Bab 15

Pertarungan hidup dan mati hanya dapat ditemukan di dunia bawah, karena Geng Anu merupakan kelompok ilegal, maka mereka berani melakukan hal-hal yang ilegal juga.

Dan saat ini, semua orang harus menjaga jarak mereka karena ini adalah pertarungan antara pemuda bertopeng putih dan pria misterius yang belum sempat diketahui siapa dia sebenarnya.

"Patut diberi penghargaan karena Kamu cukup berani melawanku!" ujar pria itu dengan tersenyum.

"Sebelum kematianmu, aku akan memberitahumu, merasa terhormatlah karena Kamu bisa mati ditangan ku! My name is Tatang!" lanjut Tatang yang memperkenalkan dirinya.

Steven memasang kuda-kudanya sebiasa mungkin, lawannya hanyalah seorang pembela diri biasa, dari dalam pandangannya.

"Huh! Ternyata aku salah menilaimu! Sepertinya Kamu hanyalah seorang amatir yang kebetulan menang melawan anak buah Roy!" ucap Tatang dengan kesal.

Ketika Tatang mulai menyerang, Steven menghindari serangan Tatang dengan sangat baik, dia menangkis serangannya.

Semua penonton bersemangat karena menyaksikan Tatang yang merupakan pemimpin dari Geng Anu kembali bertarung melawan seseorang, sangat jarang ada orang yang berani menantangnya bertarung, jadi ini adalah momen dimana mereka bisa menyaksikan kehebatan pemimpin mereka.

Steven belum memberikan perlawanan sama sekali, dirinya terus menangkis dan menghindari serangan yang tertuju padanya.

Ketika ada sebuah gelas kaca yang dilemparkan ke arah Steven, Tatang langsung melompat ke belakang dan Steven hanya menghindari gelas kaca tersebut dengan santai.

Tatang berdiam sebentar, dia meminta sedikit waktu kepada Steven untuk menunda waktu pertarungan.

"Siapa yang melempar gelas itu?" teriak Tatang dengan marah.

Ketika Tatang mendapati sosok seorang pria berkulit hitam yang terlihat ketakutan, dia berjalan dengan cepat menghampirinya.

Setelah dirinya sudah berhadapan dengan pria berkulit hitam itu, Tatang menarik kerah bajunya, dia mengangkat pria kulit hitam itu dan melemparkan pria itu ke atas meja dengan kuat hingga saat terjatuh, meja itu patah dan rusak.

Steven memiliki sedikit rasa kagum terhadap sosok pria itu, "Rupanya aku salah menilaimu!" ucap Steven yang mulai mempersiapkan dirinya untuk memposisikan kuda-kudanya.

Pertarungan kembali berlangsung, kini Steven ikut memberikan perlawanan yang cukup hanya untuk meregangkan otot-ototnya, Tatang benar-benar dibuat kewalahan olehnya.

Meskipun pertarungan sudah berlangsung cukup lama, Steven masih terlihat tenang sedangkan Tatang sudah bersusah payah mengatur pola nafasnya.

"Hm, sebenarnya siapa dirimu? Aku baru mengetahui ada sosok pengawal yang keluarga Castano miliki bisa sehebat ini!" ujar Tatang kagum.

Tatang kembali menyerang Steven dengan bersusah payah, semua jurus dia keluarkan demi untuk mempertahankan nyawanya.

"Menyerahlah!" ucap Steven dingin.

"Baiklah, segera bunuh aku!" jawab Tatang dengan raut wajah yang kusam.

Ketika Steven melangkahkan kakinya, semua orang langsung membuat kuda-kudanya untuk melawan Steven.

"Hei! Apa yang kalian lakukan? Ini adalah pertarungan hidup dan mati! Dan aku telah kalah!" ucap Tatang kepada para bawahannya dengan malu.

"Meskipun begitu, Kamu adalah satu-satunya pemimpin yang dapat Kami andalkan! Tidak meskipun ini memalukan, tapi hanya inilah satu-satunya jalan yang ada! Kita tidak mau kehilangan seorang pemimpin sepertimu!" teriak semua orang yang mulai mengutarakan tentang perasaan mereka yang diperlakukan dengan baik oleh Tatang, pemimpin mereka.

Tiba-tiba saja, pintu di bagian depan dan belakang bar di dobrak oleh orang berpakaian hitam yang membawa masing-masing pistol.

Mereka semua menodongkan pistol tersebut ke semua orang yang mencoba untuk bergerak.

Seorang pria berpakaian hitam berjalan dengan elegan menghampiri Steven.

"Tuan, Anda bisa menyerahkan sisanya kepada Kami!" ucap pria berpakaian itu yang membuat sosok Tatang kebingungan.

"Tu–tuan Joko! Bukankah dia adalah Tuan Joko pemilik dari Aquila Hotel?" bingung Tatang melihat kedatangan sosok seorang pria yang tidak dapat dia singgung.

"Bagaimana dengan ini, Tuan?" tanya Joko yang kini sudah menodongkan pistolnya terhadap Tatang.

"Jangan bunuh, Bos!" teriak pria besar tadi dan langsung memborbardir orang-orang berpakaian hitam. Semua orang menahan pria besar itu dengan mudah dan ketika klik pistol akan ditekan, Steven mengenyahkan pistol itu hingga peluru itu melesat dan melubangi lantai.

"Oh, Kamu kembalikan saja gadis ini ke keluarganya dan semua orang yang ada disini, tidak perlu kamu urus!" ucap Steven datar.

Steven dengan mudahnya mengusir semua orang yang berpakaian hitam, ketika Tuan Joko hampir keluar dari bar tersebut, Steven kembali memanggilnya.

"Oh iya! Berikan gadis makan dua piring acar pare sebelum Kamu mengembalikan ke keluarganya!" titah Steven untuk terakhir kalinya, kini Steven kembali seorang diri dan semua orang yang ada di dalam bar hanyalah mantan musuhnya.

"Tu–tuan? Kenapa Kamu menyelamatkan nyawaku? Aku telah menyinggungmu!" ujar Tatang ketakutan.

"Berdirilah, berdirilah kalian semua!" ucap Steven meminta agar semua orang berdiri karena pada saat tadi, mereka semua diminta untuk tiarap.

"Ada satu hal yang perlu Kamu lakukan untukku!" ucap Steven datar.

"Apa itu, Tu–tuan?"

💫💫💫💫💫💫💫

Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa hari sudah mulai gelap.

Roy kini sangat bersemangat, dirinya mengendari mobil untuk menuju ke suatu tempat.

Hanya dalam beberapa saat, dirinya sampai di markas Geng Anu, dia penasaran dengan berita yang baru saja dia dapatkan.

"Haha! Sudah kuduga, pria itu pasti mati di tangan Master Tatang!" gumam Roy dengan bahagia.

Saat pintu bar terbuka, dirinya cukup terkejut karena penampilan ruangan bar terlihat cukup hancur. Dia masuk ke ruangan tempat dimana Tatang selalu berdiam disana, ketika Roy sudah sampai dan berhadapan dengan Tatang.

Tatang menarik Roy dengan kasar, rambutnya dijambak kuat dan dirinya dilempar begitu saja oleh Tatang.

Roy sungguh ketakutan, "Se–sebenarnya apa yang telah terjadi?" teriak Roy.

Tatang tidak menjawabnya sama sekali, dia menghiraukan setiap perkataan yang keluar dari mulut Roy dan terus menerus menjambak Roy dan melemparnya seperti sebuah mainan bagi seorang bayi.

Tidak peduli mainan itu bagus atau tidak, karena hanya kehancuran yang menjadi tujuan kesenangannya.

"Sekarang, segera tanda tangani ini dan Kamu lupakan tentang Nona Castano itu!" ketus Tatang kasar.

"Ha!? Apa kalian tau, aku bisa menghancurkannya Geng Anu dengan kekuatan keluargaku, s i a l a n!" teriak Roy kesal.

"Keluarga Mahardika mu akan bangkrut saat ini juga!" ketus Tatang dan langsung menendang kepala Roy dengan kuat.

"Arrghh! Kau beraninya—" ketika Roy akan mengancam Tatang, pergelangan tangan Tatang telah menyelimuti leher Roy dengan cengkraman yang begitu kuat.

"Jika Kau tidak menandatangani kontrak ini dengan cepat dan sesuai, aku akan membunuhmu!" ancam Tatang yang membuat Roy mengeluarkan cairan kuning yang membasahi celananya.

Karena terpaksa, akhirnya Roy menandatangani sebuah berkas yang tidak diketahui tentang apa maksudnya itu, hanya saja saat ini. Setelah Roy melakukan hal tersebut, Steven yang berada di balik kegelapan hanya tersenyum dengan penuh kemenangan.

Terpopuler

Comments

Fidia K.R ✨

Fidia K.R ✨

Steven, charles vs Cecep, sekarang Tatang... nama ini sungguh merusak otakku saat berimajinasi ka../Facepalm/

2023-10-21

1

Ayano

Ayano

Umm... ngompol ya 😓

2023-10-05

0

Ayano

Ayano

Bukannya mau meremehkan Tang, tapi namamu aja gak semenakutkan kocheng oyenku yang lagi gila kawin.
Serius dah. Asli

2023-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!