Bab 17. Depresi

Abimana baru saja keluar dari kamar yang ditempati Alana. Istrinya tidak mau bayak bicara dengannya, tapi Abimana tidak akan meninggalkan Alana bagaimanapun kondisi istrinya. Dia yang menyebabkan Alana seperti ini, menjadikan wanita yang dicintainya depresi dan terpaksa dia titipkan di rumah sakit jiwa untuk mengembalikan keceriaan seorang Alana.

"Yang saya lihat ibu baik-baik saja Pak. Memang dia banyak diam setelah bapak datang." ucap perawat yang Abimana titipkan untuk menjaga Alana.

"Memang saya yang salah, karena itu dia seperti ini pada saya." jawab Abimana.

"Apa sebaiknya saya tidak terlalu sering mengunjungi istri saya?" tanya Abimana meminta pendapat.

"Jangan Pak. Nanti dia semakin merasa tidak dipedulikan oleh Bapak." jawab perawat itu.

"Begitu ya?" ucap Abimana yang membenarkan jawaban perawat tersebut.

"Istri saya butuh kepercayaan saya saat itu, tapi saya mengecewakannya dan membuatnya seperti ini." ucap Abimana lagi.

"Ya karena itu, Bapak harus sering mengunjungi ibu." sahut perawat itu, "Apa lagi bu Alana terlihat akrab dan nyaman saat dokter Dirga memeriksanya. Mereka berbincang layaknya seperti teman, sangat akrab." ucap perawat itu menjelaskan.

"Oh ya Pak, saya lupa. Ibu Alana menayakan putranya, sepertinya dia rindu dan ingin bertemu." timpal perawat itu lagi begitu melihat raut wajah Abimana yang terlihat tidak nyaman mendengar penjelasannya mengenai kedekatan Alana dan dokter Dirga yang merawat Alana.

Abimana terdiam sesaat, "Apa tidak apa-apa mempertemukan mereka? Saya takut...."

"Tidak apa-apa, nanti sambil kita awasi. Siapa tahu dengan bertemu putranya, bu Alana bisa cepat sembuh." ucap perawat itu meyakinkan Abimana.

"Besok saya akan membawa putra saya menemui mamanya." jawab Abimana meski masih ragu. Dia ingat apa yang menyebabkannya meititipkan Alana dirumah sakit jiwa.

Alana merindukan Arkana, sudah dua hari ini dia terpisah dengan putranya. Jika saja dia berhati-hati, babysitter itu tidak akan salah paham.

Siapa sangka dengan membiarkan pemikiran babysitter Arkana, kini Alana diasingkan kerumah sakit jiwa oleh Abimana. Bukan sedih, Alana seolah menikmati perannya yang dikira depresi, atau dia sebenarnya memang defresi tapi tidak menyadarinya? Tidak, dia tidak depresi. Alana hanya ingin bermain-main sebentar sambil mempersiapkan semuanya lalu pergi dari hidup Abimana setelah memberikan pelajaran pada pria itu.

Alana tidak ingin lagi berhubungan dengan keluarga Rahardian. Jika tetap bersama Abimana, maka tidak bisa dihindari dia akan sering bertemu dengan Aditya. Alana tidak menginginkan itu, dia benci Aditya, dia juga kecewa dengan Abimana. Jadi biarkan dia pergi jauh dari keluarga itu, melanjutkan hidupnya meski tanpa cinta lagi.

Abimana masih berdiam diri di dalam mobil, dia tidak berani melajukan kendaraanya dalam keadaan kacau seperti saat ini. Abimana memang mengiyakan saran perawat itu untuk membawa Arkana menemui Alana, tapi Abimana takut. Alasannya menitipkan Alana dirumah sakit jiwa karena tidak ingin Alana melukai Arkana.

Abimana melihat layar ponselnya yang berdering, ada panggilan telepon dari babysitter Arkana. Takut ada sesuatu yang terjadi pada putranya, Abimana langsung menerima panggilan itu.

"Ada apa mbak?" tanya Abimana begitu panggilannya tersambung.

"Pak... ibu... Pak!" ucap babysitter itu gugup.

"Ada apa sama istri saya?" tanya Abimana.

"Ibu tadi mencoba menutup wajah Arkana dengan bantal Pak." jawab Rina takut-takut.

"Kamu jangan asal bicara ya!" seru Abimana tidak percaya dengan laporan babysitter Arkana.

"Saya tidak asal bicara Pak." bela Rina, lalu dia menceritakan mulai dari dia yang ke dapur hingga melihat Alana yang memegang bantal Arkana yang akan Alana letakkan diwajah bayi tampan itu.

"Dimana ibu sekarang?" tanya Abimana.

"Kembali kekamar, Pak." jawab Rina cepat.

Abimana segera meraih kunci mobil dan ponsel yang tergeletak diatas meja kerjanya. Dia harus segera tiba dirumah dan melihat kondisi kejiawaan Alana yang akhir-akhiri ini menjadi kekhawatirannya dan Abimana menyalahkan dirinya yang membuat Alana terguncang seperti saat ini.

"Maafkan Mas, Al. Bukan salah kamu, tapi salah Mas." ucap Abimana dan dia terus berdoa semoga Alana dan Arkana baik-baik saja.

Kejadian itu tidak pernah pergi dari ingatan Abimana. Sungguh Abimana takut Alana akan kembali melakukannya pada Arkana.

"Kamu tidak salah Jef?" tanya Aditya tidak percaya saat tahu Alana dititipkan dirumah sakit jiwa oleh Abimana.

"Lo udah merusak hidup orang yang lo cintai Dit. Ini bukan cinta namanya!" kesal Jefri dengan tingkah sahabatnya itu.

Disinilah sekarang Aditya berada, dirumah sakit jiwa. Jangan tanyakan mengapa dia punya akses untuk bisa menemui Alana, tentu saja dengan nama Rahardian yang tersemat di kartu identitasnya saat diperiksa pihak penjaga.

Aditya bisa melihat Alana sedang duduk dipinggir jendela sambil menatap keluar. Wanita itu hanya diam membuat Aditya merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan. Tidak menyangka jika Alana, wanita yang dicintainya berakhir seperti ini.

Al!" panggil Aditya.

Alana sedikit tersentak dari lamunannya. Dia tidak mengira Aditya berani mengunjunginya. Untung saja dia dalam keadaan membelakangi pria itu sehingga tidak melihat keterkejutannya.

"Maafkan aku." ucap Aditya lagi.

"Maaf membuat hidupmu sesulit ini. Aku... aku hanya ingin kamu bahagia Al."

Alana tidak menjawab juga tidak merespon, dia belum mempersiapkan diri dengan kedatangan Aditya yang tiba-tiba mengunjunginya.

"Kamu mau apa datang kesini Aditya?" tanya Kinara yang baru saja tiba.

Aditya berbalik untuk melihat Kinara yang masih berdiri di ambang pintu, "Aku mengunjungi orang yang aku cintai, apa salah?" jawab Aditya.

Kinara hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban laki-laki gila itu. Dia melangkah masuk untuk medekati Alana dan melewati Aditya begitu saja.

"AL!" panggil Kinara sambil menepuk punggung sahabatnya.

"Suruh dia keluar dari sini Ki." pinta Alana.

Kinara melihat kearah Aditya, "Kamu dengar sendiri, kan?" ucap Kinara.

"Baiklah, aku akan pergi. Besok aku akan datang lagi Al. Sampai kamu memaafkan dan menerima aku." ucap Aditya.

Tidak ada jawaban dari Alana, membuat Aditya pergi begitu saja. Apa lagi ada Kinara yang menatapnya tajam seolah akan menelanya hidup-hidup.

