Ibu Kota Eldrea. Sebuah kota yang tak pernah sepi dan selalu dipenuhi orang yang berlalu-lalang. Para pedagang berjejer di setiap sudut kota. Mereka tak pernah berhenti untuk memasarkan setiap produk dagangannya.
Wajah dari setiap wisatawan yang hadir selalu di penuhi oleh kekaguman terhadap pemandangan yang ditunjukkan oleh tempat ini. Selain menjadi pusat perdagangan, Ibu Kota Eldrea juga menjadi sebuah destinasi wisata yang tak bisa dilewatkan.
Anak-anak yang bermain berlarian kerap menghiasi setiap sudut pemukiman penduduk. Entah mereka kaya atau tidak, semua tak ada urusannya ketika mereka tinggal di sini. Bantuan dari kerajaan pada rakyatnya benar-benar begitu besar sehingga mereka dapat hidup dengan nyaman.
Ditambah dengan pengawasan dari para prajurit yang selalu siaga membuat mereka tak perlu merasa waswas akan bahaya dari orang jahat. Angka kriminalitas yang sangat rendah membuat orang-orang yang tinggal di sini bisa hidup dengan tenang. Sebuah tempat yang benar-benar nyaman dan juga aman untuk ditinggali
Setelah kembali dari Dungeon aku dan guru akhirnya memutuskan untuk menjual Kristal yang kami dapatkan dari sana ke Guild. Uang yang kami dapatkan dari hasil menjual kristal tersebut kami belikan beberapa makanan dan juga Bir untuk Guru.
Kebetulan penginapan yang kami tempati juga membuka bar di lantai pertamanya. bar yang biasa di kunjungi oleh petualang yang telah berhasil menyelesaikan misi itu tak pernah sepi dari pengunjung.
“Tuan, kami ingin membeli sup tomat hangat, beberapa daging dan juga segelas bir.”
Guru memesan kepada pemilik penginapan setelah kami mendapat tempat duduk di pojok bar. Di susul oleh acungan jempol tanda mengerti dari pemilik penginapan. Kami akhirnya menunggu di meja kami dengan sedikit berbincang.
“Kenapa kau memesan bir guru?”
“Tentu saja karena kita baru menyelesaikan misi. Petualang macam apa yang tidak merayakan keberhasilannya dengan segelas bir?”
“Tapi akulah yang bekerja di sana, ingat?”
“Ya, dan akulah yang memberi arahan padamu sehingga kau bisa duduk di sini sekarang, ingat!?” jawab Guru seraya menaikkan salah satu alisnya.
Aku tak bisa membantah perkataannya. Itu semua memang benar, jika Guru tak ada di sana untuk memberiku arahan, mungkin sekarang aku sudah hanya tinggal nama tanpa ada orang yang mengetahui keberadaanku, bahkan mayatku akan di telan oleh dungeon.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya makanan kami sampai. 2 mangkuk sup tomat hangat dan beberapa potong daging sapi yang di balur oleh saus asam manis benar-benar menggugah selera.
Aku langsung menyantap hidangan daging panggang dan juga sup tomat. Rasa yang kuat dari daging benar-benar cocok dipadukan dengan sup tomat hangat. Benar-benar hidangan yang cocok untuk mengembalikan stamina.
Sedangkan Guru yang duduk di depan ku hanya memakan daging dan meminum bir miliknya. Sesekali dia melihat ke sekeliling, memperhatikan petualang lain yang sedang mengobrol di sekitar kami.
“Hei, apa kau sudah mendengar rumor mengenai putri dari archduke?”
Kami tak sengaja mendengar percakapan 3 petualang yang duduk di sebelah kami.
“Sudah. kudengar dia sekarang menjadi murid nomor 1 di akademi. Dia benar-benar berbakat, bukan hanya pandai menggunakan sihir tapi dia juga bisa menggunakan pedang dengan sangat ahli.”
