Chapter 8 : Langkah Awal Bagian 5

Hangatnya matahari pagi menyinari ruangan Guild Master yang beraromakan kopi. Guru mengajakku untuk pergi menemui, Yohan di ruangannya selepas sarapan. Kami datang ke ini untuk meminta bantuannya mengenai pendaftaran ke akademi.

“Kau ingin aku mendaftarkan anak ini ke akademi?” ucap Yohan setelah mendengar niat kami.

“Benar, kurasa di sana aku bisa menemukan petunjuk mengenai 2 muridku yang lain.”

“Kurasa itu ada benarnya.” Yohan lalu melirik ke arahku.”Hei, Nak! Berapa umurmu saat ini?”

“Minggu lalu aku baru saja berulang tahun yang ke 13.”

Guru tampak terkejut dengan apa yang aku ucapkan. “Apa!? kenapa kau tak memberitahuku?” sela Guru.

“Aku tak merasa itu adalah hal yang penting.”

Jujur saja aku tak terlalu peduli dengan hari lahirku. Bagiku itu hanyalah sebuah hari di mana semua kesialanku bermula, jika aku tak lahir dan dibuang di hutan. Aku setidaknya tak perlu melalui kehidupan yang menyedihkan sedari kecil.

Guru menghela napas panjang dengan wajah kecewa dia berkata. “kau seharusnya memberi tahuku jika kau berulang tahun, apa kau pikir aku akan membiarkan muridku melewati ulang tahunnya begitu saja?”

Aku mengerti apa yang dimaksudkan oleh Guru. Tapi itu benar-benar tak penting bagiku. “Tak apa, aku tak terlalu mempedulikannya. Itu hanya hari lahir.”

Yohan yang sedari tadi memperhatikan kami, mulai mencoba untuk menenangkan Guru yang terlihat cukup marah karena aku dengan sengaja melewatkan ulang tahunku sendiri.

“Sudahlah Margareth. Bukankah kita tetap bisa merayakannya sekarang?” tutur Yohan.

Mendengar ucapan dari Yohan, Guru hanya melirik sebentar dan mulai berhenti mengeluh. Sekarang dia terduduk sembari menyilangkan lengannya dengan memasang wajah cemberut. Aku tak percaya Guru bisa bertingkah seperti ini.

“Tapi ini cukup menarik. Maksudku, jika umurmu sekarang 13 tahun, berarti kau seumuran dengan putri archduke, terlebih kau akan memasuki akademi yang sama dengannya,” Yohan mencoba mengalihkan topik pembicaraan, aku bersyukur setidaknya dia bisa diandalkan mengenai hal seperti ini.

Mendengar hal yang dituturkan oleh Yohan membuat Guru menjadi sedikit tenang. “Maksudmu tentang gadis pendiam itu?”

“Tentu, memangnya siapa lagi putri archduke, kau tahu kan dia hanya memiliki 1 anak.”

“Yah, dia memang aneh, padahal dia adalah seorang bangsawan tapi dia malah menolak untuk melakukan poligami.”

Bagi para bangsawan poligami adalah hal yang sangat lumrah terjadi, poligami sendiri terjadi bukan hanya karena nafsu semata, namun demi kepentingan politik. Entah demi memperluas kekuasaan nya atau memperbaiki sebuah hubungan yang retak antar bangsawan. Poligami bisa menjadi sebuah solusi terbaik di kala semua itu terjadi.

“Hahaha! Bukankah itu hebat? Dia tetap bisa memimpin daerah miliknya tanpa melakukan pernikahan politik sama sekali.” sanjung Yohan

Mendengar percakapan mereka, sepertinya archduke benar-benar mencintai Istrinya sehingga menolak pernikahan politik. Terlebih dia pasti orang yang sangat kompeten sampai bisa melewati semua halangan yang menghadapinya tanpa solusi remeh seperti pernikahan politik.

Namun ada satu hal yang benar-benar mengganjalku saat ini. Sedari kemarin aku terus mendengar soal putri archduke, sebenarnya dia seperti apa? Kenapa banyak orang dewasa seperti mereka menyanjung putri ini habis-habisan.

“Kalau boleh tahu siapa putri dari archduke ini?” Aku mencoba menanyakan soal putri ini. “Kemarin juga aku mendengar orang-orang membicarakannya di bar,” lanjutku.

“Namanya, Adelyn. Dia adalah anak yang sangat berbakat. Kudengar dia sekarang telah menjadi Magic Swordman yang handal di usianya. Dia juga menjadi murid nomor 1 di akademi saat ini,” jawab Yohan.

Seorang siswi nomor 1 di akademi, huh? Aku penasaran seperti apa Adelyn ini. Jika dia adalah anak yang seusia denganku, bagaimana caranya mendapatkan semua hal itu? Apa dia benar-benar seorang jenius seperti yang orang-orang bicarakan?

Penjelasan dari Yohan itu membuat senyuman terlukis di wajah Guru. “Magic Swordman, huh? Kurasa Theodor berhasil membimbingnya dengan baik.”

Yohan menganggukkan kepalanya, setuju dengan Guru. “Kudengar anak itu belajar pedang dari ayahnya dan sihir dari ibunya. Tak kusangka dia bisa menyerap kemampuan dari orang tuanya dengan begitu cepat. Kalau tak salah dia sekarang ada di Circle 3, hebat bukan?”

Senyuman yang tadi menghiasi wajah Guru telah menghilang seketika. “Dia berlatih selama itu dan baru mencapai Circle 3?”

“Hei, apa maksudmu? Itu adalah pencapaian yang luar biasa kau tahu?”

“Hah, Omong kosong! Muridku di sini sudah mencapai Circle 4, dan dia baru berlatih selama 3 bulan. Jadi apakah putri itu masih berbakat bagimu?”

Aku tak percaya guru membanggakan diriku di depan Yohan. Kurasa dibalik sifatnya yang angkuh dan pemarah itu. Dia tetaplah seorang Guru yang menyayangi setiap muridnya tanpa pandang bulu.

Mungkin aku mengerti jika Guru berperilaku seperti itu pada 2 muridnya yang sedang menghilang, karena mau bagaimana juga Guru pasti sudah bersama dengan mereka dalam waktu yang lama.

Tapi tak kusangka dia juga akan berperilaku seperti itu padaku. Itu semua terlihat dengan jelas setelah Guru merasa kesal ketika aku melewatkan ulang tahunku dengan sengaja, dan sekarang dia membanggakanku pada orang lain.

“Sungguh!? Hei, Nak, biarku periksa tubuhmu itu sebentar.” Yohan meminta izin padaku.

Yohan berdiri dari tempat duduknya dan menghampiriku. Dia memegang tanganku dan mencoba menyalurkan sedikit mana miliknya ke dalam tubuhku untuk memeriksa jantungku.

Aku merasakan ada sesuatu yang sedang merayap di dalam tubuhku sedang menuju jantungku. Itu adalah mana milik Yohan, dia mencoba melihatnya secara langsung dengan kontak fisik.

Sebenarnya jika dia memintaku untuk menunjukkannya, aku juga tidak akan keberatan. Tapi dia memilih metode yang lebih tidak menarik perhatian. Kurasa dia memikirkan posisi kami saat ini mengingat jika aku menunjukkan kemampuanku, orang-orang di sekitar juga dapat merasakan kehadiranku.

Yohan tertawa keras sekali setelah dia memeriksa tubuhku. “Yang benar saja! Apa kau adalah monster!?” Yohan memegangi bahuku dengan antusias.

“T-terima kasih.” jawabku terbata.

Aku tak tahu harus berkata apa lagi di situasi seperti ini, aku terlalu terbiasa dengan ucapan menyakitkan dari guru sehingga sedikit kaget mendengar pujian dari orang lain.

“Bagaimana?” tanya guru pada Yohan yang masih meremas bahuku.

Yohan melepas pegangannya dan merentangkan tangannya, “Luar biasa! Tak kusangka akan datang waktunya di mana ada seseorang yang memiliki bakat sepertimu! Hahaha!”

“Yah, kurasa dia memang di berkati oleh Dewa atau semacamnya.”

“Sungguh hari yang menyenangkan! Aku tak percaya bisa bertemu dengan seseorang yang memiliki bakat mirip sepertimu, Margareth. Dan anak itu adalah muridmu! Kebetulan macam apa ini? Jika kau melatihnya dengan benar, kurasa dia bisa melampauimu suatu saat nanti.”

“Apa kau bilang!? melewatiku? Jangan buatku tertawa, seharusnya kau tahu jika itu mustahil.”

Yohan tertawa mendengar ucapan Guru. “Hahaha! Benar, mengingat tubuhmu yang masih muda, seharusnya kau masih terus berkembang saat ini.”

 Yohan kembali duduk di mejanya. “Baiklah aku akan segera menyiapkan surat untuk mendaftarkannya ke akademi, tapi aku memiliki sebuah syarat,” tutur Yohan.

”Apa itu? Kuharap kau tidak mempersulit kami,” ucap Guru.

