"Eh Maya sudah datang ayo cepat ganti bajumu dan bersiap-siap, hari ini kita akan kedatangan tamu" kata manager club.
"Baik bos," kata Maya seraya pergi untuk mengganti bajunya dengan seragam kerjanya.
Beberapa menit kemudian Maya kembali dengan seragamnya.
"Cepat cepat berbaris tamu nya sudah datang," kata pelayan club lainnya.
Masuklah pemuda tinggi dengan badan yang gagah, wajah rupawan dan memiliki aura kepemimpinan yang sangat terasa.
"Selamat datang Joe," ucapa Adre.
"Wah Dre kau terlihat sangat berbeda semenjak terakhir kita bertemu 2 tahun lalu," kata Joe.
"Kau bisa saja, kau juga terlihat lebih tampan dan gagah dengan setelan jaz ini," puji Andre.
"Terimaksih pujiannya, dimana adikmu yang bandel itu?" tanya Joe.
"Biasa lah, sibuk dia. Sekarang kan dia jadi ketua geng," jelas Andre.
"Benarkah, wah bagus dong," kata Joe.
"Ayi masuk dan berbicara di dalam tak enak kan berbicara di jalan gini," ajak Andre menuju ruangan khususnya.
Mereka pun masuk sedangkan para pengawal Joe berjaga di depan pintu.
"May kau lihat pemuda tadi sangat tampan," kata Sinta (teman Maya dengan profesi pelayan sama dengan Maya).
"Biasa aja," kata Maya tak peduli.
"Kau ini, sudahlah aku tidak bisa berbicara denganmu kalau soal lelaki tampan," kata Sinta seraya pergi.
Maya pun memilih beristirahat di rung ganti, karena club sekarang di kosongkan jadi tidak ada tamu yang datang dan pekerjaan pun tidak terlalu banyak. Belum sempat Maya membuka pintu ruang ganti dia sudah di panggil.
"May hosh hosh, kamu ini dari mana saja hosh hosh," kata Lea (salah satu pelayan juga).
"Tarik nafas dulu tenangkan diri baru bicara. Kenapa sih lari-lari gitu, aku kan gak kemana-mana," kata Maya.
"Itu kau di suruh ngantarin minuman ke ruang bos," jelas Lea.
"Kenapa aku? Bukankah banyak yang lainnya?" tanya Maya.
"Tak tau, pergilah cepat," kata Lea sambil mendorong pelan Maya untuk segera pergi.
"Permisi saya di perintahkan untuk mengantarkan minuman ini kedalam," kata Maya berbicara pada pengawal Joe yang berjaga di depan pintu.
"Silahkan masuk," kata pengawal tersebut.
Maya pun membuka pintu dan masuk.
"Maaf bos mengganggu, ini saya sudah membawakan minumannya," kata Maya.
"Letakkan di meja," kata Andre.
Maya pun menyusun minuman yang di bawanya.
"Nah dia yang ku ceritakan tadi," kata Andre menunjuk Maya.
Maya yang bingung kenapa dia dibawa-bawa menatap Andre meminta penjelasan.
Andre yang paham menyuruh Maya duduk di sofa di depannya.
"Duduklah dulu," kata Andre dan dituruti oleh Maya.
"Perkenalkan di Joenatan ketua mafia Macan Putih yang merupakan sahabatku sekaligus sahabat dari geng Galaksi," jelas Andre.
"Lalu?" tanya Maya masih bingung.
"Dia kesini karena mendengar ceritaku tentangmu dan dia merasa ingin melihatmu," jelas Andre lagi.
"Ohh, lalu apa hubungannya dengan ku, mau dia tertarik pun aku tak mengenalnya," kata Maya datar.
Hahahaha, tawa Joe pecah melihat sikap Maya terhadapnya. "Kau benar Dre sikapnya ini luar biasa mengejutkan," kata Joe.
"Kan sudah ku bilang, adikku yang bandel itu aja nurut sama dia," kata Andre.
"Ahh aku tak paham dengan pembicaraan kalian, lebih baik aku permisi dan oh ya bos, sekarang kan tidak ada pelanggan, bolehkah aku pulang duluan," kata Maya.
"Baiklah pulanglah, hati-hati di jalan, oh ya bisakah kau mampir ke mension katakan pada Rico bahwa Joe datang," pinta Andre.
"Kenapa tidak di telpon aja?" tanya Maya.
"Sudah ku coba tapi tak tersambung terus," jelas Andre.
"Baiklah, kalau begitu aku permisi," kata Maya seraya keluar dari ruangan.
"Menarik," gumam Joe.
"Hah apa Joe ada yang kau katakan?" tanya Andre yang samar-samar mendengar gumaman Joe.
"Tidak ada," elak Joe.
"Baiklah, kita lanjutkan pembicaraan kita tentang bisnis," kata Andre.
...
Di tempat parkir mension geng Galaksi.
"Huh menyebalkan, kenapa sampai tak bisa dihubungi sih jadinya merepotkan," gerutu Maya.
Klek, semua mata menuju pintu yang ingin terbuka. Dan saat sudah terbuka lebar dan terlihat orang yang berada disana.
"Huhhh...syukur ku kira kakak," kata Riko.
"Emangnya kenapa bukan kakakmu," kata Maya.
"Hehehe, tidak apa, eh tumben kesini jam segini, biasa masih di club," kata Riko.
"Gak ada pelanggan, soalnya di club sedang ada tamu, bang Riko di suruh kesana sama bang Andre untuk nemuin Joe ya ya Joe katanya," kata Maya mengingat-ngingat.
"Bang joe datang, wah aku harus buru-buru kesana," kat Riko langsung mengambil jaketnya dan keluar.
"Hey Rik tungguin kita," kata Rio.
"May, kamu mau ikut kesana?" tanya Dani.
"Gak bang, tadi udah ijin pulang duluan," jelas Maya.
"Ya udah kalau begitu mau dianter," kata Dani.
"Gak usah, abang cepat ke club aja, aku bisa pulang sendiri," kata Maya.
"Baiklah, kalau begitu abang pergi, hati-hati di jalan ya," kata Dani seraya pergi.
Di mension pun terasa sunyi, emang sunyi kan gak ada orangnya. Maya memilih pulang, kan itu tujuannya dari awal.
Sekarang jam 8 malam pintu gerbang rumah keluarga Sanjaya masih terbuka lebar. Rumah bak istana itu bagi orang lain seperti sebuah surga tapi tidak dengan Maya, dia menganggap rumah bak istana iu seperti neraka yang setiap harinya pasti mendengar kata-kata kasar maupun perlakuan kasar yang selalu didapatnya.
Maya masuk ke rumah bak istana itu terlihat sebuah keluarga yang terlihat sangat harmonis sedang berkumpul di ruang keluarga sambil bercanda gurau. Maya hanya mampu melihat, dari lubuk hati terdalam Maya, dia sangat ingin seperti mereka, tapi apalah daya Maya yang tak dianggap di rumah itu. Dia memilih langsung pergi ke kamarnya.
"Huhh lelahnya, aku mandi aja deh dulu baru makan setelah semuanya tidur," gumam Maya seraya bangun dan menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi dia memilih untuk tidur sebentar menunggu yang lainnya tertidur. Dia tak ingin mendengar kata-kata yang di lontarkn kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya.
Sekarang jam 11 malam Maya terbangun karena perutnya sudah sangat lapar, dia turun kebawah menuju dapur.
Maya membuka kulkas dan mengambil beberapa sayuran dan telur untuk dijadikan telur dadar.
Nyam nyam nyam.
"Akhirny kenyang juga," gumam Maya sesudah makan.
Setelah selesai mencuci piring dia kembali ke kamarnya untuk tidur kembali.
Jam di dinding menunjukkan pukul 5, Maya memilih mandi dan segera turun ke dapur dan makan apapun yang ada dan memilih langsung pergi ke kampus, dia gak ingin bertemu dengan keluarga dan mendengar ocehan-ocehan yang tak bermanfaat.
Di kampus seperti biasa Maya memarkirkan sepeda motor nya di tempat parkir khusus sepeda motor. Hari masih gelap karena sekarang masih jam 6 kurang. Dia memilih mencari tempat duduk di taman kampus. Daerah taman masih sepi, tentunya orang-orang belum berdatangan.
•
••
•••
••••
•••
••
•
Jangan lupa tinggalkan jejak di karya ku dengan like, komen dan vote ya.
Selamat Membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
dy nggak nunjukin k jeniusan dy buat apa, mlah mlih d siksa, aneh
msa punya duit bnyak mlah plih mkan seadanya ckckckck
2024-01-20
0
Shinta Dewiana
ngapain tahan lapar kan ada duit hasil sendiri tgl makan di luar...udah jd keren ya keren aja knp pas kerja jd cupu lagi.
2023-07-02
0
Ibuk'e Denia
katanya punya restoran kok kerja di bar
2022-11-18
0