Aryanaka dan kekesalannya

"Ohh, jadi kalian baru aja kenalan, ya? Kirain udah lama kenal, abisnya kaya akrab banget gitu." Keylara manggut-manggut mendengar penuturan Zianna. Percaya-percaya saja.

"Berarti, Naka ini tipikal orang yang gampang akrab, ya? Boleh kali akrab sama gue. Gue orangnya ramah dan asik kok, dijamin Lo pasti nyaman!" Ujar Keylara bangga sembari menunjuk dirinya sendiri seperti orang yang sedang promosi.

Aryanaka hanya melirik singkat, tak menyahut sama sekali. Moodnya sedang tidak baik-baik saja setelah mendengar pengakuan Zianna yang bilang kalau mereka baru saja kenal. Sialan.

Baru kenal apanya?!

Sedangkan Kevandra, sudah sejak tadi ia bersungut-sungut dengan kepala yang mulai mengeluarkan asap. Panas sekali hatinya bung! Mati-matian menahan cemburu dengan menghela nafas dan mendengus berkali-kali itu tidak enak. Percaya, deh!

"Gimana, Naka? Minat gak Lo, sama gue?" Tanya Keylara. Namun tiba-tiba saja, kotak tissue mendarat di jidatnya dengan begitu mulus. Tentu saja Zianna pelakunya.

"Gak usah malu-maluin, deh! Dikira Lo barang menarik pake diminatin segala? liat noh cowok Lo, udah kaya setan kebacaan ayat kursi." Ketus Zianna membuat Keylara tersadar. Haduh, ia sampai melupakan keberadaan cowok kiyowonya karena terlalu terfokus pada mahakarya Tuhan—Aryanaka—yang entah mengapa sangat amat sayang untuk diabaikan.

Disaat keylara sudah kembali memusatkan fokus pada Kevandra, Zianna mengalihkan atensinya demi memandang Aryanaka. Kaki jahilnya menendang kaki Aryanaka dibawah sana, membuat Aryanaka meliriknya sinis. Mohon diingat teman-teman, mood Aryanaka masih dibawah nol persen saat ini.

***

Tak terasa, bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Siswa-siswi SMA CI berbondong-bondong keluar kelas bak segerombolan kupu-kupu yang sedang membebaskan diri.

Begitu pula dengan Zianna, Keylara, dan juga Kevandra yang berjalan bersama keluar dari IPA 1. Namun, mereka dikejutkan oleh keberadaan Aryanaka yang berdiri bersandar di pintu kelas seperti menunggu seseorang.

Pantas saja dari tadi para siswi IPA 1 berbisik-bisik heboh. Ternyata ini toh penyebabnya.

"Ngapain Lo?" Sinis Kevandra. Oke, sepertinya Kevandra mulai menganggap Aryanaka sebagai ancaman yang harus dihindari.

"Lo nanya?" Aryanaka balik bertanya dengan raut muka datar. Apa-apaan itu?

"Eh, ada Naka. Ay, jangan sinis-sinis gitu dong, Naka 'kan gak ngapa-ngapain kita. Iya 'kan, Naka?" Keylara berujar sembari tersenyum centil ke arah Aryanaka, membuat Aryanaka bergidik ngeri dibalik wajah datarnya.

Masih ingatkah kalian bahwa Keylara ini adalah ancaman yang Aryanaka tobatkan menjadi musuh abadinya karena telah membuat Anna-nya tertekan?

Kevandra mendengus, "Bodo amat, lagian dia samsek gak ada urusan sama kita. Ayo balik!" Ia menarik tangan Keylara menjauh, namun berhenti sejenak untuk menoleh pada Zianna yang tak ikut beranjak, "Zi, ngapain Lo disitu? Ayo balik! Lo gak ada urusan sama dia, kan?"

"Kata siapa dia gak ada urusan sama gue?" Sahut Aryanaka angkuh dengan kedua tangan dimasukan dalam saku celana.

Kevandra menatap Zianna dan Aryanaka tak percaya, begitu pula Keylara. Mereka berdua memandang Zianna dengan mimik bertanya-tanya meminta penjelasan.

Zianna yang berdiri disamping Aryanaka mendongak menatap Aryanaka, membuat Aryanaka juga menatap ke arahnya, lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Kalian balik duluan aja, gue emang ada urusan sama dia." Tuturnya tenang.

Mendengar penuturan itu sontak saja Kevandra dan Keylara makin terkejut tak percaya.

"Zi—" Keylara hendak menghampiri Zianna namun segera dicegah oleh Kevandra.

