Flash back
"Adit, Mas Abi ada pekerjaan diluar kota selama tiga hari. Kinara, sahabat Alana juga sedang keluar kota. Kamu bisa kan, tolong Mas untuk jaga Alana?" ucap Abimana dari seberang sana.
Garis lengkung terlihat di wajah tampan milik Aditya setelah mendengar permintaan sang kakak. Permintaan yang memberinya nafas panjang untuk bisa bersama wanita yang dia cintai tanpa penghalang. Kakaknya sendiri yang memberi lampu hijau untuknya bisa dekat dengan Alana, Aditya tidak akan melewati kesempatan ini.
"Iya Mas, akan aku usahakan, tapi tidak bisa janji. Mas tahu sendiri pekerjaanku sebagai dokter tidak punya waktu tetap." jawab Aditya beralasan.
"Iya Mas ngerti. Tapi sempatkan untuk melihat keadaan Alana walau hanya sebentar." pinta Abimana lagi.
"Baik Mas, mungkin aku akan menemaninya makan malam, setelahnya aku harus kembali ke rumah sakit." sahut Aditya.
"Iya, seperti itu juga tidak apa-apa." balas Abimana lalu menutup panggilannya.
Seperti yang Aditya katakan pada Abimana, malam ini dia menemani Alana makan malam lalu kembali kerumah sakit.
"Hati-hati dirumah. Maaf tidak bisa menginap seperti permintaan mas Abi." ucap Aditya pamit pada Alana.
"Iya, tidak apa-apa." jawab Alana. Bagi Alana lebih baik sendiri dari pada ditemani Aditya. Alana tidak ingin ada fitnah yang kelak akan dilontarkan padanya. Tapi Alana tidak tahu, jika lebih dari fitnah yang akan terjadi padanya.
Aditya pergi, mobilnya sudah menghilang dari pandangan barulah Alana masuk dan menutup pintu tidak lupa untuk dikunci. Ya, Alana hanya ingin meyakinkan saja jika Aditya sudah pergi dan semuanya aman. Baru saja Alana akan menjatuhkan dirinya di sofa ruang tengah, ponselnya berdering. Dari nada deringnya Alana bisa tahu jika itu panggilan dari Abimana. Bukan hanya panggilan telepon, tapi Abimana menghubunginya dengan panggilan video.
"Mas baru selesai mandi?" tanya Alana begitu melihat rambut suaminya yang masih setengah basah.
Abimana mengangguk, "Iya sayang, kegiatannya baru selesai tiga puluh menit yang lalu." jawab Abimana.
"Sudah makan, Mas?" tanya Alana lagi dan langsung mendapat anggukan dari Abimana.
"Sudah. Kamu?" jawab Abimana.
"Sudah, tadi ada Aditya yang datang. Katanya Mas Abi yang suruh dia nemenin aku makan." jawab Alana untuk mengkonfirmasi apa yang Aditya katakan.
"Iya, Mas yang minta dia buat menemani kamu, sayang. Tapi kamu tahu sendiri, dokter tidak punya jam kerja yang tetap."
Alana tersenyum dan mengangguk membenarkan apa yang Abimana katakan, "Al tidak apa-apa dirumah sendiri, Mas. Tidak baik juga jika Mas Abi nggak ada dirumah dan ada Aditya yang menemani. Rasanya kurang enak saja jika dilihat orang lain." ucap Alana agar Abimana mengerti apa yang dia risaukan.
"Mas percaya sama kamu dan Aditya, Al. Tidak perlu memikirkan pandangan orang lain. Mas lebih takut, saat kamu sendiri ada orang yang akan berniat jahat." balas Abimana yang juga memberi pengertian pada Alana.
Alana tidak bisa lagi membantah apa yang menjadi keputusan Abimana, dia mengalihkan percakapan mereka dan tak terasa satu jam sudah mereka bicara bahkan sampai Alana terlelap dikamarnya. Suara Abimana yang menceritakan kegiatannya seperti dongeng sebelum tidur bagi Alana.
Abimana tersenyum melihat istrinya yang sudah terlelap. Setidaknya dengan seperti ini, Abimana bisa melihat Alana baik-baik saja dan dia akan menyapa istrinya lagi besok pagi.
"Tidur yang nyenyak sayang." ucap Abimana mengakhiri panggilan videonya lalu menyusul Alana yang terlelap di tempat yang berbeda.
Tanpa keduanya sadari jika orang yang berniat jahat sudah ada didalam rumah sejak tadi. Mendengarkan dengan setia kedua insan yag melepas rindu berbagi kisah sambil menyeringai jahat.
