Bab 16. Meminta Maaf

Malam ini juga, Abimana kembali ke kediamannya yang dia tempati bersama Alana setelah menikah. Langkahnya sedikit ringan karena sudah melepaskan sesak yang dia rasakan dengan memberikan pelajaran untuk Aditya. Namun biarpun begitu Abimana sadar, itu semua bukan berarti masalah ini sudah selesai begitu saja. Abimana yakin, masih banyak hal yang harus dia perbaiki terutama untuk mengembalikan hubungannya dengan Alana yang tidak akan bisa sesempurna dulu.

Dan itu semua karena dirinya yang mudah terbakar emosi karena cemburu. Bagaimana dia bisa tidak percaya pada istrinya sendiri dan melontarkan kata yang menyakitkan untuk Alana.

Abimana lupa permintaan Alana yang selalu memintanya untuk percaya, seperti Alana yang akan selalu percaya dengan Abimana. Karena menurut Alana kokohnya rumah tangga mereka bukan hanya saling mencintai tapi juga harus didasari dengan saling memberikan kepercayaan. Abimana sudah berjanji untuk percaya, tapi dia dengan terang-terangan melangar janji itu disaat Alana membutuhkannya.

Berhenti sejenak, Abimana melihat kearah pintu kamar yang dia tempati bersama Alana tertutup rapat. Ada keinginan untuk segera menerobos masuk lalu memeluk sang istri dan meminta maaf. Tapi sebelum dia melakukan itu, Abimana ingin melihat keadaan Arkana. Bayi itu tidak salah apa-apa dalam hal ini, tapi adiknyalah yang telah menyalahgunakan kepercayaannya hingga Arkana terlahir kedunia ini.

Meski Arkana bukan darah dagingnya, Abimana berjanji tidak akan merubah apapun. Arkana tetap akan menjadi putranya seperti yang tertera di akta kelahiran Arkana. Tertulis jelas nama Abimana sebagai ayah dari Arkana dan Alana sebagai ibu yang melahirkannya. Mengapa harus benih yang ditanamkan Aditya yang tumbuh dirahim Alana? Pertanyaan itu cukup mengganggu pikiran Abimana, namun dia mencoba untuk menghalau pikiran buruknya.

Kinara baru saja selesai menidurkan Arkana dan meletakkan bayi itu ketempat tidurnya. Saat berbalik, Kinara terkejut dengan kehadiran Abimana yang sudah berada di kamar putra Alana itu. Pria itu berdiri di pintu dan mengedarkan matanya ke seluruh kamar ini lalu berhenti pada pintu penghubung yang tertutup rapat.

"Apa ada yang salah?" tanya Abimana yang menyadari keterkejutan Kinara.

Kinara menggeleng, "Tidak ada yang salah, hanya terkejut saja." jawab Kinara jujur.

Abimana berjalan mendekat dimana Arkana tengah tertidur lelap, "Mengapa kamu yang menidurkan Arkana? Kenapa bukan Alana?" tanya Abimana.

"Alana masih larut dalam kesedihan dan keterpurukannya. Jadi untuk sementara aku yang merawat bayi yang tidak bersalah ini." jawab Kinara. Ada ketakutan yang Kinara rasakan, tapi dia tidak berani memberitahu apa yang dia takutkan pada orang lain termasuk Abimana.

"Disaat seperti ini biasanya ibu dan ayah selalu ada untuk Alana. Begitu juga dengan bang Rendi dan kamu..." Kinara menjeda sejenak ucapannya, "Tapi sayangnya, hanya ada aku yang bertahan dan percaya Alana tidak mungkin berbuat kotor. Untuk bang Rendi, Alana yang tidak ingin aku memberitahu kakaknya itu. Tahu alasannya mengapa?" Abimana menggeleng.

"Alana tidak ingin keluarga kecil kakaknya bermasalah karena masalahnya. Sungguh itulah mengapa aku mengagumi Alana dan bisa bertahan hingga saat ini menjadi sahabatnya. Disaat dirinya kesulitan seperti ini pun, dia tetap memikirkan kebahagiaan orang lain." ucap Kinara kagum, matanya selalu berbinar saat membicarakan Alana.

"Tapi kamu...." Kinara tidak dapat melanjutkan ucapannya. Biarkan Abimana menjawab sendiri kesalahan yang pria itu lakukan pada Alana.

"Aku baru saja menghajar anak itu." ucap Abimana memberi tahu Kinara.

Tidak perlu bertanya siapa yang dimaksud Abimana dengan sebutan anak itu. Sudah pasti Aditya, tokoh utama yang menciptakan masalah ini ada.

"Sampai puas?" tanya Kinara. Selain ingin tahu perasaan Abimana, Kinara juga ingin tahu keadaan Aditya. Dia berharap wajah tampan itu penuh luka dan bengkak dimana-mana setelah mendapat pukulan dari Abimana. Meskipun itu tidak bisa mengembalikan jiwa Alana yang terlanjur terluka.

"Belum, hanya pukulan ringan karena terlanjur dihentikan Jefri." jawab Abimana menjelaskan, "Tapi sepertinya pukulan tadi tidak mampu membuat anak itu sadar." ucap Abimana lagi.

Kinara mencoba menatap Abimana yang terlihat kacau, "Mas terluka." tunjuk Kinara pada sudut bibir Abimana yang terlihat ada darah yang mengering disana.

"Sakitnya tidak sebanding dengan luka yang Alana rasakan." balas Abimana.

"Titip Kana, aku mau membersihkan diri dan menemui Alana." ucap Abimana, pamit pada Kinara.

Pria itu berbalik hendak menuju pintu yang terhubung. Belum sampai disana, Kinara memberitahunya, "Pintunya dikunci Alana dari kamar sebelah. Mas Abi lewat depan saja, biasanya tidak dikunci oleh Alana." ucap Kinara memberi tahu.

Tidak mengangguk maupun membalas ucapan Kinara, Abimana langsung saja berbalik menuju pintu keluar. Kinara yang melihatnya hanya bisa menghela nafas. Kinara tidak bisa sepenuhnya marah pada Abimana, karena kesalahan sepenuhnya ada pada Aditya si biang masalah. Namun Kinara menyayangkan sikap Abimana yang tidak percaya pada kesetiaan sahabatnya.

Seperti yang Kinara katakan, Alana tidak mengunci pintu kamarnya. Abimana masuk dan melihat wajah sembab Alana yang membuatnya semakin menyesal dengan sikap dan tindakannya yang menuduh Alana selingkuh.

Selesai membersihkan diri, Abimana naik ketempat tidur. Dia memberanikan diri memeluk Alana dari belakang dan meminta maaf dalam isakan tangis.

Alana mengerjap, dia baru saja terlelap tapi beban yang dia rasakan di perutnya serta isakan tangis dan permohonan maaf dari Abimana membuatnya terjaga. Tidak ingin Abimana tahu jika dia bangun, Alana kembali menutup mata dan menyimak setiap ucapan permintaan maaf dari Abimana hingga rasa kantuk kembali menerpa dan dia kembali terlelap dalam pelukan sang suami.

Abimana sudah bersiap untuk meminta maaf secara langsung dihadapan Alana. Karena itu dia sengaja menunggu sang istri bangun. Begitu Alana membuka mata dan duduk dipinggir tempat tidur, Abimana langsung mendekat dan bersimpuh di pangkuan Alana. Apa yang semalam dia ucapkan dalam tangisnya, kini dia ulangi tanpa airmata.

Alana mencebik, "Dasar Abimana, tetap saja tidak mau terlihat rapuh di depan orang lain." batin Alana. Untung saja semalam dia pura-pura tidur dan bisa tahu penyesalan suaminya.

"Al, sungguh Mas minta maaf. Mas akan menerima Kana sebagai putra, Mas. Jadi, jangan kamu abaikan lagi putra kita." ucap Abimana memohon.

