"Iya benar ayah, aku sudah berubah pikiran sekarang aku bersedia," jawab Mei Yin.
"Baiklah ayah akan selalu menyetujui keputusanmu," kata Perdana Menteri.
"Ayah kapan kita bisa pulang?" tanya Mei Yin.
"Kau ingin pulang?" tanya balik Perdana Menteri.
Mei Yin mengangguk.
"Baiklah ayah akan membicarakan nya dengan Raja Jun, karena ini permintaanya merawatmu di sini jadi ayah akan meminta ijin untuk membawamu pulang," kata Perdana Menteri. "Kau istirahatlah dulu nanti ayah kembali lagi," kata Perdana Menteri sambil mengusap lembut kepala Mei Yin.
"Hahhh malang nya nasibmu Mei Yin asli tak dapat merasakan kasih sayah ayahmu, dan apakah aku boleh merasakannya?" gumam Mei Yin.
"Nona," panggil Tang Yi yang membuyarkan lamunan Mei Yin.
"Ya ada apa?" tanya Mei Yin.
"Emmm itu apakah nona benar akan menikah dengan Pangeran?" tanya Tang Yi hati-hati.
"Benar, tapi hanya tunangan dulu," jawab Mei Yin.
Hiks hiks hiks.
"Ehhhh, kamu kenapa menangis?" tanya bingung Mei Yin.
"Berarti nona akan meninggalkank," kata Tang Yi.
"Tidak akan, aku akan membawamu kemanapun aku pergi, kau tenang saja," kata Mei Yin.
"Benarkah? Hiks hiks," tanya Tang Yi sesegukkan.
"Iya aku janji, ayo sini aku peluk," kata Mei Yin merentangkan tangannya.
Tanpa ragu Tang Yi menggapai pelukan itu sambil semakin jadi tangisannya.
"Ehhh kenapa makin kencang tangisannya, nanti wajahmu semakin jelek loh," goda Mei Yin.
"Iiih nona," rajuk Tang Yi.
"Ya ya ya maaf aku tak akan menggoda lagi, jadi hentikan tangisanmu itu," kata Mei Yin.
Mereka pun bercanda sambi tertawa bersama para pelayan yang mendengar dari luar merasa iri kepada Tang Yi bisa mendapatkan majikan yang sangat baik.
"Baiklah nona, sebaiknya saya pergi karena nona butuh istirahat yang banyak," kata Tang Yi.
"Baiklah, kau istirahatlah juga," kata Mei Yin.
Mei Yin pun tertidur setelah tak lama Tang Yi keluar. Hari sudah sore dan saatnya Perdana Menteri Rong menjemput Mei Yin untuk pulang karena Raja Jun sudah mengijinkan.
"Nak, Yang Mulia Raja Jun sudah memberi ijin kau untuk pulang mari kita pulang," ajak Perdana Menteri Rong sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Mei Yin berjalan. Dengan senang Mei Yin menerimanya.
Sesampainya di pintu gerbang istana terlihat di sana sudah ada Raja Jun dan yang lainnya untuk mengantarkan kepergian Mei Yin dan Perdana Menteri Rong.
"Terimaksih Yang Mulia selama beberapa hari ini sudah merawat anak hamba," ucap Perdana Menteri.
"Tak perlu sungkan kita kan akan menjadi keluarga juga nanti," kata Raja Jun.
"Benar, lagi pula kami sudah menganggap Mei Yin sebagai anak kami," sambung Permaisuri.
"T tunggu," teriak Pangeran Hongli yang berlari sambil menyeret Selir Kehormatan.
"Pelan-pelan Pangeran," kata Selir Kehormatan yang kewalahan.
Saat sudah di hadapan Mei Yin Pangeran Hongli langsung memeluk Mei Yin erat seakan tak akan membiarkannya pergi.
"Pangeran lepaskan Mei Yin dia akan pulang bersama Perdana Menteri," bujuk Selir Kehormatan.
"Benar Pangeran, biarkan lah mereka pergi kapan-kapan kan bisa bertemu lagi," bujuk Permaisuri.
"Benar kak Mei Yin tak akan di ambil orang kok," kata Pangeran Zhaoyang yang membuatnya mendapat tatapan tajam dari semua orang. Karena bukannya melepaskan malah semakin erat pelukan Pangeran Hongli terhadap Mei Yin.
