Bab 8

"Huh! Memangnya untuk apa Kamu datang kemari selain mencari pekerjaan? Cepat pergilah dari sini! Perusahaan ini hanya menerima seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik!" usir senior keamanan itu dengan mengayunkan lengannya ke depan dan ke belakang.

"Ck! Dasar idi*ot yang mengatakan hal yang sebaliknya bahkan dia tidak memilikinya!" ketus Steven dan langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

Ketika dia baru saja menekan fitur menelpon setelah melihat kontak yang akan dia hubungi, ponselnya dihempaskan hingga terjatuh ke tanah oleh senior keamanan tersebut.

"Tuan Laurent sudah sampai?" tanya seseorang yang baru saja mengangkat panggilan dari Steven.

"Segera enyahlah dari sini! Atau aku akan menggunakan kekerasan untuk—"

Mendengar sebuah suara yang dia kenali, seorang wanita yang sedang mendengarkan panggilan dari seseorang yang telah menjadi bos barunya itu cemas, "Apa yang terjadi?"

Wanita cantik berkacamata dengan pakaian kerja yang rapi dan rok dengan panjangnya sampai lutut sedangkan kaki jenjangnya yang diselimuti oleh stoking hitam itu kini berlari untuk melihat keluar jendela.

Dia menyaksikan seorang bawahannya kini sedang mencoba untuk mengusir bos barunya, tentunya wanita ini berlari histeris dari ruang kantornya.

"Bu Ninda mau kemana?" tanya seorang wanita yang berdiri di meja resepsionis atas.

Tidak menjawab pertanyaan dari resepsionis itu, Ninda berlari dengan cepat ke arah lift. Dan baru saja liftnya sampai di bawah, dirinya terkejut karena mendapati sosok seorang pria yang kini sudah membuat para karyawan disana ketakutan.

"Bos!" seru Ninda yang menyebut Steve dengan panggilan bos yang membuat semua orang terkejut dengan kenyataan itu.

"Kamu mengenalku? Itu artinya Kamu adalah manager?" tanya Steven dengan datar.

"Benar, Bos! Saya Ninda manager Neo Group, bawahan memohon maaf kepada Bos karena telah membuat kekacauan!" seru Ninda yang sedari tadi membungkukkan tubuhnya di hadapan Steven.

"Hm, itu tidak benar! Tidak ada kekacauan sama sekali! Ayo kita pergi ke ruanganku! Dimana?" ujar Steven yang kemudian mengajak manager Ninda untuk mengantar dia ke ruangan Steve, ruangan seorang presedir.

Sedangkan senior keamanan dan Cecep kini sudah berbaring kesakitan di depan gerbang, "Ba–bagaimana ini, Senior?" tanya Cecep yang mengkhawatirkan keadaan kantor sembari mengusap lemah ke arah lebam yang dia dapatkan di pipinya.

"Sungguh si*al! Ternyata pemuda itu berbakat dalam bela diri dan dia akan mengacaukan area kantor! Kita harus segera mengatasinya!" seru senior keamanan itu dan mulai beranjak masuk ke dalam kantor perusahaan.

Cecep mengikuti seniornya di belakang, sedangkan saat memasuki kantor. Seniori petugas keamanan itu langsung bertanya kemana perginya sosok pemuda tadi.

Semua orang menjawab dengan tenang pertanyaan dari petugas keamanan itu, "Oh, tadi dia pergi bersama Manager Ninda!"

"Manager Ninda? Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan! Cep, ayo bergegas ke atas!" seru senior petugas keamanan dengan menarik lengan Cecep.

Mereka berdua memasuki lift dan setelah pintu lift tertutup, senior petugas keamanan itu memegang erat celana Cecep.

"Ehm, Senior? Apa yang kamu lakukan? Celanaku nanti merosot jika ditarik?" tanya Cecep penasaran.

"Su–sudahlah! Diam! Kamu berisik sekali hanya karena aku sedang memegang celanamu!" kata senior petugas keamanan itu yang langsung melepas pegangan tangannya dengan celana Cecep.

Tangannya gemetar hebat, senior petugas keamanan itu punggungnya sudah terlihat basah setelah memasuki lift ini.

Ketika pintu lift terbuka dan sampainya mereka di lantai tujuh, senior petugas keamanan itu menarik lengan Cecep dengan kuat dan berlari menuju ke arah ruangan yang mereka tuju secara cepat dan tergesa-gesa.

"Rupanya senior sangat bersemangat akan hal ini! Keren Senior!" batin Cecep dengan matanya yang berbinar-binar setelah melihat sosok seorang petugas keamanan senior.

Ketika pintu ruangan kantor itu terbuka, mereka membulatkan matanya karena terkejut dengan apa yang mereka saksikan.

Mereka menyaksikan seorang pria paruh baya yang kini tengah menyanyi dan berdansa disana, "Hei! Apa yang kalian lakukan disini!?" ketusnya kesal karena pintu ruang kantornya mendadak dibuka.

"Ka–kami mencari Manager Nin—" jawab Cecep yang terhenti karena mendapatkan teriakan dari pria paruh baya tadi.

"MANAGER DINDA ADA DI RUANGAN SEBELAH!" teriak pria paruh baya itu yang dalam sekejap membuat kedua petugas keamanan itu berlari dengan cepat.

Sedangkan Steven yang mendengar teriakan itu, dia hanya tersenyum dan langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke arah Ninda.

Ninda yang menyadari bahwa sosok bosnya mendekati dirinya, dia benar-benar gugup dan malu, "Apa yang ingin dilakukan Tuan Laurent? Apakah ini adalah sebuah ciuman? Apakah Kita akan melakukannya disini? Apakah—" batin Manager Ninda yang terhenti karena saat ini lengan Steven sudah mencekik leher Ninda.

Brakkk

Pintu pun terbuka, mendapati dua sosok petugas keamanan yang terkejut karena menyaksikan seorang pemuda kini sedang mencoba membunuh atasannya.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Senpai... Namanya mendadak berubah 😅

2023-06-22

1

Ayano

Ayano

Steven lumayan ketus juga ya

2023-06-22

0

❌

dihh manager ninda tingkat pede nya tinggi amat🙄🤣🤣

2023-05-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!