Tiba di rumah sakit, Abimana langsung membawa Alana ke bagian IGD, "Tolong istri saya." pinta Abimana pada perawat yang memeriksa Alana, dia ingin istrinya yang entah sejak kapan tidak sadarkan diri segera mendapat pertolongan.
"Bapak sikakan tunggu diluar ya, Pak! Istri Bapak akan segera kami tangani." pinta perawat tersebut.
Abimana patuh, dia tidak ingin berdebat agar Alana segera ditangani. Abimana tidak tahu sejak kapan istrinya tidak sadarkan diri, tapi dia punya keyakinan Alana tidak sadarkan diri sudah cukup lama.
"Maaf kan Mas, Al" ucap Abimana lirih.
Meskipun Abimana tidak tahu apa yang menyebabkan Alana tidak sadarkan diri, tapi Abimana yakin Alana terbebani dengan masalah yang tengah melanda mereka berdua.
"Tunggu! Untuk apa aku minta maaf? Salah sendiri dia selingkuh!" geram Abimana begitu mengingat kembali titik permasalahan mereka. Mengapa dia jadi lemah seperti in, hanya karena ucapan Aditya?
"MAU KEMANA?"
Suara keras penuh penekanan itu menghentikan langkah Abimana yang akan meninggalkan rumah sakit. Bola mata bulat dari orang yang bertanya padanya menunjukkan kemarahan.
***
Seperti biasa Aditya akan mengunjungi kediaman Abimana, untuk apa lagi jika bukan mencari kesempatan bisa bersama Alana dan juga bermain dengan Arkana. Aditya sangat suka memandangi wajah cantik Alana, dan suara lembut wanita itu saat bicara dengannya.
Suara tangis Arkana terdengar menggema begitu Aditya tiba dikediaman sang kakak. Aditya segera masuk dan mencari keberadaan putranya.
"Ada apa sayangnya ayah?" tanya Aditya begitu dia menemukan Arkana.
Mengulurkan kedua tangannya, Aditya segera mengambil tubuh munggil Arkana dari gendongan bi Onah. Bayi laki-laki itu langsung diam setelah berada di gendongan ayahnya, dia melihat wajah pria yang mengayun-ayunkan tangannya. Airmata bayi itu masih mengalir meski tangisnya sudah tidak terdengar lagi. Bi Onah merasa senang, Arkana akhirnya berhenti menangis.
"Sudah berapa lama Arkana menagis Bi?" tanya Aditya.
"Sejak nyonya Al dilarikan kerumah sakit oleh tuan." jawab bi Onah.
"Apa? Alana dibawa ke rumah sakit!" ucap Aditya terkejut, "Apa yang terjadi dengannya?" tanya Aditya.
Bi Onah menjelaskan apa yang terjadi pada Alana sampai wanita itu dilarikan kerumah sakit. Aditya ingin marah tapi pada siapa? Harusnya dia memarahi dirinya sendiri, karena apa yang sudah dia lakukanlah membuat Alana hancur seperti ini.
***
"Mas Abi puas sekarang!" ucap Kinara dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kinara marah dan juga kesal dengan Abimana meskipun dia sadar itu adalah hal yang wajar saat tahu putra yang dia kira darah dagingnya ternyata bukan anaknya.
Untung saja dia sampai tepat waktu sehingga mampu mencegah Abimana yang akan pergi dari rumah sakit meninggalkan Alana.
Kinara dihubungi bi Onah tentang Alana yang tidak juga keluar dari kamarnya hingga menjelang magrib. Berkali-kali Kinara menghubungi ponsel Alana, sahabatnya itu tidak juga mengabgkatnya. Kinara sangat yakin, Alana seperti ini karena hasil tes DNA itu mengecewakan Alana.
"Ayolah Al, angkat panggilan aku." gumam Kinara saat sahabatnya itu tidak juga mau menerima panggilannya.
Tepat jam tujuh malam, Kinara meninggalkan kantor. Awalnya dia akan langsung ke kediaman sahabatnya itu, tapi apartemenya lebih dekat dari pada kediaman Abimana dan Alana. Kinara pun memutuskan untuk mampir ke apartement, membersihkan diri dan berganti pakaian.
Baru saja selesai mandi, ponsel Kinara kembali berdering dan nomor bi Onah yang kembali menghubunginya.
"Aku sebentar lagi kesana Bi." ucap Kinara memberitahu tanpa bertanya ada apa bi Onah menghubunginya?
"Non, langsung kerumah sakit saja! Nyonya dilarikan tuan ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri." ucap bi Onah memberitahu.
"Apa? Rumah sakit! Baik aku segera kesana Bi, terima kasih." ucap Kinara.
Tidak perlu ditanya rumah sakit mana Abimana membawa Alana, Kinara sudah tahu. Abimana pasti membawa Alana ke rumah sakit milik keluarga Rahardian. Dan benar saja, Kinara menemukan Abimana yang akan pergi meninggalkan rumah sakit.
"Maaf Ki." hanya itu yang bisa Abimana ucapkan.
Saat Alana masih ditangani dokter, Kinara menceritakan apa yang sudah Alana lakukan selama satu bulan ini secara garis besarnya saja. Tepatnya setelah Abimana mengungkap fakta bahwa Arkarna bukan putranya. Bahkan, bagian Alana yang mencurigai Abimana yang seligkuh, lalu membebankan itu pada Alana, pun tak luput Kinara ceritakan. Kinara ingin Abimana tahu, masalah ini sungguh sangat membebani pikiran Alana.
Setelah mendengar penjelasan Kinara, Abimana mengurungkan niatnya untuk pergi meninggalkan Alana. Istrinya itu sekarang sudah dipindahkan ke kamar rawat inap. Kinara dan Abimana sama-sama akan bermalam dirumah sakit, mereka akan menunggu Alana sampai wanita itu kembali membuka mata.
"Jadi Alana melakukan tes ulang?" gumam Abimana mengingat cerita Kinara.
Saat menemukan Alana yang tidak sadarkan diri, Abimana tidak menemukan lembaran kertas ataupun amplop. Karena menurut Kinara hasil tes itu yang mungkin mengganggu pikiran Alana hingga tidak sadarkan diri. 'Mungkin sudah disimpan oleh Alana.' batin Abimana, dan dia akan mencarinya nanti saat dia berada di kediamannya.
"Ini aneh." ucap Abimana setelah Kinara menutup panggilannya dengan bi Onah. Sahabat Alana itu mengkhawatirkan Arkana.
"Ada Aditya yang menjaga Arkana." ucap Kinara memberitahu Abimana tapi pria itu hanya diam saja membuat Kinara semakin menaruh curiga pada sosok pria yang baru saja dia sebut namanya.
"Maksud Mas Abi aneh seperti apa?" tanya Kinara.
Abimana melihat kearah Kinara sesaat, lalu pandangannya kembali tertuju pada Alana, "Bagaimana bisa Alana melahirkan yang bukan darah dagingku jika dia tidak merasa tidur dengan pria lain?" pertanyaan itu muncul begitu Kinara meyakinkan apa yang diakui Alana.
"Ya, itu juga yang aku pikirkan sejak awal. Aku percaya Alana, dia pasti sangat menjaga kehormatannya. Pria yang melakukan itu padanya pun pasti sangat tahu bagaimana Alana menjaga kehormatanya, hingga dia menggunakan cara licik dengan membuat Alana tidak menyadarinya." jawab Kinara.
"Siapa dia? Apa kamu tahu?" tanya Abimana.
Kinara menggeleng. Meski dia sudah mengantongi satu nama, Kinara belum bisa memberitahu Abimana sebelum dia benar-benar yakin.
"Mas Abi bisa selidiki untuk mencari tahu, bukan begitu?" ucap Kinara.
Abimana diam. Tanpa Kinara suruh, dia pasti akan mencari tahu siapa orang yang berani menodai istrinya. Tentu saja Abimana sangat ingin tahu siapa ayah biologis dari Arkana, mengapa wajah anak itu bisa mirip dengannya?
Meski Abimana menjaga Alana dirumah sakit, dia akan tetap mencari tahu siapa orang yang mampu melakukan ini pada Alana dan juga dirinya. Untuk itu, Abimana menghubungi temannya yang berprofesi sebagai detektif untuk menyelidiki ini semua.
Harusnya sudah jelas, Abimana tidak perlu membayar orang untuk mencari tahu siapa ayah biologis Arkana, tapi Abimana sepertinya tidak terpikirkan sama sekali jika adiknya bisa saja jadi orang yang berbahaya.
Kinara pergi entah kemana, tinggalah Abimana yang ada dikamar rawat inap Alana tanpa pernah lepas memandang istrinya. Alana pasti sangat tertekan hingga saat ini, istrinya itu masih saja betah memejamkan matanya.
"Bangun sayang, kita cari tahu sama-sama orang yang berani menyakiti kamu." ucap Abimana, dia duduk disisi ranjang Alana sambil menggenggam tangan istrinya.
...🌿🌿🌿...
...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments