"Baik nona," kata Tang Yi seraya pergi.
Seketika Xiuhuan berubah ke wujud manusianya dan memegang kaki Mei Yin dan sontak Mei Yin kaget.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Mei Yin.
"Tenang, kau ingin cepat sembuh apa tidak," kata Xiuhuan.
"Tentu mau jadi aku meminta Tang Yi mengambilkah herbal agar ku buat obat," kata Mei Yin.
"Itu akan lama lagi pula racun pada tubuhmu masih ada, aku akan mengeluarkannya dan menyebuhkan kakimu, kau ambil posisi kultivasi," kata Xiuhuan.
Sebelum memulainya Xiuhuan melapisi seluruh ruangan dengan array pelindung.
"Kau lagi apa?" tanya Mei Yin.
"Ini namanya array pelindung agar tak ada yang mendengar suara teriakanmu nanti," kata Xiuhuan.
"Aku tak akan teriak, bagaimana jika nanti Tang Yi datang?" tanya Mei Yin lagi.
"Kau tenang, dia tak akan datang dalam waktu dekat ini," kata Xiuhuan yang membuat MeibYin penasaran tapi tidak di gubris oleh Xiuhuan dia meminta Mei Yin cepat memposisikan tubuhnya.
Saat sudah dalam posisi benar Xiuhuan mulai mengambil posisinya juga untuk mengobati Mei Yin.
Badan Mei Yin terasa di tusuk ribuan jarum dia berusaha tidak berteriak dengan menggigit bibir bawahnya. Setelah 30 menit kesakitan perlahan sakitnya berangsur-angsur mereda dan seketika Mei Yin mmuntahkan darah hitam hanya sedikit karena racunnya tinggal sedikit dan kakinya juga terasa sudah baikkan dia mencoba berdiri dan tidak terasa sakit lagi.
"Kau harus lebih berlatih lagi agar kejadian seperti ini tak terjadi lagi," kata Xiuhuan. "Kenapa juga kau melarangku membantumu?" tanya Xiuhuan.
"Jika aku mengijinkanmu keluar nanti banyak yang melihatmu dan aku akan menjadi buruan orang-orang karena aku memiliki spirit beast yang langka, kehidupan tenangku akan hilang nanti aku tak ingin berurusan dengan orang-orang yang serakah," jelas Mei Yin.
"Terserah padamu," dengus Xiuhuan.
Matahari mulai tenggelam Mei Yin yang sedang menikmatinya itu di temani oleh Tang Yi, Xiuhuan dan Chen yang berada di pangkuannya.
Setelah matahari benar-benar sudah tenggelam. "Nona mari masuk angin malam tak baik bagi kesehatan," kata Tang Yi.
"Baiklah," jawab Mei Yin lalu masuk kekamarnya. "Tang Yi kau pergilah istirahat, kau sudah menemaniku seharian pasti lelah," kata Mei Yin.
"Ti...," jawab Tang Yi tapi di potong oleh Mei Yin.
"Tidak ada tidak tidak an, kau itu manusi pasti juga lelah, cepatlah istirahat dan jangan kembali kesini sebelum pagi hari, untuk makanku aku bisa masak sendiri karena ayah sudah mengirimu bahan makanan di dapur," kata Mei Yin.
Dengan terpaksa Tang Yi menjawab. "Baiklah nona, kalau begitu saya permisi," kata Tang Yi pasrah.
Klak. Suara pintu tertutup Mei Yin langsung bersiap-siap untuk pergi.
"Hey kau mau kemana?" tanya Xiuhuan.
"Jalan-jalan," jawab Mei Yin santai.
"Ini ni alasan kau menyuruh Tang Yi pergi," kata Xiuhuan terkikik.
"Yup, aku ingin bertemu calon tunangan ku," kata Mei Yin dengan wajah berseri.
"Huh kau ini, aku tak ingin ikut," kata Xiuhuan.
"Siapa juga yang ngajak kamu, kau di sini saja jagain Chen, awas jangan kau takuti dia, dia masih kecil," kata MeinYin menatap tajam Xiuhuan.
"Iya iya, cepat pergilah," kata Xiuhuan yang sudah dalam wujud manusianya berbaring di peraduan Mei Yin.
Mei Yin tidak langsung pergi ke istana tapi dia pergi ke pasar malam dulu dengan kekuatannya yang sudah berada di level alam dunia tingkat 2 ini dengan mudahnya dia melompati atap-atap rumah penduduk, setelah serasa jalanan sudah cukup ramai dia memilih turun ke jalanan dan berjalan-jalan mencari sesuatu yang bisa si bawanya untul calon tunangannya itu.
Setelah cukup lama berjalan dia melihat suatu benda yang menarik di matanya yaitu sepasang cincin yang sama seperti cincin pasangan gitu, tapi terlihat sudah kusam tapi di matanya itu sangt cantik.
Di mendekati tempat itu, penjual yang yang seorang pria paruh baya itu langsung menawarkan suatu barang kepada Mei Yin, karena hanya Mei Yin pelanggannya karena tidak ada yang mampir lagi.
"Gelang ini sangat cocok untuk nona yang cantik ini, apakah nona berniat," kata Penjual.
Mei Yin memang sudah tak menggunakan cadarnya karena orang-orang di kediamannya juga sudah tahu jika dia sudah sembuh dari wajah buruk rupa itu alias dari racun.
"Tidak terimakasih tuan saya tertarik dengan sepasang cincin ini," kata Mei Yin.
Senyum samar terukir di wajah keriput pria paruh baya si penjual itu.
"Ahh maaf nona barang ini sudah usang karena tak ada yang tertarik anda boleh mengambilnya dan membeli yang lain," kata si Penjual.
"Bolehkah, kalau begitu saya akan membeli gelang yang tuan tawarkan tadi dan mengambil sepasang cincin ini," kata Mei Yin senang.
"Baiklah, harga nya 2 koin emas nona," kata Penjual.
"Baiklah, ambil ini," kata Mei Yin menyerahkan 3 koin emas. "Sisanya untukmu karena aku tak ingin barang gratis anggaplah membayar sepasang cincin ini," kata Mei Yin.
"Baiklah nona terimaksih," kata Penjual.
Setelah kepergian Mei Yin.
"Tugasku sudah selesai," ucap penjual itu lalu seketika tempat penjualan itu lenyap menjadi sebuah pohon.
Mei Yin melompati pagar istana dengan mudahnya dan mencari kamar Pangeran Hongli. Saat dia sudah masuk terlihatlah Pangeran Hongli duduk bersender si perduannya dengan gelisah.
Perlahan Mei Yin mendekatinya dan mengagetkannya.
"Hayo melamun apa?" kata Mei Yin mengagetkan Pangeran Hongli, tapi bukannya kaget Pangeran Hongli malah langsung memeluk Mei Yin.
"Kenapa lama sekali hiks hiks," kata Pangeran Hongli sesegukkan.
Mei Yin membalas pelukannya dan mengusap lembut punggung Pangeran Hongli.
"Maaf, tadi aku mencari sesuatu dipasar jadi terlambat, kau mau lihat apa yang ku dapat di pasar?" kata Mei Yin menenangkan Pangeran Hongli.
Pangeran Hongli melepaskan pelukannya dan mengangguk sambil masih cemberut. Mei Yin mengusap sisa air mata Pangeran Hongli yang masih menetes.
"Coba lihat ini, cincin pasangan satu untuk mu dan satu untukku, jadi kita samaan," kata Mei Yin sambil tersenyum.
"Wahhh kita samaan," kata Pangeran Hongli berbinar.
"Iya, jadi Pangerang jangan sedih lagi, jika Pangeran kangen padaku Pangeran tinggal lihat ini, aku pun juga begitu nanti," kata Mei Yin lembut.
Pangeran Hongli merebahkan kepalanya kepangkuan Mei Yin. Mei Yin mengusap pelan rambut hitam Pangeran Hongki dengan lembut. Tak lama suara nafas teratur terdengan oleh Mei Yin, dia pun tersenyum.
"Kau memang menggemaskan Pangeran, meskipun sifat mu seperti anak-anak begini tapi aku menyukai itu," gumam Mei Yin lalu mengecup Puncak kepala Pangeran Hongli lalu perlahan memposisikan Pangeran Hongli untuk tidur dengan benar sedangkan dia akan kembali ke kediaman Perdana Menteri Rong.
•
•
•
•
•
Tinggalkan jejak ditulisanku ya. Dengan like, komen dan vote.
Selamat Membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
devaloka
rubah licik di suruh jaga anak macan 🤣
2023-04-09
0
Rieny Sartika
ntu pangeran didalam tubuhny kayaknya ada sesuatu yg buat dia jd bodoh deh...
2022-04-08
0
entah
Thor aku mau nanyak itu pangeran Hongki sifat aslinya memang kek gitu atau cuma sifat palsu
2020-10-03
35