Aini terlelap dalam tidurnya. Bahkan dia tak tahu jika Nita pulang bahkan di antar sampai ke kamar dengan alasan kost sangat sepi sejak kejadian tadi siang.
"Makasih mas!", kata Nita pada Ruby.
"Iya sayang! Ya udah, mas pulang ya! Kamu berdua hati-hati. Tetangga kost sedang pergi semua, tapi sepertinya di kamar depan masih ada yang stay", kata Ruby.
"Iya mas. Kamu juga hati-hati, udah mau tengah malam!"
"Heum, masuk gih!", pinta Ruby pada Nita. Setelah memastikan Nita masuk ke dalam kamar kostnya, Ruby pun perlahan meninggalkan kamar Nita dan Aini.
Suasana cukup mencekam, mendadak bulu kuduk Ruby berdiri saat melintas kamar di mana jenazah korban bundir di temukan.
Dalam hati, Ruby melafalkan doa dan ayat-ayat suci untuk menenangkan hatinya. Entah hanya perasaan Ruby saja, dia seolah-olah sedang di ikuti oleh orang lain. Ruby yang waspada pun menghentikan langkahnya sesaat lalu berbalik badan.
Tidak ada siapapun di belakangnya. Ia mengusap tengkuknya yang mulai merinding. Tapi lagi-lagi, kalimat suci ia lafalkan dengan perlahan.
Dia berharap Nita dan Aini baik-baik saja selama dia tidak bersama mereka berdua. Tiba di parkiran motor, Ruby kembali menelisik lingkungan kost Nita. Benar-benar sepi mencekam.
Lelaki berusia dua puluh enam tahun itu menghela nafas. Mungkin dirinya memang terlalu berlebihan memikirkan hal yang tidak-tidak. Setelah memasang helmnya, Ruby pun meninggalkan halaman kost tersebut.
Back to kamar Aini dan Nita...
Setelah masuk kedalam kamar, Nita menoleh singkat ke arah Aini yang sudah tidur. Lampu kamarnya memang di biarkan menyala karena Nita belum pulang. Nanti kalau Nita sudah bersiap tidur, barulah ia mematikan lampu kamarnya di ganti dengan lampu tidur yang temaram.
Nita membersihkan diri di kamar mandi. Setelah mencuci muka, gadis itu pun berjalan ke arah saklar lampu yang ada di samping pintu.
Suasana yang sepi, membuat telinganya mendengar suara yang samar-samar. Tapi entah suara apa itu.
Seperti.... seseorang yang menyeret sesuatu. Karena terdengar derap langkah pelan tapi juga sesuatu yang di seret paksa.
Srak....srak....
Nita menelan salivanya pelan. Niat hati ingin mematikan lampu kamarnya pun ia urungkan. Bagaimana jika....orang yang melintas tahu ada yang mendengarkan dirinya lewat karena Nita memadamkan lampu.
Ingatan Nita beralih pada kejadian tadi siang tentang pembunuhan tetangga kamar. Bulu kuduknya merinding.
Ia mencoba membangunkan Aini. Karena dia sempat curiga jika yang lewat di depan kamarnya bukanlah hantu, melainkan manusia.
"Ain...ain!", bisik Nita sambil mengguncang bahu Aini sedikit kasar.
"Awshh...apa sih Nita! Gue masih ngantuk! Besok aja Lo curhatnya!", kata Aini lirih dengan mata masih terpejam.
"Bangun dulu Ain!", kata Nita lagi. Karena merasa terganggu, Aini pun duduk.
"Apa?", tanya Ain masih sesekali menguap.
"Di luar sepertinya ada sesuatu Ai!", kata Nita.
"Seseorang atau sesuatu?", tanya Aini.
"Gue ga tahu. Pokoknya tadi suaranya tuh seperti seseorang yang membawa beban berat ,di seret gitu!"
"Di seret?", tanya Aini.
"Iya, ,serem gue!",Nita bergidik ngeri.
"Orang baru pindah kali!", Aini kembali merebahkan diri. Tapi tiba-tiba suasana mencekam. Nita kembali mendengar suara seperti tadi. Dan kali ini, Aini pun mendengar. Mereka berdua sama penasaran.
"Kita intip?", tanya Aini.
"Heum!", Nita mencengkram lengan Aini. Keduanya mengendap dan memastikan apa itu yang bunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Sekar Sekar
jadi ikutan ndredeg😁😁
2023-09-18
0