“Benarkah? Bukankah dia baru saja berumur 13, tahun ini? Kurasa rumor tersebut hanya di lebih-lebih kan saja.”
Ketiga petualang tersebut masih terus membicarakan rumor mengenai putri perempuan archduke. Sedangkan Guru yang mendengar percakapan mereka mulai termenung seolah sedang memikirkan sesuatu.
Guru mulai memperhatikan bir yang ada di tangan kanannya. “Hmm, akademi …?” gumam guru mendengar percakapan mereka.
Setelah bergumam pada dirinya sendiri, Guru mulai melirik ke arahku. “Kurasa itu bukanlah hal yang buruk,” lanjutnya.
“Apa maksudmu Guru?”
“Maksudku, itu mungkin bisa menjadi tempat yang cocok untuk mencari informasi mengenai Trishia dan Jester.”
Mendengar perkataannya, sepertinya Guru berniat untuk masuk ke akademi saat ini. Tapi apa dia mau untuk menjadi seorang pengajar di akademi? Mengingat sifatnya yang seperti itu aku merasa ragu jika Guru akan memilih untuk mengajar di akademi.
“Apa kau akan menjadi pengajar di sana?”
“Tidak, aku tak mau mengajari sihir milikku ke anak-anak tidak kompeten itu.”
Sudahku duga Guru tidak akan mungkin mau untuk mengajari anak-anak random dari akademi, bahkan jika anak itu adalah anak dari seorang bangsawan sekaligus. Dia tak akan pernah mempedulikan kasta ketika mengangkat seorang murid.
“Lalu apa yang akan kau lakukan?”
Setelah mendengar pertanyaanku, senyum licik mulai nampak di wajahnya itu. Aku tak terlalu paham makna dari senyumnya itu, namun aku tahu jika itu bukanlah sebuah pertanda baik.
“Kenapa kau tersenyum seperti itu, cepat hentikan! Itu mengerikan,” Aku memiliki firasat buruk mengenai senyumannya itu.
Tanpa berhenti menyeringai, Guru mulai menunjuk ke wajahku. “Satu-satunya cara agar kita bisa masuk ke akademi adalah dengan kau menjadi murid di sana.” ucap Guru.
“Apa?! kenapa aku harus menghadiri akademi? Lagi pula apakah orang sepertiku bisa memasuki akademi itu? Kudengar biaya daftarnya saja sudah sangatlah tinggi, hanya daftar saja lho, belum tentu diterima.”
“Tenanglah! jika itu kau, aku yakin kau akan diterima. Dan jika masalahnya adalah uang. Bukankah ada Yohan di sisi kita?”
Sudahku duga dia akan berkata seperti itu. Setelah bersama dengannya selama 3 bulan ini, aku jadi sangat paham betapa tidak tahu malunya guruku ini.
Namun walaupun begitu. Semua perkataan Guru memang ada benarnya. Jika kita perlu mencari informasi yang benar-benar dirahasiakan, maka jawaban satu-satunya adalah bekerja sama dengan orang-orang yang dekat dengan bangsawan. Dan itu adalah anak dari para bangsawan tersebut.
“Yah, mungkin kau benar. Tapi tetap saja, apakah ini semua akan berhasil? Maksudku mungkin aku akan diterima menjadi seorang murid tapi bagaimana denganmu? Bukankah kau tak mau menjadi seorang pengajar di sana?”
“Aku hanya harus berpura-pura menjadi Familiar milikmu, dengan begitu aku tak perlu repot-repot menjadi seorang pengajar dan aku akan selalu ada di sampingmu.”
Familiar adalah hewan peliharaan yang bertujuan untuk membantu pemiliknya dalam pertarungan, entah dengan ikut menyerang atau memberikan support dalam pertarungan.
