RPGC(TH) 14

Perdana Menteri menjelaskan tentang acara yang akan di adakan satu bulan yang akan datang.

"Baiklah ayah, kalau begitu kami permisi," ucap Fu Cai sambil menunduk hormat dan diikuti Niuren.

Saat sudah di luar. "Huh kenapa Raja tidak memaksa lagi, kan jadinya gadis si***n itu akan berdiam terus di kediaman ini," gerutu Niuren.

"Tenanglah, kamu dengar kan kata ayah tadi semua gadis harus mengikuti acara pemilihan ini, di saat itu kita bisa mempermalukan Mei Yin sampai dia akan sangat malu dan mengakhiri hidupnya sendiri seperti saat kejadian di aula," kata Fu Cai.

"Kau benar kak, aku setuju," jawab Niuren.

Meskipun mereka berdua selalu terlihat baik harmonis, tapi tidak dengan hati masing-masing, mereka saling bersaing dan menjatuhkan.

Di kediaman Melati yaitu tempat tinggal Mei Yin. Di sini Mei Yin sedang mempelajari buku-buku tentang kultivasi dan obat-obatan, buku-buku ini di dapat Mei Yi di bawah peraduannya di dalam sebuah kotak sedang. Kemungkinan ini milik pemilik tubuh yang dulu.

Setelah selesai membaca seluruh isi buku kultivasi itu Mei Yin mencoba untuk mempraktekkannya. Dia memposisikan duduknya bersila dan kedua tangannya di di atas lutut yaa mirip bersemedi sambil menutup matanya. Mei Yin berkonsentrasi seketika di sekeliling tubuhnya terdapat warna pelangi yang mengelilinginya. Setelah satu jam dia membuka matanya.

"Hah tubuhku terasa lebih ringan," gumam Mei Yin. "Tang Yi," panggilnya.

"Iya nona," jawab Tang Yi.

"Kau juga cobalah baca buku ini dan berkultivasi," kata Mei Yin sambil menyerahkan buku itu.

"Baiklah nona," jawab Tang Yi dan mulai berkultivasi di dalam kamar Mei Yin, karena itu perintah Mei Yin.

Mei Yin masih tidak mengetahui tingkatannya dia hanya sibuk berlatih memperkuat fisik tubuh yang lemah ini.

Setiap pagi dia selalu bangun awal dia selalu berlatih dan berkultivasi pada malamnya. Hari demi hari kecantikan Mei Yin semakin bertambah seiring kekuatan fisiknya membaik.

Besok adalah acara yang di tunggu oleh semua Putri kerajaan Xia mereka berlomba-lomba mempercantik diri dengen membeli pakaian yang mewah di pasar maupun dari tukang jahit. Berbeda dengan Mei Yin dia sekarang berada di hutan kabut. Dimana hutan ini terkenal dengan banyaknya hewan spiritual. Tujuannya kesini adalah mencari hewan spiritual untuk dirinya.

Perlahan Mei Yin masuk semakin dalam. Karena kelelahan dia bersender di sebuah batu besar.

"Huhh lelahnya," kata Mei Yin sambil menegak minumnya. "Kau mau Chenchen," kata Mei Yin sambil memberikan botol minuman ke Chen (anak harimau).

"Iya," jawab Chen.

"Eh kau bisa bicara semenjak kapan?" tanya Mei Yin terkejut.

"Sejak lahir," jawab Chen sambil menegak air minum Mei Yin yang di bantu olehnya.

"Ohhh, aku merasa kalian ini bukan hewan biasa, ibumu saja bisa bicara," kata Mei Yin.

"Memang benar kami bukan hewan biasa karena kami adalah hewan spiritual penjaga hutan kematian," jelas Chen.

Mei Yin mengangguk mengerti. Karena lelah berdiri dia ingin menduduki batu itu, tapi sayangnya telapak tangannya malah tergores betu tajam yang ternyata ada diatas batu itu. Darah Mei Yin menetes kebatu itu.

"Ah beruntung aku membawa obat racikanku," gumam Mei Yin.

Dia pun mengolesi obat ketelapak tangannya yang terluka. Perlahan lukanya kering dan tidak mengeluarkan darah lagi.

Auuuuuuu. Lolongan serigala mengagetkan Mei Yin. "Ahhh waktu nya tidak tepat," gumam Mei Yin yang langsung berlari pergi menjauhi Kawanan serigala itu, tapi karena bau darah Mei Yin, dia di kejar oleh kawanan serigala itu.

"Naik keatas pohon Mei," kata Chen yang ada di gendongan Mei Yin.

Tanpa pikir lagi Mei Yin langsung memanjat pohon yang cukup tinggi. "Selamat," ucap Mei Yin setelah berhasil berada di atas pohon.

"Kenapa kau tak bisa mengalahkan mereka?" tanya Chen.

"Kau ini, kau tak lihat tubuhku ini lemah, meskipun sudah membaik tapi aku akan kalah dengan serigala sebanyak itu," jelas Mei Yin. "Kamu juga, bukankah hewan spiritual?" tanya Mei Yin.

"Ahh meskipun aku hewan spiritual tingkat tinggi di spesies kami, tapi aku masih kecil, kekuatanku masih kecil juga," jelas Chen.

"Huh, alasan kamu," gerutu Mei Yin.

Chen meraung kesal dan Mei Yin hanya terkekeh.

"Sampai kapan kita di sini, aku belum mendapatkan seekorpun hewan spiritual," kata Mei Yin kesal.

"Mereka itu hewan spiritual tingkat perak," kata Chen.

"Huh benarkah, tapi aku ingin yang lebih kuat," kata Mei Yin. "Setahuku tingkat hewan spiritual dan manusia itu sama," kata Mei Yin.

Belum sempat Chen menjawab kaki Mei Yin yang lurus di depan di di sengat seseuatu dan membuat Mei Yin hilang keseimbangan dan jatuh.

"Auuuu sakitnya," gumam Mei Yin sambil mengusap bokongnya yang sakit. "Hey hey bro kita damai ya, aku kan tidak mengganggu kalian," kata Mei Yin berusaha memberinya waktu untuk mengalihkan perhatian kawanan serigala.

Tapi tidak memberi kesempatan pada Mei Yin kawanan serigala langsung menyerang Mei Yin, mau tak mau dia harus melawan mereka.

Beberapa saat Mei Yin kelelahan.

"Berhenti...," teriak Mei Yin, kawanan serigala berhenti. "Beri aku waktu istirahat dong," ucap Mei Yin duduk.

Tak menghiraukan ucapan Mei Yin kawanan serigala itu menyerang lagi. Tapi belum sempat cakar tajam dari kawanan serigala mengenai tubuh Mei Yin kawanan serigala itu berhenti dan lari terbirit-birit.

"Hahahahaha takut kan kalian denganku," kata Mei Yin sambil tertawa.

Saat Mei Yin berdiri dan berbalik untuk menjemput Chen yang masih di atas pohon.

Bughh.

"Akhhh, bokong berapa kali sudah mencium tanah," kata Mei Yin meratapi nasibnya.

Saat sakitnya sudah mereda mata Mei Yin menangkap kaki seseorang. Dia mendongakkan kepalanya.

"Siapa kau?" tanya Mei Yin yang bangkit.

"Kau yang mengontrakku?" tanya nya balik.

Mei Yin bingung. "Kontrak? Maksudnya apa?" batin Mei Yin sambil memperhatikan pria di depannya ini.

"Apa maksudmu aku tak mengerti?" tanya Mei Yin.

"Kontrak dengan hewan spiritual, aku ini hewan spiritual level Alam Langit kenapa bisa menjalin kontrak dengan manusia lemah seperti mu," kata nya sangat marah.

Mei Yin mengedikkan bahunya acuh. "Aku tak merasa mengontrak hewan spiritual, apakah hewan spiritual itu bisa berubah jadi manusia?" tanya Mei Yin antusias.

"Huhhh, kenapa nasibku begini," bukannya menjawab pertanyaan Mei Yin malah bergumam kesal frustasi.

"Iiih kau ini bisa tidak jangan seperti itu, jawab kek pertanyaanku," kesal Mei Yin dengan nada marah.

Chen turun dari pohon dan melompat ke gendongan Mei Yin. Mei Yin dapat merasakan jika tubuh Chen bergetar.

"Kau kenapa? Sakit ya?" tanya Mei Yin dan Chen hanya menggeleng.

"Kau tahu dia itu hewan spritual yang sangat hebat bentuknya itu seekor rubah ekor sembilan," jelas Chen berbisik pada Mei Yin.

"Pantesan wajahnya sangat tampan, setahuku rubah itu tampan dan licik," bisik Mei Yin juga.

"Hey apa yang kalian bisikkan?" teriak rubah marah.

Tinggalkan jejakmu di karyaku ya dengan like, komen dan vote.

Selamat Membaca.

Terpopuler

Comments

devaloka

devaloka

mana ada bertarung minta waktu istirahat 🤣

2023-04-09

0

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

ehhh ada yang cantik juga loh tapi tetap mereka memang licik 😂😂😂😂

2022-08-30

0

Libra itu Aku

Libra itu Aku

mei yin, kau asal bicara aja, pake bilang rubah emang tampan dan licik 😀😀😀

2022-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!