Chapter 15 : Babi dan Bangsawan Bagian 2

Perasaan ragu menghampiriku setibanya di depan pintu kantor kepala sekolah. Keindahan pintu besar yang di hiasi berbagai corak daun dan ranting pohon besar benar-benar tak bisa menandingi kecemasanku untuk melangkah masuk ke dalam sana.

Tarikan napas panjang mulai ku lakukan untuk menguatkan ku menghadapi Guru di dalam. Namun sebelum aku mengetuk pintu tersebut, Tuan Gareth tiba-tiba saja keluar dari pintu tersebut dan menyambut ku yang sedari tadi hanya berdiri menatap pintu.

“Kau sudah sampai, Tuan? Mari masuklah,” ucapnya.

Senyuman yang dia berikan seolah ditujukan untuk menenangkan diriku yang merasa cemas dan ragu untuk melangkah masuk.

Dengan semua paksaan aku akhirnya melangkah ke dalam sana. Di ruangan yang tertata rapi dan dipenuhi oleh buku-buku itu, terlihat Guru sedang menatap ke arahku dari sofa panjang di dekat jendela sembari memegangi cangkir teh di tangan kanannya.

“Kenapa kau melamun di depan pintu seperti orang bodoh?” tutur Guru.

“Jujur saja, aku merasa ragu untuk menemui mu Guru.”

Terlihat senyum kecil mulai menghiasi wajah Guru. “Sepertinya kau tahu apa kesalahanmu ini, huh?”

"Apa karena aku mencoba menyalah gunakan kuasamu?” tanyaku dengan sedikit ragu.

Guru memicingkan matanya terlihat seperti tak mengerti apa yang aku maksudkan. “Menyalah gunakan apa?”

Sepertinya Guru tidak mengetahui soal apa-apa yang terjadi di dalam kelas tadi. Lalu dengan alasan apa Guru sampai tiba-tiba memanggilku dengan nada serius menggunakan telepati?

“Kalau boleh bertanya, kenapa kau memanggilku Guru. Kupikir kau tahu apa yang terjadi di kelas tadi sehingga membuatku sedikit cemas.”

Dia tak langsung menjawabku, perlahan dia meletakkan cangkir teh yang dia pegang di meja yang ada di depannya dan menatap ke arahku. “Aku tak bisa mengetahui hal apa yang telah kau lalui … namun aku bisa tahu jika ada sesuatu tak mengenakan telah terjadi padamu.”

Syukurlah jika dia memang tak mengetahui apa yang terjadi tadi antara aku dan Albert.

“Jadi kau ingin mengetahui apa yang baru saja aku alami?” tanyaku berhati-hati.

“Benar. Aku memang bisa tahu jika kau mengalami hal tak mengenakan karena mana yang ku tanamkan di dalam dirimu mulai bergejolak, tapi aku tak bisa mengetahui dengan pasti karena alasan apa itu bisa terjadi. Oleh sebab itu kurasa kau perlu menjelaskan apa yang terjadi tadi padaku benar?”

“Oh, mengenai barusan ….”

Aku menjelaskan situasi antara Tristan dan juga Albert padanya serta menjelaskan apa yang terjadi setelahnya. Dia hanya memperhatikanku tanpa bergeming sedikitpun, Guru dan Tuan Gareth mendengarkan cerita tanpa mengucap sepatah kata pun.

Terlihat wajah keduanya mulai menampakkan ekspresi yang cukup serius. Aku tak tahu jika pertengkaran anak-anak akan bisa membuat 2 orang dewasa seperti mereka terlihat begitu serius.

Guru yang sedari tadi mendengarkan ceritaku mulai melirik ke arah Tuan Gareth sebentar. Tuan Gareth hanya membalas tatapan dari Guru dengan senyum kecil yang dibarengi anggukan kepala.

Setelah mendapat konfirmasi dari Tuan Gareth, Guru mulai kembali menatapku. “Aku mengerti kenapa kau melakukan itu, kau bahkan tidak melakukan kesalahan apa pun dengan ikut campur dalam urusan mereka …” Guru terdiam sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.

Sekarang Guru memasang mimik wajah yang begitu serius. “Tapi kau membuat satu kesalahan,” lanjutnya.

