Bab 16

Sheila saat ini sedang mengendarai mobilnya, dia tidak menyadari bahwa saat ini dirinya dalam pengejaran polisi.

Sirine polisi itu dia hiraukan begitu saja, ketika lampu merah menyala, Sheila menghentikan mobilnya.

Belum sempat Sheila menginjak gas, mobilnya sudah dihadang dengan satu motor polisi disana.

Polisi tersebut turun dari motornya, dia berjalan ke arah pintu mobilnya. Dengan percaya diri, Sheila membuka jendela mobil dan menyodorkan sejumlah uang kepada polisi tersebut.

"Mohon maaf Nona, apa maksudnya ini?" tanya Polisi itu kebingungan.

"Bukankah sudah jelas! Aku memberikanmu uang, aku sedang terburu-buru! Apakah ini kurang?" tanya Sheila yang memperlihatkan dirinya benar-benar seperti sedang dikejar oleh musuhnya kucing.

"Beginikah biasanya polisi mendapatkan uang? Huft, sayangnya aku bukanlah seorang polisi!" batin Polisi tersebut tersenyum.

"Maaf Nona! Anda telah melewati batas kecepatan maksimal berkendara, saya akan membuat surat tilang untuk anda!" ucap polisi tersebut dengan datar.

"Ini begitu merepotkan! Kamu katakan saja, Kamu mau berapa?" tanya Sheila untuk yang kedua kalinya meminta kejelasan tentang berapa banyak yang diinginkan si polisi.

"Maaf Nona! Anda pikir, saya ini apa? Meskipun Anda memberikan saya lima miliar, saya tidak akan menolaknya! Ehm, maksudku menerimanya!" tegas polisi itu menjelaskan.

"Jadi, saya mohon Anda mengikuti prosedur kami! Dan karena Anda telah melanggar aturan lalu lintas dan juga telah menyinggung seorang polisi, maka Anda harus ikut kami ke kantor!" lanjut polisi itu menjelaskan.

"Ta-tapi!" keluh Sheila kecewa.

"Tidak ada tapi-tapian!" tegas polisi itu kembali.

Sheila hanya bisa pasrah dan patuh mengikuti pengaturan dari polisi itu dengan kebingungan.

"A–apa yang harus kulakukan? Jika aku melapor ke pihak polisi, mereka mengatakan akan membunuh Celine! Bagaimana ini?" batin Sheila menangis.

Mobil Sheila mengekor di belakang seorang polisi yang membawanya pergi menuju kantor polisi, setelah Sheila memarkirkan mobilnya. Seorang polisi berteriak, "Itu dia! Dia yang mengambil motornya!"

Sosok polisi yang baru saja sampai itu langsung berlari ke arah jalanan dan di saat itu juga, sebuah mobil berwarna hitam melewati kantor polisi dengan cepat.

Polisi gadungan itu langsung memasuki mobil hitam dengan tanpa menunggu mobil itu berhenti terlebih dahulu, dia langsung melompat masuk ke dalam mobil yang tengah melaju dengan kencang.

Melihat hal tersebut, Sheila menjadi kebingungan untuk saat itu juga.

"Ha!?"

Sheila terpaku melihat adegan para polisi yang heboh akan seorang pria yang menyamar menjadi polisi.

Hingga saat kehebohan itu sedikit mereda, Sheila ingin kembali menaiki mobilnya untuk pergi menemui adiknya yang dijadikan sandera itu, hanya saja baru saja duduk di kursi mobil. Sebuah panggilan telepon dari orang misterius membuat Sheila mengangkat panggilan itu dengan tergesa.

"I-iya, halo? Ini siapa?" tanya Sheila penasaran.

"Kamu tidak perlu datang kemari! Aku mohon maaf dan aku tidak akan menyinggungmu lagi untuk ke depannya!" ujar suara asing itu.

Panggilan dimatikan, sebuah notifikasi pesan pun muncul di layar ponselnya.

"Adikmu aman, nanti sore dia akan segera sampai kembali di kediaman Castano!"

Mengetahui kabar baik ini, tentunya Sheila sangat bahagia.

Dia tersenyum dan mulai mengendari mobilnya kembali ke kediaman Castano, berbeda dengan adiknya, Celine yang kini tengah duduk di sebuah meja makan.

"A–aku tidak mau memakan itu!" keluh Celine dirinya tidak mau memakan sayur pare yang rasanya pahit itu.

"Apakah Kamu mau aku adukan ke Tuanmu! Dia menyelamatkan ku karena dia mencintaiku! Kamu tahu itu?" teriak Celine dan mendorong sayur pare itu hingga terjatuh ke lantai.

Ceklek

Pintu ruangan hotel terbuka, memperlihatkan sosok seorang pria bertopeng putih. Celine langsung berdiri, dia dengan cepat berlari dan memeluk Steven.

"Apakah Kamu mencintaiku?" tanya Celine penasaran.

Steven menarik kerah baju bagian belakang Celine dan menariknya duduk ke tempat semula.

"Apakah Kamu sudah memakan sayur parenya?" tanya dingin Steven.

"Apakah Kamu tega? Aku benar-benar tidak menyukai sayur yang rasanya pahit itu!" jawab Celine dengan nada manjanya.

"Penyelamat! Aku tau kamu pasti mencintaiku, bukan? Jadi, kumohon jangan biarkan bawahanmu memaksaku untuk makan sayur itu!" lanjutnya yang mulai bergelayut manja di lengan Steven.

"Joko! Tambah porsi sayur parenya!" kata Steven yang memberikan perintah kepada penguasa kota Heos, Joko.

Pemilik Aquila Hotel telah dicap sebagai orang nomor satu di kota Heos, dia merupakan seorang penguasa kota Heos karena tidak ada seorang pun yang dapat menyinggungnya.

Hanya saja mereka tidak mengetahui, sosok seorang penguasa itu sebenarnya memiliki seorang Tuan yang usianya bahkan sangat muda, dia adalah Steven Laurent.

"Kamu segera habiskan ini karena tidak akan ada makanan yang lain untukmu, jika kamu tidak menghabiskannya!" ancam Steven dengan nada dinginnya.

Celine meneguk ludahnya, dia benar-benar tidak habis pikir. Menurutnya, orang yang mencintai itu bahkan meminta Celine untuk makan-makanan yang bahkan tidak dia sukai.

Hingga telah berlangsung lama, Celine belum memakan sayur pare itu sedikit pun, suara perut keroncongnya sudah terdengar. Namun, dia masih berusaha untuk menahan lapar itu.

"Aku mau pulang! Hiks... Hiks.. " kata Celine yang mulai menangis.

"Oh, aku mengerti! Joko, cepat perkenalkan dirimu kepada anak nakal ini!" pinta Steven kepada Joko.

Joko berdiri tepat di depan Celine, dia pun memperkenalkan dirinya dengan sangat jelas, "Seharusnya kamu sudah mengetahui siapa aku! Aku adalah Joko, penguasa kota Heos dan pemilik Aquila Hotel!"

"Ma–maksudnya, Anda adalah Tuan Joko yang itu? Anda pasti bercanda! Fufufu," ujar Celine yang tidak mempercayai tentang fakta tersebut.

"Ah, bagaimana ini, Tuan?" tanya bingung Joko kepada Steven.

"Gunakan senjatamu!"

"Itu adalah ide yang bagus!" teriak Joko bersemangat, dia mengeluarkan sebuah pistol dari saku dalam jaketnya dan langsung menembak langit-langit ruangan itu.

Tentunya Celine sangat terkejut akan hal itu, dia bingung dengan siapa sebenarnya orang yang saat ini ada bersamanya.

"Tuanku hanya memberikanmu hukuman kecil karena mulutmu berkata kasar! Namun, jika kamu menolak penawarannya, aku tidak akan segan menembakmu gadis kecil!" ancam Joko dengan senyum menyeringainya.

"Hei–hei! Dia bercanda bukan, penyelamat? Bukankah Kamu mencintaiku! Kumohon jauhkan orang itu dariku! Hiks.. " kata Celine yang mulai memohon kepada Steven.

"Jika kamu patuh untuk menghabiskan sayur itu, dia akan mengantarmu pulang ke kediaman Castano!" tegas Steven.

"Satu, dua...." hitung Joko.

Dooorrr

"Aaahhhh! Kumohon jangan! Baik-baiklah aku akan memakan sayur ini!" ucap Celine pasrah, dia pun mengambil sayur pare itu dan langsung menyantapnya dengan terpaksa.

"Huwaaa, tidak enak sama sekali!"

🗿🗿🗿🗿🗿🗿🗿🗿

#Cuplikan Receh

"Tuan! Memangnya itu sayur apa?" tanya Joko kepada Steven.

"Oh, ini namanya sayur pare! Aku memakannya pada saat makan di warteg waktu itu!" jawab Steven.

"Apakah aku boleh menyicipinya, Tuan?" tanya Joko penasaran.

"Oh, begini cara makannya! Kamu ambil sayur ini satu sendok penuh, setelah itu masukkan ke dalam mulut dan kunyah dengan cepat!" saran Steven.

Joko pun mengikuti saran dari Steven dan langsung mencobanya, hanya saja setelah masuk ke dalam mulutnya dan dia mengunyahnya dengan cepat, Steven langsung melarikan diri dari sana.

"AKKKHHH PAHITTT!"

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐Nadhifa 💕👋🔰π¹¹™❣️

༄༅⃟𝐐Nadhifa 💕👋🔰π¹¹™❣️

hahaha rasain enak ga joko dan cerlin s mulut pedas nikmatilah makan pare itu 😂😂😂😂😂

2023-08-09

0

❌

astaga si joko dudul amat y di suruh gtu aja langsung nurut🤣🤣🤣

2023-05-19

0

❌

dihh celine PD amat ya langsung bilang kalo Steven cinta sama dia🤣🤣🤣

2023-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!