Karena tak tega melihat calon tunangannya ini sedih Mei Yin pun membisikan sesuatu. "Pangeran aku janji malam ini akan menemui mu, jadi biarkan lah aku pulang dulu untuk menyiapkan sesuatu untukmu, kamu mau, tapi jangan beritahu siapa pun ya," bisik Mei Yin.
Dengan gembira Pangeran Hongli mengangguk dan mengijinkan Mei Yin pergi.
Semua orang di situ bingung dan penasaran dengan yang di bisikan Mei Yin kepada Pangeran Hongli jadi dia mengijinkan nya pergi. Mereka saja perlu tenaga ekstra untuk membujuknya tapi dengan bisikan dari Mei Yin saja Pangeran Hongki mau. Mereka hanya menggeleng tak habis pikir.
Perjalanan memerlukan waktu 30 menit agar sampai. Sesampainya di pintu gerbang kediaman Perdana Menteri terlihat di sana sudah banyak yang menunggu kedatangan Perdana Menteri.
Mei Yin turun dibantu oleh Perdana Menteri itu membuat semua orang melongo tak percaya. Karena setahu mereka Perdana Menteri sangat tak mengukai Mei Yin.
"Dari sekarang aku harus hati-hati dan tak akan berbuat tidak sopan kepada nona pertaman," batin mereka.
"Tuan kau sudah sampai, lebih baik kau istirahatlah biarkan saya yang mengantar kan Mei Yin," kata Selir pertamanya dengan senyum palsunya.
"Tidak perlu ibunda, lebih baik saya saja yang mengantar adik," kata Bao Yu.
Orang-orang pun merasa bingung dengan perubahan satu-persatu orang di kediaman Perdana Menteri ini berubah terhadap Mei Yin.
"Baiklah biarkan Bao Yu yang mengantarkan Mei Yin," putusan Perdana Menteri.
Bao Yu langsung mengulurkan tangannya dan di sambut santai oleh Mei Yin. Tang Yi mengikuti dari belakang Bao Yi dan Mei Yin. Di perjalanan hanya hening sebelum Bao Yu bersuara.
"Kau berubah," kata Bao Yu yang membuat jalan Mei Yin terhenti dan menatap manik mata Bao Yu. Bao Yu terkejut dengan keberanian Mei Yin sekarang.
"Maksudnya?" tanya Mei Yin yang membuyarkan keterkejutn Bao Yu.
"Ya kau berubah, seperti orang lain saja," kata Bao Yu.
"Setiap orang bisa berubah dan aku yang dulu sudah mati dan lahirlah Mei Yin yang sekarang," kata Mei Yin.
Bao Yu terdiam mendengar perkataan Mei Yin. "Cepat jalan kau tak ingin mengantarku sampai kamar lalu biarkan Tang Yi yang membantuku," kata Mei Yin yang membuyarkan keterkejutan Bao Yu.
Bao Yu pun langsung melanjutkan perjalanan mereka. Sesampainya di depan pintu kamar Mei Yin, Mei Yin langsung membuka lalu masuk dan segera menutup kembali pintu.
Tertinggal lah Bao Yu dan Tang Yi di depan pintu sebelum Mei Yin memanggil Tang Yi.
"Tang Yi masuklah," panggil Mei Yin dari dalam.
"Masuklah," kata Bao Yu.
"Permisi Tuan muda," kata Tang Yi lalu membuka pintu dan menutupnya kembali.
"Huhh kau benar setiap orang bisa berubah," kata Bao Yu sebelumnya menghela nafas dan pergi menuju ke halamannya sendiri.
Di dalam kamar Mei Yin sudah ada Chen, Xiuhuan dan Tang Yi.
"Tang Yi apakah ada kabar tentang siapa penyerang di acara kompetisi malam itu?" tanya Mei Yi.
"Yang saya dengan itu merupakan penyusup dari kerajaan lain, tapi tidak tahu kerajaan yang mana karena sebelum di tanya para pembunub yang berhasil di tangkap mati dengan sendirinya, seperti memang sudah di rencanakan dengan sangat matang," jelas Tang Yi.
"Baiklah, kau bawakan aku herbal untuk mempercepat kesembuhan kakiku ini," pinta Mei Yin.
"Baik nona," kata Tang Yi seraya pergi.
•
•
•
•
•
Tinggalkan jejakmu di tulisanku ya. Dengan like, komen dan vote.
Selamat Membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dwi W. Mandasari
mirip cerita di sebelah...
2022-03-27
0
Gloria Queenzy Challysta_
ceritanya mirip Time Travel: Xiao Lu..
tapi bagus ceritanya..
smngt thor..
2020-09-30
33