Ketika Perselingkuhanku Terkuak

Ketika Perselingkuhanku Terkuak

Tanda Merah

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jakarta

Hotel XXX

Pukul 06.00 WIB

"Andre, bangun!"

Seorang wanita bertubuh molek dan seksi, tengah duduk di tepi ranjang sambil menepuk pelan pipi seorang pria yang tergolek di atas tempat tidur dengan keadaan polos tanpa sehelai benangpun dan hanya ditutupi selimut tipis.

"Hmm." Tanpa membuka mata pria bernama Andre Baskara itu berdeham rendah, menanggapi perkataan sang wanita.

"Andre, aku bilang bangun, ada Sekar tuh telepon." Dengan menarik napas panjang, wanita bersurai hitam itu kembali menepuk pipi Andre.

"Ha? Sekar?" Andre membuka cepat kelopak matanya saat mendengar nama istrinya bergema di telinganya seketika. Menguap lebar ia menatap wanita di hadapannya dengan melengkungkan senyuman.

"Iya, angkat gih! Aku mau mandi dulu, kamu cepatan pulang ke rumah, ntar istri kamu curiga, sebentar lagi aku juga mau berangkat kerja nih," sang wanita berkata sambil mengangkat bokong. Dan melangkah cepat menuju kamar mandi.

Andre enggan menanggapi. Dengan cepat ia mengubah posisi badan lalu beringsut dari atas tempat tidur, mengambil ponsel di atas nakas dan mengangkatnya seketika.

"Hallo, Sayang di mana?" Dari sebrang sana, suara yang lembut dan tenang menyapa Andre terlebih dahulu. Siapa lagi kalau bukan Sekar, istrinya sendiri.

Andre menghela napas sejenak sembari duduk di atas sofa. "Maaf Sayang, aku ketiduran semalam di kantor, sebentar lagi aku pulang ya, mau aku beliin apa? Bubur? Nasi goreng, nasi kuning atau nasi uduk?" tanyanya dengan mengulas senyum tipis.

"Ya ampun, Mas. Syukurlah, kamu buat aku khawatir tahu, dari semalam aku telepon nggak di angkat, maaf ya, aku sudah curiga sama kamu, nggak usah, kamu cukup pulang aja ke rumah, aku udah buatin bubur kesukaan kamu, aku tunggu ya," ucap Sekar.

Andre terkekeh pelan sejenak. "Memangnya kamu curiga apa Sayang? Curiga aku selingkuh?"

"Iya." Terdengar helaan napas yang sangat berat dari ujung sana Sekar merendahkan suaranya seketika.

"Kamu percaya sama aku, aku nggak akan selingkuh kok Sayang, cuma kamu, wanita yang aku cintai." Andre melirik sekilas wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi tengah menggunakan handuk tipis. Wanita itu tengah mengedipkan mata centil ke arah Andre lalu melangkah cepat, melenggak-lenggokkan pinggulnya.

"Baguslah, aku senang mendengarnya, cepat pulang Mas, dari tadi malam Rena nyariin kamu, tumben kamu semalam nggak ke kamar katanya, sudah hampir sebulan kamu sibuk ngurusin projek kamu itu, Mas."

"Iya, maaf ya, aku cari duit juga untuk keluarga kita, tenang bulan depan kita jalan-jalan ke luar kota. Ahk!"

"Mas! Kamu kenapa?!" Sekar terdengar panik tatkala mendengar teriakan Andre barusan.

Mata Andre melotot saat telinganya di gigit tiba-tiba dari belakang. Secepat kilat ia menjauhkan ponsel lalu memutar kepala.

"Pingkan, nanti dulu, aku lagi bicara sama Sekar," ucap Andre dengan sangat pelan seperti berbisik.

Wanita yang bernama Pingkan itu mencebikkan bibir sejenak lalu mengecup cepat bibir Andre. "Iya, cepatan ya, kita main lagi yuk, sebelum aku pergi ke butik," katanya dengan nada manja kemudian mengecup kuat leher Andre hingga menimbulkan jejak kemerahan. Lalu berlarian cepat menuju tempat tidur.

Andre melebarkan mata ketika mendapat tanda di lehernya. "Pingkan, awas kamu," ucapnya sembari menggeram rendah dan melayangkan tatapan tajam ke arah Pingkan.

Pingkan malah cekikikan pelan di atas tempat tidur.

"Mas Andre!" Samar-samar Andre mendengar panggilan namanya dari ponsel.

Andre baru saja tersadar jika sambungan masih terhubung. Dengan cepat ia menempelkan kembali benda pipih tersebut.

"Hallo Sayang, maaf tadi ada kecoa di bawah mejaku, kamu tahu sendiri kan aku takut kecoa, hii geli banget, kayaknya office boy-nya harus aku pecat."

"Astaga aku pikir apa, kasihan sekali kamu, Mas. Eh jangan Mas kasihan karyawan kamu, kan kecoanya yang salah." Sekar terkekeh kuat setelahnya.

"Hehe ya deh, nggak jadi aku pecat." Seakan ada magnet Andre melirik sekilas ke belakang, melihat Pingkan tengah melepas handuknya hingga menampakkan semua lekukan tubuhnya yang berwarna putih pualam dan membuat adiknya seketika menengang.

Saat ini Pingkan sedang menggoda Andre. Wanita itu mengibas-ibaskan rambut panjangnya sambil mengigit bibir bawahnya.

**Si4l! Gila nih cewek**!

Andre mengumpat kesal di dalam hati sembari beranjak dari tempat duduk.

"Aku tutup dulu ya Sayang, satu jam lagi aku sudah di rumah."

