Kejadian malam itu membuat Alana kecewa pada Abimana. Pria yang dia anggap sebagai penyembuh lukanya kini juga menyakiti hatinya. Tuduhan Abimana sungguh sangat menghancurkan hati Alana yang berharap penuh pada suaminya itu.
Kini hubungan mereka semakin jauh saja, memang Alana yang memilih untuk menjaga jarak dan menghindar agar tidak sering bertemu Abimana untuk sementara waktu. Berharap rasa kecewanya menguak pergi menjauh dan hubungan mereka akan kebali hangat. Alana masih mengharapkan itu.
"Mama bobo disini lagi ya, Ka." ucap Alana pada Arkana yang sedang meminum asi langsung darinya.
Sejak malam pembicaraan itu, Alana memilih untuk tidur dikamar Arkana. Bagi Alana, hasil tes DNA itu hanya alasan Abimana untuk berpisah denganya. Dugaan Alana jika Abimana memiliki wanita lain diluar sana semakin yakin.
"Ya Allah, kuatkan hamba dan berilah petunjuk yang jelas dan sejelas-jelasnya agar hamba tahu apa yang sebenarnya terjadi." ucap Alana berdoa disetiap sujud terakhirnya saat menjalankan ibadah sholat lima waktu.
Airmata Alana sering mengalir tanpa dia sadari. Bagi Alana tuduhan Abimana sunguh sangat menyakitkan. Dia wanita yang selalu menjaga diri untuk suaminya, Abimana sangat tahu itu. Karena itulah Alana sangat terluka.
Jika Abimana ingin berpisah, mengapa harus menuduhnya selingkuh. Bila Abimana sudah tidak menginginkannya lagi cukup bicara baik-baik dan tidak perlu memberikan tuduhan palsu hingga harus merekayasa sebuah tes DNA untuk meyakinkan dirinya.
"Al!"
Alana segera menutup wajah Arkarna dengan hijab instan yang dia kenakan. Putranya masih ingin menikmati sumber kehidupannya yang membuat tumbuh kembangnya sangat baik.
"Ada apa Adit?" tanya Alana tanpa berbalik.
"Tidak ada, aku hanya ingin melihat keadaan Arkana. Apa dia baik-baik saja?" jawab Aditya.
"Kana baik-baik saja. Terima kasih kamu masih peduli." ucap Alana.
"Tentu saja aku peduli, dia keponakanku." sahut Aditya.
"Kamu yakin dia keponakan kamu, Adit?" tanya Alana untuk memastikan lagi.
"Apa kamu ingin aku ikut meragukannya?" Aditya balik bertanya.
"Itu tidak akan mempengaruhi apa-apa." jawab Alana.
"Memang tidak akan mempengaruhi apa-apa. Aku akan tetap menyayanginya meski dia bukan keponakanku." balas Aditya.
Alana tertawa lirih, apa yang Aditya katakan itu sama saja menuduh dirinya selingkuh. Sungguh ini juga sangat menyakiti untuknya yang selalu menjaga diri untuk kehormatan suami dan keluarganya. Untung saja ibu kandung Abimana sudah tidak ada sejak dua tahun yang lalu, sehingga tidak ada yang mengeluarkan kata-kata yang Alana yakin akan semakin membuatnya terluka.
"Aku tidak bermaksud menuduh kamu seperti yang mas Abi tuduhkan, Alana. Aku tahu bagaimana kamu berjuang menjaga kehormatan kamu bahkan disaat pria yang selalu dipercaya oleh mas Abi yang hampir saja memperkosa kamu." ucap Aditya.
"Mungkinkah tanpa sadar aku diperkosa seseorang Adit?" tanya Alana.
Wajah Aditya berubah, dia tidak ingin Alana tahu perbuatan bejatnya. Dia memang menginginkan Alana, tapi tidak ingin mengakui perbuatannya pada Alana. Dia akan masuk dalam kehidupan Alana dengan cara memberikan perhatian lebih pada wanita itu sehingga akan jatuh cinta pada kebaikannya.
Aditya akan melakukan hal yang sama seperti yang Abimana lakukan saat Alana terluka dihari pertunangannya. Dia akan menyembuhkan luka Alana yang kecewa pada Abimana.
Tanpa Alana dan Aditya ketahui, Abimana mendengar percakapan mereka. Siapa orang yang hampir memperkosa Alana? Mengapa dia tidak tahu? Mungkinkah Alana diperkosa seperti yang istrinya pertanyakan pada Aditya.
"Aku tidak tahu Alana. Mungkin saja! Tapi jika itu terjadi harusnya kamu bisa merasakannya." jawab Aditya.
"Adit! Apa mungkin ada orang yang menukar bayiku dengan bayi yang lain saat dirumah sakit? Atau mungkin tidak sengaja tertukar?" tanya Alana.
Entah apa yang dia pikirkan sebelumnya hingga dia berpikir seperti yang dia ucapkan pada Aditya.
"Ditukar atau tertukar?" gumam Abimana yang mengira kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Kamu melahirkan dirumah sakit milikku Alana. Itu berarti kamu menuduh rumah sakitku bekerja tidak profesional." jawab Aditya tidak terima. Tentu saja dia tidak terima, karena kenyataanya memang bukan itu yang terjadi
"Maaf. Aku hanya bicara apa yang terlintas dalam pikiranku, karena aku tidak terima dituduh dengan hal yang tidak pernah aku lakukan." balas Alana jawaban Aditya.
Aditya tidak menjawab, dia berbalik untuk keluar dari kamar Arkana. Tidak ingin ketahuan menguping pembicaraan antara Alana dan Aditya, Abimana segera menjauh dan masuk kedalam kamarnya.
Mengedarkan pandangannya keseluruh kamar, Abimana terduduk lemas. Mengapa yang ditanyakan Alana tidak terpikirkan olehnya? Sekarang dia dan Alana semakin jauh karena keraguannya dan tuduhan yang terlanjur dia lontarkan pada Alana.
"Maafkan aku Al. Sungguh aku tersiksa jauh dari kamu dan Kana." ucap Abimana tanpa dia sadari ada Aditya yang berdiri didepan pintu kamar yang lupa dia tutup mendengar apa yang dia ucapkan.
"Maafkan aku mas, mencintai wanita yang juga kamu cintai. Harusya kamu tidak meragukan istrimu sehingga tidak perlu seperti ini." ucap Aditya menatap sayu pada sang kakak yang terisak tanpa suara.
"Jika sudah begini, jangan salahkan aku yang akan menguatkan hati untuk memiliki istrimu dan merawat putraku sendiri." ucap Aditya didalam hatinya.
Sepeninggal Aditya, Alana kembali memikirkan bagaimana caranya dia membuktikan dia tidak selingkuh seperti yang dituduhkan Abimana.
Alana mengembalikan Arkana kedalam box bayi, bayi yang menggemaskan itu sudah kenyang dan kini sudah kembali terlelap dengan nyenyak. Kini saatnya Alana untuk beristirahat dan akan memikirkan lagi besok langkah apa yang dia lakukan.
Abimana masuk kekamar Arkana, dia memandang bayi laki-laki yang semakin dia perhatikan akan semakin mirip dengannya. Lalu mengapa dia harus ragu? Hatinya ingin sekali mengakui Arkana adalah putranya, tapi disisi hatinya yang lain mengatakan jika Arkana bukan putranya.
"Kamu pasti sangat resah dengan masalah ini, Al. Maafkan aku." gumam Abimana sambil menatap wajah lelah Alana dan juga mata sembab istrinya. Jejak sisa airmata masih jelas terlihat.
Ingin rasanya Abimana mengusap jejak itu lalu membawa istrinya kedalam pelukan. Namun bayangan Alana bercinta dengan pria lain selalu saja mengurungkan keinginan itu. Kenangan Abimana kembali ke malam saat mereka bicara.
"Mau kemana Al?" tanya Abimana saat Alana menuju kamar Arkana yang terhubung dengan kamar mereka.
"Untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak sering bertemu, Mas. Al ingin menyembuhkan luka yang Mas Abi torehkan karena tuduhan selingkuh itu sangat menyakitkan." jawab Alana.
"Sungguh menyakitkan kah, Al? Tapi hasil tes itu tidak mungkin salah karena Revan sendiri yang memastikannya."
Suara tangis Arkana membangunkan Alana yang merasa baru saja terlelap. Namun saat dia terjaga, Arkana masih terlelap dalam tidurnya. Alana mengusap wajahnya dengan kasar, "Hanya mimpi." ucapnya.
Alana melihat jam yang ada didinding kamar Arkana. Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi, itu berarti di Jepang sudah pukul enam pagi. Tidak menganggu Kinara yang sedang berada di negeri sakura tersebut.
"Assalamualaikum Ki!" sapa Alana.
"Waalaikumsalam Al." balas Kinara. "Disini baru jam enam, berarti disana... kamu habis olah raga malam ya?" Kinara terkekeh.
Sahabatnya belum tahu masalah yang dia hadapi saat ini. Kinara terbang ke Jepang karena tugas kantornya setelah dua hari kepulangan Arkana dari rumah sakit. Takut menganggu pekerjaan sahabatnya, Alana tidak berani membagi keresahan hatinya. Tapi kali ini Alana butuh Kinara membantunya, Kinara selalu memberikan solusi yang baik disaat dia sudah merasa lelah seperti saat ini.
"Kapan pulang Ki, aku dan Kana kagen." ucap Alana menyahuti godaan Kinara.
"Dua hari lagi, kali ini pasti tidak lagi ada perpanjangan waktu." jawab Kinara meyakinkan Alana.
"Baiklah, aku tunggu!" sahut Alana lalu keduanya tertawa. Dua minggu yang lalu Kinara mengatakan dia akan kembali dua hari lagi, tapi nyatanya diundur. Lalu minggu berikutnya juga seperti itu. Karena itulah mereka tetawa.
...🌿🌿🌿...
...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments