Kau Tak Sendiri

Kau Tak Sendiri

Bab 1

"Ain, sudah malam begini ngapain sih Lo harus nurutin keinginan cowok Lo yang ngga masuk akal begitu?", tanya Nita, teman satu kost Ain.

"Tapi Ibas lagi butuh gue, Nit!", jawab Ain.

"Dia hubungi Lo kalo ada maunya aja Ain, Lo ga nyadar apa? Dia cuma mau manfaatin Lo!", Nita masih kekeh menahan sahabat nya keluar malam-malam hanya karena kekasihnya yang bilang kalau dirinya tengah sakit.

Sebagai sahabat, Nita sangat khawatir jika terjadi apa-apa dengan Ain. Bukan tidak percaya jika Ibas sedang sakit, tapi kenapa Ibas memaksa sekali jika Ain harus datang malam ini juga ke rumahnya. Kalau memang sakit, bukan kah lebih baik langsung ke dokter?

Kalo menghubungi pacar nya bisa, masa iya menghubungi dokter atau ambulans misalnya, dia tidak bisa?

"Nita, gue tahu Lo khawatir sama gue. Tapi gue janji, gue bisa jaga diri gue. Percaya sama gue!", Aini meninggalkan kamar yang ia huni bersama Nita selama lebih dari lima tahun ini karena mereka memang berasal dari daerah yang sama. Mereka juga bekerja di sebuah minimarket berlogo A besar sejak mereka lulus SMA.

Nita tak lagi mampu mencegah sahabat nya yang kelewat bucin pada Ibas. Padahal, dimata Nita , tampang Ibas terlalu biasa untuk gadis secantik Aini. Tapi ya... kembali ke selera masing-masing. Nita sendiri sering kali di nasehati oleh kekasihnya agar jangan terlalu mencampuri urusan sahabatnya.

Kembali ke Ain....

Gadis itu sudah memarkirkan kendaraannya di depan rumah minimalis. Rumah yang ia tahu, di tinggali oleh kekasihnya sejak dua tahun lalu.

Di halaman rumah itu terparkir beberapa kendaraan roda dua yang tentu saja salah satunya milik Ibas.

'Katanya sakit? Kok banyak teman yang dateng?', monolog Ain. Gadis itu perlahan menuju ke pintu rumah yang terbuka. Belum sempat ia mengetuk pintu, ia di kejutkan dengan kenyataan yang ia dengar dari mulut kekasihnya.

"Lo yakin dia mau datang Bas?", tanya teman Ibas.

"Yakin lah , percaya sama gue!", sahut Ibas dengan percaya diri.

"Yakin Lo, kita bisa pake dia suka-suka?", tanya yang lain.

Ain menutup mulutnya tak percaya. Dia paham kata 'pake' itu untuk sesuatu hal yang tidak bermoral.

"Ya, kalo udah gue duluan sih yang jelas!", jawab Ibas lagi.

"Lo belum pernah gitu?"

"Belum lah, susah di colek juga. Kelewat jual mahal, itu yang bikin gue bosen sama dia. Kalo gue udah puas nyicip dia, gue bakal depak deh dia, malas sama cewe yang masih kolot begitu!", sahut Ibas lagi.

Ain menutup mulutnya rapat-rapat. Ia mendengarkan sendiri seperti apa kekasihnya bicara menjijikan seperti itu.

Ain baru menyadari apa yang sahabatnya seiring katakan. Ibas bukan cowok yang baik untuknya. Tapi dirinya selalu tutup mata, saking bucinnya dengan sosok cowok yang selama ini berpura-pura baik dengannya tapi kenyataannya dia punya niat busuk.

Ain memundurkan langkahnya hingga sebuah pot pun tersenggol dan jatuh hingga pecah. Ia buru-buru lari menuju ke motornya. Suara pot pecah menarik perhatian laki-laki yang ada di dalam rumah. Mereka pun berhamburan keluar melihat apa yang terjadi.

"Bas! Cewek Lo!", pekik teman Ibas. Ibas meraih kunci motornya. Dia dan beberapa teman nya mencoba menyusul Ain yang hanya menggunakan motor matic b*** nya. Sedang Ibas dan teman-temannya menyusul menggunakan motor balap.

Sekencang apapun motor Aini melaju, ia sudah tersusul oleh Ibas dkk.

Sayang sekali, jalanan sudah mulai sepi. Ain tak bisa lari ke jalan yang lebih ramai karena Ibas dkk menghalangi laju kendaraannya.

Terpaksa Aini pun berhenti. Keempat motor balap mengelilingi Aini. Gadis itu begitu kecewa, sedih, marah, kesal dan semua bercampur menjadi satu.

"Kenapa kabur sayang?", tanya Ibas mengusap bahu Ain. Ain buru-buru menepisnya.

"Kamu tega, Bas!", nafas Aini memburu menahan emosi.

"Why? Memang aku kenapa? Oh, kamu mendengar obrolan kami tadi?", tanya Ibas tanpa rasa bersalah sama sekali. Aini mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar tanpa di komando.

"Aku ngga nyangka kamu punya niat sejahat itu Bas. Aku kecewa sama kamu!"

"Wait baby! Kamu pikir hanya kamu yang kecewa? Aku pun sama! Dua tahun kita bersama tapi aku tak pernah menyentuh mu, kamu terlalu kolot!", kata Ibas. Teman-teman Ibas tertawa mendengar perkataan Ibas. Aini belum mematikan motornya, melihat teman Ibas lengah, ia langsung tancap gas meski akibat nya dia harus menyenggol body motor Ibas yang berhenti di depan motornya.

"Woi...kejar!", teriak Ibas. Dia dan temannya menyusul Aini lagi yang sekarang benar-benar mengendarai dengan kecepatan tinggi. Bahkan dia tak pernah sampai secepat ini. Saking cepatnya, ia sampai tak bisa mengendalikan motornya saat akan berbelok di tusuk sate. Hingga dengan kecepatan luar biasa, Aini dan kendaraannya menghantam tembok pembatas tol dalam kota.

Brakkkk! Suara benda bertubrukan terdengar begitu nyaring. Ibas dan teman-temannya pun berhenti seketika.

"Bas! Cewek Lo! Mati ga tuh? Buruan tolongin!", pinta teman Ibas.

"Ngga, cabut! Cabut sekarang! Kalo ngga, kita bakal kena masalah! Cepat beg*!", keempat motor itu pun berbalik arah.

Beruntung ada kendaraan yang melintas melihat Aini yang sudah terkapar dengan motor nya yang sudah hancur.

.

.

Nita terganggu dengan ponselnya yang bergetar di samping bantalnya. Karena dari tadi terus saja mengganggu tidurnya, Nita pun meraih benda pipih itu. Dia mengucek matanya berkali-kali karena silau dengan sinar ponselnya.

Ada nomor asing yang menghubunginya beberapa kali. Akhirnya, ia pun mengangkat panggilan tersebut.

[Halo?]

Nita sesekali menguap.

[Selamat malam nona Nita]

[Malam. Ini siapa ya? Dari mana?]

[Kami dari rumah sakit Sehat Selalu, mengabarkan bahwa pasien atas nama. Nur Aini mengalami kecelakaan tunggal dan sedang di rawat di rumah sakit kami]

[Apa? Kecelakaan???]

[Bagaimana keadaannya sus??]

Nita mulai terserang panik. Bagaimana tidak? Dia sudah chat dari awal Aini pergi, tapi tak di balas. Sekali nya ada yang telpon, justru dari pihak rumah sakit.

[Anda bisa memastikannya langsung nona]

[Saya langsung ke sana sus. Makasih]

Nita mencuci mukanya lalu mengenakan jaket Hoodie, tak lupa sepatu sneakers kw yang selalu menemaninya.

Ia melirik jam di ponselnya, jam dua pagi! Beruntung dia masuk shift siang. Setidaknya dia bisa menjaga sahabatnya lebih dulu.

Sekitar jam tiga pagi, dia sudah sampai di rumah sakit Sehat Selalu. Ia bertanya pada suster jaga dimana Aini di rawat.

Ternyata, Ain masih berada di ruang ICU. Dokter menyatakan jika Aini tengah koma.

Nita sampai terkulai lemas. Entah apa yang akan dia sampaikan pada orang tua Ain nanti.

.............@@@@............

Hai...hai...mamak lagi belajar bikin yang berbau horor, tapi bab 1 belum horor lah ya. Maafkan kehaluan ini. Hanya lagi belajar keluar dari zona nyaman aja sih. Namanya juga belajar, lintas genre dong heheheh...

Semoga bisa di nikmati, biar ngga bosen baca drama percintaan mulu 🤭

Makasih, haturnuhun ✌️✌️✌️

Terpopuler

Comments

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

halo thor.. salam kenal.. baru ini mampir dikaryamu.. pas liat judul nya kok tertarik.. semoga benar seru ya thor...

2023-05-25

1

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

q lgsg favorit thor seru dan bikin candu..jgn lelet up ya biar nambah oembaca

2023-04-13

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!