Aku tak terlalu paham dengan apa yang ingin Guru maksudkan. “Apa maksudmu Guru?”

“Kau mungkin tidak akan mendapat sebuah masalah karena ada aku yang menjagamu, kau juga tidak perlu meminta maaf karena berusaha menggunakanku. Itu memang hal yang perlu kau lakukan karena kau adalah muridku. Tapi kau melupakan sesuatu yang lebih besar dari semua itu. Kau melupakan orang-orang yang terlibat denganmu.”

Mendengar ucapan Guru membuat jantungku berhenti berdetak untuk sesaat. Aku tak terlalu yakin dengan apa yang akan dia katakan tapi melihat raut wajahnya itu. Kurasa Guru tak mencoba untuk hanya menakut-nakutiku, dia serius dengan ucapannya.

“Bisa kau jelaskan?”

Tuan Gareth yang memperhatikan kami dari samping sofa tempat Guru duduk mulai memejamkan matanya. Guru juga menghela napas panjang sebelum berbicara padaku. “Kebiasaan bangsawan …” ucapnya lirih.

Aku tak mengerti apa yang dia coba katakan. “Kebiasaan bangsawan?” tanyaku mengulangi perkataan Guru.

“Kebiasaan para bangsawan itu yang akan menyulitkan dirimu. Mereka tidak akan melepaskan orang yang mengganggu nya begitu saja. Untukmu … kau akan aman, tapi bagaimana temanmu? Jika mereka gagal dalam mengincarmu. Mereka akan mengalihkan perhatian mereka pada orang di sekitarmu.”

Keringat dingin mulai membasahi diriku. Aku benar-benar tak berpikir sejauh sana. Bodohnya aku bergerak dengan begitu barbar tanpa mempedulikan orang-orang di sekitar ku sebagai bahan pertimbangan.

“Tenang lah, Tuan. Aku akan berusaha membantumu. Mengingat ini juga adalah tugas kami sebagai pengajar di akademi, bahkan sejujurnya aku sedikit malu karena membiarkan perundungan terjadi di akademi dengan begitu lama. Anggap ini sebagai tanda permintaan maaf dariku dan setiap pengajar yang ada di akademi.” ucap Tuan Gareth.

Mendengar ucapannya membuatku sedikit lebih tenang. Aku yang sedari tadi berdiri mulai memutuskan untuk duduk di sofa yang berada di depan mereka berdua.

“Terima kasih …” ungkapku pada Tuan Gareth.

“Tapi ada hal yang perlu aku ingatkan Tuan. Aku tak bisa membantu banyak jika kalian ada di luar akademi karena itu di luar tanggung jawab kami. Sehingga kuharap kau bisa menjaga dirimu dan temanmu ketika berada di luar akademi.” tutur Tuan Gareth.

“Tak apa, bantuan darimu benar-benar sungguh berarti. Sekali lagi terima kasih.” Aku membungkuk kan badanku untuk berterimakasih padanya.

“Ada satu masalah lagi yang perlu kau pikirkan.” potong Guru.

Aku memperhatikan Guru yang tak henti-henti mengeluarkan wajah serius itu. “Apa itu Guru?” tanyaku penasaran.

“Kau harus menyembunyikan kekuatanmu di depan para murid lainnya. Karena kau sekarang mendaftar sebagai seorang swordman, kau sebaiknya tak terlalu mengandalkan sihir. Aku tak melarangmu menggunakannya, tapi ku sarankan kau hanya menggunakannya jika memang diperlukan. Kita tak bisa menarik begitu banyak perhatian pada diri kita saat sedang mencari tahu kebenaran soal invasi ras iblis.”

Guru benar. Jika aku menarik banyak perhatian dari orang-orang yang memiliki koneksi dari orang-orang berpengaruh di luar sana. Akan tidak mungkin jika tak ada individu yang akan mencoba mendatangiku secara langsung.

Terlebih investigasi kami mengenai murid Guru yang hilang dan juga kelompok misterius yang mencoba mengembalikan invasi Iblis di dunia ini juga akan sangat terganggu.

Aku menatap mata Guru dalam-dalam. “Aku mengerti Guru. Jika memang seperti itu, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk melatih keahlian bela diriku mulai sekarang,” ucapku dengan tegas.

