Bab 15

Nafas Aini tercekat andai ia berkedip, pasti air mata itu meleleh. Aini tak bisa membayangkan seperti apa sakitnya seorang gadis seusia Ilma. Disiksa lebih dulu sebelum di bunuh.

"Jadi...papanya Ibas pelakunya?",tanya Aini.

Ilma mengangguk.

"Tapi tidak ada bukti yang di temukan bahkan dugaan mengarah padanya saja tidak ada Ai. Hanya...ponsel ku yang ada di bawah lemari hias. Lemari itu cukup berat jika di geser, makanya... mungkin sampai sekarang ponsel ku masih berada di sana."

"Bagus! Aku akan mengatakan nya pada mas Ikbal!", kata Aini langsung berdiri dari kasurnya. Ia meraih jilbab yang ada di gantungan pintu.

"Kemana?", tanya Ilma.

"Menemui mas mu lah!", sahut Aini. Sudah tak ada lagi raut ketakutan di wajah Aini.

"Dia akan ke sini. Lebih baik sekarang kamu istirahat. Aku pergi dulu. Ku tunggu kabar baikmu. Dan setelah ini selesai, aku bisa pergi dengan tenang."

Tanpa persetujuan Aini, Ilma sudah hilang dari pandangan.

Aku tidak percaya adanya hantu! Tapi saat melihat Ilma...apakah dia yang dinamakan jin qorin? Bukankah nyawa yang sudah di ambil sang pencipta tidak akan kembali lagi untuk sekedar meminta tolong? Lalu ...Ilma itu....apa? Jenis apa? Hantu kah? Jin kah????

Aini menggelengkan kepalanya. Otaknya tak sampai ke arah sana. Dia bukan anak indiham seperti yang sering ia lihat wara Wiri di tv.

Aini juga tidak percaya jika dirinya sekarang bisa melihat hal semacam itu. Seperti yang sering ia baca dan ia tonton di film-film. Setelah kecelakaan, ia bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata. Tapi ini??? Ingin tidak percaya, tapi ia mengalaminya.

Tok

Tok

Tok

Lamunan Aini buyar saat ada yang mengetuk pintu kamarnya. Beruntung dia sudah memakai jilbabnya, jadi dia tak masalah saat ada tamu. E...tapi...saat sakit kan dia tak memakainya bukan? Bahkan dokter Ikbal pun sering melihatnya.

Aini menepuk keningnya sendiri. Jam dua belas siang tepat saat ia melirik jam dinding sebelum bangkit dari kasurnya.

Ceklek.....

Tidak ada siapapun di sana. Suasana kost siang bolong begini pun sangat lengang. Mungkin dirinya lah satu-satunya yang ada di kost tersebut saat itu.

Aini mengeluarkan kepalanya saja, ia celingukan mencari siapa yang mengetuk pintu. Tapi tak di dapati siapa pun di sana. Bahkan tak terdengar langkah kaki jika ada seseorang yang memang berniat mengerjainya.

Jantung Aini mulai berdetak cepat. Dia takut... takut jika harus melihat sesuatu semacam Ilma. Jika ia sudah mulai terbiasa dengan sosok Ilma, dia tak biasa melihat yang lain.

Brakkkk.....

Tiba-tiba suara sesuatu yang jatuh mengejutkan Aini. Lorong yang sepi membuat suara itu begitu terdengar keras.

Aini celingukan ke sana kemari. Mencoba berusaha menebak dari mana sumber bunyi tersebut.

Lamat-lamat ia melihat seorang perempuan berjalan ke arah gudang kostan. Gudang tempat penyimpanan barang-barang fasilitas kost.

Eh ...itu manusia apa sejenis Ilma ya???? Batin Aini.

Suara azan dhuhur sudah berkumandang sejak tadi. Aini berpikir positif. Tidak mungkin ada hantu di siang bolong begini menampakan diri. Tapi...Ilma????

Karena tak ada siapa-siapa di depan kamarnya, Aini pun kembali ke kamarnya. Tapi dia tersentak saat tiba-tiba ada sesosok perempuan yang menembus dinding kamarnya dengan rambut terurai panjang.

"Astaghfirullahaladzim!", Aini mengusap dadanya. Ini tengah hari bolong, kenapa ada yang menampakkan diri????

Aini memilih untuk solat Dhuhur. Dia berusaha mengenyahkan rasa takutnya. Usai berzikir, Aini kembali rebahan di atas kasurnya.

Ia meraih ponselnya, ada chat dari Ikbal yang mengatakan akan ke kostan sore ini. Aini pun membalas chat dokter tampan itu.

Karena mengantuk berat, akhirnya Aini tertidur pulas. Dua jam berlalu, suara berisik mengusik tidur siang menjelang sore Aini.

"Apa sih???", Aini mengucek air matanya. Tapi dari luar kamar ia bisa mendengar suara orang bercakap-cakap.

Aini mengambil ponsel dan memakai jilbabnya. Dia keluar dari kamarnya untuk memastikan apa yang terjadi di luar.

Ceklek....saat pintu terbuka banyak yang berkerumun. Mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, Aini mengunci pintu kamarnya lalu mendekati kerumunan.

"Ada apa ya?", tanya Aini. Wajahnya masih sedikit pucat.

"Lho? Sejak kapan kamu di kamar Ai?", tanya salah satu tetangganya.

"Sejak semalam. Aku belum pulih, jadi belum bisa bekerja!'', jawab Aini.

Semua mata tertuju pada Aini. Aini yang bingung pun hanya menggaruk pelipisnya.

"Ada apa sih???", tanya Aini.

"Kamu yakin di kamar mu sejak semalam?", tanya yang lain.

"Iya, tadi pagi sarapan aja Nita yang beliin. Ada apa?", tanya Aini lagi.

"Risma, penghuni kamar dekat gudang di temukan bundir!", jawab tetangga kamar Aini.

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un!", Aini menutup mulutnya.

"Kamu beneran ngga denger apa-apa selama kamu di kamar?", tanya yang lain.

"Ngga. Aku cuma rebahan di kamar dan ngga keluar. Kalian ngga lagi curigain aku kan? Aku ngga kenal sama Risma itu!", kata Aini.

Mereka tak ada yang menuduh Aini, hanya saja ingin tahu apakah Aini mendengar keributan atau apa yang berasal dari kamar Risma. Mengingat kamar risma dan kamar Aini hanya terjeda tiga kamar.

*****

Misteri dan petualangan di mulai ✌️😔

Belum dapat efek horor atau scary jump ya??? Masih belajar soalnya hehehe

Lagi banyak-banyakin baca buat belajar tapi bukan buat jadi plagiator kok ✌️😌

Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!