Kinara menutup rapat pintu kamar Alana setelah Aditya pergi, dia sudah tidak sabar meminta klarifikasi dari Alana mengapa sahabatnya itu bisa berakhir di rumah sakit jiwa. Dua hari kemarin dia harus keluar kota, karena itu baru hari ini dia bisa mengunjungi sahabatnya.

"Jadi bisa jelaskan ada apa Alana Pratiwi?" tanya Kinara sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang, sudah seperti emak-emak yang akan memarahi anaknya.

"Kenapa nggak sekalian bawa sapu!" seru Alana sambil terkikik geli.

Kinara memutar bola mata malas, dia khawatir pada Alana tapi sahabatnya ini justru baik-baik saja.

"Sakit emang kamu Al." ucap Kinara kesal.

"Kenapa tidak mengajak Kana?" tanya Alana.

"Aku tidak mampir kerumah kamu. Kalau aku bawa Kana, Abi belum tentu mengizinkan." jawab Kinara.

"Dia tidak punya hak pada Kana." sahut Alana.

"Tapi Kana dalam pengawasan Abimana sekarang, Al. Kenapa juga sih sok-sokan pake acara mengabaikan Arkana.

"Aku nggak gitu Ki. Jujur sempat terlintas membenci Kana kerena ingat siapa ayahnya. Tapi dia tidak salah, dia tidak tahu apa-apa, dan aku bukan orang yang lemah iman hingga tega pada mahluk mengemaskan yang terlahir dirahimku untuk aku buang." jawab Alana.

"Lalu kenapa bisa kamu berada disini?" tanya Kinara.

"Salah faham."

...🌿🌿🌿...

...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...

Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3 Bab 3. Bicara
4 Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5 Bab 5. Berbagi Kisah
6 Bab 6. Cemburu
7 Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8 Bab 8. Akan Mencari Tahu
9 Bab 9. Rencana Kinara
10 Bab 10 Terungkap
11 Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12 Bab 12. Pengakuan Aditya
13 Bab 13. Perasaan Alana
14 Bab 14. Penyesalan
15 Bab 15. Pertengkaran
16 Bab 16. Meminta Maaf
17 Bab 17. Depresi
18 Bab 18. Ulah Aditya
19 Bab 19. Memberitahu
20 Bab 20. Mengunjungi Alana
21 Bab 21. Keinginan Alana
22 Bab 22. Bertemu Wisnu
23 Bab 23. Surat Panggilan
24 Bab 24. Pindah
25 Bab 25. Menolak Bercerai
26 Bab 26. Kamar Impian
27 Bsb 27. Waktunya Bicara
28 Bab 28. Tidak Usah Takut
29 Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30 Bab 30. Bertemu Abimana
31 Bab 31. Sikap Wijaya
32 Bab 32. Semakin Dekat
33 Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34 Bab 34. Kedatangan Rendi
35 Bab 35. Hanya Satu Kali
36 Bab 36. Berbohong
37 Bab 37. Pengakuan Rachel
38 Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39 Bab 39. Abimana Pamit
40 Bab 40. Perbuatan Rachel.
41 Bab 41. Pengakuan Rendi
42 Bab 42. Ini Baru Awal
43 Bab 43. Melawan Restu
44 Bab 44. Dapat Bonus
45 Bab 45. Menerima Surat Cerai
46 Bab 46. Sidang Putusan
47 Bab 47. Permintaan Alana
48 Bab 48. Menemui Alana
49 Bab 49. Hati-Hati
50 Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51 Bab 51. Bertemu Naren
52 Bab 52. Terjawab Sudah
53 Bab 53. Obsesi Aditya
54 Bab 54. Kegelisahan Alana
55 Bab 55. Tertangkap
56 Bab 56. Papa Arkana
57 Bab 57. Akan Melawan
58 Bab 58. Cinta Pertama
59 Bab 59. Bayangan Hitam
60 Bab 60. Bersyukur
61 Bab 61. Kecewa
62 Bab 62. Kesal
63 Bab 63. Permintaan Ambar
64 Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65 Bab 65. Salah Menilai
66 Bab 66. Makan Malam
67 Bab 67. Menjelang Lamaran
68 Bab 68. Setelah Lamaran
69 Bab 69. Kekhawatiran Alana
70 Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71 Bab 71. Merasa Bodoh
72 Bab 72. Wanita Pertama
73 Bab 73. Menjelang Pernikahan
74 Bab 74. Menentukan Pilihan
75 Bab 75. Hari Pernikahan
76 Bab 76. Istirahat
77 Bab 77. Kehadiran Abimana
78 Bab 78. Membawa Kabur Alana
79 Bab 79. Maaf
80 Bab 80. Menyatu
81 Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82 Bab 82. Adik Bayi
83 Bab 83. Permintaan Dion
84 Bab 84. Dinara
85 Bab 85. Baik Baik Saja
86 Bab 86. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3
Bab 3. Bicara
4
Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5
Bab 5. Berbagi Kisah
6
Bab 6. Cemburu
7
Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8
Bab 8. Akan Mencari Tahu
9
Bab 9. Rencana Kinara
10
Bab 10 Terungkap
11
Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12
Bab 12. Pengakuan Aditya
13
Bab 13. Perasaan Alana
14
Bab 14. Penyesalan
15
Bab 15. Pertengkaran
16
Bab 16. Meminta Maaf
17
Bab 17. Depresi
18
Bab 18. Ulah Aditya
19
Bab 19. Memberitahu
20
Bab 20. Mengunjungi Alana
21
Bab 21. Keinginan Alana
22
Bab 22. Bertemu Wisnu
23
Bab 23. Surat Panggilan
24
Bab 24. Pindah
25
Bab 25. Menolak Bercerai
26
Bab 26. Kamar Impian
27
Bsb 27. Waktunya Bicara
28
Bab 28. Tidak Usah Takut
29
Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30
Bab 30. Bertemu Abimana
31
Bab 31. Sikap Wijaya
32
Bab 32. Semakin Dekat
33
Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34
Bab 34. Kedatangan Rendi
35
Bab 35. Hanya Satu Kali
36
Bab 36. Berbohong
37
Bab 37. Pengakuan Rachel
38
Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39
Bab 39. Abimana Pamit
40
Bab 40. Perbuatan Rachel.
41
Bab 41. Pengakuan Rendi
42
Bab 42. Ini Baru Awal
43
Bab 43. Melawan Restu
44
Bab 44. Dapat Bonus
45
Bab 45. Menerima Surat Cerai
46
Bab 46. Sidang Putusan
47
Bab 47. Permintaan Alana
48
Bab 48. Menemui Alana
49
Bab 49. Hati-Hati
50
Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51
Bab 51. Bertemu Naren
52
Bab 52. Terjawab Sudah
53
Bab 53. Obsesi Aditya
54
Bab 54. Kegelisahan Alana
55
Bab 55. Tertangkap
56
Bab 56. Papa Arkana
57
Bab 57. Akan Melawan
58
Bab 58. Cinta Pertama
59
Bab 59. Bayangan Hitam
60
Bab 60. Bersyukur
61
Bab 61. Kecewa
62
Bab 62. Kesal
63
Bab 63. Permintaan Ambar
64
Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65
Bab 65. Salah Menilai
66
Bab 66. Makan Malam
67
Bab 67. Menjelang Lamaran
68
Bab 68. Setelah Lamaran
69
Bab 69. Kekhawatiran Alana
70
Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71
Bab 71. Merasa Bodoh
72
Bab 72. Wanita Pertama
73
Bab 73. Menjelang Pernikahan
74
Bab 74. Menentukan Pilihan
75
Bab 75. Hari Pernikahan
76
Bab 76. Istirahat
77
Bab 77. Kehadiran Abimana
78
Bab 78. Membawa Kabur Alana
79
Bab 79. Maaf
80
Bab 80. Menyatu
81
Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82
Bab 82. Adik Bayi
83
Bab 83. Permintaan Dion
84
Bab 84. Dinara
85
Bab 85. Baik Baik Saja
86
Bab 86. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!