Sayangnya suasana Alana yang tadinya senang karena Abimana mengakui kesalahannya kini kembali merasa kesal begitu pria itu menyebut nama Arkana. Ada apa dengan Alana?

Permintaan Abimana pada Alana tentang Arkana tidak digubris wanita itu. Sikapnya masih dingin pada Arkana, Alana tidak lagi peduli dengan bayi yang tidak berdosa itu. Abimana kehabisan akal bagaimana agar Alana kembali mau merawat putra mereka.

"Al, kita main sama Kana bagaimana?" ajak Abimana dengan girang, ini salah satu cara agar Alana mau kembali merawat putranya.

"Jangan sebut nama itu dihadapanku." sahut Alana yang membuat Abimana terkejut karena tidak percaya dengan apa yang Alana ucapkan.

"Dia putra kita, Al." ucap Abimana. Alana menggeleng, "Aku... aku..."

Tidak tega melihat Alana yang akan kembali menagis, Abimana membawa wanita itu kedalam pelukannya. Namun lagi-lagi Abimana tidak menyangka dengan penolakan yang Alana lakukan padanya.

"Jangan sentuh aku, aku kotor. Aku tidak bisa menjaga kehormatanku sebagai istri!" ucap Alana dengan nada yang dua kali lebih tinggi dari biasanya.

Abimana terdiam, ini salahnya hingga Alana bersikap seperti ini. Untuk merawat Arkana, Abimana bisa mencari babysitter. Sementara dia sendiri akan fokus pada Alana.

...🌿🌿🌿...

...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku ...

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

kasihan arkana ..dia tdk salah alana tp jika kamu ttp tdk terima sisp2 z adit pasti akan mengambil x

