Bab 9

Brakkk

Pintu pun terbuka, mendapati dua sosok petugas keamanan yang terkejut karena menyaksikan seorang pemuda kini sedang mencoba untuk membunuh atasannya.

"He–hei! Lepaskan Manager Ninda! Atau tidak—" seru senior petugas keamanan itu dengan terbata-bata.

Kedua petugas keamanan itu benar-benar dibuat terkejut karena Steven mencoba untuk mencekik atasannya.

"Atau tidak apa?" tanya Steven dan melepaskan cengkraman tangannya dari leher manager Ninda.

"Atau tidak aku akan melapor pada polisi!" ancam senior petugas keamanan itu dengan gemetar.

Ketika dia mengambil ponsel dari sakunya, dia benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya dari rasa takutnya kepada Steven.

"A–apa yang mau kamu lakukan?" tanya senior petugas keamanan yang memundurkan dirinya sendiri karena ketakutan.

"Ho? Aku ingin melihat siapa yang berani melapor?" ucap Steven dingin.

"Sebenarnya apa yang sedang dilakukan Tuan Laurent?" batin Ninda yang kebingungan.

Air ludah ditelan dengan paksa oleh Cecep, dia langsung menerobos masuk mengarah ke Steven dan langsung memeluknya erat, Cecep mendorong Steven hingga terbenturlah Steven ke dinding.

"Senior! Cepat lapor polisi!" teriak Cecep yang menyadarkan Senior Petugas Keamanan itu yang sedang melamun ketakutan.

Dia bergegas untuk menekan tombol di ponselnya, namun seketika itu juga. Dalam hitungan detik, ponsel miliknya sudah ada di dalam genggaman tangan Steven dan membuat Cecep kelabakan tak percaya.

"Dia menghilang?" gumam Cecep yang kebingungan.

Steven melihat nomor ponsel yang akan dihubungi oleh senior petugas keamanan dan dia mengernyitkan dahinya karena heran.

"Kamu mau menelpon polisi atau pesan Mc Donald sih?" tanya Steven bingung dan menyodorkan tampilan layar di ponsel itu yang membuat senior itu kebingungan juga.

"Astaga! Kenapa bisa jadi Mc Donald! Aku pikir tadi aku menghubungi Pizza Hut," gumam senior itu pasrah.

Steven mengalihkan pandangannya dan menatap datar ke arah Ninda, "Ninda! Sudah berapa lama dia bekerja di sini?" tanya Steven penasaran.

"Sudah sejak awal perusahaan di dirikan dia sudah bekerja di sini, Tuan!" jawab Ninda patuh.

"Ehm, baiklah! Kalo begitu, kasih dia waktu untuk cuti!" ujar Steven yang membuat senior petugas keamanan itu menjadi kebingungan.

"Cu–cuti? A–apa maksudnya ini, Non Ninda?" tanya senior itu penasaran.

"Orang yang saat ini berada di depan kalian adalah pemilik baru dari Neo Group!" jawab Ninda dengan santai.

Senior petugas keamanan itu langsung dengan cepat melangkah menggunakan lututnya karena saat ini dia tidak sedang dalam keadaan berdiri.

Setelah sampai di depan Steven, dia memeluk kaki Steven dan mulai memohon, "Jangan pecat aku, Tuan! Aku membutuhkan uang untuk menafkahi keluargaku!"

"Lepaskan! Aku tidak memecatmu! Anda hanya akan diberikan cuti selama dua bulan ini! Tenang saja, Anda akan mendapatkan setengah gajinya dan jika Anda ingin kembali bekerja lagi, Anda harus memikirkan tentang kesalahan apa yang Anda perbuat kali ini! Renungkan saja saat sampai di rumah, jika Anda menganggap gaji Anda kurang? Anda bisa reisign dari sini!"

Mendengar hal itu dari mulut bosnya, dia benar-benar kebingungan untuk harus melakukan apa ke depannya.

Hingga sampailah pada saat sore hari, setelah selesai mengurus pekerjaan di kantor Neo Group, Steven pamit pulang seorang diri meskipun sebelumnya Manager Ninda ingin mengantarnya.

Hanya saja, Steven membawa motor dan tidak perlu membuat agar managernya bekerja dua kali lebih banyak, setidaknya itulah isi dalam pikiran Steven.

Ketika dirinya melewati jalanan industri, tidak ada seorang pun yang berlalu dari arah yang jalan keluar, itu benar-benar sangat aneh.

Di jalan industri hanya selalu ada kata ramai kendaraan, berbagai macam setiap karyawan banyak yang mengantarkan barang dan tidak mungkin jika tidak ada satu pun karyawan dari banyaknya perusahaan yang melewati jalan ini.

Karena hal itulah, kini Steven sudah berubah menjadi sedikit lebih menajamkan pandangannya.

Hingga saat dirinya sampai di belokan terakhir, dirinya terkejut karena mendapati puluhan orang yang sedang menantinya di depan sana.

Puluhan preman dengan salah satu preman yang ada di depannya itu Steven mengingatnya.

"Rupanya dia tidak ada kapoknya?" gumam Steven dengan senyuman yang menyeringai.

"Kak! Dia yang telah memukuli Kita! Ayo bunuh dia!" teriak salah seorang preman yang pernah kalah dari Steven.

Terpopuler

Comments

Fidia K.R ✨

Fidia K.R ✨

jarang bgt ada ceo macam ini /Proud/

2023-10-20

0

Ayano

Ayano

Ya allah
Preman tukang ngadu dong 🤣🤣🤣

2023-07-15

1

Ayano

Ayano

Cuti 2 bulan kalau digaji boleh. Kalau kagak kek dipecat halus 😅

2023-07-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!