Sheila Castano adalah nama lengkap dari wanita yang saat ini sedang memohon maaf kepada Steven karena sudah satu minggu dia membuat pria yang secara sukarela memenuhi permohonan terakhir dari suaminya itu dengan susah payah dan bahkan terlihat lesu untuk saat ini.
Steven yang menyadari ada perubahan dengan sikap wanita di depannya, dia langsung memakan bubur yang ada di hadapannya dengan rakus.
"Hmph!" dehem Steven kesal.
"Aku benar-benar minta maaf! Aku tidak akan seperti kemarin lagi, aku... " ujar Sheila yang benar-benar merasa bersalah.
"Baiklah, baiklah!" ketus Steven kesal, meskipun begitu. Steven melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur dan mengambil satu sendok bubur yang ada di dalam sebuah panci.
Bubur itu dimasak langsung olehnya, dia memberikan bubur itu kepada Sheila yang terkulai lemas duduk di meja makan.
Ketika Sheila menyentuh sendoknya, dia benar-benar tidak berdaya. Tenaganya untuk mengangkat sebuah sendok saja bahkan tidak ada sama sekali, itu membuat Steven bergerak dengan sendirinya.
Dia menyingkirkan lengan putih wanita itu dan mengambil sendok dengan bubur yang tentunya sekaligus dia angkut, ketika sendok tersebut diangkat dan ditujukan untuk masuk ke dalam mulut bening wanita yang ada di depannya, Steven sedikit menelan ludahnya tanpa sadar.
"Dia cantik sekali! Eh, apa yang aku pikirkan!" kesal Steven di dalam batinnya dengan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya dan membuat Sheila sedikit kebingungan.
Menyadari wanita di depannya memperhatikan dirinya, Steven seketika itu langsung berhenti bergerak.
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu terdengar, Sheila yang sudah memiliki sedikit tenaga itu mengambil alih sendok itu dan menyantap bubur itu dengan lemas, sedangkan Steven sudah beranjak dari sofa untuk ke pergi ke asal suara ketukan pintu.
Ketika pintu tersebut terbuka, Sheila yang menatap datar ke arah pintu seketika membulatkan matanya saat melihat sosok seorang wanita paruh baya yang sangat dikenalnya, tamu tersebut adalah ibu kandung dari Sheila.
Sheila memaksakan dirinya untuk berdiri untuk menyambut kedatangan ibunya, hanya saja ketika baru saja dirinya berdiri. Karena tenaga Sheila yang masih lemah itu seketika jatuh, Steven hanya menatap ragu ke arah Sheila sehingga dirinya mendapatkan pelototan dari sang mertua.
Mulai saat ini, drama akan Steven dan Sheila dimulai, Sheila akan menjadi istri dari Steven begitupun sebaliknya.
Steven langsung beranjak dengan cepat, dia membantu Sheila berdiri dengan ucapan, "Istriku! Kenapa kamu bisa jatuh, sih?" tanya Steven dengan gugup.
Sheila juga ikut gugup, dia kembali mengingat tentang permohonan terakhir suaminya.
"Ah! Aku terlalu senang melihat kedatangan Ibuku, Suamiku," jawab Sheila yang ikut dalam naskah drama yang baru saja tercipta dengan sendirinya.
Steven tercengang di dalam hatinya, dia terkejut karena sosok seorang tamu yang datang itu merupakan seorang mertua yang harus dia segani.
"I–ibu mertua? Silahkan masuk!" ucap Steven dengan terbata-bata dan mempersilahkan mertuanya itu untuk masuk dengan sambutan tangannya sembari memberikan ruang untuk mertuanya agar duduk di sofa itu.
Sang mertua duduk dengan tidak tenang, dia menyimpan rasa curiga yang mendalam di dalam dirinya ketika menyadari bahwa tempat yang ditinggali oleh anaknya itu begitu sempit.
"Ehem!" deheman keras dari sang mertua membuyarkan pandangan dari pasangan suami-istri palsu tersebut.
"Ternyata Kalian benar-benar sudah menikah!" ujarnya dengan menatap rendah ke arah Steven.
Steven tidak mengerti harus menanggapi ujaran dari mertuanya, dia lebih memilih untuk diam agar Sheila yang menjawab semua pertanyaan dari mertua yang bahkan tidak dia kenali itu.
Sheila m e r e m a s ujung pakaiannya, dia benar-benar belum mempersiapkan sebuah dialog yang kemungkinan akan muncul dari pertanyaan ibunya itu.
"Kapan Kalian menikah?" selidik wanita paruh baya yang memiliki identitas yang tidak biasa.
Sheila Castano merupakan seorang putri dari keluarga Castano, keluarga kalangan atas di kota Heos, salah satu kota kecil di negara Ferdrir.
Sedangkan sang ibu memiliki nama Rosa Mahirana dari keluarga Mahirana, keluarganya juga merupakan keluarga yang cukup disegani di kota itu karena hal itulah, keluarga Castano yang merupakan salah satu keluarga terkaya di kota Heos menikahi wanita dari keluarga Mahirana sehingga menghasilkan sosok seorang Sheila.