2023-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3 Bab 3. Bicara
4 Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5 Bab 5. Berbagi Kisah
6 Bab 6. Cemburu
7 Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8 Bab 8. Akan Mencari Tahu
9 Bab 9. Rencana Kinara
10 Bab 10 Terungkap
11 Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12 Bab 12. Pengakuan Aditya
13 Bab 13. Perasaan Alana
14 Bab 14. Penyesalan
15 Bab 15. Pertengkaran
16 Bab 16. Meminta Maaf
17 Bab 17. Depresi
18 Bab 18. Ulah Aditya
19 Bab 19. Memberitahu
20 Bab 20. Mengunjungi Alana
21 Bab 21. Keinginan Alana
22 Bab 22. Bertemu Wisnu
23 Bab 23. Surat Panggilan
24 Bab 24. Pindah
25 Bab 25. Menolak Bercerai
26 Bab 26. Kamar Impian
27 Bsb 27. Waktunya Bicara
28 Bab 28. Tidak Usah Takut
29 Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30 Bab 30. Bertemu Abimana
31 Bab 31. Sikap Wijaya
32 Bab 32. Semakin Dekat
33 Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34 Bab 34. Kedatangan Rendi
35 Bab 35. Hanya Satu Kali
36 Bab 36. Berbohong
37 Bab 37. Pengakuan Rachel
38 Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39 Bab 39. Abimana Pamit
40 Bab 40. Perbuatan Rachel.
41 Bab 41. Pengakuan Rendi
42 Bab 42. Ini Baru Awal
43 Bab 43. Melawan Restu
44 Bab 44. Dapat Bonus
45 Bab 45. Menerima Surat Cerai
46 Bab 46. Sidang Putusan
47 Bab 47. Permintaan Alana
48 Bab 48. Menemui Alana
49 Bab 49. Hati-Hati
50 Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51 Bab 51. Bertemu Naren
52 Bab 52. Terjawab Sudah
53 Bab 53. Obsesi Aditya
54 Bab 54. Kegelisahan Alana
55 Bab 55. Tertangkap
56 Bab 56. Papa Arkana
57 Bab 57. Akan Melawan
58 Bab 58. Cinta Pertama
59 Bab 59. Bayangan Hitam
60 Bab 60. Bersyukur
61 Bab 61. Kecewa
62 Bab 62. Kesal
63 Bab 63. Permintaan Ambar
64 Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65 Bab 65. Salah Menilai
66 Bab 66. Makan Malam
67 Bab 67. Menjelang Lamaran
68 Bab 68. Setelah Lamaran
69 Bab 69. Kekhawatiran Alana
70 Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71 Bab 71. Merasa Bodoh
72 Bab 72. Wanita Pertama
73 Bab 73. Menjelang Pernikahan
74 Bab 74. Menentukan Pilihan
75 Bab 75. Hari Pernikahan
76 Bab 76. Istirahat
77 Bab 77. Kehadiran Abimana
78 Bab 78. Membawa Kabur Alana
79 Bab 79. Maaf
80 Bab 80. Menyatu
81 Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82 Bab 82. Adik Bayi
83 Bab 83. Permintaan Dion
84 Bab 84. Dinara
85 Bab 85. Baik Baik Saja
86 Bab 86. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3
Bab 3. Bicara
4
Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5
Bab 5. Berbagi Kisah
6
Bab 6. Cemburu
7
Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8
Bab 8. Akan Mencari Tahu
9
Bab 9. Rencana Kinara
10
Bab 10 Terungkap
11
Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12
Bab 12. Pengakuan Aditya
13
Bab 13. Perasaan Alana
14
Bab 14. Penyesalan
15
Bab 15. Pertengkaran
16
Bab 16. Meminta Maaf
17
Bab 17. Depresi
18
Bab 18. Ulah Aditya
19
Bab 19. Memberitahu
20
Bab 20. Mengunjungi Alana
21
Bab 21. Keinginan Alana
22
Bab 22. Bertemu Wisnu
23
Bab 23. Surat Panggilan
24
Bab 24. Pindah
25
Bab 25. Menolak Bercerai
26
Bab 26. Kamar Impian
27
Bsb 27. Waktunya Bicara
28
Bab 28. Tidak Usah Takut
29
Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30
Bab 30. Bertemu Abimana
31
Bab 31. Sikap Wijaya
32
Bab 32. Semakin Dekat
33
Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34
Bab 34. Kedatangan Rendi
35
Bab 35. Hanya Satu Kali
36
Bab 36. Berbohong
37
Bab 37. Pengakuan Rachel
38
Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39
Bab 39. Abimana Pamit
40
Bab 40. Perbuatan Rachel.
41
Bab 41. Pengakuan Rendi
42
Bab 42. Ini Baru Awal
43
Bab 43. Melawan Restu
44
Bab 44. Dapat Bonus
45
Bab 45. Menerima Surat Cerai
46
Bab 46. Sidang Putusan
47
Bab 47. Permintaan Alana
48
Bab 48. Menemui Alana
49
Bab 49. Hati-Hati
50
Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51
Bab 51. Bertemu Naren
52
Bab 52. Terjawab Sudah
53
Bab 53. Obsesi Aditya
54
Bab 54. Kegelisahan Alana
55
Bab 55. Tertangkap
56
Bab 56. Papa Arkana
57
Bab 57. Akan Melawan
58
Bab 58. Cinta Pertama
59
Bab 59. Bayangan Hitam
60
Bab 60. Bersyukur
61
Bab 61. Kecewa
62
Bab 62. Kesal
63
Bab 63. Permintaan Ambar
64
Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65
Bab 65. Salah Menilai
66
Bab 66. Makan Malam
67
Bab 67. Menjelang Lamaran
68
Bab 68. Setelah Lamaran
69
Bab 69. Kekhawatiran Alana
70
Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71
Bab 71. Merasa Bodoh
72
Bab 72. Wanita Pertama
73
Bab 73. Menjelang Pernikahan
74
Bab 74. Menentukan Pilihan
75
Bab 75. Hari Pernikahan
76
Bab 76. Istirahat
77
Bab 77. Kehadiran Abimana
78
Bab 78. Membawa Kabur Alana
79
Bab 79. Maaf
80
Bab 80. Menyatu
81
Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82
Bab 82. Adik Bayi
83
Bab 83. Permintaan Dion
84
Bab 84. Dinara
85
Bab 85. Baik Baik Saja
86
Bab 86. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!