Bab 19. Memberitahu

Abimana ikut menikmati sarapannya sambil menuggu Aditya yang tidak juga terlihat. Sesekali dia menjawab pertanyaan dari kedua orang tuanya tentang Alana dan Arkana. Orang tuanya belum tahu jika Alana dia titipkan di rumah sakit jiwa dan Arkana ternyata anak dari Aditya. Abimana tidak tahu bagaimana caranya dia menyampaikan pada keduanya, jika putra bungsu mereka sudah memperkosa kakak iparnya sendiri dan membuat rumah tangganya bermasalah seperti saat ini.

Ditengah kegelisahan Abimana, Aditya ikut bergabung di meja makan. Ingin rasanya Abimana segera melayangkan tinju pada adiknya itu. Bagaimana tidak maeah dan kesal, Aditya terus saja mengusik ketenangan Alana dan juga dirinya. Abimana tidak tahu, mengapa Aditya seolah menyimpan dendam pada dirinya. Mungkin saja bukan?

"Ada angin apa pagi-pagi begini Mas Abi sudah ikut sarapan di sini? Apa istrimu yang cantik itu tidak menyiapkan sarapan?" pertanyaan Aditya memancing kemarahan Abimana, lancang sekali adiknya itu seolah merendahkan dirinya yang tidak diperhatikan lagi oleh Alana.

Menebalkan sabar Abimana menjawab, "Istriku sedang sakit, tapi bukan itu yang membuat aku memutuskan untuk ikut sarapan disini. Kalau hanya untuk sarapan aku bisa beli diluar. Ada masalah penting yang ingin aku bicarakan pada Papa dan Bunda, terutama kamu Aditya."

Wijaya dan Ajeng bisa melihat wajah tidak suka Abimana pada Aditya. Tidak biasanya mereka seperti ini, kakak dan adik ini selalu akur meski mereka tidak terlahir dari rahim yang sama.

"Ada masalah apa kalian berdua?" tanya Wijaya pada kedua putranya.

"Tanyakan pada putra bungsu Papa, apa yang sudah dia lakukan di belakang kita khususnya terhadap kakaknya ini." jawab Abimana.

Wijaya menatap Aditya yang terlihat biasa saja meski putra bungsunya itu sempat terkejut dengan jawaban Abimana.

"Ada apa Adit?" tanya pak Wijaya menatap penuh tanya pada sang putra.

"Tidak ada, hanya masalah kecil dengan kakak ipar." jawab Aditya santai.

Abimana yang mendengar jawaban Aditya mengepalkan kedua tanganya. Bagaimana bisa memperkosa kakak iparnya dia katakan masalah kecil. Sepertinya Abimana benar-benar sudah tidak mengenali adiknya ini. Apa mungkin cinta yang dimiliki Aditya pada Alana begitu besar hingga dia memganggap ini hal yang biasa. Atau Abimana yang terlalu percaya dengan adiknya hingga memberikan kesempatan Aditya melakukan hal buruk itu pada Alana.

"Kamu bermasalah dengan kakak ipar mu?" tanya Ajeng. Sungguh dia tidak mengerti apa yang terjadi.

Yang Ajeng tahu, Aditya memang sering menginap di kediaman Abimana dengan alasan kediaman itu lebih dekat dengan rumah sakit milik Aditya dari pada pulang ke kediaman orang tuanya.

"Apa kakak ipar kamu tidak suka kamu sering menginap di kediaman kakak mu?" tanya Ajeng lagi.

"Tidak! Kakak ipar sangat suka jika aku mengunjungi apalagi menginap disana. Mas Abi yang tidak suka aku berada disana." jawab Aditya.

"Tentu saja aku tidak suka karena kamu sudah merengut kebahagian rumah tanggaku!" ucap Abimana kesal. Dia bicara dengan meninggikan suaranya, hal yang tidak pernah Abimana lakukan didepan orang tuanya meski kesal sekalipun.

"Bi!" seru Wijaya tidak suka dengan nada tinggi Abimana saat bicara.

"Merengut kehormatan istriku kamu katakan itu masalah kecil?"

Ajeng menutup mulutnya dengan tangan mendengar pertanyaan Abimana pada Aditya. Bukan pertanyaannya yang membuat Ajeng terkejut, tapi pernyataan Abimana tentang Aditya merengut kehormatan Alana, itu berarti Aditya melecehkan kakak iparnya. Apa anaknya sebejat itu? Ajeng tidak yakin. Dia mendidik putra-putranya sebaik mungkin dan selalu ia tekankan untuk selalu menghargai kaum wanita, seperti mereka menghargai Ajeng.

"Kamu pasti tahu dimana sekarang dia aku titipkan. Semata-mata untuk menjauhkan Alana dari kamu. Tapi...."

"Tapi apa? Aku bisa menemukan keberadaannya bukan?" potong Aditya ucapan Abimana.

"Iya dan itu membuat kondisinya yang mulai membaik menjadi kembali buruk. Apa kamu tahu mengapa aku titipkan dia di rumah sakit jiwa?" sahut Abimana yang sudah tidak bisa lagi menahan bicaranya untuk melawan Aditya.

"Apa! Rumah sakit jiwa?" tanya Ajeng tidak percaya. Separah itukah Alana hingga harus dititipkan di rumah sakit jiwa.

"Abi, ceritakan apa yang terjadi!" ucap Wijaya memberi perintah.

Suasana seketika hening, Abimana tidak tahu harus dari mana dia memulai ceritanya. Menatap kedua orang tuanya, Abimana mencoba menenangkan diri agar bisa memberi tahu keduanya tanpa melibatkan emosi.

"Aku bisa menjelaskan Pa." ucap Aditya menyela, karena Abimana diam saja. Tidak peduli jika kakaknya itu sedang merangkai kata agar orang tua mereka tidak shok mendengar apa yang akan dia sampaikan.

"Papa meminta mas kamu yang menjelaskan, bukan kamu!" bentak Wijaya yang membuat Aditya terdiam, Abimana tersentak dari pikirannya sendiri sementara Ajeng memegang kepala.

"Awalnya terungkap saat Arkana sakit." ucap Abimana mengawali ceritanya.

"Sakit? Kapan?" tanya Ajeng yang tidak mendengar tentang Arkana sakit. Biasanya dia selalu jadi orang pertama yang tahu dari Alana.

"Cerita Abi jangan dipotong, Bun!" ucap Wijaya.

"Maaf." cicit Ajeng, "Bunda hanya terkejut."

"Bunda dan Papa sedang berada di Singapore. Maaf jika tidak memberi tahu, karena Abi merasa kacau saat itu. Bukan karena Arkana yang sakit, tapi kenyataan tentang siapa ayah dari Arkana yang membuat Abi terguncang. Abi merasa terhianati waktu itu." ucap Abimana melanjutkan ceritanya. Dia berhenti sejenak untuk menetralkan emosinya. Mengingat saat itu, Abimana kembali terguncang. Namun keadaan Alana saat ini, membuat Abimana harus kembali membeberkan kebenaran pada kedua orang tuanya.

"Alana selingkuh?" tanya Ajeng begitu melihat Abimana diam. Dia tidak tahan untuk tidak bertanya.

Abimana menggeleng, "Alana diperkosa. Abi merasa gagal menjaga kehormatan istri Abi." Abimana tidak bisa tidak untuk menangis.

"Kamu tahu siapa yang melakukannya?" tanya Wijaya.

"Tunggu! Aditya, jagan katakan kamu adalah pelakunya!" ucap Ajeng menata menyelidik pada putranya.

"Aku mencintai Alana. Mas Abi mengabaikannya, jadi tidak salahkan aku menyalurkan perasaan sayangku."

PLAAAK

Suara tamparan keras mengenai wajah Aditya, "Bunda..." panggil Aditya tidak percaya. Selama ini bundanya itu selalu bersikap lembut dan sangat menyayanginya.

"Apa yang Bunda ajarkan padamu selama ini ternyata tidak kamu dengarkan, Aditya! Mengapa kamu tega melakukan semua ini pada kakakmu sendiri?"

Ajeng tidak dapat menahan air matanya, dia menagis, menangisi dia yang gagal mendidik putranya. Dia lengah hingga tidak bisa membaca sikap baik Aditya pada Alana selama ini karena rasa cinta putranya pada sang menantu.

"Alana terguncang?" tanya Wijaya pada Abimana, dia khawatir pada kesehatan menantunya itu. Alana gadis baik-baik, menantunya pasti sangat terhina direndahkan oleh adik iparnya sendiri.

"Iya, Abi juga ikut andil membuat Alana depresi. Abi mengira Alana selingkuh dengan Aditya, hingga Abi mengabaikan Alana yang saat itu butuh kepercayaan dari Abi."

Abimana menyalakan kembali rekaman video yang diberikan Kinara padanya, sebagai bukti jika Alana tidak bersalah tapi justru menjadi korban dari bejatnya perbuatan dari Aditya.

Baik Wijaya dan Ajeng, keduanya menyalahkan Aditya. Merasa dipojokkan Aditya tidak terima, diapun bicara dan memberi tahu serta bukti pada semua orang.

"Aku melakukannya agar keluarga Mas Abi bahagia, Mas Abi itu tidak bisa memiliki keturunan." ucap Aditya membela diri.

Bab 19

Protagonis pria berdebat dengan adiknya disaksikan oleh kedua orang tua mereka yang saat itu tengah menikmati sarapan.

Orang tua protagonis kecewa pada anak bungsunya dan marah besar pada adik protagonis setelah tahu apa yang terjadi pada protagonis wanita, menantu mereka.

Adik protagonis pria tidak terima begitu saja disalahkan oleh kakak dan kedua orang tuanya. Dia mengeluarkan sebuah fakta yang membuat protagonis pria tidak lagi bisa bicara.

...🌿🌿🌿...

...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...

Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3 Bab 3. Bicara
4 Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5 Bab 5. Berbagi Kisah
6 Bab 6. Cemburu
7 Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8 Bab 8. Akan Mencari Tahu
9 Bab 9. Rencana Kinara
10 Bab 10 Terungkap
11 Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12 Bab 12. Pengakuan Aditya
13 Bab 13. Perasaan Alana
14 Bab 14. Penyesalan
15 Bab 15. Pertengkaran
16 Bab 16. Meminta Maaf
17 Bab 17. Depresi
18 Bab 18. Ulah Aditya
19 Bab 19. Memberitahu
20 Bab 20. Mengunjungi Alana
21 Bab 21. Keinginan Alana
22 Bab 22. Bertemu Wisnu
23 Bab 23. Surat Panggilan
24 Bab 24. Pindah
25 Bab 25. Menolak Bercerai
26 Bab 26. Kamar Impian
27 Bsb 27. Waktunya Bicara
28 Bab 28. Tidak Usah Takut
29 Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30 Bab 30. Bertemu Abimana
31 Bab 31. Sikap Wijaya
32 Bab 32. Semakin Dekat
33 Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34 Bab 34. Kedatangan Rendi
35 Bab 35. Hanya Satu Kali
36 Bab 36. Berbohong
37 Bab 37. Pengakuan Rachel
38 Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39 Bab 39. Abimana Pamit
40 Bab 40. Perbuatan Rachel.
41 Bab 41. Pengakuan Rendi
42 Bab 42. Ini Baru Awal
43 Bab 43. Melawan Restu
44 Bab 44. Dapat Bonus
45 Bab 45. Menerima Surat Cerai
46 Bab 46. Sidang Putusan
47 Bab 47. Permintaan Alana
48 Bab 48. Menemui Alana
49 Bab 49. Hati-Hati
50 Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51 Bab 51. Bertemu Naren
52 Bab 52. Terjawab Sudah
53 Bab 53. Obsesi Aditya
54 Bab 54. Kegelisahan Alana
55 Bab 55. Tertangkap
56 Bab 56. Papa Arkana
57 Bab 57. Akan Melawan
58 Bab 58. Cinta Pertama
59 Bab 59. Bayangan Hitam
60 Bab 60. Bersyukur
61 Bab 61. Kecewa
62 Bab 62. Kesal
63 Bab 63. Permintaan Ambar
64 Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65 Bab 65. Salah Menilai
66 Bab 66. Makan Malam
67 Bab 67. Menjelang Lamaran
68 Bab 68. Setelah Lamaran
69 Bab 69. Kekhawatiran Alana
70 Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71 Bab 71. Merasa Bodoh
72 Bab 72. Wanita Pertama
73 Bab 73. Menjelang Pernikahan
74 Bab 74. Menentukan Pilihan
75 Bab 75. Hari Pernikahan
76 Bab 76. Istirahat
77 Bab 77. Kehadiran Abimana
78 Bab 78. Membawa Kabur Alana
79 Bab 79. Maaf
80 Bab 80. Menyatu
81 Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82 Bab 82. Adik Bayi
83 Bab 83. Permintaan Dion
84 Bab 84. Dinara
85 Bab 85. Baik Baik Saja
86 Bab 86. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3
Bab 3. Bicara
4
Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5
Bab 5. Berbagi Kisah
6
Bab 6. Cemburu
7
Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8
Bab 8. Akan Mencari Tahu
9
Bab 9. Rencana Kinara
10
Bab 10 Terungkap
11
Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12
Bab 12. Pengakuan Aditya
13
Bab 13. Perasaan Alana
14
Bab 14. Penyesalan
15
Bab 15. Pertengkaran
16
Bab 16. Meminta Maaf
17
Bab 17. Depresi
18
Bab 18. Ulah Aditya
19
Bab 19. Memberitahu
20
Bab 20. Mengunjungi Alana
21
Bab 21. Keinginan Alana
22
Bab 22. Bertemu Wisnu
23
Bab 23. Surat Panggilan
24
Bab 24. Pindah
25
Bab 25. Menolak Bercerai
26
Bab 26. Kamar Impian
27
Bsb 27. Waktunya Bicara
28
Bab 28. Tidak Usah Takut
29
Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30
Bab 30. Bertemu Abimana
31
Bab 31. Sikap Wijaya
32
Bab 32. Semakin Dekat
33
Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34
Bab 34. Kedatangan Rendi
35
Bab 35. Hanya Satu Kali
36
Bab 36. Berbohong
37
Bab 37. Pengakuan Rachel
38
Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39
Bab 39. Abimana Pamit
40
Bab 40. Perbuatan Rachel.
41
Bab 41. Pengakuan Rendi
42
Bab 42. Ini Baru Awal
43
Bab 43. Melawan Restu
44
Bab 44. Dapat Bonus
45
Bab 45. Menerima Surat Cerai
46
Bab 46. Sidang Putusan
47
Bab 47. Permintaan Alana
48
Bab 48. Menemui Alana
49
Bab 49. Hati-Hati
50
Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51
Bab 51. Bertemu Naren
52
Bab 52. Terjawab Sudah
53
Bab 53. Obsesi Aditya
54
Bab 54. Kegelisahan Alana
55
Bab 55. Tertangkap
56
Bab 56. Papa Arkana
57
Bab 57. Akan Melawan
58
Bab 58. Cinta Pertama
59
Bab 59. Bayangan Hitam
60
Bab 60. Bersyukur
61
Bab 61. Kecewa
62
Bab 62. Kesal
63
Bab 63. Permintaan Ambar
64
Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65
Bab 65. Salah Menilai
66
Bab 66. Makan Malam
67
Bab 67. Menjelang Lamaran
68
Bab 68. Setelah Lamaran
69
Bab 69. Kekhawatiran Alana
70
Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71
Bab 71. Merasa Bodoh
72
Bab 72. Wanita Pertama
73
Bab 73. Menjelang Pernikahan
74
Bab 74. Menentukan Pilihan
75
Bab 75. Hari Pernikahan
76
Bab 76. Istirahat
77
Bab 77. Kehadiran Abimana
78
Bab 78. Membawa Kabur Alana
79
Bab 79. Maaf
80
Bab 80. Menyatu
81
Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82
Bab 82. Adik Bayi
83
Bab 83. Permintaan Dion
84
Bab 84. Dinara
85
Bab 85. Baik Baik Saja
86
Bab 86. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!