RPGC 6

Di kampus seperti biasa Maya memarkirkan sepeda motor nya di tempat parkir khusus sepeda motor. Hari masih gelap karena sekarang masih jam 6 kurang. Dia memilih mencari tempat duduk di taman kampus. Daerah taman masih sepi, tentunya orang-orang belum berdatangan.

Miao miao miao

Pendengaran Maya menangkap suara kucing, dia mulai mencari keberadaan si kucing. Kesana kemari Maya melihat dan berjalan mengikuti suara dan sampai lah dia di bawah pohon dan suara kucing semakin jelas terdengar. Saat Maya menengok keatas terlihat kucing kecil yang tak bisa turun dari atas pohon yang lumayan tinggi.

"Pus pus, turunlah," ucap Maya memanggil kucing kecil itu.

Melihat sekitar masih tak terlihat ada orang Maya pun memanjat pohon tersebut dan berhasil menggapai ai kucing. Tak sengaja Maya menginjak ranting pohon yang rapuh dan akhirnya Maya pun terjatuh sambil memegangi si kucing dengan mata yang terpejam.

"Bisakah kau turun?" ucapan itu yang membuat Maya membuka matanya.

"A ahhh jadi aku tak jatuh di tanah," kata Maya malu seraya turun dari gendongan seseorang yang menyelamatkannya.

"Makasih sudah menolongku," ucap Maya.

"Tak masalah hanya kebetulan lewat," kata nya.

"Aku tak pernah melihat mu di kampus ini, dari penampilan dan tampangmu sudah dipastikan kau akan di jadikan para gadis kampus idola mereka, jadi otomatis kau pasti terkenal," kata Maya yang duduk di bangku sekitar taman.

"Aku baru di sini," katanya yang mengikuti Maya duduk.

"Ohhhh, oh ya namaku Maya, siapa namamu?" tanya Maya.

"Namaku Marko Anggeta," jawab Marko.

"Emmm," gumam Maya sambil manggut-manggut.

Miao miao maio

"Pus pus, pergilah," kata Lily sambil mengelus si kucing dan melepaskannya.

"Bisakah kau antarkan aku ke kantor rektor," pinta Marko.

"Ah mungkin kantornya belum buka, karena masih terlalu pagi," jelas Maya.

"Ohhh, kalau begitu aku akan menunggu di sini, dan kenapa kamu datang pagi sekali bukankah kelas belum pastinya," tanya Marko.

"Tidak apa, aku cuman pengen pagian aja berangkat nya," jelas Maya sambil tersenyum.

'Manis' itu yang dipikiran Marko setelah melihat senyuman Maya.

Jam ditangan Maya menunjukkan pukul 8 yanga artinya kelas maupun kantor dosen dan rektor pastinya sudah buka.

"Yuk aku anterin ke kantor rektor," ajak Maya sambil bangun dari duduknya.

Mereka berdua berjalan di koridor kampus yang memanjang, karena mahasiswa lainnya sudah mulai berdatangan merekapun jadi pusat perhatian terutama pada Marko yang asing di penglihatan mereka.

"Nah sudah sampai silahkan masuk, aku pergi dulu," kata Maya.

"Makasih sudah nganterin," ucap Marko.

"Ya sama-sama," kata Maya seraya pergi menuju kelasnya.

Di dalam kelas seperti biasa Maya langsung memasang earphone nya, dia tak ingin mendengar perkataan dari luar.

Bel masuk berbunyi dan langsung saja Maya melepas earphone nya, dia tak memperhatikan dosen masuk dia memilih melihat keluar jendela.

"Selamat pagi anak-anak, pagi ini kalian kedatangan teman baru," kata dosen perempuan yang namanya bu Dinda. "Masuklah," ucap bu Dinda.

Dan masuklah pria tampan, hidung mancung alis tebal kulit mulus dan putih rambut sedikit acak-acakan, tapi tak menghilangkan ketampanannya apalagi tingginya yang kira-kira 180 cm. Dapat dibayangkan sudah seperti model-model yang terpampang di majalah-majalah.

"Halo semuanya perkenalkan namaku Marko Anggeta, semoga kita dapat menjadi teman," kata Marko.

"Salam kenal juga," kata Linda.

"Jadi pacar juga boleh," sambu Amora.

"Boleh minta nomornya gak," ucap gadis lainnya.

"Sudah sudah kalian ini. marko duduklah di kursi di belakang Maya," perintah bu Dinda.

Marko pun berjalan ke arah tempat duduknya. Maya yang sedari tadi hanya melamun menatap ke luar jendela, tak merasakan ada orang yang duduk di belakangnya.

Pelajaran pun dimulai. Maya mulai memfokuskan ke pelajaran dan tak menghiraukan omongan-omongan dari yang lainnya.

"Aku mau duduk di tempat Maya itu, aku pengen deket sama Marko,"

"Iya, ahh kenapa sih si cupu itu jadi berubah cantik, lebih baik dia seperti dulu agar tidak ada yang lebih cantik dari pada aku di kelas ini,"

"Kau benar,"

Maya tak mempermasalahkan omongan-omongan mereka, yang penting tak ada yang mengganggunya secara fisik.

Jam istirahat telah tiba. Para gadis berbondong-bondong mendekati Marko.

Maya yang tempat duduknya juga terkena dampak rombongan para gadis merasa risih dan memilih keluar.

"Eh eh, permisi," kata Marko yang pergi menyusul Maya.

Sekara Maya sudah duduk di kursi kantin untuk makan. Dimejanya sudah terdapat mie ayam dan setelah es teh. Dengan tenang nya dia makan dan datanglah seseorang yang langsung duduk di depannya. Maya masih tak memperhatikan dia masih asik dengan makannya.

"Ekhem, hey," deheman seseorang yang duduk di depan Maya.

Maya pun mendongak dan terlihat lah Marko yang tersenyum.

"Hemmm," deheman Maya yang melanjutkan makannya lagi.

"Hemm? Kau tak senang aku di sini?" tanya Marko bingung, karena dia lihat sepanjang jalan banyak gadis yang menawarkan diri makan bersama atau sekedar bertuka nomor telphone dan di meja lain juga banyak tatapn memuja dari gadis kepadanya, tapi gadis yang di depannya ini tak bergeming maupun terpesona dengan pria tampan di hadapannya.

"Buat apa?" kata Lily acuh.

"Coba kau lihat mereka melihatku dengan dambaan, tapi kau," kata Marko tak habis pikir.

"Itu mereka tapi aku tidak," kata Maya yang masih makan.

"Kamu memang aneh," kata Marko.

Maya hanya mengedikkan bahunya acuh dan berkata.

"Aku lebih suka sendiri, dan kau tak tahu saja aku dulunya seperti apa," kata Maya.

"Memangnya seperti apa?" tanya Marko.

"Cari tahu sendiri," jawab Maya seraya bangun, karena makanannya sudah habis.

Tapi belum 5 langkah Maya berjalan tangan nya di cekal oleh Marko.

"Ck, eh eh tungguin dong, temenin aku makan," kata Marko.

"Huhh, cepatlah," kata Maya duduk kembali.

Hari ini Maya hanya masuk satu kali karena dosen yang jadwalnya masuk hari ini akan di ganti hari lainnya, jadi dia bisa santai.

"Habis ini kamu mau kemana?" tanya Marko yang sudah menyelesaikan makannya.

"Ke tempat teman," jawab Maya.

"Boleh ikut?" tanya Marko.

"Emangnya kamu gak ada kelas lagi?" tanya Maya.

"Eh ah iya aku punya kelas hehe," kata Marko cengengesan.

"Sudahlah, aku mau balik dulu," kata Maya seraya pergi.

"Ok, hati-hati," kata Marko.

Jalanan macet hari panas debu dimana-mana, itulah penggambaran jalanan kota.

"Fiuhh, akhirnya sampai," gumam Maya.

"Hay semua," sapa Maya.

"Hay May," jawab Rio.

"Dimana bang Dani dan bang Riko?" tanya Maya.

"Biasa masih di rumah masing-masing molor," jawab Rio.

Maya hanya ber 'oh' ria.

"Tumben kesini ada apa?" tanya Rio.

"Cuman mampir gak ada kelas juga jadi cepet pulangnya," jelas Maya.

"Bagaimana kalau kita bersenang-senang di club bang Andre, nanti aku kabari Riko dan Dani. Kan masih siang nih pasti masih gak ada orang," kata Rio.

"Ok," jawab Maya.

Mereka pun bergegas pergi dengan mobil hitam Rio.

••

•••

••••

•••

••

Tinggalkan jejak ya...

Dengan like, komen dan vote.

Selamat Membaca.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

apa maya enggak berpenampilan cupu lg di clup n sm kawan gengnya

2023-07-02

0

ARA

ARA

Lili kapan Datangnya.. Pake nyela omongan Marco ke maya pula😛😁😁😁

2023-04-08

1

onetea dri

onetea dri

maya kali..., bukan lily

2022-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!