Bab 9. Rencana Kinara

Menjelang subuh, Alana membuka matanya. Sosok yang dia lihat pertama kali adalah Abimana yang tertidur sambil menggenggam tanganya. Secercah harapan untuk bisa kembali bersama memenuhi pikiran Alana. Tapi hasil tes itu kembali membuat Alana terluka.

Abimana tidak berbohong tentang Arkana, tapi bagaimana bisa semua ini terjadi sedangkan dia tidak pernah tidur dengan pria lain selain dengan Abimana.

Seorang Alana tidak akan menyerah, dia akan mencari tahu siapa pria yang mempermainkan hidupnya. Alana berniat untuk segera pulih dan melakukan penyelidikan.

"Sayang kamu sudah sadar?" tanya Abimana begitu merasakan pergerakan.

Alana tersenyum, dia ingin menunjukkan pada Abimana jika dia kuat, dia kuat dengan cobaan ini. Semoga.

Aditya berkunjung kerumah sakit untuk menjenguk Alana, tidak ada kecurigaan dari Abimana, tapi pria itu tidak akan membiarkan pria lain hanya berdua saja dengan Alana, meskipun itu Aditya.

Hal ini membuat Aditya tidak bisa leluasa dan belama-lama disisi Alana. Meski dia sudah membujuk Abimana untuk istirahat dirumah sejenak dan dia akan mengantikan menjaga Alana. Sayangnya Abimana tidak bergeming, pria itu tidak pernah jauh walau sedetikpun.

"Mas, aku akan mengantikan kamu menjaga kakak ipar. Mas bisa istirahat dirumah. Arkana juga merindukan papanya." ucap Aditya membujuk Abimana.

"Aku yang akan menjaga istriku, bukan orang lain." tegas Abimana yang membuat raut wajah Aditya berubah kesal.

Wajah kesal itu terbaca oleh Kinara yang baru saja masuk. Dia sempat mendengar apa yang diucapkan Abimana. Hal itu membuat Kinara semakin curiga. Nama Aditya sudah dia jadikan tersangka sejak awal kasus ini menimpa Alana, dan semakin hari bukti-bukti itu semakin jelas.

"Biar aku saja yang jaga Alana malam ini." ucap Kinara mencoba menengahi.

"Mas Abi pulang dan istirahatlah sebentar dirumah. Kamu juga Adit, sebaiknya kamu juga pulang." ucap Kinara lagi.

"Tidak!" jawab Abimana dan Aditya bersamaan.

"Aku ingin Kinara yang menemaniku." ucap Alana yang akhirnya buka suara.

"Sayang..." renggek Abimana yang tidak ingin meninggalkan Alana.

"Kinara benar, Mas juga harus istirahat. Pulanglah sebentar, tidur yang nyenyak. Jika sudah merasa cukup, Mas bisa kembali kesini." jawab Alana lembut membuat Abimana akhirnya menyetujuinya.

"Kamu juga pulang, Dit!" ucap Abimana sambil menatap tajam adiknya.

"Aku belum diusir." sahut Aditya sambil terkekeh merasa menang.

"Kamu pasti capek juga kan, Adit? Jadi pulang dan istirahatlah. Kamu bisa kembali lagi besok!" tegas Alana.

Kinara terkikik geli melihat dua pria gagah itu bertekuk lutut dengan perintah Alana.

Abimana bersiap pulang, sementara Aditya memilih duduk disamping Kinara yang membuat wanita itu tersenyum lebar.

"Dit, kamu masih muda tapi ubanan." ujar Kinara. Aditya mendengkus, tidak suka dengan ucapan Kinara.

"Aku gemas mau cabut, boleh ya?" pinta Kinara.

"Enggak boleh!" jawab Aditya.

Bukan Kinara jika dia tidak bisa mewujudkan apa yang dia rencanakan, "Dapat!" seru Kinara begitu berhasil mencabut rambut putih Aditya.

"Kamu tahu tidak, apa yang kamu lakukan ini bisa membuat aku kehilangan kemampuan berpikir." ucap Aditya.

"Hanya satu Pak Dokter!" sahut Kinara sambil menunjukkan rambut putih yang berhasil dia ambil dan memberikannya pada Aditya.

"Sorry, hanya kali ini saja." ucap Kinara sambil menunjukan dua jari telunjuk dan tengah, lalu dia berdiri dan mendekati Alana.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Abimana sudah kembali kerumah sakit sambil membawakan sarapan untuk Kinara.

"Wah, Mas Abi baik sekali." ucap Kinara sambil tersenyum lebar.

"Sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah mau ikut menjaga Alana." jawab Abimana jujur dan tulus.

"Aku yang harusnya berterima kasih pada Mas Abi, karena masih mau berada disisi saudaraku satu-satunya." balas Kinara tak kala jujur dan tulus.

"Aku harap Mas Abi tidak berpikir buruk lagi pada Alana." ucap Kinara lagi yang membuat Abimana dan Alana sama-sama terdiam.

Alana tidak tahu mengapa Abimana kembali hangat seperti ini padanya, sementara dia tahu Arkana bukan putranya tapi terlahir dari rahim Alana.

"Kenapa sayang?" tanya Abimana saat melihat kegelisahan diwajah Alana.

Jika saja Abimana bisa selalu peka seperti ini terhadap Alana, tentu dia akan berpikir dua kali untuk meragukan kesetiaan Alana. Tapi ternyata rasa cinta dan kepercayaan seorang Abimana tidak sebesar seperti yang selalu dia ucapkan.

Dokter masuk untuk memeriksa kondisi Alana, "Selamat pagi nyonya Alana." sapa dokter itu dengan ramah.

"Pagi juga Dok. Apa saya sudah boleh pulang?" balas Alana tak kalah ramah dan itu membuat Abimana tidak suka, apalagi dokter yang memeriksa Alana dokter muda yang tampan. Sepertinya dia harus menyeleksi dokter yang bisa memeriksa Alana. Akan dia bicarakan pada pamannya yang mengelola rumah sakit ini.

Jika Abimana tidak suka, berbeda dengan Kinara. Matanya yang tadi masih mengantuk kini terbuka lebar. Dokter yang memeriksa Alana hari ini dokter yang berbeda dengan yang kemarin.

"Saya periksa dulu ya, Nyonya." jawab dokter tersebut.

Alana mengangguk setuju, membiarkan dokter itu memeriksanya. Alana menghiraukan pandangan mata Abimana yang tajam pada dokter muda itu. Alana ingin cepat pulang dan bertemu Arkana.

"Bagaimana Dok?" tanya Alana.

Dokter muda itu tersenyum, "Nyonya bisa pulang hari ini, tapi ingat jangan terlalu lelah dan banyak pikiran." jawab dokter tersebut.

"Terima kasih Dok." ucap Alana sumringah.

"Dok, saya bisa diperiksa juga?" pinta Kinara tiba-tiba yang dibalas Dokter muda itu dengan senyuman.

Alana menggelengkan kepalanya, "Maaf ya Dok, saudara saya kalau melihat yang muda dan tampan suka hilang kendali." ucap Alana.

"AL!" panggil Kinara dan Abimana bersamaan dengan kemarahan yang berbeda. Abimana tidak suka Alana memuji ketampanan dokter tersebut, sementara Kinara tidak suka dibilang hilang kendali.

Tidak ingin membuat kegaduhan, dokter muda itu segera pamit. Bibirnya tersenyum pada Alana dengan pandangan yang teduh.

Kinara pamit pulang, tak lama setelah dokter itu keluar. Ada yang harus segera dia kerjakan dikediaman Alana dan Abimayu sebelum sepasang suami istri itu pulang tiba dikediaman mereka. Tanpa Alana dan Abimana ketahui, Kinara saat ini sedang berusaha menemukan kebenaran kejadian aneh yang dialami Alana.

Hari ini Kinara sudah izin datang terlambat kekantor dan akan menganti waktu kerjanya dengan lembur. Kirana tiba di kediaman Alana dan Abimana, dengan alasan merindukan Arkana. Dengan begitu, bi Onah tidak akan curiga. Kinara mengambil rambut bayi lucu itu untuk sampel setelah kemarin malam dia berhasil mengambil rambut Aditya. Ya, Kinara akan melakukan tes DNA antara Arkana dan Aditya, untuk membuktikan kecurigaannya.

"Aunty Kinara pulang ya sayang." ucap Kinara pamit pada bayi laki-laki itu dan juga bi Onah dengan alasan harus segera ke kantor.

Dijalan Kinara menghubungi Rara, dia ingin hasil DNA kali ini secepatnya keluar. Kinara ingin masalah siapa ayah biologis Arkana secepatnya diketahui, sehingga mereka bisa lebih cepat mengambil langkah selanjutnya.

Melihat Abimana yang kembali hangat pada Alana, Kinara cukup merasa lega. Tapi dia takut, saat kebenaran ini terbuka maka Alana akan semakin kecewa. Bagaimana tidak kecewa, jika pelaku kejahatan terhadapnya adalah orang yang dekat dengannya dan Abimana.

"Bisa kok Mbak, apa sih yang nggak bisa untuk Mbak Kinara." jawab Rara dari seberang sana.

Kinara terkekeh, "Makasih ya Ra, sepertinya aku harus kasih bonus nih untuk kamu." balas Kinara.

Kini Rara yang tertawa, "Nikai bonusnya harus besar!" balas Rara. "Sekarang Mbak Kinara dimana?" tanya Rara yang kembali serius.

"Sepuluh menit lagi aku sampai di rumah sakit." jawab Kinara.

"Oh, ok! Aku tunggu." sahut Rara lalu mereka sama-sama menutup panggilan tersebut.

Kinara menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia lelah dan juga kecewa. Jujur, selama ini Kinara mengagumi Aditya. Tapi akhir-akhir ini dia meragu, belum lama ini tanpa sengaja dia mendengar tentang buruknya prilaku Aditya. Ditambah kasus Alana yang merujuk pada Aditya semakin membuat Kinara harus berpikir ulang.

"Semoga apa yang aku lakukan saat ini akan membuka sebuah kebenaran dan menjawab doa-doaku selama ini."

...🌿🌿🌿...

...Ananku Ternyata Bukan Anak Suamiku...

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

adit obsesi ke alana 5p knp ssmpai bisa hamil ank adit ya apa abi mandul..

2023-04-13

1

Iqlima Al Jazira

Iqlima Al Jazira

mantap kinara👍🏻

2023-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Anniversary
2 Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3 Bab 3. Bicara
4 Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5 Bab 5. Berbagi Kisah
6 Bab 6. Cemburu
7 Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8 Bab 8. Akan Mencari Tahu
9 Bab 9. Rencana Kinara
10 Bab 10 Terungkap
11 Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12 Bab 12. Pengakuan Aditya
13 Bab 13. Perasaan Alana
14 Bab 14. Penyesalan
15 Bab 15. Pertengkaran
16 Bab 16. Meminta Maaf
17 Bab 17. Depresi
18 Bab 18. Ulah Aditya
19 Bab 19. Memberitahu
20 Bab 20. Mengunjungi Alana
21 Bab 21. Keinginan Alana
22 Bab 22. Bertemu Wisnu
23 Bab 23. Surat Panggilan
24 Bab 24. Pindah
25 Bab 25. Menolak Bercerai
26 Bab 26. Kamar Impian
27 Bsb 27. Waktunya Bicara
28 Bab 28. Tidak Usah Takut
29 Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30 Bab 30. Bertemu Abimana
31 Bab 31. Sikap Wijaya
32 Bab 32. Semakin Dekat
33 Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34 Bab 34. Kedatangan Rendi
35 Bab 35. Hanya Satu Kali
36 Bab 36. Berbohong
37 Bab 37. Pengakuan Rachel
38 Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39 Bab 39. Abimana Pamit
40 Bab 40. Perbuatan Rachel.
41 Bab 41. Pengakuan Rendi
42 Bab 42. Ini Baru Awal
43 Bab 43. Melawan Restu
44 Bab 44. Dapat Bonus
45 Bab 45. Menerima Surat Cerai
46 Bab 46. Sidang Putusan
47 Bab 47. Permintaan Alana
48 Bab 48. Menemui Alana
49 Bab 49. Hati-Hati
50 Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51 Bab 51. Bertemu Naren
52 Bab 52. Terjawab Sudah
53 Bab 53. Obsesi Aditya
54 Bab 54. Kegelisahan Alana
55 Bab 55. Tertangkap
56 Bab 56. Papa Arkana
57 Bab 57. Akan Melawan
58 Bab 58. Cinta Pertama
59 Bab 59. Bayangan Hitam
60 Bab 60. Bersyukur
61 Bab 61. Kecewa
62 Bab 62. Kesal
63 Bab 63. Permintaan Ambar
64 Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65 Bab 65. Salah Menilai
66 Bab 66. Makan Malam
67 Bab 67. Menjelang Lamaran
68 Bab 68. Setelah Lamaran
69 Bab 69. Kekhawatiran Alana
70 Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71 Bab 71. Merasa Bodoh
72 Bab 72. Wanita Pertama
73 Bab 73. Menjelang Pernikahan
74 Bab 74. Menentukan Pilihan
75 Bab 75. Hari Pernikahan
76 Bab 76. Istirahat
77 Bab 77. Kehadiran Abimana
78 Bab 78. Membawa Kabur Alana
79 Bab 79. Maaf
80 Bab 80. Menyatu
81 Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82 Bab 82. Adik Bayi
83 Bab 83. Permintaan Dion
84 Bab 84. Dinara
85 Bab 85. Baik Baik Saja
86 Bab 86. Sudah Waktunya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1. Anniversary
2
Bab 2. Golongan Darah Berbeda
3
Bab 3. Bicara
4
Bab 4. Rasanya Sangat Sakit
5
Bab 5. Berbagi Kisah
6
Bab 6. Cemburu
7
Bab 7. Hasil Yang Mengecewakan
8
Bab 8. Akan Mencari Tahu
9
Bab 9. Rencana Kinara
10
Bab 10 Terungkap
11
Bab 11. Bukan Hanya Mimpi
12
Bab 12. Pengakuan Aditya
13
Bab 13. Perasaan Alana
14
Bab 14. Penyesalan
15
Bab 15. Pertengkaran
16
Bab 16. Meminta Maaf
17
Bab 17. Depresi
18
Bab 18. Ulah Aditya
19
Bab 19. Memberitahu
20
Bab 20. Mengunjungi Alana
21
Bab 21. Keinginan Alana
22
Bab 22. Bertemu Wisnu
23
Bab 23. Surat Panggilan
24
Bab 24. Pindah
25
Bab 25. Menolak Bercerai
26
Bab 26. Kamar Impian
27
Bsb 27. Waktunya Bicara
28
Bab 28. Tidak Usah Takut
29
Bab 29. Inikah Namanya Cinta?
30
Bab 30. Bertemu Abimana
31
Bab 31. Sikap Wijaya
32
Bab 32. Semakin Dekat
33
Bab 33. Kehadiran Orang Dimasa Lalu
34
Bab 34. Kedatangan Rendi
35
Bab 35. Hanya Satu Kali
36
Bab 36. Berbohong
37
Bab 37. Pengakuan Rachel
38
Bab 38. Habislah Sudah Abimana
39
Bab 39. Abimana Pamit
40
Bab 40. Perbuatan Rachel.
41
Bab 41. Pengakuan Rendi
42
Bab 42. Ini Baru Awal
43
Bab 43. Melawan Restu
44
Bab 44. Dapat Bonus
45
Bab 45. Menerima Surat Cerai
46
Bab 46. Sidang Putusan
47
Bab 47. Permintaan Alana
48
Bab 48. Menemui Alana
49
Bab 49. Hati-Hati
50
Bab 50. Pertemuan Dua Sahabat
51
Bab 51. Bertemu Naren
52
Bab 52. Terjawab Sudah
53
Bab 53. Obsesi Aditya
54
Bab 54. Kegelisahan Alana
55
Bab 55. Tertangkap
56
Bab 56. Papa Arkana
57
Bab 57. Akan Melawan
58
Bab 58. Cinta Pertama
59
Bab 59. Bayangan Hitam
60
Bab 60. Bersyukur
61
Bab 61. Kecewa
62
Bab 62. Kesal
63
Bab 63. Permintaan Ambar
64
Bab 64. Mengunjungi Kediaman Mahendra
65
Bab 65. Salah Menilai
66
Bab 66. Makan Malam
67
Bab 67. Menjelang Lamaran
68
Bab 68. Setelah Lamaran
69
Bab 69. Kekhawatiran Alana
70
Bab 70. Kumpul Bersama Karyawan (1)
71
Bab 71. Merasa Bodoh
72
Bab 72. Wanita Pertama
73
Bab 73. Menjelang Pernikahan
74
Bab 74. Menentukan Pilihan
75
Bab 75. Hari Pernikahan
76
Bab 76. Istirahat
77
Bab 77. Kehadiran Abimana
78
Bab 78. Membawa Kabur Alana
79
Bab 79. Maaf
80
Bab 80. Menyatu
81
Bab 81. Mengunjungi Rumah Baru
82
Bab 82. Adik Bayi
83
Bab 83. Permintaan Dion
84
Bab 84. Dinara
85
Bab 85. Baik Baik Saja
86
Bab 86. Sudah Waktunya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!