Berdasarkan informasi dari orang kepercayaanya, Abimana bisa mengetahui bahwa Aditya malam ini masih berada di rumah sakit. Tanpa perlu berpikir panjang, Abimana pun bergegas menuju rumah sakit. Setelah tahu ayah dari Arkana adalah adiknya sendiri, maka, Abimana langsung menugaskan seseorang yang dia percaya untuk mengawasi pergerakan Aditya setiap harinya.
Abimana hanya ingin tahu sejauh mana hubungan Aditya dan Alana, seberapa sering Aditya dan Alana bertemu dan menghabiskan waktu bersama, baik dirumahnya maupun diluar rumah, serta kegiatan Aditya yang lainnya.
Sayangnya, laporan yang dia terima tidak seperti dugaanya. Aditya tidak pernah menemui Alana, mereka juga tidak sering menghabiskan waktu bersama. Namun Abimana sempat marah saat tahu Alana berkunjung ke apartement milik Aditya, tapi dia redam saat tahu Alana tidak pergi sendiri, ada Kinara yang menemani istrinya itu.
Sekarang Abimana tahu apa yang terjadi di apartement milik Aditya hari itu. Rekaman video yang Kinara putar lebih dari cukup menjelaskan perilaku buruk Aditya. Sekarang Abimana hanya bisa menyesal, harusnya dia mendengar penjelasan Alana.
"Bang Abi?" tegur Jefri, sahabat Aditya yang juga berprofesi sebagai dokter.
Abimana yang berjalan sambil memikirkan Alana tersentak kaget dengan saapaan itu. Dengan cepat dia mengembalikan kesadarannya, "Jef, aku ingin bertemu Aditya." ucap Abimana membalas teguran dari Jefri.
"Dia ada diruangannya Bang, aku baru saja dari sana." ucap Jefri memberitahu Abimana.
"Baiklah, thank you." balas Abimana yang langsung mendapat anggukan dari Jefri.
Abimana melangkah meningalkan Jefri yang masih berdiri ditempatnya, menatap punggung Abimana yang semakin menjauh.
"Tidak biasanya bang Abi sampai datang berkunjung jika bukan karena Arkana sakit. Ada apa ya?" tanya Jefri dengan dirinya sendiri.
Alih-alih mengetuk pintu ruangan Aditya, Abimana langsung saja mendorong pintu yang memang tidak tertutup rapat itu. Ada seorang perawat wanita sedang bicara dengan Aditya.
"Mas Abi." sapa Aditya, meski terkejut tapi dia bisa menagkap radar kemarahan seorang Abimana.
"Seli, kita bahas masalah ini nanti lagi. Saya ada tamu penting." ucap Aditya agar Seli yang sedang memberikan laporan tentang rumah sakit selama dia tinggalkan segera pergi.
Tidak perlu diperingatkan dua kali, Seli langsung pamit dan segera keluar dari ruangan Aditya.
"Tolong pintunya ditutup yang rapat!" ucap Aditya lagi begitu Seli sudah berada didekat pintu.
BUUGH
Bukan suara pintu yang ditutup Seli, melainkan tinju keras yang Abimana hantamkan tepat di wajah Aditya bagian kiri membuat dokter tampan itu sampai menoleh kearah kanan.
"Mas!" teriak Aditya yang tidak siap dengan tinju yang dilayangkan Abimana padanya.
"Ada apa?" tanya Aditya, meski dia tahu apa yang menyebabkan kemarahan Abimana.
Apalagi jika bukan karena kakaknya itu sudah tahu siapa ayah Arkana. Seperti dugaan Aditya, entah Alana ataupun Kinara, pasti akan memberitahu Abimana tentang pengakuannya. Aditya tidak menyesal, dengan begini dia bisa meminta kakaknya untuk melepaskan Alana dan menyerahkan ibu dari putranya itu padanya.
"Setelah apa yang kamu laukan pada Alana, kamu masih bisa bertanya ada apa? Adik ipar seperti apa kamu ini, Aditya!" ucap Abimana kesal mendengar pertanyaan yang diajukan Aditya.
Niatnya hanya satu kali memberikan tinjunya pada Aditya, namun mendengar pertanyaan Aditya yang seolah tidak mempunyai rasa bersalah membuat Abimana kembali memberikan tinjunya, kali ini tepat diperut Aditya, dua kali berturut-turut hingga adiknya itu merasa kesakitan dan memegangi perutnya.
Aditya merasakan sakit yang luar biasa akibat tinju yang diberikan Abimana, Aditya akui tenaga kakaknya sangat besar saat dikuasai amarah seperti saat ini. Tidak terima ditinju oleh sang kakak, Aditya bersiap membalas. Sayangnya Abimana sudah siap dengan serangan balasan Aditya hingga mampu menghindar dan Aditya harus pasrah jika tangannya hanya memukul angin.
Namun, aksi saling pukul tidak dapat dihindari setelah Abimana berhasil menghindari pukulan dari Aditya. Keduanya kembali terlibat saling menyerang dan menghindar untuk bertahan. Tidak ada yang akan mengalah demi mempertahankan ego masing-masing. Seolah sudah ada kesepakatan jika mereka akan terus berseteru hingga salah satu mereka sudah tidak berdaya.
"Bang Abi! Aditya! Apa-apan kalian berdua ini!" bentak Jefri setelah berhasil membuka pinta dan disuguhi ruangan yang berantakan serta dua orang yang bersiap saling menyerang.
Awalnya dia ingin mengabaikan keingintahuannya, tapi jiwa kepo seorang Jefri mendorongnya untuk mencari tahu apa yang menyebabkan Abimana berkunjung kerumah sakit ini. Jefri yang sudah berjalan berlawanan arah dengan Abimana segera berbalik lalu berjalan menuju ruangan Aditya. Tiba didepan pintu ruangan Aditya yang bertuliskan pimpinan rumah sakit, Jefri menemukan pintu itu tertutup rapat. Namun suara berisik didalamnya semakin mengusik keingintahuan seorang Jefri yang segera membuka pintu dan menemukan dua pria dewasa tengah bergelut saling memukul dan menghindar.
Suara bentakan Jefri mampu mengalihkan perhatian Abimana dan Aditya yang membuat mereka menghentikan kegiatan saling pukul keduanya. Melihat itu, Jefri segera menarik Aditya menjauh dari Abimana.
"Ini rumah sakit, ayolah kalian bukan anak-anak lagi tapi sudah bisa membuat anak." ucap Jefri yang langsung mendapatkan delikan dari Abimana dan Aditya.
"Mengapa harus menyelesaikan masalah dengan kekerasan sih! Seperti anak remaja saja yang suka tawuran." ucap Jefri lagi. Dia kesal sekaligus penasaran, apa yang menyebabkan kedua saudara ini hilang kontrol seperti ini?
Mengapa dua saudara yang saling menghormati dan saling menyayangi ini harus berakhir dengan adu kekuatan fisik? Sunguh tidak mencerminkan nama keluarga Rahardian yang mereka sandang. Keluarga yang terkenal dengan sikap santun, ramah dan selalu mengedepankan rasa kekeluargaan hingga hidup mereka selalu damai sejahtera. Setidaknya itulah yang Jefri ketahui dan dia lihat dengan mata kepalanya sendiri sejak bersahabat dengan Aditya. Tapi sekarang, apa yang dia lihat?
"Kalian ada masalah apa? Bukankah bisa dibicarakan dengan baik-baik?" tanya Jefri memberanikan diri setelah Abimana dan Aditya sudah sama-sama tenang dengan dia yang berdiri diantara keduanya.
"Bicara baik-baik dengan laki-laki pengecut yang berani memperkosa kakak iparnya, apa masih pantas?" jawab Abimana.
"HA!" ucap Jefri terkejut, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Lalu pandangan tajam Jefri menunjuk pada Aditya, meminta penjelasan apa yang diucapkan Abimana itu benar?
"Aku mencintai Alana." ucap Aditya tanpa peduli Abimana yang sudah mengepalkan tangannya bersiap kembali untuk memukul adiknya itu.
"Kamu gila Aditya!" seru Jefri yang lagi-lagi tidak percaya dengan jawaban yang diberikan sahabatnya itu.
Bagaimana bisa sahabatnya itu meniduri kakak iparnya? Dan sekarang terang-terangan mengaku jika mencintai wanita cantik itu dihadapan suaminya. Sungguh sulit untuk Jefri dapat percaya.
Sekarang dia tahu mengapa Abimana melayangkan tinju pada Aditya. Harusnya bukan hanya tinju, Abimana bisa melakukan lebih dari itu. Jefri tertawa menarik perhatian dua orang yang masih berseteru tersebut. Keduanya memang tidak lagi saling pukul, tapi saling mengutarakan argumen masing-masing.
"Kenapa kamu tertawa Jef?" tanya Aditya heran.
"Kamu masih bertanya kenapa?" ucap Jefri balik bertanya.
Jefri berdecak kesal karena sepertinya Aditya tidak mengerti dengan kesalahan besar yang sudah dia lakukan.
"Kamu tidak merasa bersalah?" tanya Jefri.
"Apa yang salah mencintai wanita yang kebetulan berstatus kakak ipar?" Aditya balik bertanya.
"Tidak salah, tapi tidak berarti kamu bisa melakukan hal gila ini Aditya!" ucap Jefri prustasi.
"Bang, silakan jika kamu ingin memukulnya lagi. Aku akan membantu!" seru Jefri yang membuat Aditya kesal dan Abimana tertawa.
"Kamu baru tahu jika sahabat kamu itu gila, Jef." ucap Abimana.
"Lebih dari gila hanya karena cinta." sahut Jefri ikut tertawa.
Abimana menepuk bahu Jefri, "Aku sudah cukup bersenang-senang malam ini, Jef. Sekarang urus sahabatmu itu!" ucap Abimana.
"Mau kemana Bang?" tanya Jefri.
"Pulang dan menemani Alana yang terus menagis dan melamun." jawab Abimana.
"Pantas saja Abang tidak bisa menahan untuk tidak memukul cecurut satu ini." sahut Jefri lalu terkekeh.
...🌿🌿🌿...
...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments