Bab 4. Rasanya Sangat Sakit

Kejadian malam itu membuat Alana kecewa pada Abimana. Pria yang dia anggap sebagai penyembuh lukanya kini juga menyakiti hatinya. Tuduhan Abimana sungguh sangat menghancurkan hati Alana yang berharap penuh pada suaminya itu.

Kini hubungan mereka semakin jauh saja, memang Alana yang memilih untuk menjaga jarak dan menghindar agar tidak sering bertemu Abimana untuk sementara waktu. Berharap rasa kecewanya menguak pergi menjauh dan hubungan mereka akan kebali hangat. Alana masih mengharapkan itu.

"Mama bobo disini lagi ya, Ka." ucap Alana pada Arkana yang sedang meminum asi langsung darinya.

Sejak malam pembicaraan itu, Alana memilih untuk tidur dikamar Arkana. Bagi Alana, hasil tes DNA itu hanya alasan Abimana untuk berpisah denganya. Dugaan Alana jika Abimana memiliki wanita lain diluar sana semakin yakin.

"Ya Allah, kuatkan hamba dan berilah petunjuk yang jelas dan sejelas-jelasnya agar hamba tahu apa yang sebenarnya terjadi." ucap Alana berdoa disetiap sujud terakhirnya saat menjalankan ibadah sholat lima waktu.

Airmata Alana sering mengalir tanpa dia sadari. Bagi Alana tuduhan Abimana sunguh sangat menyakitkan. Dia wanita yang selalu menjaga diri untuk suaminya, Abimana sangat tahu itu. Karena itulah Alana sangat terluka.

Jika Abimana ingin berpisah, mengapa harus menuduhnya selingkuh. Bila Abimana sudah tidak menginginkannya lagi cukup bicara baik-baik dan tidak perlu memberikan tuduhan palsu hingga harus merekayasa sebuah tes DNA untuk meyakinkan dirinya.

"Al!"

Alana segera menutup wajah Arkarna dengan hijab instan yang dia kenakan.  Putranya masih ingin menikmati sumber kehidupannya yang membuat tumbuh kembangnya sangat baik.

"Ada apa Adit?" tanya Alana tanpa berbalik.

"Tidak ada, aku hanya ingin melihat keadaan Arkana. Apa dia baik-baik saja?" jawab Aditya.

"Kana baik-baik saja. Terima kasih kamu masih peduli." ucap Alana.

"Tentu saja aku peduli, dia keponakanku." sahut Aditya.

"Kamu yakin dia keponakan kamu, Adit?" tanya Alana untuk memastikan lagi.

"Apa kamu ingin aku ikut meragukannya?" Aditya balik bertanya.

"Itu tidak akan mempengaruhi apa-apa." jawab Alana.

"Memang tidak akan mempengaruhi apa-apa. Aku akan tetap menyayanginya meski dia bukan keponakanku." balas Aditya.

Alana tertawa lirih, apa yang Aditya katakan itu sama saja menuduh dirinya selingkuh. Sungguh ini juga sangat menyakiti untuknya yang selalu menjaga diri untuk kehormatan suami dan keluarganya. Untung saja ibu kandung Abimana sudah tidak ada sejak dua tahun yang lalu, sehingga tidak ada yang mengeluarkan kata-kata yang Alana yakin akan semakin membuatnya terluka.

"Aku tidak bermaksud menuduh kamu seperti yang mas Abi tuduhkan, Alana. Aku tahu bagaimana kamu berjuang menjaga kehormatan kamu bahkan disaat pria yang selalu dipercaya oleh mas Abi yang hampir saja memperkosa kamu." ucap Aditya.

"Mungkinkah tanpa sadar aku diperkosa seseorang Adit?" tanya Alana.

Wajah Aditya berubah, dia tidak ingin Alana tahu perbuatan bejatnya. Dia memang menginginkan Alana, tapi tidak ingin mengakui perbuatannya pada Alana. Dia akan masuk dalam kehidupan Alana dengan cara memberikan perhatian lebih pada wanita itu sehingga akan jatuh cinta pada kebaikannya.

