Roy kebingungan untuk saat ini, dunianya benar-benar sudah hancur mengetahui bahwa pujaan hatinya telah menikah tanpa sepengetahuannya.
"Kamu tidak bercanda kan?" tanya kembali Roy yang masih belum percaya akan kenyataan ini.
"Aku—" jawab Sheila yang terhenti karena perkataannya dipotong oleh sepupunya, "Lebih baik kamu menikahiku! bagaimanapun juga di sini aku belum memiliki kekasih!" ujar Athy, seorang gadis cantik dari keluarga Castano, sepupu Sheila, anak dari pamannya.
"Haha! Itu benar Roy menikahlah dengan putriku!" ujar seorang pria paruh baya yang baru keluar dari suatu ruangan.
Roy berdehem, dia menatap kasar ke arah seorang pria paruh baya itu, paman Sheila.
"Apakah kau sedang mengaturku?" tanya Roy dengan sorot mata yang dingin seakan-akan ingin mencapai perkataan dari pria paruh baya itu.
Mendapati tatapan dari Roy yang terlihat menyeramkan, tentunya pria paruh baya itu sedikit bergeming ketakutan.
"Padahal putriku tidak kalah cantik dari wanita penggoda itu!" batinnya kesal.
Sedangkan di sisi lain, Steven sedang menikmati secangkir kopi panas dan gorengan di sebuah warung kopi yang kecil di pesisir kota, "Hebat juga! Hanya makanan murahan seperti ini, bisa memberikan kenikmatan yang mantap!" gumam Steven dengan sembari menyeruput kopi panasnya.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering, ketika dia angkat tidak ada nama yang terlihat di sana.
"Oh mungkin ini dia!" gumam Steven dan mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
Tidak ada balasan yang dia dapatkan, hanya saja suara yang kecil itu terdengar sedikit jelas hingga membuat Steven menaikkan volumenya menjadi lebih besar lagi.
Akhirnya dia bisa mendengar dengan jelas, apa yang terjadi di sisi lain dari telepon yang menghubunginya.
"Di kota ini tidak ada yang bisa menyinggungku! dan kalian keluarga rendahan, seharusnya kalian bersyukur karena aku menyukai Putri kalian!" tegas seorang pria dengan suaranya yang berat.
"Segera ceraikan dia atau aku akan menghancurkan keluarga ini!" ancam Roy yang membuat Steven yang mendengarnya dari jauh kebingungan.
Karena tidak ada balasan sama sekali, Steven menghubungi anak buahnya yang masih berada di kota ini.
"Carikan informasi Siapa yang baru saja masuk ke dalam kediaman Castano!" terus Steven dengan nada dinginnya.
Hanya perlu beberapa saat saja, informasi yang dia butuhkan langsung dia dapatkan.
"Tuan Steve! Setelah saya selidiki dengan bantuan tim, Kami mendapatkan fakta bahwa perusahaan Castano tidak pernah berkembang karena keluarga Mahardika yang mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya dari perusahaan Castano! dan saat ini tuan muda dari perusahaan keluarga Mahardika sedang berada di kediaman Castano!" ujar bawahan Steven dengan jelas.
"Ho? Berani juga dia mengancam orang yang aku jaga! Seseorang yang mengancam akan terus menyebabkan masalah! Lebih baik aku menghancurkan masalah ini dengan cepat agar tidak menimbulkan dampak ke depannya nanti!" gumam Steven dengan senyuman yang menyeringai.
"Aku baru ingat, kita sudah mengambil alih perusahaan milik Charles bukan?" tanya Seven.
"Sudah Tuan Steve! Apa kita mau pergi ke—" jawab bawahannya yang menawarkan agar mereka pergi bersama tapi sebelum menyelesaikan perkataannya, Steven sudah mengatakan bahwa dia akan pergi seorang diri.
Hanya bisa patuh, dia mendengarkan apa keinginan dari atasannya.
Karena hal ini, Steven menghentikan ngopinya dan langsung beranjak pergi meninggalkan warung kopi itu menuju perusahaannya.
Di dalam perjalanan saat dia mengendarai motornya, Steven terus berpikir tentang kejadian yang menimpanya.
"Benar-benar aneh! seharusnya tidak akan ada truk yang lewat pada saat itu, tapi truk besar itu tiba-tiba muncul dan mengacaukan rencanaku! akibatnya Aku membunuh tanpa sengaja kepada Charles! Sungguh Menyebalkan!" gumam Steven hingga tanpa disadari, dirinya sudah tiba di depan perusahaan yang baru saja dia ambil alih, perusahaan Charles.
Neo Group, perusahaan besar yang hanya dalam jangka waktu beberapa tahun, perusahaan ini telah masuk ke dalam perusahaan dengan skala bisnis internasional.
Karena begitu menarik dan misi pembunuhan Steven pada saat itu tujuannya di kota Heos, membuat Steven senang karena akan bertemu dengan sosok seorang Charles Hutagalung yang hebat dan misterius itu.
Hanya saja, dia tidak bisa mendapatkan kesempatan itu. Steven terkejut karena orang yang ingin dia temui dan diajak bergabung dengan perusahaannya itu tanpa sengaja harus mati karena ulahnya.
Karena hal itu lah, Steven menyanggupi permintaan terakhir dari Charles.
"Saat ini, Neo Group sudah aku ambil alih, selain aku akan menjaga Sheila, aku juga akan meneruskan bisnis hebatmu, Charles!" gumam Steven yang kini sudah membunyikan klakson motornya untuk memasuki perusahaan Neo.
Menyadari ada suara asing yang menggangu telinga seorang penjaga keamanan, dia dengan sigap berlari dan membukakan gerbang perusahaan kepada Steve.
Saat gerbang itu terbuka, Steven langsung menarik pedal gasnya. Namun, baru saja dia melewati pagar tersebut, motornya ditarik oleh seorang pria paruh baya yang juga mengenakan seragam petugas keamanan.
"Cep! Apa yang kamu lakukan membiarkan orang ini masuk!" ketus pria paruh baya tersebut.
"Maafkan aku senior!" jawab pemuda yang membukakan gerbang tadi yang memiliki nama Cecep.
"Dia seorang kurir! Dan lagi, dia tidak membawa apapun? Lalu, apa yang akan dia lakukan?" ketus senior keamanan itu kesal.
"Maaf Tuan! Kamu harus pergi dari sini! Jika Kamu ingin melamar, tinggalkan saja berkas lamarannya disini!" ujarnya dan mendorong motor Steven hingga terjatuh.
Brakkk
"Bukankah tidak seharusnya Kamu membuatku jatuh?" ketus Steven dengan pertanyaannya.
Steven berdiri dan menepuk lututnya yang kotor karena terjatuh, "Apakah begini caramu menyambut kedatangan seseorang?" tanya Steven dengan sorot matanya yang tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
eve martapura
pastilah.kecewa.karna cowonya yg sangat dcintai by😣
2023-09-21
0
Ayano
Boleh kasih kaca yang gede gak?
Suruh ngaca gitu
2023-06-07
0
Ayano
Haiyaa... pede kali cewek itu ha. Bisa-bisanya dia nawarin diri kayak cabe kriting
2023-06-07
0