Steven mengernyitkan dahinya, dia benar-benar tidak habis pikir melihat tingkah keluarga Mahardika.
"Oh, aku mengerti! Rupanya itu rencana kalian? Huh! Kalian tidak mungkin bisa mendapatkan perusahaan Castano!" gumam Steven dengan senyumannya yang menyeringai.
Tap Tap Tap
Suara langkah kaki mulai terdengar mendekati kamar Steven, dia dengan secara spontan langsung menyembunyikan berkas-berkas tentang perusahaan Mahardika.
Ceklek
Sheila membuka pintu kamar tersebut dengan sedikit ragu, lalu dia mengintip ke dalam kamar dan mulai ragu untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Uhm, Se–Steve!" ucap Sheila ragu.
"Uhm, masuklah! Ada apa?" tanya Steven datar.
"Uhm, begini... Mama meminta agar kita pindah ke kediaman Castano, apakah Kamu keberatan?" tanya Sheila lagi.
"Tidak keberatan sama sekali! Aku akan mengikuti apapun keinginanmu!" jawab Steven mantap.
Setelah itu, Steven dan Sheila pun mulai mengemasi barang-barang yang akan mereka bawa untuk mereka butuhkan ke depannya.
Sheila sangat terkejut ketika melihat pakaian-pakaian Steven yang memiliki merek terkenal di dunia, hanya saja. Ketika Sheila akan menanyakannya, Steven dengan cepat menjawab bahwa pakaian tersebut hanyalah merupakan produk palsu, alias abal-abal.
Yah, meskipun semua pakaian milik Steven memang bermerek branded.
💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Hanya dalam waktu kurang lebih tiga jam, akhirnya persiapan Steven dan Sheila sudah lengkap, mereka hanya membawa dua koper besar dan dia koper kecil.
Ketika baru saja mereka keluar dari apartemen tersebut, Sheila dibuat terkejut karena melihat sebuah mobil Lamborghini disana.
"A–apakah aku sedang bermimpi?" gumam Sheila kebingungan.
Steven yang mendengarnya hanya bisa tersenyum dan mulai berbohong, "Kemarin ada seorang pria yang mengantarmu, bukan? Nah, dia menitipkan mobilnya dan siang ini dia akan mengambilnya!"
"Eh? Aku ingat! Aku kemarin... Aku akan berterimakasih kepadanya!" ucap Sheila mantap.
"Ba–bagaimana ini? Aku sudah memberinya waktu cuti! S i a l a n!" batin Steven bingung dan kesal.
"Ah Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, dia mengatakan bahwa hanya ada pelayannya nanti yang datang menjemput mobilnya!" ucap Steven setelah berpikir keras.
"Begitu, ya? Ah, sayang sekali! Mungkin suatu saat aku akan bertemu dengannya lagi? Tapi, sepertinya ada yang aneh! Apa ya?" ujar Sheila yang mulai menerka-nerka tentang ingatan akan malam hari sebelum dimana dia mabuk dan pingsan.
"Bukankah dia menyambutku dengan sebutan Nona dan dia merupakan seorang pelayan? Kenapa seorang pelayan memiliki sebuah Lamborghini?" gumam Sheila yang terdengar oleh Steven.
"Mungkin Kamu mabuk! Haha, sudahlah ayo cepat kita pergi ke kediaman Castano!"
💫💫💫💫💫💫💫
Di kediaman Castano, beberapa orang sedang duduk di meja makan dengan hati yang kesal.
"Kakek! Sheila akan membawa suaminya! Bukankah dia tidak tahu diri!" teriak seorang gadis dengan kesal.
"Celine! Tenangkan dirimu! Dia akan menjadi kakak iparmu, bagaimana pun juga!" ujar seorang pria tua itu dengan tersenyum.
"Kalian bahkan tidak mengetahui apa-apa tentang suami Sheila! Dia merupakan seorang anak yang sangat hebat!" batin pria tua itu dengan mengingat tentang rupa dari menantu dari anaknya tersebut.
Ketika pintu terbuka, mendapati sosok seorang gadis cantik yang tentunya sangat dirindukan oleh setiap orang dan ada seorang pria asing yang tidak mereka kenali.
Pemandangan di depannya membuat pria tua itu membulatkan matanya dengan terkejut, dia benar-benar tidak mengerti tentang siapa orang yang dia bayangkan.
"Dimana menantuku?" batinnya pasrah.
Sheila berjalan dengan sedikit menunduk, dia berlari ke arah pria tua itu dan langsung memeluknya dengan erat.
"Kakek!" teriak gadis cantik yang kini berstatus menikah itu memeluk seorang pria tua dengan linang air mata yang ikut menyertainya.
"Shei, di–dimana dia?" bisik pria tua itu penasaran dan juga takut dengan hasil dari jawaban yang akan keluar dari mulut Sheila.