Aditya akan melakukan hal yang sama seperti yang Abimana lakukan saat Alana terluka dihari pertunangannya. Dia akan menyembuhkan luka Alana yang kecewa pada Abimana.

Tanpa Alana dan Aditya ketahui, Abimana mendengar percakapan mereka. Siapa orang yang hampir memperkosa Alana? Mengapa dia tidak tahu? Mungkinkah Alana diperkosa seperti yang istrinya pertanyakan pada Aditya.

"Aku tidak tahu Alana. Mungkin saja! Tapi jika itu terjadi harusnya kamu bisa merasakannya." jawab Aditya.

"Adit! Apa mungkin ada orang yang menukar bayiku dengan bayi yang lain saat dirumah sakit? Atau mungkin tidak sengaja tertukar?" tanya Alana.

Entah apa yang dia pikirkan sebelumnya hingga dia berpikir seperti yang dia ucapkan pada Aditya.

"Ditukar atau tertukar?" gumam Abimana yang mengira kemungkinan itu bisa saja terjadi.

"Kamu melahirkan dirumah sakit milikku Alana. Itu berarti kamu menuduh rumah sakitku bekerja tidak profesional." jawab Aditya tidak terima. Tentu saja dia tidak terima, karena kenyataanya memang bukan itu yang terjadi

"Maaf. Aku hanya bicara apa yang terlintas dalam pikiranku, karena aku tidak terima dituduh dengan hal yang tidak pernah aku lakukan." balas Alana jawaban Aditya.

Aditya tidak menjawab, dia berbalik untuk keluar dari kamar Arkana. Tidak ingin ketahuan menguping pembicaraan antara Alana dan Aditya, Abimana segera menjauh dan masuk kedalam kamarnya.

Mengedarkan pandangannya keseluruh kamar, Abimana terduduk lemas. Mengapa yang ditanyakan Alana tidak terpikirkan olehnya? Sekarang dia dan Alana semakin jauh karena keraguannya dan tuduhan yang terlanjur dia lontarkan pada Alana.

"Maafkan aku Al. Sungguh aku tersiksa jauh dari kamu dan Kana." ucap Abimana tanpa dia sadari ada Aditya yang berdiri didepan pintu kamar yang lupa dia tutup mendengar apa yang dia ucapkan.

"Maafkan aku mas, mencintai wanita yang juga kamu cintai. Harusya kamu tidak meragukan istrimu sehingga tidak perlu seperti ini." ucap Aditya menatap sayu pada sang kakak yang terisak tanpa suara.

"Jika sudah begini, jangan salahkan aku yang akan menguatkan hati untuk memiliki istrimu dan merawat putraku sendiri." ucap Aditya didalam hatinya.

Sepeninggal Aditya, Alana kembali memikirkan bagaimana caranya dia membuktikan dia tidak selingkuh seperti yang dituduhkan Abimana.

Alana mengembalikan Arkana kedalam box bayi, bayi yang menggemaskan itu sudah kenyang dan kini sudah kembali terlelap dengan nyenyak. Kini saatnya Alana untuk beristirahat dan akan memikirkan lagi besok langkah apa yang dia lakukan.

Abimana masuk kekamar Arkana, dia memandang bayi laki-laki yang semakin dia perhatikan akan semakin mirip dengannya. Lalu mengapa dia harus ragu? Hatinya ingin sekali mengakui Arkana adalah putranya, tapi disisi hatinya yang lain mengatakan jika Arkana bukan putranya.

"Kamu pasti sangat resah dengan masalah ini, Al. Maafkan aku." gumam Abimana sambil menatap wajah lelah Alana dan juga mata sembab istrinya. Jejak sisa airmata masih jelas terlihat.

Ingin rasanya Abimana mengusap jejak itu lalu membawa istrinya kedalam pelukan. Namun bayangan Alana bercinta dengan pria lain selalu saja mengurungkan keinginan itu. Kenangan Abimana kembali ke malam saat mereka bicara.

"Mau kemana Al?" tanya Abimana saat Alana menuju kamar Arkana yang terhubung dengan kamar mereka.

"Untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak sering bertemu, Mas. Al ingin menyembuhkan luka yang Mas Abi torehkan karena tuduhan selingkuh itu sangat menyakitkan." jawab Alana.