"Gak usah kesana, kalo Zia mau sama cowok itu yaudah biarin aja!" Ujar Kevandra sembari menatap tajam Aryanaka yang saat ini tengah tersenyum penuh kemenangan. Sialan!

"Tapi, Ay, Zia—"

"Ay..."

"Ck, iya-iya!" Dengus Keylara lalu pergi berbalik mendahului Kevandra. Membuat Kevandra turut berbalik dan mengejarnya.

"Ay, tungguin!"

"Bodo! Kejar gue kalo bisa!" Teriak Keylara dengan mempercepat langkahnya menjadi berlari dan diikuti oleh Kevandra di belakangnya. Mereka pun pergi pulang dengan berkejar-kejaran seperti anak TK^^

***

"Nih, pake!" Aryanaka menyerahkan helm berwarna pink bergambar dora pada Zianna, membuat dahi Zianna mengeryit.

"Dapet darimana nih helm?"

"Nemu. Ya beli lah!" Sahut Aryanaka sewot.

"Kenapa dora?"

"Mirip Lo soalnya, ngeselin." Jawaban santai Aryanaka menyulut kobaran api di mata Zianna.

"Maksud Lo?!"

"Becanda, sayang."

Panggilan itu membuat jantung Zianna tak aman, namun ia tetap berusaha menampilkan wajah santainya agar tak kelihatan salting didepan Aryanaka. Gengsinya gede bro!

Sudah bertahun-tahun, tetap saja saltingnya masih ada.

"Gue make sendiri, nih?" Tanya Zianna memastikan, biasanya tanpa banyak bicara Aryanaka akan langsung memakaikan helm pada Zianna tanpa Zianna minta.

Aryanaka mengangkat sebelah alisnya, "Emangnya gak bisa sendiri?"

Dahi Zianna kembali mengeryit, tumben sekali. Tapi Zianna tak mempedulikan itu. Meski hatinya merasa aneh, ia tetap memakai helm itu sendiri.

Oh ayolah, sejujurnya ia malu memakai helm kartun yang terkenal akan kelakuannya yang menyebalkan ini. Lagipula sangat tidak lucu bukan, motor sport yang dia naiki, dengan Aryanaka yang memboncengkannya menggunakan helm full facenya yang keren, tapi ia malah memakai helm bundar berwarna pink dengan gambar Dora bersama peta dan ransel ungunya.

"Bukannya biasanya juga dipakein?" Pancing Zianna.

"Bukannya kita baru aja kenal, ya? Agak kurang pantas kalo tiba-tiba makein helm." Ujar Aryanaka dengan nada menyindir.

Ohh, jadi ini masalahnya.

Zianna tersenyum jenaka dibuatnya, mengabaikan sindirian itu lantas ia menepuk kepala Aryanaka pelan, "Ayo pulang!" Ajaknya riang sambil naik ke boncengan motor Aryanaka.

Aryanaka mengumpat, namun ia berdehem setelahnya dan tak urung ia tetap munuruti ajakan itu. Motornya melaju membelah jalanan yang ramai akan pengendara yang berlalu-lalang.

"Arya, habis ini mampir ke rumah gue dulu, ya! Ada sesuatu yang baru di kamar gue!" Ajak Zianna disela-sela perjalanan dengan suara sedikit keras.

"Iya!" Sahut Aryanaka dengan suara serupa.

Sebenarnya mood Aryanaka sudah membaik, namun tetap saja ia masih sedikit kesal. Enak saja Zianna berpura-pura baru mengenalnya padahal mereka sudah bersama sejak jaman masih belajar berbicara, hingga menjalin kasih dari kelas enam SD sampai saat ini.

Memang iya, Aryanaka sempat meninggalkan Zianna ke Singapura mengikuti orang tuanya yang menjalankan bisnis dan alasan tersendiri lainnya disana selama tiga tahun belakangan kemarin. Tapi 'kan mereka masih berhubungan meski dari jarak jauh. Saling mengabari, bahkan tak segan Aryanaka sering pulang ke Indonesia saat liburan semester dan kenaikan kelas demi mengunjungi Zianna. Bisa-bisanya Zianna mengatakan pada si siapalah itu kalau mereka baru saja saling mengenal. Dasar kejam!

–to be continue–

Zianna: Hei! Arya pernah bilang kalau cemburunya gue itu lucu 'kan? Haha iya, cemburunya gue emang lucu, tapi nyatanya cemburunya Arya itu jauh lebih lucu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!