RPGC 8

Brukk

Dia keluar dan bersembunyi di balik pagar tangga dan mendengarkan apa yang di bicarakan Rachmat dan yang lain.

"Bagaimana dengan Sania pah?" tanya Dara.

"Ya pah bagaiman keadaan adik kita?" timpal Dion.

"Papah juga bingung jika kita melapor ke polisi nyawa adik kalian akan dalam bahaya," jelas Rachmat dengan raut wajah yang sangat khawatir.

"Lalu ki...," ucapan Dara terpotong saat bunyi telphone rumah berbunyi. Langsung saja Rachmat mengangkatnya.

"Hallo siapa ini?" tanya Rachmat.

"Si penculik," jawab orang di seberang.

"Apa mau kalian? Lepaskan putriku," kata Rachmat dengan marah.

"Hahahaha, aku mau kehancuran kalian, karena aku tahu kelemahan kalian adalah anak perempuan kesayanganmu ini," jelas orang di seberang.

"Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan, tapi lepaskan anakku," kata Rachmat dengan marah.

"Baiklah kau datanglah bersama seluruh keluargamu ke alamat yang akan ku kirim," kata orang di seberang lalu telphone terputus.

Rachmat serta keluarga nya bergegas menuju tempat yang di kirim ke handphonenya.

Maya menghubungi geng Galaksi untuk meminta bantuan.

"Bang Riko bantu aku kumpulkan yang lain dan tunggu aku mengirim kan sebuah alamat dan abang bawa anak-anak kesana," kata Maya dan langsung di putuskannya sambungan telphone dan langsung bergegas pergi mengikuti mobil ayahnya dengan menggunakan sepeda motor.

Sekarang mobil keluarga Sanjaya sudah berhenti di sebuah bangunan yang seperti pabrik yang sudah lama tak terpakai. Maya memilih menghentikan motornya jauh dari bangunan dan langsung mengirimkan alamat pada Riko.

Terlihat keluarga Sanjaya di giring oleh 4 orang berbadan besar dengan masing-masing senjata api ditangan mereka.

Menunggu mereka datang Maya memilih untuk mengintak di dekat bangunan.

10 menit menunggu kawanan Riko datang dari kejauhan mereka dapat melihat posisi Maya.

Perlahan mereka mendekati Maya.

"Maya kenapa kau menyurub kami ke sini?" tanya Riko.

"Ya May dan tempat apa ini?" timpat Rio.

"Semua keluargaku di dalam untuk membebaskan kakak perempuanku yang di sandera, tapi aku duga mereka tidak akan selamat, karena tidak memiliki orang yang cukup untuk melawan para penjahat dan karena terlalu panik mereka tak sempat memanggil polisi, aku khawatir akan mereka," jelas Maya.

"Kau ini May terlalu baik, mereka sudah menyiksamu, apakah kau masih peduli pada mereka," gerutu Riko.

"Yahhh meskipun begitu, tapi tetap saja mereka keluargaku," kata Maya.

"Terserahmu, lalu bagaimana sekarang," kata Riko.

Mereka pun berdiskusi singkat untuk merencanakan aksi mereka.

Maya mulai menutup wajahnya dengan sapu tangan yang di bawanya.

Maya dan Rio menjadi satu tim, mereka masuk melalui pintu depan yang tak ada penjaganya perlahan masuk dan sesekali mereka bersembunyi saat ada penjahat yang berjalan-jalan memantau.

Mereka tiba di tempat penyekapan Sania. Maya dan Rio bersembunyi di balik tumpukan kardus yang tak jauh dari sana.

"Lepaskan anakku, aku sudah mengabulkan permintaanmu," kata Rachmt marah.

"Hahahahaha, kalian memang bodoh, anak perempuan kalian hanyalah sebagai alasanku menarik kalian ke sini, yang sebenarnya ku inginkan adalah kemusnahan keluarga Sanjaya hahahahaha," kata si penjahat sambil tertawa kemenangan. "Ikat mereka," perintah penjahat pada bawahannya.

Semua keluarga Sanjaya pun di ikat di kursi masing-masing, sedangkan Sania masih pingsan di dalam sebuah penjara.

"Memangnya apa salah kami padamu, aku tak kenal dengan mu," kata Rachmat marah.

"Kau tak ingat perusahan yang bernama Pramuja yang kau hancurkan dulu," kata bos penjahat.

"Kau Bagas Pramuja," kata Rachmat terkejut.

"Hahahaha, ternyata kau baru ingat aku," kata Bagas tertawa sinis.

"Itu masalah kita dulu, tidak ada sangkut pautnya dengan anak-anakku," kata Rachmat.

"Tentu ada, karena mereka menikmati harta dari kesengsaraanku," teriak Bagas marah.

"Kalian ingin bersenang-senang?" tanya bos penjahat pada bawahannya.

"Mau bos," jawab bawahannya serempak.

"Nikmatilah gadis yang ada di penjara itu," kata Bagas.

"Terimakasih Bos," ucap bawahannya serempak.

Bawahannya pun mulai melucuti pakaian Sania.

"Bagas hentikan anak buahmu," teriak Rachmat putus asa.

"******** apa yang kau lakukan pada adikku," teriak Dirga marah.

Hahahahahahahaha, tawa Bagas yang menggema di ruangan itu.

"Kau brengsek kubunuh kau," teruak marah Dion yang berusaha membuka ikatannya.

Hiyaaaaa

Tendangan Maya yang menyerang para bawahan Bagas yang melucuti baju Sania.

Kawanan Maya pun keluar semua untuk membantu.

Sekarang ikatan Rachmat, Dara, Dion dan Dirga sudah terlepas. Dara yang menangis dari tadi setelah ikatan nya lepas langsung berlari menuju Sania yang masih tergeletak lemah dia di bantu Dion untuk mengangkat Sania ke tempat aman.

Rachmat ikut menyusul mereka sedangkan Dirga membantu kawanan Maya untuk melawan para penjahat yang cukup banyak.

Maya tanpa ampun mematahkan kaki dan tangan para penjahat, tapi di sana tak terlihat Bagas. Saat Maya fokus mencari keberadaan Bagas dia melihatnya ingin menembak Rachmat yaitu ayah nya dan tanpa pikir panjang Maya langsung menghau peluru yang langsung bersarang di dekat jantungnya.

"May," tanpa sengaja Riko, Rio dan Dani memanggil nama Maya.

Sontak pandangan semua keluarga Sanjaya langsung mengarah ke arah sosok yang menghalau peluru.

Dani langsung mencari keberadaan si penembak saat dia melihat langsung saja Dani mengejarnya. Sedangkan anak buah nya yang lain menghabisi para bawahan Bagas.

"May bertahanlah," kata Riko yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Ya May, kami akan membawa mu kerumah sakit," kata Rio yang air matanya sudah lolos dari pelupuk matanya.

"A apakah ini Maya anakku?" tanya Rachmat ragu-ragu.

Dan saat penutup wajah Maya di buka terlihatlah wajah yang selama ini mereka benci dan mereka anggap tak berguna.

"Maya anakku," kata Rachmat yang langsung mengambil posisi Riko.

"Maafkan ayah nak, ayah tak tahu jika kau selalu peduli dengan kami," kata Rachmat yang sangat menyesali perbuatannya.

"Maafkan mamah juga ya May," kata Dara sambil menangis dan mengusap lembut kepala Maya.

"Maafkan kami juga ya May yang selalu menindasmu," kata kedua kakaknya Dion dan Dirga.

"Uhuk uhuk, aku tidak membenci kalian, aku sangat menyayangi kalian, maaf tak bisa menjadi anak yang membanggakan," kata Maya sambil terbatuk darah.

"Kita kerumah sakit May," kata Riko yang sedari tadi menahan marahnya kepada keluarga yang menelantarkan anaknya sendiri.

"Gak perlu bang, aku sudah tak kuat lagi," lirih Maya.

"Kau jangan berkata begitu May, kau itu kuat," kata Riko yang sudah menangis.

"Aku menyayangi kalian semua dan semoga kaliah hidup bahagia jangan bersedih," ucap Maya yang menghembuskan nafas terakhirnya.

"Maya, jangan tinggalkan ayah," kata Rachmat menangis tersedu-sedu.

"Maya maafkan mamah yang sudah menyia-nyiakan kamu, bangun berilah kami. kesempatan untuk menebusnya," kata Dara yang tangisnya menjadi-jadi.

Dion dan Dirga hanya dapat menangis dan menyesali perbuatan mereka.

"Pah mah ada apa?" tanya Sania yang baru sadar. "Siapa dia?" tanya Sania lagi yang tak melihat wajah Maya yang berada di pelukan Rachmat.

"Dia Maya yang telah menolong kita semua," jawab Dion.

"Maya?" kata Sania. "Jadi Maya yang sudah menolong kami semua, dia bukan anak yang tak berguna tapi sangat berguna," batin Sania. "Maafkan kakak Maya yang selalu menghinamu dan menidasmu," lanjut Sania dalam hati sambil menangis dalam diam.

••

•••

••••

•••

••

Tinggalkan jejak ya

Selamat Membaca.

Terpopuler

Comments

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

ora paham

2024-01-20

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

hedeh...

2023-07-02

0

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

huh telat 😐😐😐 udah mati kali

2022-08-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!