"Malam ini kamu milikku sayang." ucap laki-laki itu dengan tanganya yang membelai lembut rambut Alana, memastikan agar wanita itu semakin lelap dalam tidurnya dan obat yang telah dia berikan saat makan malam bereaksi.
Alana benar-benar pergi ke alam mimpi hingga dia tidak bisa merasakan jika apa yang saat ini terjadi adalah sebuah kenyataan.
"Mas Abi, kamu disini?" tanya Alana tidak percaya saat ada tangan kekar yang memeluknya.
"Hemm." pria itu hanya berdehem.
"Kangen." rengek Alana lalu mengeratkan pelukannya pada laki-laki yang dia sangkakan adalah Abimana.
"Obat yang kamu minum sudah bereaksi sayang." gumam laki-laki yang membalas pelukan Alana tak kala erat.
Tidak perlu menunggu lama, laki-laki itu melakukan yang seharusnya tidak dia lakukan. Dia melu mat dengan lembut bibir berwarna chery yang sejak pertama sangat dia inginkan.
Dibawah alam sadarnya, Alana membalas setiap cecapan yang laki-laki itu berikan, ciuman itu semakin panas dan kini berpindah ke leher jenjang Alana, kulit mulus dan putih itu kini basa dengan air liur sang pria.
Lenguhan panjang tanda kepuasan terlepas dari bibir keduanya, setelah laki-laki itu berhasil menerobos rumah yang bukan rumahnya untuk berpulang. Demi nafsu dan keinginanya, dia tidak peduli jika wanita yang kini ada dalam kungkungannya adalah istri sang kakak. Laki-laki itu Aditya yang kembali masuk kedalam kediaman Abimana dan Alana. Kepergiannya hanya alibi agar tidak ada yang mencurigai perbuatannya.
"Malam ini saja aku bisa memiliki kamu seutuhnya, sayang." gumam Aditya setelah melepaskan nikmat yang dia rasakan berbeda kali ini, tidak seperti wanita-wanita yang pernah memuaskan nafsunya.
Senyum kepuasan terlukis diwajah tampan itu, sayangnya hatinya tak setampan wajahya. Tidak ingin berakhir, Aditya mengulangi perbuatan untuk yang kedua kalinya malam ini.
"Mas, aku akan mewujudkan impianmu untuk memiliki anak." ucap Aditya saat dia membersihkan seluruh tubuh Alana dari sisa-sisa percintaan mereka.
Tangan Aditya mengusap tubuh putih bersih itu dengan air hangat. Alana yang masih dalam pengaruh obat sudah tidak berdaya. Sungguh luar biasa Aditya merencanakan semua ini tanpa memikirkan apa yang nanti akan terjadi dengan rumah tangga kakaknya.
"Aku pulang, terima kasih untuk malam indah ini sayang. Aku akan menunggu kabar baik dari benih yang aku titipkan dirahimmu." ucap Aditya berbisik dia tidak ingin Alana mendengarnya dan bisa merusak rencana besar yang dia buat.
Kecupan dikening Alana sebagai tanda akhir permainan Aditya malam ini.
"Mas Abi." Alana mencari sosok yang semalam dia rasakan nyata ada bersamanya, mereka bahkan bercinta dengan panas berkali-kali. Alana bisa merasakan gairah suaminya lebih besar dari biasanya.
Alana mencoba membuka matanya, tidak ada sosok yang dia cari. Lalu dia melihat kondisi tubuhnya yang mengenakan pakaian utuh dan semua terlihat normal. Tempat tidur ini rapih karena hanya dia yag menempatinya.
"Hanya mimpi." ucap Alana kecewa.
Meski hatinya kecewa, tapi dia tidak bisa menyembunyikan senyum bahagia. Mimpi itu sangat-sangat nyata bagi Alana, wajahnya terus merona mengingatnya. Abimana yang kembali menghubunginya pagi ini ikut terpesona dengan rona bahagia istrinya.
"Baru bangun, tapi wajahnya ceria sekali sayang?" tanya Abimana karena ingin tahu apa yang membuat istrinya tersipu malu seperti ini.
"Malu mau ngasih tahunya Mas." jawab Alana.
"Kenapa? Ayo jangan buat Mas penasaran." bujuk Abimana.
"Al kangen Mas Abi sampai mimpi." jawab Alana.
"Mimpi indah?" goda Abimana yang dijawab Alana dengan anggukkan.
Abimana tertawa bahagia, rona bahagia itu karena Alana memimpikan dirinya. Siapa yang tidak senang jika selalu dirindukan orang yang kita cintai, kan?
...🌿🌿🌿...
...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
apa abu mandul ya jd adit bulang gitu..gila z adit obsesi ..gmn abi yaaa.masak mau pisah tp bkn alah al
2023-04-14
1