Chapter 2 : Guru Sihir Bagian 1

“Haa, ternyata memakan ikan bakar ketika cuaca dingin enak juga,” ucap wanita misterius itu setelah menghabiskan 3 dari 4 ikan yang tersisa dari ember.

“Padahal aku memancing banyak ikan agar aku bisa makan banyak …” Aku hanya bisa pasrah dengan semua ini.

Semua pikiran untuk pesta setelah cape bekerja sehari penuh telah berubah menjadi sebuah kekecewaan. Aku menyantap ikan bakarku dengan perlahan, mencoba untuk menikmati setiap gigitannya.

“Diam bocah, cepat habiskan ikan itu, atau mau aku yang menghabiskannya?” dia mengucapkan hal itu dibarengi dengan gerakan tangan yang seolah mau mengambil ikan milikku.

Aku menjauhkan ikan bakarku dari jangkauan tangannya. “Cih, dasar rakus! Aku berani taruhan jika kau terus makan seperti ini. Bulan depan tubuhmu akan melar seperti balon,”

Tak bisa dipercaya, dia masih saja mau memakan ikan yang sedang aku santap. Sebenarnya dia ini siapa? Kenapa dia begitu berani bertindak seperti itu kepada orang yang tidak dia kenali?

Wanita itu menghela napas panjang dan mulai melirik ke arahku. “Kau ini masih kecil tapi sungguh cerewet. Kalau terus seperti ini, aku bisa jamin kalau kau tak bisa menemukan gadis yang mau denganmu selama 30 tahun ke depan,” ucapnya tak tahu malu.

Setelah mengatakan semua itu, dia langsung mengambil kantung kecil yang ada di pinggangnya. Dia membuka kantung itu dan mengeluarkan sebuah botol yang terbuat dari alumunium dengan ukuran yang lebih besar dari kantung tersebut.

“Kenapa? Kau tak pernah melihat kantung sihir?” ucapnya sembari membuka botol tersebut dan meminum air di dalamnya.

“Jadi itu kantung sihir?”

Aku memang pernah membacanya dari buku yang ditinggalkan oleh kakek, tapi aku tak menyangka bisa melihatnya secara langsung seperti ini dari orang random yang tak aku kenal.

“Hoo, jadi kamu tau apa itu kantung sihir?”

Dia menaruh botol airnya di dekat api unggun, lalu mengubah posisi duduknya, dia juga mendekatkan tubuh bagian atasnya ke arahku, berusaha berbisik padaku.

“Sekarang beri tahu aku. dari mana bocah sepertimu belajar sihir? dan kenapa kamu bisa tau soal hal-hal yang tak seharusnya bisa diketahui oleh seorang bocah yang tinggal di dalam hutan sejak dia lahir?”

Pertanyaannya itu cukup wajar karena dari apa yang aku baca. Rakyat jelata itu baru mulai belajar membaca dan menulis ketika umur mereka berusia 12 tahun dan untuk para bangsawan mereka akan mulai belajar ketika mereka menginjak umur 8 tahun.

Jadi walaupun aku memang ada di umur yang wajar untuk bisa membaca dan menulis, tak seharusnya aku mengetahui hal-hal seperti ini, karena untuk mengetahui informasi ini, aku setidaknya harus bisa membaca buku tingkat 3.

Untuk tingkatan buku itu sendiri terbagi menjadi 3 bagian, yang pertama adalah buku tingkat 1. Buku ini berisikan lebih banyak gambar-gambar ketimbang tulisan sehingga mudah di pahami oleh anak-anak yang baru belajar membaca.

Ada juga buku tingkat 2. Buku ini biasanya membahas hal-hal ringan seperti cerita rakyat, cerita dari para pahlawan atau bisa juga berisikan resep untuk memasak. Bisa dibilang ini adalah buku-buku yang biasa dibaca oleh para orang dewasa.

Dan untuk buku kelas 3. Buku ini berisikan bahasan berat yang diperuntukkan bagi para sarjana kerajaan ataupun murid dari akademi pahlawan. Buku ini menjelaskan mengenai sihir dan hal-hal ilmiah lainnya.

Dengan alasan itu, kurasa wajar jika wanita ini curiga karena aku bisa mengetahui informasi kelas tinggi seperti ini.

“Oh, itu, emm, aku sebenarnya ….”

Aku tak bisa memikirkan alasan yang bagus untukku beri tahukan kepadanya.

Mengingat kondisiku yang tiba-tiba saja bisa membaca ketika aku melihat bintang jatuh 2 tahun lalu. Kurasa tak mungkin akan ada orang yang percaya dengan alasan seperti itu.

Melihat kegelisahanku, dia akhirnya mencoba menenangkanku. “Tenanglah, aku tak berniat melakukan hal jahat padamu, aku hanya penasaran itu saja."

Aku menghela napas panjang. "Baiklah ...."

Karena aku tak mau membuatnya curiga dan mulai berhati-hati padaku. mau tak mau akupun menjelaskan bagaimana awal mula aku bisa membaca dari awal sampai akhir padanya.

“Bintang jatuh?” dia termenung mendengar penjelasanku.

“Iya, silakan saja kalau kau mau tertawa. Aku tau ini terdengar cukup konyol.”

Yah, lagi pula siapa juga yang mau mempercayai cerita bodoh seperti itu.

“Aku percaya kok,” jawabnya dengan senyuman di wajahnya.

“Kau percaya?”

Aku benar-benar tak mengerti bagaimana bisa dia percaya cerita aneh yang dikatakan oleh anak kecil begitu saja.

“Yah, itu bukan cerita yang mustahil, lagi pula bukankah sihir itu sendiri tercipta karena alam bawah sadar kita? Jika sihir saja bisa kita gunakan, kenapa pula aku tak percaya akan doa dari anak kecil yang hampir mati kedinginan sepertimu, yah, walau memang kesempatan seperti itu sungguh sangat jarang terjadi,”

Aku benci untuk mengakui bahwa dia ada benarnya untuk hal satu ini.

“Hei, bagaimana jika begini saja.” wanita itu mulai berdiri dari tempat duduknya. “Mulai saat ini, kau akan aku angkat menjadi seorang murid dan sebagai balasannya kau akan membantuku dalam pekerjaanku, jadi bagaimana? kau mau ikut atau tidak? Kau juga akan mendapatkan pengalaman yang cukup berharga dibanding tetap diam di dalam hutan seperti ini.”

Mendengar tawaran tiba-tiba darinya membuatku menjadi semakin curiga kepadanya, walaupun dia memang terlihat kuat, tapi fakta bahwa dia adalah orang asing yang tiba-tiba saja datang ke hadapanku ini sedikit membuatku agak waswas.

“Kenapa kau tiba-tiba menawarkanku hal ini?”

“Sudah jangan banyak tanya dan ikuti saja apa kataku.”

“Bagaimana mungkin aku bisa ikut begitu saja kepada seorang siluman burung sepertimu,”

“Aku bukan siluman brengsek!, aku hanya menggunakan sihir transformasi untuk mengubah bentuk tubuhku menjadi seekor burung,” umpatnya.

Sungguh tak kusangka dia bisa memaki seorang anak kecil dengan begitu mudahnya.

“Sihir transformasi?”

Kalau tidak salah sihir transformasi adalah sihir yang bisa digunakan oleh penyihir yang telah mencapai circle 7, dan walaupun kamu sudah berada di circle 7. Mempertahankan sihir tersebut saja sudah menguras banyak energi mana di dalam tubuh penggunanya. Terlebih dia tak mengubah penampilannya saja, melainkan dia berubah menjadi seekor burung.

Aku tak tahu sebenarnya orang ini ada di tingkatan apa, tapi yang jelas, jika yang dia lakukan benar-benar sihir transformasi, maka itu menunjukkan seberapa kuatnya wanita ini.