Biasanya familiar merupakan hewan yang dipenuhi dengan kemampuan sihir, namun ada juga familiar yang tidak memiliki kemampuan sihir. Sebagai gantinya familiar tersebut menggunakan kekuatan tubuhnya untuk bertarung. Bentuk familiar sendiri bisa berbeda-beda, sehingga tidak ada kriteria khusus yang menentukan apa hewan tertentu bisa menjadi familiar atau tidak.
“Apa kau memang bisa bertarung ketika sedang menjadi seekor burung?”
“Tentu saja, kau pikir aku ini siapa?” ucap Guru menyombongkan dirinya.
“Lalu kenapa kau tak membantuku ketika sedang kesusahan melawan Kobold King?”
“Kau ini adalah muridku, kau harus bisa menolong dirimu sendiri.” Dia berkata seperti itu sembari meminum bir miliknya.
Dasar nenek lampir, jika dia bisa menggunakan sihirnya ketika menjadi seekor burung. Seharusnya dia membantuku ketika aku sedang terpojok saat itu. Apakah dia tidak peduli jika aku mati di dalam dungeon?
Aku menghela napas panjang dan mulai melirik ke arah Guru. “Hah, jika aku melakukan sedikit kesalahan saja aku bisa mati kau tahu …”
“Tentu.” Dia mengatakan itu seolah tidak peduli dengan keselamatanku.
“Dasar nenek lampir!” Aku tak sengaja mengeluarkan isi hatiku.
“Apa kau bilang bocah kurang ajar?” Dia lalu mengeluarkan api dari tangannya dan membuat semua mata tertuju pada kami.
Karena panik dengan reaksi yang Guru berikan, dan juga semua perhatian yang ditujukan pada kami. Aku berusaha
menenangkan Guru dengan mencoba menahan tangannya.
“Ti-tidak Guru, maafkan aku.”
“Sial, kau beruntung aku sedang dalam keadaan hati yang baik, sehingga aku tak membakarmu hidup-hidup.”
Gulp!
Aku menelan ludah memikirkan apa yang akan terjadi padaku jika aku membuatnya marah. Mulai sekarang aku harus lebih berhati-hati lagi. Perhatian dari para petualang yang ditimbulkan oleh guru juga masih terus saja mengarah pada kami. Situasi ini membuatku menjadi sangat canggung.
Kami akhirnya memutuskan untuk segera pergi ke kamar kami yang berada di lantai 2 untuk beristirahat setelah selesai makan, terlebih karena semua perhatian itu membuatku tidak nyaman untuk berlama-lama di bawah sana.
“Haaa, aku ingin segera mandi,” ucap Guru setibanya kami di kamar kami.
Memang benar di penginapan yang kami tempati ini ada kamar mandi yang bisa digunakan oleh setiap tamu. Mereka juga menyediakan air hangat yang sangat cocok digunakan setelah bekerja sehari penuh.
Guru mulai menyimpan barang bawaannya di meja yang ada di kamar dan mulai melangkah menuju kamar mandi yang terletak di ujung koridor lantai 2. Kami akhirnya memutuskan untuk mandi secara bergantian.
Sembari menunggu guru selesai mandi. Aku berbaring menatap langit-langit kamar dan memikirkan semua percakapan kami di bawah tadi. Akademi, huh? Memang terdengar cukup menarik. Aku juga penasaran seperti apakah kemampuan dari anak-anak yang seumuran denganku.
“Yosh! Sebaiknya aku berlatih, aku harus bisa menjadi lebih kuat lagi mulai sekarang.”
Aku mengambil posisi bersila, dan memulai meditasi. Aku mencoba fokus mengalirkan mana yang ada di sekitar ku ke jantung ku. Berbeda dengan pengalaman pertamaku, sekarang aku sudah bisa dengan leluasa menyerap mana dan menyalurkannya di tubuhku.
Bayangan dari cincin yang begitu rumit di jantungku bisa kulihat dengan lebih jelas sekarang. Entah karena aku yang sedang merasa bersemangat atau apa, tapi kurasa aku bisa memasuki Circle ke 4 saat ini. Aku terus menfokuskan diriku untuk membuka Circle ke 4.
