RPGC 2

"Beri hormat pada majikan dong," kata Sania lagi dengan gaya sombongnya.

Maya masih terdiam.

Melihat keterdiaman Maya yang tak mau memberi hormat maupun membalas ucapan anak perempuan kesayangannya Rachmat pun bangkit dan menjambak rambut Maya.

"Kamu tidak dengar apa yang di ucapakan Sania," bentak Rachmat dengan masih menjambak rambut Maya.

Maya hanya mampu menangis dan merintih menahan sakit si kepalanya.

"Kamu tuli ya, sudah bodoh, jelek tuli lagi," bentak Rachmat.

Dara, Sania, Dion dan Dirga hanya menonton dengan datar.

"Maaf yah aku mendengarnya, tapi akukan bukan pembantu, aku juga anak kalian," ucap Maya pelan dengan meringis menahan sakit dikepalanya. Sepertinya rambut dan kulit kepalanya akan segera terpisah.

"Anak, aku tak merasa memiliki anak yang bodoh sepertimu," bentak Rachmat.

Tak sengaja Maya memukul tangan Rachmat.

"Sudah berani kamu melawan ya, ikut aku," kata Rachmat sambil menarik Maya ke suatu tempat.

Ctar

Ctar

Suara cambukan terdengar menggema di sebuah ruangan.

"Ampun hiks ampun, sakit yah," rintih Maya.

"Sudah 18 tahun aku memberimu makan tapi tak ada hasilnya," bentak Rachmat segera pergi dari ruangan yang bisa dikatakan gudang.

Maya sekarang berumur 19 tahun, dia bersekolah di universitas Sanjaya press. Universitas ini merupakan universitas milik dari keluarga Sanjaya. Tetapi tidak ada yang tahu bahwa Maya merupakan anak dari pemilik universitas ini.

Maya hanya mampu merintih menahan sakit dikepala dan cambukan, tapi itu tak seberapa sakit karena yang lebih menyakitkan adalah kata-kata yang keluar dari mulut ayahnya.

Saat kejadian memalukan yang dibuat oleh Maya, dari saat itulah kedua orang tuanya tak pernah berlaku lembut lagi dan selalu menyiksa Maya. Hanya nenek dan kakeknya yang menyayanginya dan selalu mencegah dari siksaan ayahnya dan ibunya. Tapi semenjak kakek dan nenek nya wafat tak ada lagi yang menyayangi Maya, saat itu Maya berusia 16 tahun yang masih duduk dibangku SMA.

"Mengapa, mengapa mereka memperlakukanku seperti ini hiks, bukankah aku juga anak mereka, darah daging mereka, aku tahu jika saat itu aku membuat onar tapi aku kan masih kecil saat itu. Jika aku tidak berjanji dengan kakek nenek saat itu, aku sudah kabur dari rumah ini," gumam Maya menahan rasa sakit.

"Bagaimana ini, aku kan memiliki kelas siang ini, tapi melihat kondisi ku sperti ini ku rasa tak memungkinkan aku bisa mengikutinya," pasrah Maya seraya mencoba berdiri.

Maya sudah berada di depan pintu dia mulai membukanya dan terlihat lah kamar yang cukup bagus tapi elegan, tidak banyak barang. Semua orang rumah tak pernah melihat isi kamar ini karena mereka pikir orang dan kamarnya pastilah sama-sama dekil.

Maya masuk dan mengunciku kembali pintunya dan merebahkan tubuhnya di kasur yang tak terlalu besar tapi tetap nyaman. Saat ini dia tidur tengkurap karena punggung nya yang luka akibat cambukan sang ayah.

+Keesokan paginya+

Maya bangun lebih pagi karena tak ingin bertemu dengan orang-orang yang ada dirumah. Seperti biasa di pergi ke dapur untuk mengambil roti hambar dan sekotak susu dingin. Setelah selesai dia buru-buru berangkat ke kampus.

Dia ke kampus hanya berjalan kaki. 20 berjalan sampailah dia di depan gerbang kampus yang bertuliskan di atas gerbang kampu UNIVERSITAS SANJAYA PRESS. itulah yang terpampang di atas gerbang.

Maya menuju kelasnya, sekarang Maya masih tahun pertama di kampus ini, dia tak memiliki seorang teman pun. Karena jika ada yang dekat dengannya, meskipun hanya bicara maka orang tersebut akan ikut di bully.

Tempat duduk Maya berada paling belakang pojok, karena teman-teman sekelasnya menganggap Maya itu bodoh tak bisa apa-apa dekil lagi. Jadi tak ada yang mau berdekatan dengannya.

Bel masuk berbunyi dan dosen pun masuk. Pelajaran dimulai.

Sebenarnya Maya itu cerdas mungkin jenius. Tapi dia tak ingin menunjukkannya.

Bel pulang berbunyi.

Maya cepat-cepat membereskan buku-bukunya dan berlari keluar kelas tapi dia menabrak seseorang.

"Auu, gak lihat jalan ya, atau gak punya mata sih," kata seorang siswi yang dikenal dengan nama Amora.

Maya juga terjatuh dan dia meminta maaf.

"Maaf maaf, aku terburu-buru," kata Maya seraya bangun dari jatuhnya dan ingin pergi tapi ditahan oleh Amora.

"Enak aja mau pergi gitu aja, lihat makananku tumpahkan, ayo cepat belikan yang baru," bentak Amora.

Maya hanya mengangguk dan pergi ke kantin untuk membelikan makanan. 10 menit bolak balik dan akhirnya selesai memberikan makanannya.

"Ini makanannya," kata Maya menyerahkan kantong palatik berisi makanan.

"Gitu dong, mana dompet mu," kata Amora.

Maya pun menyerahkan dompetnya dan terlihat lha ung lima puluh ribu plus recehan.

"Hanya segini, tapi tak apa lah, lumayan, sana pergi," kata Amora mengambil uang lima puluh ribu dan menyuruh Maya pergi.

Maya hanya pasrah dan pergi.

Sekarang Maya berada di sebuh mension yang luas dan perhatiannya teralihkan saat namanya di panggil.

"Hay May, apa kabar?" kata si pemanggil.

"Hay bang Riko, May baik kok," jawab Maya.

"Penampilan apa ini?" ejek Rio.

"Iya siapa si culun ini?" kata Dani menimpali.

"Huft, kalian mengejekku terus," cemberut Maya.

"Sudah sudah kalian ini jangan ejek adik abang yang cantik ini dong," kata Riko.

Maya pun menghambur memeluk Riko.

"Abang Riko terbaik deh," kata Maya dan menjulurkan lidahnya mengejek Rio dan Dani.

Rio dan Dani pun menghambur memeluk Maya dan Riko.

"Iish," ringis Maya saat Rio dan Dani memeluk erat Maya dan Riko. Karena mendengar ringisan Maya refleks Rio dan Dani melepaskan pelukan mereka.

"Kamu kenap May?" tanya Riko yang mendengar jelas ringisan Maya.

"Tidak ada apa-apa bang Riko, cuman luka kecil," jelas Maya.

"Beneran, aku tak percaya coba kami lihat," kata Rio mulai ingin menarik baju Maya.

"E eeehh bang aku ini perempuan loh masa mau di buka bajunya di hadapan para cowok," kata Maya menghindar seraya menutupi bagian dadanya.

"Ekhmm, maaf abang lupa kalau kamu tu gadis" kata Rion sambil terkekeh.

"Iya aku juga lupa kalau kamu gadis, mana ada gadis yang sadisnya minta ampun saat melawan musuh" kata Dani sambil tertawa.

"Bang Riko lihat mereka mengejekku" adu Maya kepada Riko.

"Kalian ini sudahlah, jangan menggoda gadis cantik ini" kata Riko.

Mereka pun tertawa bersama-sama.

Mereka adalah geng Galaksi yang ditakuti oleh geng lainnya, bisa dikatakan mereka geng paling kuat.

Riko merupakan ketua dari Geng Galaksi. Dia bringas galak, dingin saat menghadapi musuhnya akan tetapi lembut jika berurusan dengan Maya. Dia sangat menyayangi Maya sepeti adiknya sendiri. Begitu juga dengan Rio dan Dani, mereka merupakan tangan kanan dan kiri dari Riko. Dani juga merupakan ketua mafia dan Rio merupakan wakil nya di organisasi mafia miliknya. Sedangkan Maya merupakan wakil dari Geng Galaksi.

Ya...tidak ada yang tahu bahwa Maya itu seorang wakil dari organisasi terkuat dan paling ditakuti oleh organisasi lainnya. Dia bisa beladiri, dia merupakan perempuan satu-satunya di Geng Galaksi itu.

^

^

^

^

^

Hay hay hay, baca terus karyaku ya.

Jangan lula kasih like, comments and vote ya.

Selamat membaca...:)

Terpopuler

Comments

meMyra

meMyra

sudah saatnya menyudahi kepura-puraanmu Maya

2024-07-26

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

buat keluarganya nyesal ntar thor..

2023-07-02

0

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Wow ceritanya kayak bagus nih semoga saja sampe Tamat👍👍👍

2022-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!