XV

Tanpa berlama-lama Huga mengambil amplop besar yang ternyata berisi amplop-amplop kecil putih lain di dalamnya.

Tiap amplop memiliki nama dan alamat pengirim yang sama.

"Anggia Widyo... Sekolah Dasar Negeri 3?" Huga menilik semua amplop yang telah dikirimkan dari rentang waktu 8 tahun yang lalu.

    Sebuah firasat perlahan merambat, membuat Huga refleks merogoh hp dalam saku dan menelepon juniornya.

     "Hallo pak?" Suara Ridwan yang penuh tanya menyambut.

     "Langsung ke intinya saja ya. Di daftar riwayat tempat kerja korban ada nama Sekolah Dasar 3 tidak?"

       "Sekolah Dasar 3? Umm... sebentar saya cari dulu datanya..."

     Huga menaruh hpnya di atas tangki toilet. Ia menyeting telepon ke mode loud speaker agar suara Ridwan bisa terdengar ketika ia kembali. Sementara menunggu, Huga pun mulai membuka satu persatu amplop itu secara berurutan dari yang paling lama sampai yang paling baru. Dengan kertas lusuh dan tinta yang memudar, Surat itu menuliskan...

*"Aku meminta tolong padamu waktu itu, tapi sepertinya jiwamu sudah lama tercemar. Meski kamu tidak membalas surat ini, aku akan tetap mengirimkan setiap tahunnya."*

Pesan singkat mungkin lebih cocok untuk menggambarkan isinya. Huga pun membaca surat selanjutnya.

* "Kamu bisa ikuti jalan yang sudah ada. Tidak perlu berusaha mencari\-cari lagi. Bukankah itu menyenangkan? Semoga tahun ini kau tersadarkan."*

Berikutnya.

"Kalau kamu saja yang mendapat hukumannya mungkin aku tidak akan menderita seperti sekarang, begitu pun orang-orang yang terlibat pun jadi bisa menikmati hidupnya yang singkat. Semoga tahun ini pun kau bisa sadar."*

Huga mulai melihat pola dari surat-surat ini. Entah kenapa rasanya si penulis ingin menyampaikan sesuatu secara tersirat. Seakan hanya si penerima yang dituju saja yang bisa mengartikannya.

Huga lanjut membaca 5 surat lainnya.

"Kehidupan dan alurnya benar-benar tidak bisa ditebak. Aku menantikan hal-hal yang akan terjadi tahun ini. Apakah kau juga? Semoga tahun ini kau menyadarinya."

"Tahun ini saatnya kita merelakan masa lalu. Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk anak itu. Setidaknya kau harus minta maaf. Semoga kau sadar."

"Segala sesuatunya ditepati dengan sempurna. Kau beruntung. Harusnya kau bisa sadar."*

Makin ke sini isi surat itu semakin singkat. Meski begitu kalimat akhirannya selalu sama. Huga melanjutkan kembali.

"Terus menghitung janji, sepertinya masih ada satu yang terlewat. Apakah kau mengingatnya? Semoga kau cepat menyadarinya."

"Aku tahu kamu hidup tenang sekarang, dengan segala yang terjadi aku harap kamu baik-baik saja hingga maut menjemput."*

Surat terakhir terkirim hari kamis 2 minggu yang lalu. Entah ini hanya kebetulan atau bukan, tapi korban juga meninggal 2 hari lalu, hari kamis.

"Pak? Hallo pak?" Suara Ridwan dari seberang sambungan terdengar.

"Ya. Bagaimana?" Saut Huga.

"Selama hidupnya korban cuma pernah beberapa kali pindah tempat kerja, dan Sekolah Dasar Negeri 3 itu tempatnya bekerja sebelum di sekolah yang sekarang," jelas Ridwan.

"Dia pindah 8 tahun yang lalu? Alasannya?" Huga memastikan.

"Erm... di sini tidak dijelaskan..."

"Dia pindah setelah bercerai atau sebelumnya?"

"E-eh? Memangnya ada hubungannya dengan kasus ini ya pak?" Terdengar nada ragu di suara Ridwan.

"Sudah jawab saja..."

Ridwan terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Kalau dari tanggalnya.... Sebelum."

"Baik, terima kasih."

Huga langsung menutup telepon.

Meski sadar kalau kemungkinannya hal ini tidak bergubungan dengan kasus yang sedang dikerjakan, Huga masih mengikuti instingnya untuk mencari tahu. Sebab, tujuannya datang ke sini adalah untuk bisa lebih mengenal korban dan mencari tahu siapa-siapa saja orang yang dekat dengannya.

Jelas-jelas Anggia Widyono ini nama perempuan. Huga jadi berfikir, mungkin saja wanita ini adalah alasan berakhirnya rumah tangga si korban dan mantan istrinya 8 tahun yang lalu. Tapi pertanyaannya kenapa Anggia selalu mengirim surat setiap tahu? Dan kenapa isi surat itu ditulis dengan kalimat tersirat? Memangnya apa yang disembunyikan di antara dua orang itu?

"Sebenarnya, hubungan mereka ini apa?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!