RPGC(TH) 18

Tang Yi membantu Mei Yin kembali ke peraduannya.

"Tabib Hu tolong cepat periksa nonaku," pinta Tang Yi khawatir.

"Baiklah," kata Tabib Hu dan langsung memeriksanya keadaan tubuh Mei Yin.

Tabib Hu ini ternyata masuh mud adan tampan tetapi dalam umur semuda ini sudah menjadi tabib istana merupakan prestasi yang luar biasa.

"Bagaimana?" tanya Tang Yin.

"Badan Nona Mei Yin sudah baik-baik saja tinggal banyak-banyak istirahat," jelas Tabib Hu.

"Tapi kaki ku kenapa sangat lemas?" tanya Mei Yin.

"Ini di akibatkan terlalu lamanya nona berbaring dan tak melatih otot-otot kaki anda, sering lah berjalan dengan bantuan seseorang, maka kaki anda akan segera pulih," jelas Tabib Hu.

"Terimaksih Tabib Hu," ucap Mei Yin.

"Sudah jadi tugas hamba sebagai Tabib nona," jawab Tabib Hu. "Kalau begitu saya permisi nona," lanjut Tabib Hu.

Mei Yin pun mengangguk mengiyakan.

"Mari saya antar Tabib," kata Tang Yin.

Mereka berdua pun keluar kamar. Tak lama pengumuman dari luar terdengar.

"Raja dan annggota kerajaan lainnya tiba," teriak lantang penjaga di luar.

Mei Yin pun langsung berdiri dan berusaha tak terjatuh seperti tadi, badannya terlihat gemetaran me ahan keseimbangan tubuhnya.

Saat Raja Jun dan yang lainnya masuk, Mei Yin berusaha membungkuk tapi keseimbangannya oleng dan hampir terjatuh kalau bukan karena Pangeran Zhaoyang yang refleks memegang Mei Yin, maka Mei Yin sudah jatuh kelantai.

"Terimakasih Pangeran," ucap Mei Yin yang di bantu Pangeran Zhaoyang berdiri tegak.

"Kau duduk saja Nona Mei Yin tak perlu seformal itu," kata Raja Jun.

Pangeran Zhaoyang pun membantu Mei Yin duduk di peraduannya, jantung Pangeran Zhaoyang seketika berdebar saat menatap manik mata Mei Yin.

"Terimakasih Pangeran," ucap Mei Yin lagi dan di balas anggukan oleh Pangeran Zhaoyang.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Raja Jun.

"Keadaan saya lebih baik dari sebelumnya Yang Mulia," jawab Mei Yin.

Permaisuri menghampiri Mei Yin dan duduk di sampingnya kiri Mei Yin.

"Bagaimana lebih baik, berdiri saja kau masih lemah dan wajahmu terlihat sangat pucat," kata Permaiauri sambil mengusap wajah pucat Mei Yin.

Mei Yin tersenyum dan merasa hangat karena di perhatikan.

"Pangeran Hongli ingin mengucapkan sesuatu padamu," kata Permaisuri lalu mengajak memanggil Pangeran Hongli untuk duduk di samping kanan Mei Yin.

Pangeran Hongli menarik tangan Selir Kehormatan untuk menemani nya mendekat kepada Mei Yin.

Saat Pangeran Hongli sudah duduk, Mei Yin menatap wajah Pangeran Hongli dan itu membuat Pangeran Hongli tambah gugup. Melihat kegugupan Pangeran Hongli, Mei Yin memegang erat tangan Pangeran Hongli meskipun awalnya ada sedikit penolakan di awal tapi lama-kelamaan Pangeran Hongli menerimanya.

"T teri makasih," ucap Pangeran Hongli terbata-bata.

Karena merasa tak tahan lagi melihat wajah gemas Pangeran Hongli, Mei Yin langsung menangkul wajah Pangeran Hongli dengan kedua tangannya.

Orang-orang di ruangan terkejut begitu juga dengan Pangeran Hongli yang tak dapat merespin apapun.

"Kau sangat menggemaskan," kata Mei Yin. "Maaf Yang Mulia bolehkah aku meminta satu permintaan?" tanya Mei Yin hati-hati setelah melepas tangkupan dark wajah Pangeran Hongli.

"Tentu saja boleh, kau sudah sangat berjasa dinkerajaan ini, apa yang kau minta?" kata Raja Jun.

"Emmm, bolehlan aku bertunangan dengan Pangeran Hongli?" tanya Mei Yin dalam satu kali tatikan nafas sambil menutup matanya.

Deg deg deg.

Hati Pangeran Zhaoyang hancur mendengar itu, karena dia berencana ingin menjadikan Mei Yin Permaisurinya, tapk ada rasa bahagia juga melihat kakaknya itu mendapat pasangan yang cantik dan baik.

Semua terdiam dalam keheningan sebelum Raja Jun tertawa nyaring.

"Hahahahaha, ku kira apa permintaanmu, ternyata ini, tentu saja aku setuju, sekarang juga aku akan memanggil Perdana Menteri untuk mengatakan kabar gembira ini," kata Raja Jun langsung pergi keluar dengan gembira.

Permaisuri, Selir Agung, dan Selir kehormatan merasa sangat bahagia, begitu juga dengan Putra Mahkota, Pangeran Zhang Jiangwu dan Pangeran Zhaoyang.

"Nak sekarang Mei Yin akan menjadi tunanganmu, apakah kamu mau?" tanya Permaisuri.

Pangeran Hongli menatap Selir Kehormatan dan beralih menatap Mei Yin yang menampilkan senyum cerahnya.

Tak begitu lama berpikir Pangeran Hongli mengangguk.

Semua orang sangat gembira.

"Ibu kata kakak Putra Mahkota jika kita sudah memiliki calon istri kita boleh menciumnya, benarkah begitu?" tanya Pangeran Hongli dengan tampang polosnya.

Seketika semua orang diam dan menatap tajam kepada Putra Mahkota Zhuting.

"Apa yang kau ajarkan pada adikmu, adikmu ini masih polos jangan mengotori otaknya," kata Permaisuri.

"Ekhem ekhem, a aku t tidak," kata Pangeran Mahkota Zhuting gugup.

"Pangeran mau cium aku?" tanya Mei Yin.

Sontak semua orang memandang Mei Yi dan Pangerang Hongli yang terlihat sangat senang dan mengangguk.

Mei Yin pun menunjuk pipi kanannya. "Ciumlah di sini," kata Mei Yin.

Cup...Cup

Ciuman Pangeran Hongli mendarat di pipi kanan Mei Yin dan tak berapa lama ciuman itu mendarat juga di binir mungil Mei Yin.

Karena kaget Mei Yin langsung menutup bibirnya.

Semua orang tertegun dengan kelakuan Pangeran Hongli yang sangat tidak mau berdekatan dengan orang baru, tapi dengan Mei Yin dia langsung berani.

"Ekhem ekhem," deheman Permaisuri memecah keheningan dan keterkejutan mereka.

"Ahhh baiklah ini sudah waktunya Mei Yin istirahat, ayo nak kita kembali dan biarkan dia istirahat," kata Selir Kehormatan.

"Benar Mei Yin perlu banyak istirahat agar lekas sembuh," sambung Selir Agung.

"Baiklah ayo kita kembali," kata Permaisuri.

Mereka pun beranjak pergi tapi Pangeran Hongli bersikeras ingin menemani Mei Yin. Dengan bujukan dan rayuan yang keras akhirnya Pangeran Hongli pun mau ikut pergi.

"Ciuman pertamaku," gumam Mei Yin masih linglung.

"Perdana Menteri tiba," teriakan penjaga dari luar menyadarkan kelinglungan Mei Yin.

"Nak kau sudah baikan?" tanya Perdana Menteri Rong khawatir.

"Sudah lebih baik yah, cuman kakiku masih lemas," kata Mei Yin.

"Wajahmu sangat mirip dengan ibumu," lirih Perdana Menteri. "Maafkan ayah nak, atas perbuatan ayah selama ini," ucap Perdana Menteri menangis sambil memeluk Mei Yin.

"Huhh bagaimana menyikapi ini, aku bukanlah Mei Yin asli, tapi dari ingatan gadis ini dia sangat menyayangi ayahnya," batin Mei Yin.

"Aku sudah memaafkan ayah sedari dulu, aku tahu ayah berbuat seperti itu untuk kebaikan ku juga, agar aku lebih berani menghadapi segala situasi," kata Mei Yin sambil menghapus air mata ayahnya. Ada rasa sakit di hatinya melihat ayah gadis ini menangis mungkin pengaruh tubuh ini.

"Ayah akan membahagiakan mu mulai saat ini," kata Perdana Menteri Rong. "Terimaksih sudah memaafkan ayah," lanjutnya. "Mei Yin apakah benar kau ingin bertunang dengan Pangeran Hongli, bukankah dulu kau tidak mau?" tanya Perdana Menteri.

Tinggalkan jejakmu di tulisanku ya. Dengan like, komen dan vote.

Selamat Membaca

Terpopuler

Comments

Diah Susanti

Diah Susanti

pernah baca cerita yang mirip, dicerita pangerannya tetap seperti anak kecil sampai tamat, kalau di sini entah sama atau hanya penyamaran saja. aq lanjut baca lagi biar tau jawabannya/Proud//Proud//Proud//Proud/

2024-08-02

0

devaloka

devaloka

ya ampun maen sosor aja kek soang 🤣

2023-04-09

0

yie

yie

mungkin si Hong li itu bisa sembuh ya.. atau dia memg pura2 aja.. hmmmm

2021-12-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!