Menjelang subuh, Alana membuka matanya. Sosok yang dia lihat pertama kali adalah Abimana yang tertidur sambil menggenggam tanganya. Secercah harapan untuk bisa kembali bersama memenuhi pikiran Alana. Tapi hasil tes itu kembali membuat Alana terluka.
Abimana tidak berbohong tentang Arkana, tapi bagaimana bisa semua ini terjadi sedangkan dia tidak pernah tidur dengan pria lain selain dengan Abimana.
Seorang Alana tidak akan menyerah, dia akan mencari tahu siapa pria yang mempermainkan hidupnya. Alana berniat untuk segera pulih dan melakukan penyelidikan.
"Sayang kamu sudah sadar?" tanya Abimana begitu merasakan pergerakan.
Alana tersenyum, dia ingin menunjukkan pada Abimana jika dia kuat, dia kuat dengan cobaan ini. Semoga.
Aditya berkunjung kerumah sakit untuk menjenguk Alana, tidak ada kecurigaan dari Abimana, tapi pria itu tidak akan membiarkan pria lain hanya berdua saja dengan Alana, meskipun itu Aditya.
Hal ini membuat Aditya tidak bisa leluasa dan belama-lama disisi Alana. Meski dia sudah membujuk Abimana untuk istirahat dirumah sejenak dan dia akan mengantikan menjaga Alana. Sayangnya Abimana tidak bergeming, pria itu tidak pernah jauh walau sedetikpun.
"Mas, aku akan mengantikan kamu menjaga kakak ipar. Mas bisa istirahat dirumah. Arkana juga merindukan papanya." ucap Aditya membujuk Abimana.
"Aku yang akan menjaga istriku, bukan orang lain." tegas Abimana yang membuat raut wajah Aditya berubah kesal.
Wajah kesal itu terbaca oleh Kinara yang baru saja masuk. Dia sempat mendengar apa yang diucapkan Abimana. Hal itu membuat Kinara semakin curiga. Nama Aditya sudah dia jadikan tersangka sejak awal kasus ini menimpa Alana, dan semakin hari bukti-bukti itu semakin jelas.
"Biar aku saja yang jaga Alana malam ini." ucap Kinara mencoba menengahi.
"Mas Abi pulang dan istirahatlah sebentar dirumah. Kamu juga Adit, sebaiknya kamu juga pulang." ucap Kinara lagi.
"Tidak!" jawab Abimana dan Aditya bersamaan.
"Aku ingin Kinara yang menemaniku." ucap Alana yang akhirnya buka suara.
"Sayang..." renggek Abimana yang tidak ingin meninggalkan Alana.
"Kinara benar, Mas juga harus istirahat. Pulanglah sebentar, tidur yang nyenyak. Jika sudah merasa cukup, Mas bisa kembali kesini." jawab Alana lembut membuat Abimana akhirnya menyetujuinya.
"Kamu juga pulang, Dit!" ucap Abimana sambil menatap tajam adiknya.
"Aku belum diusir." sahut Aditya sambil terkekeh merasa menang.
"Kamu pasti capek juga kan, Adit? Jadi pulang dan istirahatlah. Kamu bisa kembali lagi besok!" tegas Alana.
Kinara terkikik geli melihat dua pria gagah itu bertekuk lutut dengan perintah Alana.
Abimana bersiap pulang, sementara Aditya memilih duduk disamping Kinara yang membuat wanita itu tersenyum lebar.
"Dit, kamu masih muda tapi ubanan." ujar Kinara. Aditya mendengkus, tidak suka dengan ucapan Kinara.
"Aku gemas mau cabut, boleh ya?" pinta Kinara.
"Enggak boleh!" jawab Aditya.
Bukan Kinara jika dia tidak bisa mewujudkan apa yang dia rencanakan, "Dapat!" seru Kinara begitu berhasil mencabut rambut putih Aditya.
"Kamu tahu tidak, apa yang kamu lakukan ini bisa membuat aku kehilangan kemampuan berpikir." ucap Aditya.
"Hanya satu Pak Dokter!" sahut Kinara sambil menunjukkan rambut putih yang berhasil dia ambil dan memberikannya pada Aditya.
"Sorry, hanya kali ini saja." ucap Kinara sambil menunjukan dua jari telunjuk dan tengah, lalu dia berdiri dan mendekati Alana.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Abimana sudah kembali kerumah sakit sambil membawakan sarapan untuk Kinara.
"Wah, Mas Abi baik sekali." ucap Kinara sambil tersenyum lebar.
"Sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah mau ikut menjaga Alana." jawab Abimana jujur dan tulus.
"Aku yang harusnya berterima kasih pada Mas Abi, karena masih mau berada disisi saudaraku satu-satunya." balas Kinara tak kala jujur dan tulus.
"Aku harap Mas Abi tidak berpikir buruk lagi pada Alana." ucap Kinara lagi yang membuat Abimana dan Alana sama-sama terdiam.
Alana tidak tahu mengapa Abimana kembali hangat seperti ini padanya, sementara dia tahu Arkana bukan putranya tapi terlahir dari rahim Alana.
"Kenapa sayang?" tanya Abimana saat melihat kegelisahan diwajah Alana.
