Kompetisi pun dimulai dengan menunjukkan hasil sulaman mereka, tapi Mei Yin tak bisa jika berhubungan dengan aktifitas para gadis dia pun hanya sembarang menyulam, hehe maklum diakan aslinya tomboi sedikit dan tidak menyukai hal yang berbau kepeminiman.
Kompetisi pertama berakhir dan dilanjutkan ke kompetisi selanjutnya dan sampai yang terakhir yaitu kompetisi menari.
"Huh aku harus apa? Semua yang di kompetisikan aku tidak bisa, tapi syukurlah dengan begini aku tidak akan terpilih kan," gumam Mei Yin sambil terkekeh, dia mulai memperhatikan orang-orang sekitar sampai tatapannya berhenti di tempat duduk Pangeran Hongli.
"Tampannya," gumam Mei Yin kagum dengan ketampanan Pangeran Hongli yang terlihat sangat imut dan manis. Tak sadar dia tersenyum sendiri, meskipun dia gemar menghajar orang yang mengganggunya, tapi dia juga perempuan yang menyukai lelaki tampan, itu hal yang lumrah kan.
Saat gilirannya untuk menari dia menghadap Kaisar Jun.
"Salam kepada Kaisar kerjaan Xia, semoga panjang umur dan sehat selalu," salam Mei Yin.
"Baiklah salammu ku terima, ada apa kau kesini, tapi tak ketengah untuk menunjukkan mencarimu?" tanya Kaisar ramah namun tegas.
"Maafkan saya, tapi dari semua kompetisi ini saya tidak menguasai salah satu dati semuanya itu yang artinya saya tidak bisa semua itu, jadi saya meminta ijin untuk mengundurkan diri saja," kata Mei Yin.
Sindiran-sindiran pun terdengar.
"Memang benar rumor yang tersebar tentang nona pertama kediaman Perdana Menteri itu sampah ya, dia tak bisa apa-apa,"
"Ya kau benar dan coba lihat dia menggunakan cadar pasti rumor yang mengatakan dia itu buruk rupa juga benar,"
Mei Yin tak menghiraukan sindiran-sindiran itu.
"Hahaha, aku belum bertindak kau sudah malu sendiri," batin Fu Cai tersenyum meremehkan.
"Rasain tuh hahahaha," batin Niuren tersenyum sinis.
"Lalu apakah kau punya bakat selain semua ini?" tanya Kaisar Jun.
"Ada Kaisar," jawab Mei Yin.
"Maka lakukan itu, kau peserta terakhir," perintah Kaisar.
"Baik kaisar," jawab Mei Yin lalu membukkuk hormat.
Mei Yin berjalan mendekati yang memakai seragam seorang Jenderal dan meminjam pedang.
"Maaf paman, boleh pinjam pedangnya?" tanya Mei Yin.
"A ah boleh silahkan," jawab Jenderal itu terlihat khawatir karena pedangnya ini sangat berat para prajurit biasa pun kesulitan mengangkatnya apalagi gadis kecil ini. Tapi tak terduga dengan mudahnya Mei Yin mengangkatnya sontak itu membuat Jenderal itu kagum. "Rumor hanyalah rumor," batinya tersenyum.
Mei Yin mulai memainkan pedangnya dengan giringan musik meralunan cepat dengan lincah dia memainkan pedang yang di pegangnya. Orang mengira dia sedang menari tapi tidak bagi Mei Yin itu adalah teknik pedang yang pernah dia pelajari di kehidupan terdahulunya.
Semua orang kagum tak percaya, yang menyindir tadi bungkam. Mei Yin mulai maju kedepan seperti hendak menyerang Kaisar. Semua orang menahan nafas dan semua prajurit dan Jenderal tadi mulai maju tapi terhenti saat mendengar.
Tak tak tak, suara aduan panah dan pedang. Dengan cekatan Mei Yin me lempar kembali panah itu pada tempatnya.
Bugh bugh bugh. Tiga orang di kerumunan para tamu jatuh karena terkena kembalian panah dari Mei Yin.
Para tamu ketakutan dan tidak ada yang berani bergerak dari tempatnya karena takut jika ada penyusup lainnya.
"Lindungi anggota kerajaan," teriak Jenderal.
Tiga panah lainnya melesat mengarah kepada para Pangeran dan karena prajurit masih menuju kearah anggota kerajaan dan mencari para penyusup jadi Mei Yin masih berusaha menghalau panah itu. Tapi dia lengah karena ada satu panah lagi mengarah kepada Pangeran Honli dan Selir Kehormatan. Dia berlari dan berusaha menangkis panah itu tapi karena kakinya keinjak pakaian nya sendiri akibatnya tangannya yang terkena panah itu.
"Akhg, astaga panah ini beracun," gumam Mei Yin. "Kalian tak apa Yang Mulia?" tanya Mei Yin sambil tersenyum dan pandangan nya pun mulai buram dan seketika gelap menyelimutinya.
Mei Yin di bawa ke kamar tamu di istana dia di rawat oleh orang istana.
Hari hari berlalu sudah 2 hari Mei Yin tidak sadarkan diri hati Perdana Menteri tersayat melihat Putri dari istri tercintanya dan lebih sakit lagi setelah dia melihat wajah Mei Yin yang sangat mirip dengan wajah ibunya yaitu istri tercintanya. Ada rasa bersalah yang amat sangat besar di hati Perdana Menteri dia setiap hari menjenguk Mei Yin di istana setelah habis bekerja, dia memanggil Tang Yi untuk merawat putrinya. Anggota kerajaan lainnya juga sering mengunjunginya.
3 hari berlalu Mei Yin mulai sadarkan diri. Saat dia membuka matanya dia melihat Tang Yi yang tidur sambil duduk di depan peraduannya, wajar karena hari masih malam.
"Tang Yi," lirih Mei Yin.
Tang Yi tak merespon. "Tang Yi," lirih Mei Yin sambil menyentuh tangan Tang Yi. Tang Yi langsung bangun.
"Nona, nona sudah sadar apakah ada yang sakit? Saya akan memanggil tabib," kata Tang Yi senang.
"Tunggu aku baik-baik saja, akan tetapi hanya haus," kata Mei Yin pelan.
Tang Yi bergegas menuangkan air ke cangkir dan membantu Mei Yin duduk.
Mei Yin meminum habis air itu.
"Ini dimana Tang Yi?" tanya Mei Yin.
"Ini di istana nona. Kaisar bersikeras merawat nona di istana jadi saya di perintahkan oleh Tuan besar untuk menemani nona. Tuan besar terihat sangat khawatir," kta Tang Yi.
"Benarkah?"
"Apakah ayah dari tubub gadis ini bisa seperti itu, jika iya sayang sekali karena putrinya sudah tiada dan di gantikan olehku," batin Mei Yin.
"Ada yang sakit nona?" tanya Tang Yi khawatir melihat Mei Yin melamun.
"Hanya pusing dan sedikit sakit di pergelangan kaki ku tapi tidak apa kok dan berapa hari aku terbaring disini?," jelas Mei Yin lalu bertanya.
"Saya harus panggil tabib jika begitu nona," kata Tang Yi kekeh.
"Jangan, semua orang pasti sudah tidur ini sudah larut, jawab saja pertanyaanku," kata Mei Yin.
"Kau benar nona dan nona tidak sadar selama 3 hari," kata Tang Yin lesu.
"Benarkah," kata Mei Yin tak percaya dan dibalas anggukan oleh Tang Yi.
Tang Yi menceritakan tentang semua hal selama Mei Yin tak sadarkan diri dan karena malam sudah sangat larut mereka pun tidur di satu peraduan atas perintah Mei Yin, Tang Yi tak bisa membantah karena nonanya memaksa.
Keesokan paginya Tang Yi bangun terlebih dahulu dan agar tak mengganggu tidur nonanya dia keluar kamar itu dan memanggil tabib dan memberitahu semua orang jika Mei Yin sudah siuman.
Mei Yin bangun dari tidurnya dan mencoba berjalan tapi kakinya lemas karena terlalu lama berbaring.
"Eh eh," brukk, "Au," ringis Mei Yin yang terjatuh setelah mencoba berjalan.
Tang Yi dan tabib yang sudah ada di depan pintu terkejut mendengar sesuatu yang jatuh berasal dari dalam kamar Mei Yin mereka bergegas masuk dan melihat Mei Yin yang terduduk di lantai.
"Nona," teriak Tang Yi yang begitu sangat khawatir.
Tang Yi membantu Mei Yin kembali ke peraduannya.
•
•
•
•
•
Tinggalkan jejak kalian ya. Dengan like, komen dan vote.
Selamat Membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ibuk'e Denia
hewan kontrak nya kok nolongin maiyin
2022-11-18
0
NurHafni
Kasian Pangeran Hongl Li,gk ada yg mau dgnnya...mlh banyk yg mengejek...mudahn Maya mau sm Pangeran Hong Li dn bs membuat Pangeran sembuh dr cacat mentalnya.
2021-04-18
2
Kholifah Arrosyidah
rubahnya kok gak bantuin
2021-03-28
3