Sheila menghapus air matanya, dia tersenyum kaku dan berkata, "Aku sangat merindukan Kakek! Apakah Kakek mau menemaniku mengobrol sebentar di kamarku?"
"Ada apa dengan Cucuku? Kenapa tangisannya seperti ini? Siapa? Siapa yang berani melakukan ini kepada Cucuku? Dia! Dia orangnya bukan?" batin pria tua itu yang langsung memusatkan pandangannya kepada Steven.
"Kakek! Kumohon, ikut aku ke kamar!" bisik Sheila dengan tersenyum kaku.
"Baiklah!" jawab pria tua itu yang pasrah karena harus menuruti permintaan dari cucunya itu.
Ketika Sheila dan pria tua itu akan beranjak pergi ke kamar, Steven tentunya mengekor di belakangnya dan ikut masuk ke dalam kamar.
Ceklek
Setelah pintu kamar terkunci, pria tua itu langsung menjurus menghampiri Steven dengan cepat.
"Kenapa Kamu? Siapa Kamu?" tanya pria tua itu dengan kesal.
Karena mengetahui Steven harus berpura-pura menjadi suami palsu dari Sheila, dia pun menjawab pertanyaan dari pria tua itu dengan tegas, "Bukankah Kakek sudah melihatnya sendiri? Aku adalah suaminya!"
"Apa?" tanya pria tua itu yang emosinya mulai memuncak, beruntungnya Sheila langsung menjelaskan hal tersebut dengan sesegera mungkin.
"Kakek! Kakek, percaya tidak? Charles, dia ... Dia sudah tidak ada!" gumam Sheila dengan mulai mengeluarkan air matanya.
"Apa maksudmu sudah tidak ada? Bukan seperti apa yang Kakek bayangkan, bukan?" tanya pria tua itu yang ingin memastikan kembali.
"Dia sudah tidak ada Kakek! Fufu, Hiks.."kata Sheila dan langsung memeluk pria tua itu dengan kesedihan.
"Jadi, Anda sudah mengetahui identitas suami dari Sheila? Uhm, baiklah! Aku akan memperkenalkan diriku!" ucap Steven.
"Aku bernama Steven, permohonan terakhir Charles adalah agar aku dapat melindungi Sheila dalam waktu 5 tahun ke depan! Kumohon, Anda dapat menghargai keinginan Charles, aku diminta untuk menggantikan posisi dia untuk saat ini!" ujar Steven yang membuat pria tua itu sedikit kebingungan.
"Si–siapa pria ini? Bukankah perkataannya sungguh sangat mendominasi?" batin pria tua itu yang kini masih memeluk Sheila di dalam dekapannya.
"Baiklah! Aku mengerti! Dan untuk Charles, aku ingin kalian membawaku untuk menemuinya, nanti! Untuk sekarang, aku ingin bertanya."
"Apa pekerjaanmu?" tanya pria tua itu kepada Steven.
"Pengantar Barang!" jawab Steven sekenanya.
"Hah!? Pe–pengantar barang?" kata pria tua itu yang kembali bertanya untuk memastikan bahwa apa yang dia dengar tidaklah benar.
"Ternyata benar apa yang dikatakan Rosa! Huft, sudahlah! Andai saja dia masih hidup."
Sedangkan di sisi lainnya, anggota keluarga Castano tengah berkumpul di ruangan keluarga dan tengah membicarakan sosok seorang menantu yang kini masuk ke kediaman keluarga istri.
"Bisa-bisanya anakmu menikah dengan seorang sampah! Hahaha!" ucap seorang wanita paruh baya yang mulai menertawakan Rosa.
Rosa mengepalkan tangannya, dia benar-benar marah untuk saat ini. Hanya saja, pria tua yang merupakan kepala keluarga Castano sekaligus ayah dari dirinya sendiri ada di dalam kediaman ini, dia tidak bisa bertindak gegabah untuk saat ini.
"Lihat saja nanti! Aku akan membuatmu menyesal karena telah menikahi Putriku!" batin Rosa yang mulai memikirkan rencana-rencana untuk membuat Steven bercerai dengan Sheila.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Hai teman-teman, maaf sebelumnya updatenya kelamaan, dukung terus karya author dengan berikan like dan jangan lupa berkomentar, ya? Karena dukunganmu adalah anu untukku! 🌹
Iya, anu loh! 😖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Fidia K.R ✨
Kalo aku penasaran sm sosok sheila kaya gimana cantiknya.. steven si udh pst ya /Chuckle/ but steven congkak jg yaa emg ni cowo gada obatny.. but i like..
2023-10-20
0
Ayano
Akhirnya ada yang tau siapa stev
2023-08-19
0
Ayano
Kalau kakeknya gak percaya, habislah dirimu Stev
2023-08-19
0