"Kok satu jam lagi Mas? Kan jarak kantor sama rumah kita hanya tiga puluh menit." Nada bicara Sekar terdengar bingung.

"Sayangku, kan kamu tahu kalau pagi jalanan di Jakarta selalu macet, sudah ya aku tutup dulu."

Tanpa mendengar balasan dari Sekar, Andre memutus sambungan kemudian melempar ponsel ke atas sofa dan berlarian mendekati Pingkan. Namun, belum sampai semenit ponsel itu kembali berdengung, memperlihatkan nama Sekar menghiasi layar ponsel.

"Ahk! Andre! Kamu mau ngapain?" tanya Pingkan sambil tersenyum jahil saat Andre baru saja menghempasnya ke atas kasur barusan.

"Kamu harus aku beri pelajaran! Karena sudah menganggu aku barusan," ucap Andre sambil melepas selimut yang melilit di pinggangnya. Dan mengukung Pingkan di bawah tubuhnya seketika.

"Huu aku takut! Ahhhh! Andre, oh my God!" Pingkan menjerit nikmat kala benda tumpul dan panjang melesak masuk ke dalam inti tubuhnya.

Dalam hitungan detik, suara lengkingan Pingkan mengalun-alun di telinga Andre. Pria itu kembali membawa Pingkan ke dalam samudera kenikmatan. Entah sudah berapa kali Andre menghujaminya, dari semalam sampai menjelang pagi.

Andre Baskara adalah seorang manajer di salah satu perusahaan terkenal di ibukota. Yang bergerak di bidang infrastruktur. Pria berumur tiga puluh delapan tahun itu memiliki seorang istri, bernama Sekar dan seorang anak perempuan berusia delapan tahun, bernama Rena Baskara.

Tanpa sepengetahuan Sekar, Andre sudah berulang kali selingkuh dengan banyak wanita. Tidak hanya satu melainkan sudah lebih dari sepuluh wanita. Dari wanita kenalan mich@t, pegawai pijat plus-plus, teman kantor, mantan-mantannya dulu yang sudah berumah tangga juga dan terakhir karyawan istrinya sendiri yaitu Pingkan.

Dengan alasan mencari hal baru, Andre membenarkan tindakannya. Ditambah lagi teman-teman kerjanya hampir rata-rata memiliki wanita simpanan. Jadi hal yang wajar bagi Andre. Yang terpenting Sekar adalah prioritas utamanya dan tempatnya berpulang.

\*

\*

\*

Selang beberapa menit, setelah berolahraga pagi tadi, Andre dan Pingkan keluar dari hotel dan pergi satu mobil menuju tempat kerja Pingkan.

"Thanks Andre, aku pergi dulu ya, sampaikan salam aku sama Sekar dan Rena, hehe," ucap Pingkan sebelum keluar dari mobil.

"Gila kamu, udah gih pergi sana, entar dilihatin satpam, nanti aku transfer uang seperti biasa." Andre mengulas senyum tipis.

"Hehe, bercanda aja kali, panik banget sih! Ya thanks ya." Pingkan menoel dagu Andre lalu mengecup pelan pipinya dan bergegas turun dari mobil.

Andre menarik napas panjang setelah melihat punggung Pingkan menghilang dari pandangannya.

**Drrt**!!!

Suara handphone kembali berdering. Andre melirik ponsel di atas dahsboard sekilas.

"Hah, pasti Sekar, aku harus cepat-cepat pulang, biar dia nggak curiga." Andre kembali mengemudian mobil. "Sebaiknya aku beliin Sekar bunga dan nasi uduk kesukaannya," gumamnya kemudian sambil memperhatikan lalu lalang kendaraan di depan.

\*\*\*

"Yei! Ayah datang!"

Melihat kendaraan roda empat milik Ayahnya masuk ke pekarangan rumah, Rena yang menunggu kedatangan Ayahnya di depan pintu rumah, meloncat-loncat kegirangan.

Sekar berjalan cepat keluar rumah saat mendengar suara Rena. Dia mengulas senyum tipis, melihat Andre keluar dari mobil sambil membawa sebuket bunga dan kantong plastik.

"Maaf ya, kelamaan, fiuh macet banget di jalan, ini bunga untuk kamu sama sarapan kesukaan kamu," ucap Andre sambil menyodorkan bunga dan kantong pada Sekar.

Sekar mengambil pemberian Andre dan melengkungkan senyuman saat melihat Andre menggendong Rena saat ini.

"Ayah, kok sekarang makin sibuk sih?" tanya Rena sambil bergelayut manja di lengan Andre.

"Maafin Ayah ya, kerjaan Ayah banyak banget, setelah selesai kerjaan Ayah, kita jalan-jalan ya," ucap Andre kemudian mengecup pelan pipi Rena.

"Yei! Asik! Oke-oke!" Rena tersenyum sumringah.

"Terima kasih loh Mas, kamu mau ajak kita liburan, padahal aku tahu kamu pasti sibuk banget," ucap Sekar menimpali.

"Iya, aku kerja kan juga buat kalian, hmm, walaupun waktu aku juga kurang, semoga ke depannya aku bisa bagi waktu."

"Iya Mas." Dahi Sekar berkerut kuat seketika saat melihat tanda merah di leher Andre. Perasaan tak enak mulai menyelimuti palung hatinya. "Mas apa itu di leher kamu? Kok ada merahnya?"

***Deg***.

Andre membeku di tempat.

Terpopuler

Comments

Helly Palilingan

Helly Palilingan

ingin membaca

2023-09-26

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Aku hadir ya

2023-09-13

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

lanjut

2023-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!