Jika saja Abimana bisa selalu peka seperti ini terhadap Alana, tentu dia akan berpikir dua kali untuk meragukan kesetiaan Alana. Tapi ternyata rasa cinta dan kepercayaan seorang Abimana tidak sebesar seperti yang selalu dia ucapkan.
Dokter masuk untuk memeriksa kondisi Alana, "Selamat pagi nyonya Alana." sapa dokter itu dengan ramah.
"Pagi juga Dok. Apa saya sudah boleh pulang?" balas Alana tak kalah ramah dan itu membuat Abimana tidak suka, apalagi dokter yang memeriksa Alana dokter muda yang tampan. Sepertinya dia harus menyeleksi dokter yang bisa memeriksa Alana. Akan dia bicarakan pada pamannya yang mengelola rumah sakit ini.
Jika Abimana tidak suka, berbeda dengan Kinara. Matanya yang tadi masih mengantuk kini terbuka lebar. Dokter yang memeriksa Alana hari ini dokter yang berbeda dengan yang kemarin.
"Saya periksa dulu ya, Nyonya." jawab dokter tersebut.
Alana mengangguk setuju, membiarkan dokter itu memeriksanya. Alana menghiraukan pandangan mata Abimana yang tajam pada dokter muda itu. Alana ingin cepat pulang dan bertemu Arkana.
"Bagaimana Dok?" tanya Alana.
Dokter muda itu tersenyum, "Nyonya bisa pulang hari ini, tapi ingat jangan terlalu lelah dan banyak pikiran." jawab dokter tersebut.
"Terima kasih Dok." ucap Alana sumringah.
"Dok, saya bisa diperiksa juga?" pinta Kinara tiba-tiba yang dibalas Dokter muda itu dengan senyuman.
Alana menggelengkan kepalanya, "Maaf ya Dok, saudara saya kalau melihat yang muda dan tampan suka hilang kendali." ucap Alana.
"AL!" panggil Kinara dan Abimana bersamaan dengan kemarahan yang berbeda. Abimana tidak suka Alana memuji ketampanan dokter tersebut, sementara Kinara tidak suka dibilang hilang kendali.
Tidak ingin membuat kegaduhan, dokter muda itu segera pamit. Bibirnya tersenyum pada Alana dengan pandangan yang teduh.
Kinara pamit pulang, tak lama setelah dokter itu keluar. Ada yang harus segera dia kerjakan dikediaman Alana dan Abimayu sebelum sepasang suami istri itu pulang tiba dikediaman mereka. Tanpa Alana dan Abimana ketahui, Kinara saat ini sedang berusaha menemukan kebenaran kejadian aneh yang dialami Alana.
Hari ini Kinara sudah izin datang terlambat kekantor dan akan menganti waktu kerjanya dengan lembur. Kirana tiba di kediaman Alana dan Abimana, dengan alasan merindukan Arkana. Dengan begitu, bi Onah tidak akan curiga. Kinara mengambil rambut bayi lucu itu untuk sampel setelah kemarin malam dia berhasil mengambil rambut Aditya. Ya, Kinara akan melakukan tes DNA antara Arkana dan Aditya, untuk membuktikan kecurigaannya.
"Aunty Kinara pulang ya sayang." ucap Kinara pamit pada bayi laki-laki itu dan juga bi Onah dengan alasan harus segera ke kantor.
Dijalan Kinara menghubungi Rara, dia ingin hasil DNA kali ini secepatnya keluar. Kinara ingin masalah siapa ayah biologis Arkana secepatnya diketahui, sehingga mereka bisa lebih cepat mengambil langkah selanjutnya.
Melihat Abimana yang kembali hangat pada Alana, Kinara cukup merasa lega. Tapi dia takut, saat kebenaran ini terbuka maka Alana akan semakin kecewa. Bagaimana tidak kecewa, jika pelaku kejahatan terhadapnya adalah orang yang dekat dengannya dan Abimana.
"Bisa kok Mbak, apa sih yang nggak bisa untuk Mbak Kinara." jawab Rara dari seberang sana.
Kinara terkekeh, "Makasih ya Ra, sepertinya aku harus kasih bonus nih untuk kamu." balas Kinara.
Kini Rara yang tertawa, "Nikai bonusnya harus besar!" balas Rara. "Sekarang Mbak Kinara dimana?" tanya Rara yang kembali serius.
"Sepuluh menit lagi aku sampai di rumah sakit." jawab Kinara.
"Oh, ok! Aku tunggu." sahut Rara lalu mereka sama-sama menutup panggilan tersebut.
Kinara menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia lelah dan juga kecewa. Jujur, selama ini Kinara mengagumi Aditya. Tapi akhir-akhir ini dia meragu, belum lama ini tanpa sengaja dia mendengar tentang buruknya prilaku Aditya. Ditambah kasus Alana yang merujuk pada Aditya semakin membuat Kinara harus berpikir ulang.
"Semoga apa yang aku lakukan saat ini akan membuka sebuah kebenaran dan menjawab doa-doaku selama ini."
...🌿🌿🌿...
...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
adit obsesi ke alana 5p knp ssmpai bisa hamil ank adit ya apa abi mandul..
2023-04-13
1
Iqlima Al Jazira
mantap kinara👍🏻
2023-04-13
1