Baru saja kenalan, ya?

Bel istirahat pertama sudah berbunyi beberapa saat yang lalu. Saat ini, Zianna, Keylara, dan Kevandra tengah berjalan menuju kantin sembari berbincang ringan. Lebih tepatnya, hanya Keylara dan Kevandra yang sedari tadi bucin-bucinan. Membuat Zianna yang melihatnya memutar bola matanya jengah.

Ketika telah sampai di area kantin, mata mereka bertiga menelisik dimanakah kira-kira bangku yang masih kosong untuk mereka tempati.

Ketemu.

"Disana!" Kevandra berujar sembari menunjuk salah satu bangku yang kosong.

Zianna mengecek bangku yang ditunjuk oleh kevandra, lantas mengangguk.

"Oke."

Mereka kemudian berjalan menghampiri bangku itu, "Lo mau pesen apa, Zi? Biar gue sama Kevan yang pesen." Tanya Keylara.

"Kaya biasa aja." jawab Zianna singkat.

Sedetik kemudian, Keylara dan Kevandra berjalan pergi untuk memesan makanan. Zianna mengedarkan pandangan ke sekitar, menikmati suasana kantin yang ramai akibat siswa-siswi yang bergembira dan mengobrol ria.

Lagi, teriakan heboh dari para siswi yang ada di kantin membuat perhatiannya teralih. Apa lagi, sih, ini?

Zianna menajamkan pandangan dan pendengarannya, mengikuti arah pandang para siswi yang membuat mereka memekik heboh dibuatnya.

Dan ya, orang yang membuat para siswi menjadi selebay itu tak lain dan tak bukan adalah, Aryanaka. Sialan, muka kaya pantat wajan begitu darimananya yang kelihatan ganteng, sih?

Zianna memicingkan mata, sontak saja memutar bola matanya jengah.

Tapi emang ganteng, sih.

Yang membuat orang-orang menjadi lebih heboh adalah, lagi-lagi Aryanaka menghampiri bangkunya! Zianna kembali mengumpat dibuatnya, dasar cari perhatian!

Arah pandang Zianna mengikuti dimana Aryanaka berjalan. Hingga, "Boleh ikut duduk?"

"Ha?"

Holy ****! Lagi-lagi Zianna tak berkutik melihat Aryanaka.

"Ikut duduk." Jelas Aryanaka.

Orang-orang yang ada di kantin menyoraki mereka berdua membuat Zianna kembali tersadar. "Oh, oke."

"Boleh?"

Zianna berdesis, lalu memaksakan senyumannya. "Iya, boleh."

Orang-orang tak henti-hentinya menyoraki mereka berdua. Menggoda mereka karena yang mereka tahu, Zianna tak pernah bersikap se-Welcome itu pada laki-laki. Malahan, Zianna akan langsung mengusirnya bila itu terjadi. Apalagi, laki-laki ini adalah orang baru. Membuat mereka berasumsi macam-macam.

"Biasa aja mukanya kali, gak usah kelihatan tertekan begitu." Ledek Aryanaka setelah berhasil duduk disamping Zianna sambil membawa makanannya. Dengan suara pelan nan dalamnya ia kembali berujar, "Anyway, muka Lo ngakak, pengen gue tabok pake bibir gue."

Sialan!

"Lo gak usah caper deh, Ar. Sengaja, ya, biar orang-orang merhatiin elo?" Dengus Zianna dengan suara pelan, agar tak didengar oleh siswa yang lain.

"Kuker banget gue caper ke orang-orang, mending cari perhatian ke elo." Sahut Aryanaka santai lalu memakan makanannya. "Gak pesen makanan? Atau mau gue pesenin?"

Dengan wajah yang tertekuk Zianna menggeleng, "Udah dipesenin sama Keyla."

Dahi Aryanaka mengeryit, "Keyla? Yang suka nyomblangin Lo sama cowok-cowok sialan itu?"

Zianna mengangguk asal. Biarlah Aryanaka tahu yang mana Keylara itu. Dijamin, Aryanaka pasti akan menjadikan Keylara ancaman karena telah membuat Zianna tertekan didekati cowok-cowok sialan nan kurang ajar di SMA CI.

Selama ini, Aryanaka hanya tahu Keylara lewat cerita Zianna saja tanpa tahu yang mana Keylara. Baru mendengar ceritanya saja ia sudah kelihatan dendam setengah mati pada gadis itu. Entahlah bagaimana nasib keylara setelah ini.

"By the way, image Lo disini keren juga. Cewek judes, anti cowok?" Aryanaka lantas terkekeh setelahnya membuat para siswi yang melihatnya memekik terpesona.

Zianna melirik sinis, "Kenapa? Keren 'kan gue, gak kaya Lo yang kerjaannya caper mulu ke orang-orang."

"Cemburunya Lo tuh lucu, gue suka." Tutur Aryanaka santai kelewat jujur.

Zianna berdecih, tapi juga tak menyangkal karena kenyataannya memang begitu.

"Lo gak mau nyomot makanan gue? Biasanya juga iya. Gak usah jaim, Gak mempan di gue." Ujaran Aryanaka membuat Zianna meliriknya malas. Tapi, boleh juga. Batagor yang Aryanaka bawa terlihat enak.

Melihat itu Aryanaka terkekeh, lantas mengambil batagor itu dan menyuapinya pada Zianna.

"Oh my God!" Pekikan Keylara yang baru saja datang bersama Kevandra yang membawa makanan membuat keduanya terkejut. Bahkan, Zianna sampai tersedak batagor dibuatnya. Membuat Aryanaka panik dan langsung menyodorkan minumannya pada Zianna. Matanya menatap Keylara tajam, siap membunuh gadis itu. Namun, rematan tangan di lengannya dari Zianna membuat niatnya urung.

"Aduh, sorry-sorry, