Bab 15. Pertengkaran

Berdasarkan informasi dari orang kepercayaanya, Abimana bisa mengetahui bahwa Aditya malam ini masih berada di rumah sakit. Tanpa perlu berpikir panjang, Abimana pun bergegas menuju rumah sakit. Setelah tahu ayah dari Arkana adalah adiknya sendiri, maka, Abimana langsung menugaskan seseorang yang dia percaya untuk mengawasi pergerakan Aditya setiap harinya.

Abimana hanya ingin tahu sejauh mana hubungan Aditya dan Alana, seberapa sering Aditya dan Alana bertemu dan menghabiskan waktu bersama, baik dirumahnya maupun diluar rumah, serta kegiatan Aditya yang lainnya.

Sayangnya, laporan yang dia terima tidak seperti dugaanya. Aditya tidak pernah menemui Alana, mereka juga tidak sering menghabiskan waktu bersama. Namun Abimana sempat marah saat tahu Alana berkunjung ke apartement milik Aditya, tapi dia redam saat tahu Alana tidak pergi sendiri, ada Kinara yang menemani istrinya itu.

Sekarang Abimana tahu apa yang terjadi di apartement milik Aditya hari itu. Rekaman video yang Kinara putar lebih dari cukup menjelaskan perilaku buruk Aditya. Sekarang Abimana hanya bisa menyesal, harusnya dia mendengar penjelasan Alana.

"Bang Abi?" tegur Jefri, sahabat Aditya yang juga berprofesi sebagai dokter.

Abimana yang berjalan sambil memikirkan Alana tersentak kaget dengan saapaan itu. Dengan cepat dia mengembalikan kesadarannya, "Jef, aku ingin bertemu Aditya." ucap Abimana membalas teguran dari Jefri.

"Dia ada diruangannya Bang, aku baru saja dari sana." ucap Jefri memberitahu Abimana.

"Baiklah, thank you." balas Abimana yang langsung mendapat anggukan dari Jefri.

Abimana melangkah meningalkan Jefri yang masih berdiri ditempatnya, menatap punggung Abimana yang semakin menjauh.

"Tidak biasanya bang Abi sampai datang berkunjung jika bukan karena Arkana sakit. Ada apa ya?" tanya Jefri dengan dirinya sendiri.

Alih-alih mengetuk pintu ruangan Aditya, Abimana langsung saja mendorong pintu yang memang tidak tertutup rapat itu. Ada seorang perawat wanita sedang bicara dengan Aditya.

"Mas Abi." sapa Aditya, meski terkejut tapi dia bisa menagkap radar kemarahan seorang Abimana.

"Seli, kita bahas masalah ini nanti lagi. Saya ada tamu penting." ucap Aditya agar Seli yang sedang memberikan laporan tentang rumah sakit selama dia tinggalkan segera pergi.

Tidak perlu diperingatkan dua kali, Seli langsung pamit dan segera keluar dari ruangan Aditya.

"Tolong pintunya ditutup yang rapat!" ucap Aditya lagi begitu Seli sudah berada didekat pintu.

BUUGH

Bukan suara pintu yang ditutup Seli, melainkan tinju keras yang Abimana hantamkan tepat di wajah Aditya bagian kiri membuat dokter tampan itu sampai menoleh kearah kanan.

"Mas!" teriak Aditya yang tidak siap dengan tinju yang dilayangkan Abimana padanya.

"Ada apa?" tanya Aditya, meski dia tahu apa yang menyebabkan kemarahan Abimana.

Apalagi jika bukan karena kakaknya itu sudah tahu siapa ayah Arkana. Seperti dugaan Aditya, entah Alana ataupun Kinara, pasti akan memberitahu Abimana tentang pengakuannya. Aditya tidak menyesal, dengan begini dia bisa meminta kakaknya untuk melepaskan Alana dan menyerahkan ibu dari putranya itu padanya.

"Setelah apa yang kamu laukan pada Alana, kamu masih bisa bertanya ada apa? Adik ipar seperti apa kamu ini, Aditya!" ucap Abimana kesal mendengar pertanyaan yang diajukan Aditya.

Niatnya hanya satu kali memberikan tinjunya pada Aditya, namun mendengar pertanyaan Aditya yang seolah tidak mempunyai rasa bersalah membuat Abimana kembali memberikan tinjunya, kali ini tepat diperut Aditya, dua kali berturut-turut hingga adiknya itu merasa kesakitan dan memegangi perutnya.

Aditya merasakan sakit yang luar biasa akibat tinju yang diberikan Abimana, Aditya akui tenaga kakaknya sangat besar saat dikuasai amarah seperti saat ini. Tidak terima ditinju oleh sang kakak, Aditya bersiap membalas. Sayangnya Abimana sudah siap dengan serangan balasan Aditya hingga mampu menghindar dan Aditya harus pasrah jika tangannya hanya memukul angin.

Namun, aksi saling pukul tidak dapat dihindari setelah Abimana berhasil menghindari pukulan dari Aditya. Keduanya kembali terlibat saling menyerang dan menghindar untuk bertahan. Tidak ada yang akan mengalah demi mempertahankan ego masing-masing. Seolah sudah ada kesepakatan jika mereka akan terus berseteru hingga salah satu mereka sudah tidak berdaya.

"Bang Abi! Aditya! Apa-apan kalian berdua ini!" bentak Jefri setelah berhasil membuka pinta dan disuguhi ruangan yang berantakan serta dua orang yang bersiap saling menyerang.

Awalnya dia ingin mengabaikan keingintahuannya, tapi jiwa kepo seorang Jefri mendorongnya untuk mencari tahu apa yang menyebabkan Abimana berkunjung kerumah sakit ini. Jefri yang sudah berjalan berlawanan arah dengan Abimana segera berbalik lalu berjalan menuju ruangan Aditya. Tiba didepan pintu ruangan Aditya yang bertuliskan pimpinan rumah sakit, Jefri menemukan pintu itu tertutup rapat. Namun suara berisik didalamnya semakin mengusik keingintahuan seorang Jefri yang segera membuka pintu dan menemukan dua pria dewasa tengah bergelut saling memukul dan menghindar.

Suara bentakan Jefri mampu mengalihkan perhatian Abimana dan Aditya yang membuat mereka menghentikan kegiatan saling pukul keduanya. Melihat itu, Jefri segera menarik Aditya menjauh dari Abimana.

"Ini rumah sakit, ayolah kalian bukan anak-anak lagi tapi sudah bisa membuat anak." ucap Jefri yang langsung mendapatkan delikan dari Abimana dan Aditya.

"Mengapa harus menyelesaikan masalah dengan kekerasan sih! Seperti anak remaja saja yang suka tawuran." ucap Jefri lagi. Dia kesal sekaligus penasaran, apa yang menyebabkan kedua saudara ini hilang kontrol seperti ini?

Mengapa dua saudara yang saling menghormati dan saling menyayangi ini harus berakhir dengan adu kekuatan fisik? Sunguh tidak mencerminkan nama keluarga Rahardian yang mereka sandang. Keluarga yang terkenal dengan sikap santun, ramah dan selalu mengedepankan rasa kekeluargaan hingga hidup mereka selalu damai sejahtera. Setidaknya itulah yang Jefri ketahui dan dia lihat dengan mata kepalanya sendiri sejak bersahabat dengan Aditya. Tapi sekarang, apa yang dia lihat?

"Kalian ada masalah apa? Bukankah bisa dibicarakan dengan baik-baik?" tanya Jefri memberanikan diri setelah Abimana dan Aditya sudah sama-sama tenang dengan dia yang berdiri diantara keduanya.

"Bicara baik-baik dengan laki-laki pengecut yang berani memperkosa kakak iparnya, apa masih pantas?" jawab Abimana.

"HA!" ucap Jefri terkejut, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Lalu pandangan tajam Jefri menunjuk pada Aditya, meminta penjelasan apa yang diucapkan Abimana itu benar?

"Aku mencintai Alana." ucap Aditya tanpa peduli Abimana yang sudah mengepalkan tangannya bersiap kembali untuk memukul adiknya itu.

"Kamu gila Aditya!" seru Jefri yang lagi-lagi tidak percaya dengan jawaban yang diberikan sahabatnya itu.

Bagaimana bisa sahabatnya itu meniduri kakak iparnya? Dan sekarang terang-terangan mengaku jika mencintai wanita cantik itu dihadapan suaminya. Sungguh sulit untuk Jefri dapat percaya.

Sekarang dia tahu mengapa Abimana melayangkan tinju pada Aditya. Harusnya bukan hanya tinju, Abimana bisa melakukan lebih dari itu. Jefri tertawa menarik perhatian dua orang yang masih berseteru tersebut. Keduanya memang tidak lagi saling pukul, tapi saling mengutarakan argumen masing-masing.

"Kenapa kamu tertawa Jef?" tanya Aditya heran.

"Kamu masih bertanya kenapa?" ucap Jefri balik bertanya.

Jefri berdecak kesal karena sepertinya Aditya tidak mengerti dengan kesalahan besar yang sudah dia lakukan.

"Kamu tidak merasa bersalah?" tanya Jefri.

"Apa yang salah mencintai wanita yang kebetulan berstatus kakak ipar?" Aditya balik bertanya.

"Tidak salah, tapi tidak berarti kamu bisa melakukan hal gila ini Aditya!" ucap Jefri prustasi.

"Bang, silakan jika kamu ingin memukulnya lagi. Aku akan membantu!" seru Jefri yang membuat Aditya kesal dan Abimana tertawa.

"Kamu baru tahu jika sahabat kamu itu gila, Jef." ucap Abimana.

"Lebih dari gila hanya karena cinta." sahut Jefri ikut tertawa.

Abimana menepuk bahu Jefri, "Aku sudah cukup bersenang-senang malam ini, Jef. Sekarang urus sahabatmu itu!" ucap Abimana.

"Mau kemana Bang?" tanya Jefri.

"Pulang dan menemani Alana yang terus menagis dan melamun." jawab Abimana.

"Pantas saja Abang tidak bisa menahan untuk tidak memukul cecurut satu ini." sahut Jefri lalu terkekeh.

...🌿🌿🌿...

...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...

Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3 Bab 3. Bicara
4 Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5 Bab 5. Berbagi Kisah
6 Bab 6. Cemburu
7 Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8 Bab 8. Akan Mencari Tahu
9 Bab 9. Rencana Kinara
10 Bab 10 Terungkap
11 Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12 Bab 12. Pengakuan Aditya
13 Bab 13. Perasaan Alana
14 Bab 14. Penyesalan
15 Bab 15. Pertengkaran
16 Bab 16. Meminta Maaf
17 Bab 17. Depresi
18 Bab 18. Ulah Aditya
19 Bab 19. Memberitahu
20 Bab 20. Mengunjungi Alana
21 Bab 21. Keinginan Alana
22 Bab 22. Bertemu Wisnu
23 Bab 23. Surat Panggilan
24 Bab 24. Pindah
25 Bab 25. Menolak Bercerai
26 Bab 26. Kamar Impian
27 Bsb 27. Waktunya Bicara
28 Bab 28. Tidak Usah Takut
29 Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30 Bab 30. Bertemu Abimana
31 Bab 31. Sikap Wijaya
32 Bab 32. Semakin Dekat
33 Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34 Bab 34. Kedatangan Rendi
35 Bab 35. Hanya Satu Kali
36 Bab 36. Berbohong
37 Bab 37. Pengakuan Rachel
38 Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39 Bab 39. Abimana Pamit
40 Bab 40. Perbuatan Rachel.
41 Bab 41. Pengakuan Rendi
42 Bab 42. Ini Baru Awal
43 Bab 43. Melawan Restu
44 Bab 44. Dapat Bonus
45 Bab 45. Menerima Surat Cerai
46 Bab 46. Sidang Putusan
47 Bab 47. Permintaan Alana
48 Bab 48. Menemui Alana
49 Bab 49. Hati-Hati
50 Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51 Bab 51. Bertemu Naren
52 Bab 52. Terjawab Sudah
53 Bab 53. Obsesi Aditya
54 Bab 54. Kegelisahan Alana
55 Bab 55. Tertangkap
56 Bab 56. Papa Arkana
57 Bab 57. Akan Melawan
58 Bab 58. Cinta Pertama
59 Bab 59. Bayangan Hitam
60 Bab 60. Bersyukur
61 Bab 61. Kecewa
62 Bab 62. Kesal
63 Bab 63. Permintaan Ambar
64 Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65 Bab 65. Salah Menilai
66 Bab 66. Makan Malam
67 Bab 67. Menjelang Lamaran
68 Bab 68. Setelah Lamaran
69 Bab 69. Kekhawatiran Alana
70 Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71 Bab 71. Merasa Bodoh
72 Bab 72. Wanita Pertama
73 Bab 73. Menjelang Pernikahan
74 Bab 74. Menentukan Pilihan
75 Bab 75. Hari Pernikahan
76 Bab 76. Istirahat
77 Bab 77. Kehadiran Abimana
78 Bab 78. Membawa Kabur Alana
79 Bab 79. Maaf
80 Bab 80. Menyatu
81 Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82 Bab 82. Adik Bayi
83 Bab 83. Permintaan Dion
84 Bab 84. Dinara
85 Bab 85. Baik Baik Saja
86 Bab 86. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3
Bab 3. Bicara
4
Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5
Bab 5. Berbagi Kisah
6
Bab 6. Cemburu
7
Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8
Bab 8. Akan Mencari Tahu
9
Bab 9. Rencana Kinara
10
Bab 10 Terungkap
11
Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12
Bab 12. Pengakuan Aditya
13
Bab 13. Perasaan Alana
14
Bab 14. Penyesalan
15
Bab 15. Pertengkaran
16
Bab 16. Meminta Maaf
17
Bab 17. Depresi
18
Bab 18. Ulah Aditya
19
Bab 19. Memberitahu
20
Bab 20. Mengunjungi Alana
21
Bab 21. Keinginan Alana
22
Bab 22. Bertemu Wisnu
23
Bab 23. Surat Panggilan
24
Bab 24. Pindah
25
Bab 25. Menolak Bercerai
26
Bab 26. Kamar Impian
27
Bsb 27. Waktunya Bicara
28
Bab 28. Tidak Usah Takut
29
Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30
Bab 30. Bertemu Abimana
31
Bab 31. Sikap Wijaya
32
Bab 32. Semakin Dekat
33
Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34
Bab 34. Kedatangan Rendi
35
Bab 35. Hanya Satu Kali
36
Bab 36. Berbohong
37
Bab 37. Pengakuan Rachel
38
Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39
Bab 39. Abimana Pamit
40
Bab 40. Perbuatan Rachel.
41
Bab 41. Pengakuan Rendi
42
Bab 42. Ini Baru Awal
43
Bab 43. Melawan Restu
44
Bab 44. Dapat Bonus
45
Bab 45. Menerima Surat Cerai
46
Bab 46. Sidang Putusan
47
Bab 47. Permintaan Alana
48
Bab 48. Menemui Alana
49
Bab 49. Hati-Hati
50
Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51
Bab 51. Bertemu Naren
52
Bab 52. Terjawab Sudah
53
Bab 53. Obsesi Aditya
54
Bab 54. Kegelisahan Alana
55
Bab 55. Tertangkap
56
Bab 56. Papa Arkana
57
Bab 57. Akan Melawan
58
Bab 58. Cinta Pertama
59
Bab 59. Bayangan Hitam
60
Bab 60. Bersyukur
61
Bab 61. Kecewa
62
Bab 62. Kesal
63
Bab 63. Permintaan Ambar
64
Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65
Bab 65. Salah Menilai
66
Bab 66. Makan Malam
67
Bab 67. Menjelang Lamaran
68
Bab 68. Setelah Lamaran
69
Bab 69. Kekhawatiran Alana
70
Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71
Bab 71. Merasa Bodoh
72
Bab 72. Wanita Pertama
73
Bab 73. Menjelang Pernikahan
74
Bab 74. Menentukan Pilihan
75
Bab 75. Hari Pernikahan
76
Bab 76. Istirahat
77
Bab 77. Kehadiran Abimana
78
Bab 78. Membawa Kabur Alana
79
Bab 79. Maaf
80
Bab 80. Menyatu
81
Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82
Bab 82. Adik Bayi
83
Bab 83. Permintaan Dion
84
Bab 84. Dinara
85
Bab 85. Baik Baik Saja
86
Bab 86. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!