"Sungguh menyakitkan kah, Al? Tapi hasil tes itu tidak mungkin salah karena Revan sendiri yang memastikannya."

Suara tangis Arkana membangunkan Alana yang merasa baru saja terlelap. Namun saat dia terjaga, Arkana masih terlelap dalam tidurnya. Alana mengusap wajahnya dengan kasar, "Hanya mimpi." ucapnya.

Alana melihat jam yang ada didinding kamar Arkana. Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi, itu berarti  di Jepang sudah pukul enam pagi. Tidak menganggu Kinara yang sedang berada di negeri sakura tersebut.

"Assalamualaikum Ki!" sapa Alana.

"Waalaikumsalam Al." balas Kinara. "Disini baru jam enam, berarti disana... kamu habis olah raga malam ya?" Kinara terkekeh.

Sahabatnya belum tahu masalah yang dia hadapi saat ini. Kinara terbang ke Jepang karena tugas kantornya setelah dua hari kepulangan Arkana dari rumah sakit. Takut menganggu pekerjaan sahabatnya, Alana tidak berani membagi keresahan hatinya. Tapi kali ini Alana butuh Kinara membantunya, Kinara selalu memberikan solusi yang baik disaat dia sudah merasa lelah seperti saat ini.

"Kapan pulang Ki, aku dan Kana kagen." ucap Alana menyahuti godaan Kinara.

"Dua hari lagi, kali ini pasti tidak lagi ada perpanjangan waktu." jawab Kinara meyakinkan Alana.

"Baiklah, aku tunggu!" sahut Alana lalu keduanya tertawa. Dua minggu yang lalu Kinara mengatakan dia akan kembali dua hari lagi, tapi nyatanya diundur. Lalu minggu berikutnya juga seperti itu. Karena itulah mereka tetawa.

...🌿🌿🌿...

...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku ...

Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3 Bab 3. Bicara
4 Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5 Bab 5. Berbagi Kisah
6 Bab 6. Cemburu
7 Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8 Bab 8. Akan Mencari Tahu
9 Bab 9. Rencana Kinara
10 Bab 10 Terungkap
11 Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12 Bab 12. Pengakuan Aditya
13 Bab 13. Perasaan Alana
14 Bab 14. Penyesalan
15 Bab 15. Pertengkaran
16 Bab 16. Meminta Maaf
17 Bab 17. Depresi
18 Bab 18. Ulah Aditya
19 Bab 19. Memberitahu
20 Bab 20. Mengunjungi Alana
21 Bab 21. Keinginan Alana
22 Bab 22. Bertemu Wisnu
23 Bab 23. Surat Panggilan
24 Bab 24. Pindah
25 Bab 25. Menolak Bercerai
26 Bab 26. Kamar Impian
27 Bsb 27. Waktunya Bicara
28 Bab 28. Tidak Usah Takut
29 Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30 Bab 30. Bertemu Abimana
31 Bab 31. Sikap Wijaya
32 Bab 32. Semakin Dekat
33 Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34 Bab 34. Kedatangan Rendi
35 Bab 35. Hanya Satu Kali
36 Bab 36. Berbohong
37 Bab 37. Pengakuan Rachel
38 Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39 Bab 39. Abimana Pamit
40 Bab 40. Perbuatan Rachel.
41 Bab 41. Pengakuan Rendi
42 Bab 42. Ini Baru Awal
43 Bab 43. Melawan Restu
44 Bab 44. Dapat Bonus
45 Bab 45. Menerima Surat Cerai
46 Bab 46. Sidang Putusan
47 Bab 47. Permintaan Alana
48 Bab 48. Menemui Alana
49 Bab 49. Hati-Hati
50 Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51 Bab 51. Bertemu Naren
52 Bab 52. Terjawab Sudah
53 Bab 53. Obsesi Aditya
54 Bab 54. Kegelisahan Alana
55 Bab 55. Tertangkap
56 Bab 56. Papa Arkana
57 Bab 57. Akan Melawan
58 Bab 58. Cinta Pertama
59 Bab 59. Bayangan Hitam
60 Bab 60. Bersyukur
61 Bab 61. Kecewa
62 Bab 62. Kesal
63 Bab 63. Permintaan Ambar
64 Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65 Bab 65. Salah Menilai
66 Bab 66. Makan Malam
67 Bab 67. Menjelang Lamaran
68 Bab 68. Setelah Lamaran
69 Bab 69. Kekhawatiran Alana
70 Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71 Bab 71. Merasa Bodoh
72 Bab 72. Wanita Pertama
73 Bab 73. Menjelang Pernikahan
74 Bab 74. Menentukan Pilihan
75 Bab 75. Hari Pernikahan
76 Bab 76. Istirahat
77 Bab 77. Kehadiran Abimana
78 Bab 78. Membawa Kabur Alana
79 Bab 79. Maaf
80 Bab 80. Menyatu
81 Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82 Bab 82. Adik Bayi
83 Bab 83. Permintaan Dion
84 Bab 84. Dinara
85 Bab 85. Baik Baik Saja
86 Bab 86. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3
Bab 3. Bicara
4
Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5
Bab 5. Berbagi Kisah
6
Bab 6. Cemburu
7
Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8
Bab 8. Akan Mencari Tahu
9
Bab 9. Rencana Kinara
10
Bab 10 Terungkap
11
Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12
Bab 12. Pengakuan Aditya
13
Bab 13. Perasaan Alana
14
Bab 14. Penyesalan
15
Bab 15. Pertengkaran
16
Bab 16. Meminta Maaf
17
Bab 17. Depresi
18
Bab 18. Ulah Aditya
19
Bab 19. Memberitahu
20
Bab 20. Mengunjungi Alana
21
Bab 21. Keinginan Alana
22
Bab 22. Bertemu Wisnu
23
Bab 23. Surat Panggilan
24
Bab 24. Pindah
25
Bab 25. Menolak Bercerai
26
Bab 26. Kamar Impian
27
Bsb 27. Waktunya Bicara
28
Bab 28. Tidak Usah Takut
29
Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30
Bab 30. Bertemu Abimana
31
Bab 31. Sikap Wijaya
32
Bab 32. Semakin Dekat
33
Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34
Bab 34. Kedatangan Rendi
35
Bab 35. Hanya Satu Kali
36
Bab 36. Berbohong
37
Bab 37. Pengakuan Rachel
38
Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39
Bab 39. Abimana Pamit
40
Bab 40. Perbuatan Rachel.
41
Bab 41. Pengakuan Rendi
42
Bab 42. Ini Baru Awal
43
Bab 43. Melawan Restu
44
Bab 44. Dapat Bonus
45
Bab 45. Menerima Surat Cerai
46
Bab 46. Sidang Putusan
47
Bab 47. Permintaan Alana
48
Bab 48. Menemui Alana
49
Bab 49. Hati-Hati
50
Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51
Bab 51. Bertemu Naren
52
Bab 52. Terjawab Sudah
53
Bab 53. Obsesi Aditya
54
Bab 54. Kegelisahan Alana
55
Bab 55. Tertangkap
56
Bab 56. Papa Arkana
57
Bab 57. Akan Melawan
58
Bab 58. Cinta Pertama
59
Bab 59. Bayangan Hitam
60
Bab 60. Bersyukur
61
Bab 61. Kecewa
62
Bab 62. Kesal
63
Bab 63. Permintaan Ambar
64
Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65
Bab 65. Salah Menilai
66
Bab 66. Makan Malam
67
Bab 67. Menjelang Lamaran
68
Bab 68. Setelah Lamaran
69
Bab 69. Kekhawatiran Alana
70
Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71
Bab 71. Merasa Bodoh
72
Bab 72. Wanita Pertama
73
Bab 73. Menjelang Pernikahan
74
Bab 74. Menentukan Pilihan
75
Bab 75. Hari Pernikahan
76
Bab 76. Istirahat
77
Bab 77. Kehadiran Abimana
78
Bab 78. Membawa Kabur Alana
79
Bab 79. Maaf
80
Bab 80. Menyatu
81
Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82
Bab 82. Adik Bayi
83
Bab 83. Permintaan Dion
84
Bab 84. Dinara
85
Bab 85. Baik Baik Saja
86
Bab 86. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!