“Seharusnya kamu tahu apa itu sihir transformasi mengingat kamu sudah mengetahui soal kantung sihir, benarkan?”

“Iya, aku tau apa itu sihir transformasi.”

“Bagus! Jadi kamu sudah pasti mau jadi murid ku?” Dia melangkah mendekat ke arah ku.

“Aku, aku, aku masih belum yakin soal itu …”

Aku menjawabnya dengan nada yang cukup pelan, karena bagaimanapun sekarang aku sudah tahu bahwa dia bukanlah orang yang mau aku buat marah.

“Sudahlah ikuti saja apa kataku ini oke?” Dengan nada yang sedikit di tekankan, dia memegang pundakku. “Atau kau ingin membuatku menjadi musuhmu, hmm?”

“E-enggak! Tentu aja enggak!” Aku terperanjat mendengar ucapannya.

Membuat seseorang sepertinya menjadi seorang musuh adalah tindakan paling bodoh yang bisa aku bayangkan.

”Bagus sekarang kamu adalah muridku.” Dia menepuk pundakku dan kembali duduk di sebelahku. “Nah sekarang bagaimana kalau kita mulai dengan memperkenalkan diri kita masing-masing?”

“Namaku, Deron.”

Aku memang masih tak bisa percaya padanya, tapi aku juga tak bisa bertindak gegabah karena aku tak tahu apa yang akan dia lakukan jika aku menolaknya.

“Deron, ya? Kalau gitu, Deron … perkenalkan namaku adalah Margaretha Volva, Aku adalah seorang petualang.”

“Kamu seorang petualang?”

“Iya, kenapa? Ada yang aneh?”

Petualang adalah orang-orang yang bekerja tanpa terikat pada kerajaan manapun, mereka bisa dengan bebas memilih untuk bekerja pada siapa saja tanpa ada yang mengekang mereka. Bisa dibilang mereka adalah kumpulan pekerja lepas yang memiliki kemampuan. Tapi walau begitu mereka biasa berkumpul di dalam satu tempat yang bernama Guild.

Di dalam Guild mereka akan bisa mencari informasi atau pekerjaan yang mereka butuhkan. Namun berbeda dengan petualang, Guild adalah serikat yang bekerja sama dengan kerajaan ataupun tempat mereka berdiri, sehingga banyak sekali Guild yang tersebar di berbagai tempat.

”Enggak, hanya saja, jika kamu petualang, apa kamu sedang melakukan misi di sekitar sini?”

“Oh, itu… aku enggak lagi menjalankan misi, aku ke sini karena aku punya keperluan di sekitar sini. Tapi ketika aku berjalan, aku tiba-tiba saja melihat ada cahaya api unggun.” Dia mengambil botol minumnya yang tadi dia simpan di samping api unggun.

“Kupikir awalnya ada grup petualang yang berkemah di dekat sini, dan aku berniat untuk meminta sedikit makan malam mereka, tapi ternyata aku hanya menemukan seorang anak kecil sedang membakar banyak sekali ikan untuk dirinya sendiri, dasar bocah rakus,” lanjutnya.

“Yah, tapi sekarang ikan itu dihabiskan oleh orang yang lebih rakus lagi,” jawabku dengan sedikit mengejek

“Gimana? Kayanya aku salah dengar, iya kan, DE-RON?” dia mengatakan itu semua sembari mengeluarkan api dari tangannya, “Jadi ... tadi kau bilang apa?”

“E-enggak guru, aku enggak bilang apa-apa.”

“Yah, sudahlah.” Dia membatalkan mantra nya dan mulai meminum air dari botolnya. “Tapi itu bukanlah hal yang penting untuk saat ini. Sekarang coba jelaskan sudah sejak kapan kau belajar sihir?” tanyanya sembari menutup kembali botol air miliknya.

“Aku mulai menggunakan sihir setelah mempelajari nya selama setahun dari buku milik mendiang kakekku.”

“Belajar melalui buku? hmm, menarik …”

Aku tak bisa menebak tentang apa yang sedang dia pikirkan, tapi melihat reaksinya seperti itu membuatku jadi sedikit takut.

Guru termenung sebentar memperhatikan api unggun. Dia terlihat seperti sedang memikirkan hal yang cukup berat di balik wajah cantiknya. Namun tak perlu waktu lama dia tiba-tiba saja bangkit dari duduknya.

“Kalau begitu ayo kita pergi ke rumah kakekmu itu sekarang.” Dia menarik kerah bajuku untuk pergi ke rumah kakek.

“Tunggu, kenapa kau mau ke rumah kakek?” Aku mencoba menahan tarikan nya yang cukup kuat.

“Sudah lah ikuti saja apa yang dikatakan oleh gurumu ini!” Dia menarikku lebih kuat lagi

“Ba-baiklah, tapi tunggu sebentar!"

Dia melepaskan tarikannya dan berdiri menatapku.

“Kenapa?”

“Barang-barangku masih tergeletak di sana, dan kita juga belum mematikan apinya, akan berbahaya jika kita membiarkannya menyala seperti ini, lagi pula memangnya kau tau ke mana arahnya Guru?”

“Oh, benar juga, kalau begitu sudah cepat padamkan api itu,” serunya menyuruhku untuk bergegas.

Aku langsung bergegas memadamkan api unggun dengan air dari danau dan langsung membereskan barang bawaanku.

“Sudah beres kan? Kalau begitu cepat tuntun aku.”

Aku langsung menuntun guru ke rumah kakek, aku tak tahu apa yang akan dia lakukan di sana, tapi untuk sekarang mengikuti permintaannya adalah hal terbaik bagiku.

Terpopuler

Comments

Yuchen

Yuchen

widih..

2023-05-09

1

Yuchen

Yuchen

enak dong sambil cecal pakai sambal🤩.