Perasaan hangat dan lembut lalu memasuki tubuhku. Ini? Ini adalah perasaan yang aku rasakan ketika selesai membuka Circle lainnya di jantungku. Aku berhasil! Aku melompat kegirangan di atas kasur. Terlarut dalam kesenangan karena berhasil mencapai circle 4.
Krek!
Suara dari pintu kamar yang terbuka menghentikan aktivitasku, terlihat Guru yang baru saja selesai mandi memasuki kamar dengan rambut yang basah dan handuk yang melilit tubuhnya. Guru yang ada di depan pintu mulai memperhatikanku secara seksama, sepertinya dia tahu kalau aku baru mencapai circle 4.
“Hoo, sepertinya kau baru saja membuka Circle ke 4.”
“Yah, tak kusangka aku bisa mencapai tingkat ini sekarang. Sepertinya semua ini terjadi karena aku sedikit bersemangat untuk memasuki akademi.”
“Hah, dasar monster! Tak seharusnya seseorang bisa melewati batasan miliknya hanya dengan semangat.” Senyuman hangat tampak dari wajah guru.
Benar, aku sadar kalau perkembangan ku ini tidak masuk akal, manusia tak seharusnya berkembang secepat ini. Namun walau begitu, aku juga tahu seseorang yang memiliki bakat yang lebih besar dari diriku ini, dia sedang berdiri tepat di hadapanku.
“Seharusnya kau bercermin ketika berkata seperti itu Guru. Bukankah jika dibandingkan denganmu aku ini tak seberapa?”
“Benar, itu memang benar, tapi itu karena aku jenius. Lalu bagaimana denganmu? Keberuntungankah? Kurasa tidak, sepertinya dewa telah memberikan berkat padamu.”
Dewa … Kurasa benar, jika dibandingkan dengan guru, aku tidaklah jenius. Lalu apa ini semua memang benar karena berkat dari dewa? Bisa saja, mengingat kekuatanku berasal dari doa waktu itu.
“Entahlah, tapi mungkin saja kau benar Guru.”
“Tapi itu tak penting sekarang ini, yang lebih penting lagi adalah, apa kau sudah memutuskan untuk masuk ke
akademi?”
“Kau berkata seolah seperti memberiku pilihan untuk menolak.”
“Haha! Benar aku tak mungkin mengizinkan dirimu untuk menolak memasuki akademi.”
Aku menghela napasku dan mulai melirik ke arah Guru. “Sudahlah. Apa kau sudah selesai mandi?”
“Yups! Sebaiknya kau segera mandi sebelum hari semakin malam. Aku akan pergi menemui, Yohan terlebih dahulu sekarang. Kau tidurlah lebih dahulu jika aku belum pulang ketika kau selesai mandi.”
“Oke.”
Aku langsung pergi menuju kamar mandi, sedangkan Guru yang telah mengenakan pakaian, mulai pergi menemui Yohan di kantornya.
Air hangat yang ada di dalam bak mulai membuat diriku rileks. Setelah seharian berlarian melawan para monster di dalam Dungeon, aku akhirnya bisa sedikit bersantai sekarang. Aku sudah tak sabar untuk segera menghadiri akademi dan bertemu dengan anak-anak seumuranku.
Sembari membayangkan kehidupanku di akademi, mataku mulai terasa berat karena air panas yang kupakai untuk berendam. Tanpaku sadari, aku akhirnya tertidur di dalam bak saat itu juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Tomorrow
author kalau bisa saya ada saran, untuk serangan sihirnya bisa ditambah in sihir rune🤩 itu sihir yang jarang banget orang-orang pakai padahal seru banget kalau di aplikasi in di novel
2023-05-20
0
Tomorrow
tar jadi daging rebus dong🤭
2023-05-20
0
Tomorrow
aduh mc meremehkan koneksi guru nya🤭
2023-05-20
0