada habisnya," jelas pria itu. "Maaf, kamu jadi terseret arus karena aku," katanya lagi.

"Bukan salah kamu. Dia-nya aja yang gila!" tukas Rosa cepat.

Hening sesaat, sebelum Rosa kembali bertanya. "Dan apa dia juga yang udah bikin kamu luka saat kita pertama ketemu?"

"Ya dan juga tidak," balas Richard ambigu. "Ya karena serigala busuk itu merupakan salah satu penyerang dan juga tidak karena dia tak menyerang aku sendirian," jelas pria itu saat melihat Rosa berekspresi bingung atas jawaban pertamanya.

"Wah, gak keren. Masa beraninya keroyokan!" ucap Rosa berkomentar. "Harusnya tadi kita hajar saja dia, mumpung dia sendirian!" lanjut gadis itu seraya mengepalkan tinjunya ke udara.

"Aku gak mau kamu dalam bahaya kalau tadi aku mulai perkelahian," balas Richard tenang.

"Duh, manisnya kesatria aku!" puji Rosa mengacak rambut Richard. "Eh, kalau ini diliat sama si Joanne, bisa-bisa tangan aku ilang karena udah lancang ngerusak rambut raja," kekeh Rosa melihat tangannya yang tadi dia gunakan untuk mengusak kepala Richard.

"Siapa dia sampai berani bertingkah di depanku!" dengus Richard. "Kamu bisa melakukan apa saja tanpa peduli tanggapan siapa pun di sini, termasuk aku!" lanjutnya memberi Rosa kebebasan.

"Jadi, aku bisa pergi ke danau? Bermain ke luar kastil? Atau mendaki gunung? Eh, di sini ada gunung kan ya?" cerocos Rosa bersemangat.

"Kalau kamu mau, tapi aku harus menempatkan beberapa orang lagi yang aku percaya yang bisa melindungi kamu dan gak takut dengan posisi bangsawan mana pun di sini," gumam Richard menimpali. Dia berpikir dengan cukup serius.

"Bercanda! Aku akan tetap begini. Jangan terlalu dipikirkan," tukas gadis itu memukul pelan bahu Richard.

"Agar kamu tak bosan, bagaimana kalau kamu membantu aku mengurus beberapa urusan kastil?" tanya Richard menawarkan pekerjaan. "Kalau memang diharuskan berkeliling, aku yang akan menemani. Jadi tak akan ada yang mengganggu kamu nanti," lanjut pria itu menatap sungguh-sungguh.

"Bisa, kah aku?" tanya Rosa tak yakin.

"Kamu hanya perlu belajar. Tak bisa juga tak apa?!"

roaa berpikir sebentar sebelum mengambil keputusan. "Oke, mohon bimbingannya, tuan!" ucap gadis itu menerima tawaran Richard.

"Akan aku siapkan meja dan kursi untuk kamu di ruang kerja aku!" tukas Richard segera menghilang tanpa pamit.

Detik berikutnya, pria itu kembali lagi. "Aku akan datang menjemput besok saat semuanya sudah siap!" katanya kembali menghilang seperti barusan.

Rosa berkedip beberapa kali, sebelum dia tertawa kecil. Meski vampir, tapi Richard sangat hangat dan baik hati. Membuat Rosa nyaman dan tak merasa menjadi tahanan selama di sini. Mana ada tahanan yang diberi makan enak, empat tidur empuk, dan diizinkan jalan-jalan, serta diberikan pelayan yang melayani semua kebutuhannya. Hanya Richard yang bisa melakukan semua itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!