Bab 8. Akan Mencari Tahu

Tiba di rumah sakit, Abimana langsung membawa Alana ke bagian IGD, "Tolong istri saya." pinta Abimana pada perawat yang memeriksa Alana, dia ingin istrinya yang entah sejak kapan tidak sadarkan diri segera mendapat pertolongan.

"Bapak sikakan tunggu diluar ya, Pak! Istri Bapak akan segera kami tangani." pinta perawat tersebut.

Abimana patuh, dia tidak ingin berdebat agar Alana segera ditangani. Abimana tidak tahu sejak kapan istrinya tidak sadarkan diri, tapi dia punya keyakinan Alana tidak sadarkan diri sudah cukup lama.

"Maaf kan Mas, Al" ucap Abimana lirih.

Meskipun Abimana tidak tahu apa yang menyebabkan Alana tidak sadarkan diri, tapi Abimana yakin Alana terbebani dengan masalah yang tengah melanda mereka berdua.

"Tunggu! Untuk apa aku minta maaf? Salah sendiri dia selingkuh!" geram Abimana begitu mengingat kembali titik permasalahan mereka. Mengapa dia jadi lemah seperti in, hanya karena ucapan Aditya?

"MAU KEMANA?"

Suara keras penuh penekanan itu menghentikan langkah Abimana yang akan meninggalkan rumah sakit. Bola mata bulat dari orang yang bertanya padanya menunjukkan kemarahan.

***

Seperti biasa Aditya akan mengunjungi kediaman Abimana, untuk apa lagi jika bukan mencari kesempatan bisa bersama Alana dan juga bermain dengan Arkana. Aditya sangat suka memandangi wajah cantik Alana, dan suara lembut wanita itu saat bicara dengannya.

Suara tangis Arkana terdengar menggema begitu Aditya tiba dikediaman sang kakak. Aditya segera masuk dan mencari keberadaan putranya.

"Ada apa sayangnya ayah?" tanya Aditya begitu dia menemukan Arkana.

Mengulurkan kedua tangannya, Aditya segera mengambil tubuh munggil Arkana dari gendongan bi Onah. Bayi laki-laki itu langsung diam setelah berada di gendongan ayahnya, dia melihat wajah pria yang mengayun-ayunkan tangannya. Airmata bayi itu masih mengalir meski tangisnya sudah tidak terdengar lagi. Bi Onah merasa senang, Arkana akhirnya berhenti menangis.

"Sudah berapa lama Arkana menagis Bi?" tanya Aditya.

"Sejak nyonya Al dilarikan kerumah sakit oleh tuan." jawab bi Onah.

"Apa? Alana dibawa ke rumah sakit!" ucap Aditya terkejut, "Apa yang terjadi dengannya?" tanya Aditya.

Bi Onah menjelaskan apa yang terjadi pada Alana sampai wanita itu dilarikan kerumah sakit. Aditya ingin marah tapi pada siapa? Harusnya dia memarahi dirinya sendiri, karena apa yang sudah dia lakukanlah membuat Alana hancur seperti ini.

***

"Mas Abi puas sekarang!" ucap Kinara dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Kinara marah dan juga kesal dengan Abimana meskipun dia sadar itu adalah hal yang wajar saat tahu putra yang dia kira darah dagingnya ternyata bukan anaknya.

Untung saja dia sampai tepat waktu sehingga mampu mencegah Abimana yang akan pergi dari rumah sakit meninggalkan Alana.

Kinara dihubungi bi Onah tentang Alana yang tidak juga keluar dari kamarnya hingga menjelang magrib. Berkali-kali Kinara menghubungi ponsel Alana, sahabatnya itu tidak juga mengabgkatnya. Kinara sangat yakin, Alana seperti ini karena hasil tes DNA itu mengecewakan Alana.

"Ayolah Al, angkat panggilan aku." gumam Kinara saat sahabatnya itu tidak juga mau menerima panggilannya.

Tepat jam tujuh malam, Kinara meninggalkan kantor. Awalnya dia akan langsung ke kediaman sahabatnya itu, tapi apartemenya lebih dekat dari pada kediaman Abimana dan Alana. Kinara pun memutuskan untuk mampir ke apartement, membersihkan diri dan berganti pakaian.

Baru saja selesai mandi, ponsel Kinara kembali berdering dan nomor bi Onah yang kembali menghubunginya.

"Aku sebentar lagi kesana Bi." ucap Kinara memberitahu tanpa bertanya ada apa bi Onah menghubunginya?

"Non, langsung kerumah sakit saja! Nyonya dilarikan tuan ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri." ucap bi Onah memberitahu.

"Apa? Rumah sakit! Baik aku segera kesana Bi, terima kasih." ucap Kinara.

Tidak perlu ditanya rumah sakit mana Abimana membawa Alana, Kinara sudah tahu. Abimana pasti membawa Alana ke rumah sakit milik keluarga Rahardian. Dan benar saja, Kinara menemukan Abimana yang akan pergi meninggalkan rumah sakit.

"Maaf Ki." hanya itu yang bisa Abimana ucapkan.

Saat Alana masih ditangani dokter, Kinara menceritakan apa yang sudah Alana lakukan selama satu bulan ini secara garis besarnya saja. Tepatnya setelah Abimana mengungkap fakta bahwa Arkarna bukan putranya. Bahkan, bagian Alana yang mencurigai Abimana yang seligkuh, lalu membebankan itu pada Alana, pun tak luput Kinara ceritakan. Kinara ingin Abimana tahu, masalah ini sungguh sangat membebani pikiran Alana.

Setelah mendengar penjelasan Kinara, Abimana mengurungkan niatnya untuk pergi meninggalkan Alana. Istrinya itu sekarang sudah dipindahkan ke kamar rawat inap. Kinara dan Abimana sama-sama akan bermalam dirumah sakit, mereka akan menunggu Alana sampai wanita itu kembali membuka mata.

"Jadi Alana melakukan tes ulang?" gumam Abimana mengingat cerita Kinara.

Saat menemukan Alana yang tidak sadarkan diri, Abimana tidak menemukan lembaran kertas ataupun amplop. Karena menurut Kinara hasil tes itu yang mungkin mengganggu pikiran Alana hingga tidak sadarkan diri. 'Mungkin sudah disimpan oleh Alana.' batin Abimana, dan dia akan mencarinya nanti saat dia berada di kediamannya.

"Ini aneh." ucap Abimana setelah Kinara menutup panggilannya dengan bi Onah. Sahabat Alana itu mengkhawatirkan Arkana.

"Ada Aditya yang menjaga Arkana." ucap Kinara memberitahu Abimana tapi pria itu hanya diam saja membuat Kinara semakin menaruh curiga pada sosok pria yang baru saja dia sebut namanya.

"Maksud Mas Abi aneh seperti apa?" tanya Kinara.

Abimana melihat kearah Kinara sesaat, lalu pandangannya kembali tertuju pada Alana, "Bagaimana bisa Alana melahirkan yang bukan darah dagingku jika dia tidak merasa tidur dengan pria lain?" pertanyaan itu muncul begitu Kinara meyakinkan apa yang diakui Alana.

"Ya, itu juga yang aku pikirkan sejak awal. Aku percaya Alana, dia pasti sangat menjaga kehormatannya. Pria yang melakukan itu padanya pun pasti sangat tahu bagaimana Alana menjaga kehormatanya, hingga dia menggunakan cara licik dengan membuat Alana tidak menyadarinya." jawab Kinara.

"Siapa dia? Apa kamu tahu?" tanya Abimana.

Kinara menggeleng. Meski dia sudah mengantongi satu nama, Kinara belum bisa memberitahu Abimana sebelum dia benar-benar yakin.

"Mas Abi bisa selidiki untuk mencari tahu, bukan begitu?" ucap Kinara.

Abimana diam. Tanpa Kinara suruh, dia pasti akan mencari tahu siapa orang yang berani menodai istrinya. Tentu saja Abimana sangat ingin tahu siapa ayah biologis dari Arkana, mengapa wajah anak itu bisa mirip dengannya?

Meski Abimana menjaga Alana dirumah sakit, dia akan tetap mencari tahu siapa orang yang mampu melakukan ini pada Alana dan juga dirinya. Untuk itu, Abimana menghubungi temannya yang berprofesi sebagai detektif untuk menyelidiki ini semua.

Harusnya sudah jelas, Abimana tidak perlu membayar orang untuk mencari tahu siapa ayah biologis Arkana, tapi Abimana sepertinya tidak terpikirkan sama sekali jika adiknya bisa saja jadi orang yang berbahaya.

Kinara pergi entah kemana, tinggalah Abimana yang ada dikamar rawat inap Alana tanpa pernah lepas memandang istrinya. Alana pasti sangat tertekan hingga saat ini, istrinya itu masih saja betah memejamkan matanya.

"Bangun sayang, kita cari tahu sama-sama orang yang berani menyakiti kamu." ucap Abimana, dia duduk disisi ranjang Alana sambil menggenggam tangan istrinya.

...🌿🌿🌿...

...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...

Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3 Bab 3. Bicara
4 Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5 Bab 5. Berbagi Kisah
6 Bab 6. Cemburu
7 Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8 Bab 8. Akan Mencari Tahu
9 Bab 9. Rencana Kinara
10 Bab 10 Terungkap
11 Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12 Bab 12. Pengakuan Aditya
13 Bab 13. Perasaan Alana
14 Bab 14. Penyesalan
15 Bab 15. Pertengkaran
16 Bab 16. Meminta Maaf
17 Bab 17. Depresi
18 Bab 18. Ulah Aditya
19 Bab 19. Memberitahu
20 Bab 20. Mengunjungi Alana
21 Bab 21. Keinginan Alana
22 Bab 22. Bertemu Wisnu
23 Bab 23. Surat Panggilan
24 Bab 24. Pindah
25 Bab 25. Menolak Bercerai
26 Bab 26. Kamar Impian
27 Bsb 27. Waktunya Bicara
28 Bab 28. Tidak Usah Takut
29 Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30 Bab 30. Bertemu Abimana
31 Bab 31. Sikap Wijaya
32 Bab 32. Semakin Dekat
33 Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34 Bab 34. Kedatangan Rendi
35 Bab 35. Hanya Satu Kali
36 Bab 36. Berbohong
37 Bab 37. Pengakuan Rachel
38 Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39 Bab 39. Abimana Pamit
40 Bab 40. Perbuatan Rachel.
41 Bab 41. Pengakuan Rendi
42 Bab 42. Ini Baru Awal
43 Bab 43. Melawan Restu
44 Bab 44. Dapat Bonus
45 Bab 45. Menerima Surat Cerai
46 Bab 46. Sidang Putusan
47 Bab 47. Permintaan Alana
48 Bab 48. Menemui Alana
49 Bab 49. Hati-Hati
50 Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51 Bab 51. Bertemu Naren
52 Bab 52. Terjawab Sudah
53 Bab 53. Obsesi Aditya
54 Bab 54. Kegelisahan Alana
55 Bab 55. Tertangkap
56 Bab 56. Papa Arkana
57 Bab 57. Akan Melawan
58 Bab 58. Cinta Pertama
59 Bab 59. Bayangan Hitam
60 Bab 60. Bersyukur
61 Bab 61. Kecewa
62 Bab 62. Kesal
63 Bab 63. Permintaan Ambar
64 Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65 Bab 65. Salah Menilai
66 Bab 66. Makan Malam
67 Bab 67. Menjelang Lamaran
68 Bab 68. Setelah Lamaran
69 Bab 69. Kekhawatiran Alana
70 Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71 Bab 71. Merasa Bodoh
72 Bab 72. Wanita Pertama
73 Bab 73. Menjelang Pernikahan
74 Bab 74. Menentukan Pilihan
75 Bab 75. Hari Pernikahan
76 Bab 76. Istirahat
77 Bab 77. Kehadiran Abimana
78 Bab 78. Membawa Kabur Alana
79 Bab 79. Maaf
80 Bab 80. Menyatu
81 Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82 Bab 82. Adik Bayi
83 Bab 83. Permintaan Dion
84 Bab 84. Dinara
85 Bab 85. Baik Baik Saja
86 Bab 86. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3
Bab 3. Bicara
4
Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5
Bab 5. Berbagi Kisah
6
Bab 6. Cemburu
7
Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8
Bab 8. Akan Mencari Tahu
9
Bab 9. Rencana Kinara
10
Bab 10 Terungkap
11
Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12
Bab 12. Pengakuan Aditya
13
Bab 13. Perasaan Alana
14
Bab 14. Penyesalan
15
Bab 15. Pertengkaran
16
Bab 16. Meminta Maaf
17
Bab 17. Depresi
18
Bab 18. Ulah Aditya
19
Bab 19. Memberitahu
20
Bab 20. Mengunjungi Alana
21
Bab 21. Keinginan Alana
22
Bab 22. Bertemu Wisnu
23
Bab 23. Surat Panggilan
24
Bab 24. Pindah
25
Bab 25. Menolak Bercerai
26
Bab 26. Kamar Impian
27
Bsb 27. Waktunya Bicara
28
Bab 28. Tidak Usah Takut
29
Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30
Bab 30. Bertemu Abimana
31
Bab 31. Sikap Wijaya
32
Bab 32. Semakin Dekat
33
Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34
Bab 34. Kedatangan Rendi
35
Bab 35. Hanya Satu Kali
36
Bab 36. Berbohong
37
Bab 37. Pengakuan Rachel
38
Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39
Bab 39. Abimana Pamit
40
Bab 40. Perbuatan Rachel.
41
Bab 41. Pengakuan Rendi
42
Bab 42. Ini Baru Awal
43
Bab 43. Melawan Restu
44
Bab 44. Dapat Bonus
45
Bab 45. Menerima Surat Cerai
46
Bab 46. Sidang Putusan
47
Bab 47. Permintaan Alana
48
Bab 48. Menemui Alana
49
Bab 49. Hati-Hati
50
Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51
Bab 51. Bertemu Naren
52
Bab 52. Terjawab Sudah
53
Bab 53. Obsesi Aditya
54
Bab 54. Kegelisahan Alana
55
Bab 55. Tertangkap
56
Bab 56. Papa Arkana
57
Bab 57. Akan Melawan
58
Bab 58. Cinta Pertama
59
Bab 59. Bayangan Hitam
60
Bab 60. Bersyukur
61
Bab 61. Kecewa
62
Bab 62. Kesal
63
Bab 63. Permintaan Ambar
64
Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65
Bab 65. Salah Menilai
66
Bab 66. Makan Malam
67
Bab 67. Menjelang Lamaran
68
Bab 68. Setelah Lamaran
69
Bab 69. Kekhawatiran Alana
70
Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71
Bab 71. Merasa Bodoh
72
Bab 72. Wanita Pertama
73
Bab 73. Menjelang Pernikahan
74
Bab 74. Menentukan Pilihan
75
Bab 75. Hari Pernikahan
76
Bab 76. Istirahat
77
Bab 77. Kehadiran Abimana
78
Bab 78. Membawa Kabur Alana
79
Bab 79. Maaf
80
Bab 80. Menyatu
81
Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82
Bab 82. Adik Bayi
83
Bab 83. Permintaan Dion
84
Bab 84. Dinara
85
Bab 85. Baik Baik Saja
86
Bab 86. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!