2023-05-09

1

Manusia Biasa

Manusia Biasa

Jadi yang di cover si guru toh? Kirain si mc cewek, ternyata laki😅

2023-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Siluman Burung
3 Chapter 2 : Guru Sihir Bagian 1
4 Chapter 3 : Guru Sihir Bagian 2
5 Chapter 4 : Langkah Awal Bagian 1
6 Chapter 5 : Langkah Awal Bagian 2
7 Chapter 6 : Langkah Awal Bagian 3
8 Chapter 7 : Langkah Awal Bagian 4
9 Chapter 8 : Langkah Awal Bagian 5
10 Chapter 9 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 1
11 Chapter 10 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 2
12 Chapter 11 : Konfrontasi Bagian 1
13 Chapter 12 : Konfrontasi Bagian 2
14 Chapter 13 : Konfrontasi Bagian 3
15 Chapter 14 : Babi dan Bangsawan Bagian 1
16 Chapter 15 : Babi dan Bangsawan Bagian 2
17 Chapter 16 : Julukan Baru
18 Chapter 17 : Tempat Untuk Babi Bagian 1
19 Chapter 18 : Tempat Untuk Babi Bagian 2
20 Chapter 19 : Memancing Ikan Bagian 1
21 Chapter 20 : Memancing Ikan Bagian 2
22 Chapter 21 : Anggota Kelompok Bagian 1
23 Chapter 22 : Anggota Kelompok Bagian 2
24 Chapter 23 : Duel Dengan Bulldog Bagian 1
25 Chapter 24 : Duel Dengan Bulldog Bagian 2
26 Chapter 25 : Duel Dengan Bulldog Bagian 3
27 Chapter 26 : Duel Dengan Bulldog Bagian 4
28 Chapter 27 : Duel Dengan Bulldog Bagian 5
29 Chapter 28 : Duel Dengan Bulldog Bagian 6
30 Chapter 29 : Kelas A dan Kata Terlarang
31 Chapter 30 : Clumsy Alchemy
32 Chapter 31 : Serangan di Akademi Bagian 1
33 Chapter 32 : Serangan di Akademi Bagian 2
34 Chapter 33 : Serangan di Akademi Bagian 3
35 Chapter 34 : Serangan di Akademi Bagian 4
36 Chapter 35 : Master Bela Diri Bagian 1
37 Chapter 36 : Master Bela Diri Bagian 2
38 Chapter 37 : Master Bela Diri Bagian 3
39 Chapter 38 : Master Bela Diri Bagian 4
40 Chapter 39 : Hellen Bagian 1
41 Chapter 40 : Hellen Bagian 2
42 Chapter 41 : Hellen Bagian 3
43 Chapter 42 : Hellen Bagian 4
44 Chapter 43 : Hellen Bagian 5
45 Chapter 44 : Darah di Taman Bunga Bagian 1
46 Chapter 45 : Darah di Taman Bunga Bagian 2
47 Chapter 46 : Darah di Taman Bunga Bagian 3
48 Author Sakit
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Siluman Burung
3
Chapter 2 : Guru Sihir Bagian 1
4
Chapter 3 : Guru Sihir Bagian 2
5
Chapter 4 : Langkah Awal Bagian 1
6
Chapter 5 : Langkah Awal Bagian 2
7
Chapter 6 : Langkah Awal Bagian 3
8
Chapter 7 : Langkah Awal Bagian 4
9
Chapter 8 : Langkah Awal Bagian 5
10
Chapter 9 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 1
11
Chapter 10 : Kelompok Misterius dan Akademi Bagian 2
12
Chapter 11 : Konfrontasi Bagian 1
13
Chapter 12 : Konfrontasi Bagian 2
14
Chapter 13 : Konfrontasi Bagian 3
15
Chapter 14 : Babi dan Bangsawan Bagian 1
16
Chapter 15 : Babi dan Bangsawan Bagian 2
17
Chapter 16 : Julukan Baru
18
Chapter 17 : Tempat Untuk Babi Bagian 1
19
Chapter 18 : Tempat Untuk Babi Bagian 2
20
Chapter 19 : Memancing Ikan Bagian 1
21
Chapter 20 : Memancing Ikan Bagian 2
22
Chapter 21 : Anggota Kelompok Bagian 1
23
Chapter 22 : Anggota Kelompok Bagian 2
24
Chapter 23 : Duel Dengan Bulldog Bagian 1
25
Chapter 24 : Duel Dengan Bulldog Bagian 2
26
Chapter 25 : Duel Dengan Bulldog Bagian 3
27
Chapter 26 : Duel Dengan Bulldog Bagian 4
28
Chapter 27 : Duel Dengan Bulldog Bagian 5
29
Chapter 28 : Duel Dengan Bulldog Bagian 6
30
Chapter 29 : Kelas A dan Kata Terlarang
31
Chapter 30 : Clumsy Alchemy
32
Chapter 31 : Serangan di Akademi Bagian 1
33
Chapter 32 : Serangan di Akademi Bagian 2
34
Chapter 33 : Serangan di Akademi Bagian 3
35
Chapter 34 : Serangan di Akademi Bagian 4
36
Chapter 35 : Master Bela Diri Bagian 1
37
Chapter 36 : Master Bela Diri Bagian 2
38
Chapter 37 : Master Bela Diri Bagian 3
39
Chapter 38 : Master Bela Diri Bagian 4
40
Chapter 39 : Hellen Bagian 1
41
Chapter 40 : Hellen Bagian 2
42
Chapter 41 : Hellen Bagian 3
43
Chapter 42 : Hellen Bagian 4
44
Chapter 43 : Hellen Bagian 5
45
Chapter 44 : Darah di Taman Bunga Bagian 1
46
Chapter 45 : Darah di Taman Bunga Bagian 2
47
Chapter 46 : Darah di Taman Bunga Bagian 3
48
Author Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!