Guru tersenyum padaku. “Memang itu yang seharusnya kau lakukan.”

Setelah diberikan peringatan oleh mereka berdua. Aku akhirnya beranjak kembali ke kelas sebelum kelas sore dimulai. Selama perjalanan aku terus saja memikirkan tentang apa yang Guru dan Tuan Gareth ucapkan tadi.

Aku sudah paham dengan betapa seriusnya situasi ini. Walau ini hanya terlihat seperti perkelahian anak-anak biasa, namun orang yang memiliki kuasa akan selalu mencoba mendikte orang-orang yang mereka anggap ada di bawah mereka.

Guru juga tidak bisa bertindak banyak, dia bisa saja menghilangkan semua hal yang berhubungan dengan keluarga Albert dengan sekejap mata. Tapi itu adalah pilihan terburuk bagi kami semua.

Menghilang nya keluarga bangsawan secara tiba-tiba dalam semalam pasti akan membuat kegaduhan di masyarakat. Orang-orang yang ada di atas sana seperti bangsawan dan anggota kerajaan juga tidak akan tinggal diam.

Lebih parahnya, di tengah semua kekacauan itu kita malah bisa memberi celah pada kelompok misterius yang sedang kita kejar dan membuat mereka leluasa bergerak melancarkan aksi berbahaya mereka.

Membuat kegaduhan bukanlah sebuah solusi yang baik saat ini. Tidak, bahkan itu tidak akan pernah menjadi sebuah solusi yang baik sejak awal. Kita tak bisa bergerak secara impulsif seperti yang aku lakukan dengan Albert.

Keberhasilan Guru di masa lalu hanya sampai mendorong kembali ras Iblis kembali ke neraka, Guru yang sekuat itu saja kesulitan untuk menyelesaikan masalah ini sepenuhnya. Menjadi kuat saja tidak akan menjadi sebuah alasan kuat untuk melawan dan bertindak gegabah.

Semua informasi ini benar-benar membebani diriku saat ini. Bukan hanya akan menjadi rintangan yang menyulitkan, ini semua juga membuatku sadar sekecil apa aku di dunia ini.

Ruangan kelas sudah mulai terlihat ramai oleh murid yang telah selesai istirahat. Sepertinya karena semua lamunanku di perjalanan membuatku tak menyadari jika aku telah sampai di kelas.

Terlihat Viona yang sedang bersama Kevin dan Tristan sedang melambai ke arahku dari meja tempatku duduk. “Deron! Di sini .”

Aku bergerak menuju mereka sembari tersenyum. Mereka terlihat begitu ceria, sepertinya selama aku tak ada mereka sudah sedikit berbincang dan menjadi lebih dekat. Siapa yang akan menduga jika pemandangan yang menyenangkan hati ini memiliki badai yang menghantui mereka di belakangnya.

“Maaf. Apa kalian sudah menunggu lama?” tanyaku sesampainya ke tempat mereka.

“Yah, enggak selama itu juga, tapi yang lebih penting lagi, coba kamu duduk di sini. Kita mau jelasin soal apa yang harus kamu tahu soal bela diri,” tutur Viona sembari menarik ku duduk.

Mereka menjelaskan beberapa hal padaku, seperti pola latihan yang akan aku jalani, asupan gizi yang harus aku perhatikan untuk membantu perkembangan ototku dan juga pola istirahat yang tak kalah penting dalam membangun diri ketika ingin menjadi ahli bela diri.

Aku benar-benar bersyukur telah bertemu dengan orang-orang baik seperti mereka ini. Semua ini semakin menguatkan diriku untuk bisa menjaga mereka dari semua kemungkinan yang akan mengancam mereka ke depannya.

Tidak akan kubiarkan siapa pun menyakiti orang-orang ini. Tidak! Bahkan aku tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu kedamaian yang ada di dunia ini dan membuat orang baik seperti mereka terluka karenanya.

Dengan tekad ku yang sudah bulat aku akhirnya menemukan sebuah tujuan untukku. Jika selama ini aku hanya menjalani hidup dengan mengikuti langkah orang lain. Sekarang aku telah menemukan tujuan ku sendiri, tujuan yang akan membantu diriku untuk berkembang sebagai seorang manusia.

“Bagaimana? Ada yang kamu enggak pahami?” Kevin bertanya padaku.

“Aku sudah mengerti apa yang harus dilakukan sekarang.” jawabku.

“Bagus, seperti yang diharapkan dari orang yang mencatat sebuah rekor.” Viona merangkulku dengan senyuman di wajahnya.

Kami mulai bercanda gurau setelahnya, sebuah pengalaman yang tak pernah aku alami selama tinggal di hutan. Ini semua benar-benar menyenangkan. Bergaul dan bercanda bersama dengan teman sebaya ternyata sungguh menyenangkan.

Tanpa kami sadari ternyata waktu telah menunjukkan pukul 2 siang. Waktunya kami pergi ke ruang latihan di akademi untuk mendapatkan pembelajaran menjadi seorang ahli bela diri.

Tak mau terlambat di hari pertamaku mengikuti kelas praktik. Kami langsung pergi menuju ruang latihan yang berlokasi di belakang bangunan utama akademi. Ruangan yang ada di dalam gedung serba guna yang dibangun khusus untuk para murid yang memilih menjadi seorang ahli bela diri.

Banyak sekali fasilitas yang ada di sana. Dari ruang latihan yang digunakan untuk sparing, lapangan berkuda, track lari, area memanah, kolam renang, gym dan gudang persenjataan membuat gedung tersebut menjadi tempat yang dapat membantu siapa saja yang berjalan di jalan bela diri berlatih dengan maksimal.

Sepertinya Viona tak berlebihan mengenai kelengkapan yang ada di gedung ini. Beberapa dumbbell dan halaman luas dari asrama saja tidak bisa dibandingkan dengan tempat ini.

Ini adalah surga bagi semua orang yang ingin berlatih bela diri. Aku jadi tak sabar untuk menerima pelatihan bela diri di dalam sana. Rasanya perasaan ragu yang menyelimuti ku karena tidak pernah berlatih bela diri telah menghilang seketika setelah melihat semua ini.

Entah sesulit apa latihan yang aku terima di sana. Setidaknya aku bisa menikmati prosesnya selama aku bersemangat seperti sekarang. Sepertinya keberuntungan selalu berpihak padaku semenjak malam di musim dingin 3 tahun lalu. Terima kasih tuhan karena telah memberi anak tak berguna seperti ku kesempatan seperti ini.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Nah.... Nyusahin dan gak mau disalahin itu tipikal bangsawan banget

2023-07-25

1

Ayano

Ayano

Apal bener kebiasaan bangsawan kek gitu 😅😅
Tauan aja lagi

2023-07-25

1

Yuchen

Yuchen

setuju sih dngn gurunya😌

2023-05-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Siluman Burung
3 Chapter 2 : Guru Sihir Bagian 1
4 Chapter 3 : Guru Sihir Bagian 2
5 Chapter 4 : Langkah Awal Bagian 1
6 Chapter 5 : Langkah Awal Bagian 2
7 Chapter 6 : Langkah Awal Bagian 3
8 Chapter 7 : Langkah Awal Bagian 4
9 Chapter 8 : Langkah Awal Bagian 5
10 Chapter 9 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 1
11 Chapter 10 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 2
12 Chapter 11 : Konfrontasi Bagian 1
13 Chapter 12 : Konfrontasi Bagian 2
14 Chapter 13 : Konfrontasi Bagian 3
15 Chapter 14 : Babi dan Bangsawan Bagian 1
16 Chapter 15 : Babi dan Bangsawan Bagian 2
17 Chapter 16 : Julukan Baru
18 Chapter 17 : Tempat Untuk Babi Bagian 1
19 Chapter 18 : Tempat Untuk Babi Bagian 2
20 Chapter 19 : Memancing Ikan Bagian 1
21 Chapter 20 : Memancing Ikan Bagian 2
22 Chapter 21 : Anggota Kelompok Bagian 1
23 Chapter 22 : Anggota Kelompok Bagian 2
24 Chapter 23 : Duel Dengan Bulldog Bagian 1
25 Chapter 24 : Duel Dengan Bulldog Bagian 2
26 Chapter 25 : Duel Dengan Bulldog Bagian 3
27 Chapter 26 : Duel Dengan Bulldog Bagian 4
28 Chapter 27 : Duel Dengan Bulldog Bagian 5
29 Chapter 28 : Duel Dengan Bulldog Bagian 6
30 Chapter 29 : Kelas A dan Kata Terlarang
31 Chapter 30 : Clumsy Alchemy
32 Chapter 31 : Serangan di Akademi Bagian 1
33 Chapter 32 : Serangan di Akademi Bagian 2
34 Chapter 33 : Serangan di Akademi Bagian 3
35 Chapter 34 : Serangan di Akademi Bagian 4
36 Chapter 35 : Master Bela Diri Bagian 1
37 Chapter 36 : Master Bela Diri Bagian 2
38 Chapter 37 : Master Bela Diri Bagian 3
39 Chapter 38 : Master Bela Diri Bagian 4
40 Chapter 39 : Hellen Bagian 1
41 Chapter 40 : Hellen Bagian 2
42 Chapter 41 : Hellen Bagian 3
43 Chapter 42 : Hellen Bagian 4
44 Chapter 43 : Hellen Bagian 5
45 Chapter 44 : Darah di Taman Bunga Bagian 1
46 Chapter 45 : Darah di Taman Bunga Bagian 2
47 Chapter 46 : Darah di Taman Bunga Bagian 3
48 Author Sakit
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Siluman Burung
3
Chapter 2 : Guru Sihir Bagian 1
4
Chapter 3 : Guru Sihir Bagian 2
5
Chapter 4 : Langkah Awal Bagian 1
6
Chapter 5 : Langkah Awal Bagian 2
7
Chapter 6 : Langkah Awal Bagian 3
8
Chapter 7 : Langkah Awal Bagian 4
9
Chapter 8 : Langkah Awal Bagian 5
10
Chapter 9 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 1
11
Chapter 10 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 2
12
Chapter 11 : Konfrontasi Bagian 1
13
Chapter 12 : Konfrontasi Bagian 2
14
Chapter 13 : Konfrontasi Bagian 3
15
Chapter 14 : Babi dan Bangsawan Bagian 1
16
Chapter 15 : Babi dan Bangsawan Bagian 2
17
Chapter 16 : Julukan Baru
18
Chapter 17 : Tempat Untuk Babi Bagian 1
19
Chapter 18 : Tempat Untuk Babi Bagian 2
20
Chapter 19 : Memancing Ikan Bagian 1
21
Chapter 20 : Memancing Ikan Bagian 2
22
Chapter 21 : Anggota Kelompok Bagian 1
23
Chapter 22 : Anggota Kelompok Bagian 2
24
Chapter 23 : Duel Dengan Bulldog Bagian 1
25
Chapter 24 : Duel Dengan Bulldog Bagian 2
26
Chapter 25 : Duel Dengan Bulldog Bagian 3
27
Chapter 26 : Duel Dengan Bulldog Bagian 4
28
Chapter 27 : Duel Dengan Bulldog Bagian 5
29
Chapter 28 : Duel Dengan Bulldog Bagian 6
30
Chapter 29 : Kelas A dan Kata Terlarang
31
Chapter 30 : Clumsy Alchemy
32
Chapter 31 : Serangan di Akademi Bagian 1
33
Chapter 32 : Serangan di Akademi Bagian 2
34
Chapter 33 : Serangan di Akademi Bagian 3
35
Chapter 34 : Serangan di Akademi Bagian 4
36
Chapter 35 : Master Bela Diri Bagian 1
37
Chapter 36 : Master Bela Diri Bagian 2
38
Chapter 37 : Master Bela Diri Bagian 3
39
Chapter 38 : Master Bela Diri Bagian 4
40
Chapter 39 : Hellen Bagian 1
41
Chapter 40 : Hellen Bagian 2
42
Chapter 41 : Hellen Bagian 3
43
Chapter 42 : Hellen Bagian 4
44
Chapter 43 : Hellen Bagian 5
45
Chapter 44 : Darah di Taman Bunga Bagian 1
46
Chapter 45 : Darah di Taman Bunga Bagian 2
47
Chapter 46 : Darah di Taman Bunga Bagian 3
48
Author Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!