"Kami menikah di minggu lalu!" jawab Sheila mencoba menutupi kebohongan dan air matanya ketika teringat akan pernikahan dengan suaminya.
"Kenapa? Kamu menyesal menikah dengannya? Apa pekerjaan suamimu?" tanya Rosa yang menyadari bahwa anaknya telah menyembunyikan sesuatu darinya.
"Ah, tidak-tidak kok, Mah! Dia bekerja sebagai—" jawab Sheila yang terpotong karena tanpa sengaja Steven telah menjawabnya.
"Pembunuh! Ma–maksudku pengantar makanan!" jawab Steven yang terkejut akan jawabannya sendiri.
"APA!? PENGANTAR BARANG!? Maksudmu, aku memiliki seorang menantu Kurir?" teriak Rosa yang tidak percaya dengan kenyataan yang ada di depannya.
"Kurir tidak memiliki masa depan! Pekerjaannya hanya mengantar kesana kesini dan berapa gajinya? Apakah gajinya bisa memberikan kehidupan yang layak untukmu?" keluh Rosa, ibu mertuanya.
"Dan Kamu! Sudah tau seorang kurir, berani-beraninya menikahi putriku! Kamu tidak akan pernah mampu membeli ini!" teriak Rosa dengan memperlihatkan tas branded.
Rosa mengambil gelas yang ada di depan mejanya, dia melihat air minum tersebut untuk waktu yang cukup lama. Setelah itu, dia berdiri dan menuangkan air tersebut hingga membasahi tubuh Steve.
"Berani-beraninya dia memperlakukanku seperti ini?" batin Steve kesal, dia mengepalkan dengan erat tangannya hingga kukunya melukai telapak tangannya sendiri.
"Sudahlah! Aku mau pergi dari sini!" ketus Rosa dan segera beranjak dari sana.
Steve berdiri dan memberikan hormat kepada Rosa, "Apa Ibu mau ku antar?" tanya Steve memberikan sebuah pilihan.
"Apa Kamu pikir aku mau menumpang di motor jelekmu itu? Cihh!" ketus Rosa menjawab pertanyaan Steve dengan diakhiri dari ludahan air liur yang mengenai Steve.
Setelah itu hanya ada perdebatan antara ibu dan anak itu, sedangkan Steven hanya bisa terdiam menonton acara yang tidak menarik itu.
Waktu berlalu cepat, Rosa Mahirana telah pergi meninggalkan apartemen milik putri dan menantunya dengan penuh amarah.
Dia benar-benar tidak rela, putrinya menikah dengan seseorang yang memiliki pekerjaan rendah seperti itu.
Kring Kring
Suara dering ponsel berbunyi, Steven mengangkat panggilan telepon itu dengan lemah karena lelah menyaksikan mertuanya tadi.
"Uhm, kenapa?" jawab dingin Steven ketika mendengar perkataan seseorang yang saat ini sedang menunggu kedatangan bosnya.
"Kenapa kita tidak menjemput bos?" tanya seorang pria berkulit hitam yang berpikiran negatif.
"Tidak perlu, kata bos dia akan pergi seorang diri!" jawab pria lainnya yang memiliki kulit putih.
Brakkk
Pintu terbuka tanpa adanya salam atau ketukan, seketika itu juga tujuh orang yang sedang duduk langsung berdiri dengan panik.
"Selamat datang, Bos!" ucap serentak para pria itu dengan kompak.
Tubuh mereka bagaikan tersambar petir dengan kedatangan sosok seorang pria yang kini berjalan dengan penuh kharisma yang menyelimutinya, saat dirinya duduk di kursi yang telah disediakan. Dirinya duduk dengan tenang dan santai.
"Duduklah!" ucap pria yang tidak lain bernama Steven, dengan jaket pengantar makanan itu semua orang yang berada di dalam ruangan itu memberikan penghormatan yang sangat besar kepada Steven.
"Aku akan memberikan sebuah pengaturan untuk kalian! Mulai hari ini dan ke depannya, aku akan menyerahkan organisasi ini kepada kalian!" ucapnya yang membuat semua orang terkejut mendengarnya.
Pria berkulit hitam itu langsung berkomentar dengan lantang, "Jika Anda akan mengundurkan diri! Maaf, aku tidak bisa menerimanya! Bos hanya akan menjadi Bosku untuk selamanya!"
"Bos untuk selamanya!" ucap lainnya yang mengikuti pria berkulit hitam tersebut.
"Jika Anda tidak akan memberitahu alasannya, kami tidak akan meminta kejelasannya! Kami hanya akan menunggu Anda kembali di kemudian hari!" ucap pria berkulit hitam itu dan tetap diikuti oleh pria lainnya.
"Karena kita tidak akan menjadi sebuah keluarga tanpa adanya, Bos! Hidup Bos!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Halu
pengantar nyawa
2023-06-07
0
Richie
aku udah sering mampir sih pakai akun lain
2023-06-05
0
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Seorang ibu yang hanya memandang status.
2023-05-24
1