“Tentu tidak, malah ini demi kebaikannya.”

Guru yang mendengar ucapan Yohan mulai tersenyum karenanya. “Hoo, coba jelaskan,” ucapnya.

“Aku ingin, Deron berlatih menggunakan pedang dan melampaui Adelyn!” usul Yohan.

Tak kusangka dia tiba-tiba saja memintaku berlatih berpedang. Entah karena apa, tapi sepertinya dia ingin aku menjadi ahli bela diri dan menjadi pesaing dari putri archduke.

Guru mengangguk pelan setelah mendengar usulan dari Yohan. “Tak buruk, baiklah, mari kita lakukan itu,” jawab Guru tanpa mendengar pendapatku.

“A-anu. Bukankah kalian harus mendengar pendapatku terlebih dahulu?” Aku mencoba protes pada mereka, maksudku memang-nyaaku memiliki bakat dalam menggunakan pedang?

Memang benar semua orang bisa berlatih bela diri dan menguasainya, tapi untuk menjadi seorang ahli. Kerja keras saja tidak akan pernah cukup, apalagi mereka ingin aku menandingi putri dari archduke yang terkenal berbakat.

“Itu tak perlu, kau hanya harus mendengarkan apa kata gurumu ini, ingat?” ucap Guru tanpa mempedulikanku.

Sial sepertinya aku tak bisa membantah perkataan mereka, terlebih karena mereka terlihat sangat bersemangat. Mau tak mau aku harus mengikuti keinginan egois dari mereka berdua.

Tanpa perlu waktu lama Yohan langsung menyiapkan semua keperluan untukku memasuki akademi.

Setelah semua surat-surat telah siap. Aku dan Guru yang telah berubah menjadi seekor burung diantarkan oleh, Yohan ke akademi. Dia bilang jika dia memiliki seorang kenalan di akademi yang bisa membantuku untuk masuk ke sana.

Kami berjalan menjauh dari pusat kota dan mulai memasuki hutan di dekat kerajaan. Setelah memasuki hutan cukup dalam. Akhirnya aku bisa melihat sebuah bangunan yang sangat besar.

Bangunan tersebut terbuat dari batu-batu yang terlihat dialiri oleh sihir, aku berani bertaruh jika harga satu balok dari batu tersebut pasti sangatlah tinggi.

Ketika sampai di akademi, kami tak pergi ke area penerimaan murid baru yang berada di aula akademi, melainkan kami menuju ke ruang kepala sekolah atas perintah Yohan.

Di dalam gedung akademi aku melihat banyak sekali murid yang mengenakan seragam akademi. Seragam yang terdiri dari celana hitam, kemeja putih, dan juga overcoat berwarna hitam.

Para murid itu memperhatikan kami yang sedang berjalan menuju ruang kepala sekolah, biasanya tatapan seperti itu bisa membuat ku canggung, namun saat ini aku lebih merasa takjub dengan bangunan akademi ini.

Bagian dalamnya sungguh mewah sekali, walaupun semua bagian bangunan ini terbuat dari Balok batu seperti bagian luarnya. Interior yang berada di dalam sini membuat batu-batu itu terlihat lebih mewah lagi.

jika dibandingkan dengan bagian luar akademi yang dipenuhi oleh dedaunan yang menjalar dari setiap dinding. Di bagian dalam aku bisa melihat interior yang dipenuhi oleh dekorasi abad pertengahan yang begitu menakjubkan.

Patung-patung prajurit dan beberapa orang terkenal menghias setiap lorong akademi. Bahkan ada juga beberapa replika pedang dan perisai yang menggantung di setiap dinding.

Setelah berjalan melewati lorong akademi, kami akhirnya sampai di depan ruang kepala sekolah. Di sana kami disuguhkan pemandangan dari sebuah pintu yang begitu besar dengan banyak corak daun dan ranting yang begitu besar.

Yohan lalu mengetuk pintu setinggi 3 meter yang berada di hadapan kami ini. Tak lama setelah kami mengetuk, pintu tersebut mulai terbuka, tapi kami tak bisa melihat seorang pun yang membuka pintu tersebut.

“Masuklah,” seru seseorang di dalam sana.

Kami pun memasuki ruangan luas yang dipenuhi oleh buku-buku. Di dalam sana terlihat ada 2 sofa panjang dan sebuah meja kerja milik kepala sekolah, sedangkan untuk orang yang mempersilakan kami masuk tadi, dia sedang berdiri di belakang sofa yang dekat dengan jendela dan sedang memperhatikan ke arah luar jendela.

Orang tersebut adalah seorang pria tua dengan rambut dan janggut putih panjang. Terlihat wibawa yang begitu besar terpancar dari orang tersebut.

“Senang bisa bertemu dengan anda tuan!” sapa Yohan kepada pria yang ada di depan kami ini.

“Begitu pula denganku, silakan duduk lah terlebih dahulu,” ramah tamah dari orang tersebut.

Aku dan Yohan pun akhirnya duduk di sofa yang berada di seberang pria tersebut, sedangkan untuk Guru, dia sekarang sedang hinggap di meja yang ada di depan kami berlagak seperti hewan peliharaan biasanya.

“Kalau boleh tahu ada keperluan apa seorang Guild Master menemuiku secara langsung seperti ini?” Dia membuka percakapan.

Yohan menepuk punggungku dan berkata. “Aku ingin mendaftarkan bocah ini. Asal kau tahu saja, dia ini adalah berlian yang baru saja kutemukan. Oleh sebab itu aku ingin kau menilainya secara langsung, dan bukan oleh orang lain.” tegasnya pada pria tersebut.

“Jika itu adalah rekomendasi darimu, tak seharusnya aku menolaknya. Baiklah kemari, Nak, biarku periksa dirimu.”

Aku pun berdiri dan menghampiri pria tersebut, dia lalu melakukan hal yang sama seperti ketika Yohan memeriksaku. Tampaknya dia cukup berhati-hati, takut kalau aku menggunakan semacam elixir jika untuk memperkuatku sementara apabila dia hanya membiarkanku melakukan demonstrasi.

Sesaat setelah dia memeriksa ku, terlihat wajah kaget di balik janggut putihnya itu. “Luar biasa … Aku benar-benar tak percaya ini. Siapa namamu, Nak?” tanyanya padaku.

“Namaku. Deron, aku berusia 13 tahun.”

“Deron ya, perkenalkan namaku, Gareth Hunt. Aku adalah kepala sekolah di Eldrea Akademi, akademi para calon pahlawan masa depan.”

“Senang bertemu dengan anda.” Aku membungkukkan tubuhku dan menaruh tangan kananku di dada kiriku seperti yang telah di ajarkan oleh Guru sebelum pergi ke sini.  Ini adalah cara orang-orang memberikan salam kepada orang penting.

“Hoho, tak perlu terlalu formal denganku, bagaimana-pun juga kau akan segera menghadiri akademi ini sebagai seorang murid.”

“Baiklah, semoga aku bisa mendapatkan bimbingan anda.” Aku kembali duduk di sofa tadi.

“Kurasa tugasku di sini sudah selesai, sebaiknya aku segera kembali ke Guild sekarang. Kutitipkan anak ini padamu tuan,” ucap Yohan berpamitan.

Yohan pun pergi setelah berpamitan, dan meninggalkan kami berdua di ruangan ini. mengingat Guru sedang menjadi seekor burung sekarang, aku jadi tak menambahkannya dalam hitunganku.

Terpopuler

Comments

Licia Elven Garden

Licia Elven Garden

Kamu diem aja dan nurut, pernyataan ataupun protesmu tak akan berguna jika dua orang itu sudah membulatkan tekad😅

2023-05-24

0

Licia Elven Garden

Licia Elven Garden

Ke ini apa ke sini nih v:

2023-05-24

0

Yuchen

Yuchen

siapa nih tokoh Yohan?

