RPGC(TH) 10

Maya tersenyum getir melihat ingatan gadis ini yang tak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya tapi bedanya dia cerdas dan ahli beladiri tanpa sepengetahuan keluarganya, tapi gadis ini tak memiliki kemampuan apapun. Memang nasib Maya selalu sial atau apa dia juga tak mengerti.

"Kasian sekali nasibmu," gumam Maya.

Note: sekarang nama Maya di ganti dengan Mu Lan ya.

"Nona...nona...nona," panggil Tang Yi mengeras.

"A ahh kau ini mengagetkanku saja, ada apa?" kaget Mei Yin yang lamunan nya di sentak oleh Tang Yi dengan nada suara meninggi.

"Maafkan saya nona, karena telah membuat nona terkejut," kata Tang Yi yang bersujud di lantai.

"Aduh kenapa sih dunia di sini begini amat sedikit salah sujud, apa tak sakit tuh jidat," gumam Lily. "Bangunlah aku tidak marah," kata Mei Yin sambil membantu Tang Yi bangun.

"Tang Yi ambil kan aku cermin," pinta Mei Yin.

Tang Yi pun mengambil cermin perunggu kecil yang ada di lemari Mei Yin.

"What? Wajah ini sangat jelek, ini akibat jerawat dam bentol ini, jauh cantikan wajahku dulu," gumam Mei Yin. "Aku harus mencari penyebabnya," gumamnya lagi.

Mei Yin pun bertanya pada Tang makanan yang biasa dia makan.

"Tang Yi aku biasa makan makanan apa, kau tahu kan ingatanku masih belum pulih sepenuhnya," kata Mei Yin.

"Iya nona, biasanya makanan yang anda makan pemberian dari permaisuri Luo San yang dikirim melalui pelayannya," jelas Tang Yi.

"Ohh, kapan biasanya dia mengantarkan makanan?" tanya Mei Yin lagi.

Belum sempat tang Yi menjawab pintu kamar Mei Yin ada yang mengetuk dan Tang Yi pun membukakannya.

"Permisi saya mengantarkan makanan untuk nona," kata pelayan permaisuri Luo San dia berbicara dengan angkuhnya seperti bukan Mei Yin yang nona di kediaman itu tapi dirinya.

Mei Yin hanya diam memperhatikan sikap pelayan itu tapi tatapannya berbeda dari biasanya. Matanya penuh selidik. Tubuh pelayan itu gemetar melihat tatapan Mei Yin. Dia pun langsung pergi tanpa memberi hormat.

"Nona ini makanannya," kata Tang Yi yang sedang menaruh makanan itu di meja samping peraduan Mei Yin.

Mei Yin mulai mengambil dan menciumi makanan itu.

"Wahh ternyata masih saja ada yang mau membunuh gadis tak berguna ini," gumam Mei Yin sambil tersenyum kecut.

"Nona ada apa? Apa ada masalah dengan makanannya?" tanya Tang Yi bingung.

"Benar, buang makanan ini, didalamnya ada racun," kata Mei Lin.

"Apa? Bagaimana bisa?" tanya Tang Yi terkejut.

"Bisa saja, seperti kau tak tahu saja seperti apa selir pertama dan anaknya itu," kata Mei Lin sambil tersenyum sinis.

Tang Yi kaget dengan nonanya yang sedari bangun sudah seperti orang lain dan lagi nonanya tak pernah tersenyum aneh begitu, tapi pertanyaan yang berputar di kepalanya dienyahkannya.

"Lalu bagaimana sekarang nona? Apakah setiap makanan yang dikirimkan oleh permaisuri Luo San selalu memiliki racun?" tanya Tang Yi.

Mei Yin mengangguk. "Di tubuhku dan tubuhmu terdapat racun. Racun ini berbentuk tumbuhan dan tumbuhan ini bernama bunga Oleander, bunganya berwarna merah jambu, putih atau kuning. Tanaman ini bisa dijumpai dimana-mana. Namun siapa yang menyangka, bahwa tanaman yang nampaknya indah dipandang mata ini, merupakan tumbuhan yang amat beracun dan mematikan, mulai dari daun, bunga, biji buah, dahan dan tangkai sampai ke getah batang pohonnya. Pokoknya, seluruh bagian dari tanaman Oleander ini beracun, bukan saja untuk manusia, tetapi juga untuk binatang.

Efek dari tumbuhan ini yaitu mual dan muntah, sakit perut dan diare, mata menjadi kabur, denyut jantung melambat, koma dan akhirnya kematian," jelas Mei Yin panjang lebar.

Tang Yin kagum dengan pengetahuan Mei Yin, dia tidak tahu jika nonanya sangat berpengetahuan sejak bangun dari tidur panjangnya sikapnya berubah, tapi itu membuat Tang Yi senang karena nonanya tidak mudah di tindas lagi.

"Lalu bagaimana cara kita mengeluarkan racun dari dalan tubuh?" tanya Tang Yi.

"Kita harus membuat obat dan untuk membuatnya aku memerlukan bebrapa tumbuhan obat untuk mengeluarkannya," jelas Mei Yin. "Kau tahu dimana kita bisa mendapatkan bahan-bahan obat?" tanya Mei Yin.

"Di toko herbal nona tapi...," jawab Tang Yi ngegantung.

"Tapi?" tanya Mei Yin.

"Kita tidak punya koin yang cukup untuk membeli bahan-bahan obat, karena harganya sangat mahal," kata Tang Yi.

"Wah wah wah nasibmu memang sangat Malang, aku akan mengubah nasibmu dan tentunya demi diriku juga," gumam Mei Yin dalam hati. "Huhh, dimana lagi kita dapat mencarinya, seperti hutan gunung?" tanya Mei Yin.

"Ada di hutan kematian, di sana banyak tumbuh tumbuhan obat, tapi di sana sangat berbahaya," kata Tang Yi takut-takut.

Selain banyak tumbuhan obat langka, di sana juga terdapat hewan spiritual. Hewan spiritual adalah hewan yang dapat mengolah Qi seperti manusia dan tingkatan kekuatannya pun sama.

"Bagaimana lagi, kita harus segera mencari obat itu, jika tidak racun nya akan menyebar keseluruh tubuh dan kita tinggal menunggu kematian," kata Mei Yin.

Tang Yi langsung lesu mendengarnya, dia kecewa dengan dirinya yang tak mampu menjaga nonanya.

Melihat Tang Yi yang murung Mei Yin mencoba menghibur Tang Yi atau lebih tepatnya berusaha bersama.

"Sudahlah, daripada kita menunggu kematian kita, kebih baik kita berusaha dulu kan," kata Mei Yin sambil tersenyum.

Tang Yi membalas senyuman Mei Yin sambil mengangguk pasti.

Keesokan paginya mereka berencana untuk pergi kehutan kematian.

"Bibi kami ingin pergi ya," kata Mei Yin.

"Bu aku pamit," kata Tang Yi.

Mereka sudah menceritakan tentang racun dan rencana mereka untuk mencari bahan-bahan untuk membuat obat. Sebenarnya Tang San ingin memberikan tabungannya untuk membeli kan bahan obat itu, tapi Mei Yin tak menerimanya, dia tak ingin menyusahkan orang lain. Seperti kehidupan pertamanya dia selalu berusaha sendiri.

Ibu Tang Yi mengijinkan mereka pergi.

Mereka pergi hanya berjalan kaki karena mereka tidak memiliki kekuatan apapun, berkultivasi saja tidak pernah dan bahkan tak tahu caranya, dan juga mereka pergi tanpa sepengetahuan kediaman utama. Hanya Ibu Tang Yi yaitu bibi Tang San yang tahu kepergian mereka.

Mereka berjalan selama seharian penuh dan sesekali beristirahat tak ada kendala dalam perjalanan karena mereka memilih jalan ramai dan juga hari masih siang.

Mereka sampai di hutan saat matahari mulai tenggelam. Mereka mencari tempat untuk beristirahat sementara yang berada di dekat sungai.

"Nona saya mengumpulkan kayu bakar dan mencari beberapa makanan untuk kita dulu," kata Tang Yi.

"Baiklah, tapi kau kumpulkan kayu bakar saja, aku yang akan mencari makanan untuk kita," kata Mei Yin berlalu pergi tanpa menunggu respon Tang Yi.

Mereka pun berpencar untuk tugas masing-masing, Tang Yi tak dapat membantah karena ditatap tajam oleh Mei Yin, dia hanya pasrah dan bergidik ngeri. "Nona sangat berubah, tapi aku suka," pikir Tang Yi.

••

•••

••••

•••••

••••

•••

••

Tinggalkan jejak dengan like, komen dan vote.

Selamat Membaca

Terpopuler

Comments

ARA

ARA

Lily nongol kayak jailangkung😜😁😁😁

2023-04-08

0

ARA

ARA

Mu Lan?

2023-04-08

0

Aza

Aza

thor..
ini namanya di ganti MULAN atau MEY YIN..!? 🙄

2022-01-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!