2023-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Siluman Burung
3 Chapter 2 : Guru Sihir Bagian 1
4 Chapter 3 : Guru Sihir Bagian 2
5 Chapter 4 : Langkah Awal Bagian 1
6 Chapter 5 : Langkah Awal Bagian 2
7 Chapter 6 : Langkah Awal Bagian 3
8 Chapter 7 : Langkah Awal Bagian 4
9 Chapter 8 : Langkah Awal Bagian 5
10 Chapter 9 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 1
11 Chapter 10 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 2
12 Chapter 11 : Konfrontasi Bagian 1
13 Chapter 12 : Konfrontasi Bagian 2
14 Chapter 13 : Konfrontasi Bagian 3
15 Chapter 14 : Babi dan Bangsawan Bagian 1
16 Chapter 15 : Babi dan Bangsawan Bagian 2
17 Chapter 16 : Julukan Baru
18 Chapter 17 : Tempat Untuk Babi Bagian 1
19 Chapter 18 : Tempat Untuk Babi Bagian 2
20 Chapter 19 : Memancing Ikan Bagian 1
21 Chapter 20 : Memancing Ikan Bagian 2
22 Chapter 21 : Anggota Kelompok Bagian 1
23 Chapter 22 : Anggota Kelompok Bagian 2
24 Chapter 23 : Duel Dengan Bulldog Bagian 1
25 Chapter 24 : Duel Dengan Bulldog Bagian 2
26 Chapter 25 : Duel Dengan Bulldog Bagian 3
27 Chapter 26 : Duel Dengan Bulldog Bagian 4
28 Chapter 27 : Duel Dengan Bulldog Bagian 5
29 Chapter 28 : Duel Dengan Bulldog Bagian 6
30 Chapter 29 : Kelas A dan Kata Terlarang
31 Chapter 30 : Clumsy Alchemy
32 Chapter 31 : Serangan di Akademi Bagian 1
33 Chapter 32 : Serangan di Akademi Bagian 2
34 Chapter 33 : Serangan di Akademi Bagian 3
35 Chapter 34 : Serangan di Akademi Bagian 4
36 Chapter 35 : Master Bela Diri Bagian 1
37 Chapter 36 : Master Bela Diri Bagian 2
38 Chapter 37 : Master Bela Diri Bagian 3
39 Chapter 38 : Master Bela Diri Bagian 4
40 Chapter 39 : Hellen Bagian 1
41 Chapter 40 : Hellen Bagian 2
42 Chapter 41 : Hellen Bagian 3
43 Chapter 42 : Hellen Bagian 4
44 Chapter 43 : Hellen Bagian 5
45 Chapter 44 : Darah di Taman Bunga Bagian 1
46 Chapter 45 : Darah di Taman Bunga Bagian 2
47 Chapter 46 : Darah di Taman Bunga Bagian 3
48 Author Sakit
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Siluman Burung
3
Chapter 2 : Guru Sihir Bagian 1
4
Chapter 3 : Guru Sihir Bagian 2
5
Chapter 4 : Langkah Awal Bagian 1
6
Chapter 5 : Langkah Awal Bagian 2
7
Chapter 6 : Langkah Awal Bagian 3
8
Chapter 7 : Langkah Awal Bagian 4
9
Chapter 8 : Langkah Awal Bagian 5
10
Chapter 9 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 1
11
Chapter 10 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 2
12
Chapter 11 : Konfrontasi Bagian 1
13
Chapter 12 : Konfrontasi Bagian 2
14
Chapter 13 : Konfrontasi Bagian 3
15
Chapter 14 : Babi dan Bangsawan Bagian 1
16
Chapter 15 : Babi dan Bangsawan Bagian 2
17
Chapter 16 : Julukan Baru
18
Chapter 17 : Tempat Untuk Babi Bagian 1
19
Chapter 18 : Tempat Untuk Babi Bagian 2
20
Chapter 19 : Memancing Ikan Bagian 1
21
Chapter 20 : Memancing Ikan Bagian 2
22
Chapter 21 : Anggota Kelompok Bagian 1
23
Chapter 22 : Anggota Kelompok Bagian 2
24
Chapter 23 : Duel Dengan Bulldog Bagian 1
25
Chapter 24 : Duel Dengan Bulldog Bagian 2
26
Chapter 25 : Duel Dengan Bulldog Bagian 3
27
Chapter 26 : Duel Dengan Bulldog Bagian 4
28
Chapter 27 : Duel Dengan Bulldog Bagian 5
29
Chapter 28 : Duel Dengan Bulldog Bagian 6
30
Chapter 29 : Kelas A dan Kata Terlarang
31
Chapter 30 : Clumsy Alchemy
32
Chapter 31 : Serangan di Akademi Bagian 1
33
Chapter 32 : Serangan di Akademi Bagian 2
34
Chapter 33 : Serangan di Akademi Bagian 3
35
Chapter 34 : Serangan di Akademi Bagian 4
36
Chapter 35 : Master Bela Diri Bagian 1
37
Chapter 36 : Master Bela Diri Bagian 2
38
Chapter 37 : Master Bela Diri Bagian 3
39
Chapter 38 : Master Bela Diri Bagian 4
40
Chapter 39 : Hellen Bagian 1
41
Chapter 40 : Hellen Bagian 2
42
Chapter 41 : Hellen Bagian 3
43
Chapter 42 : Hellen Bagian 4
44
Chapter 43 : Hellen Bagian 5
45
Chapter 44 : Darah di Taman Bunga Bagian 1
46
Chapter 45 : Darah di Taman Bunga Bagian 2
47
Chapter 46 : Darah di Taman Bunga Bagian 3
48
Author Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!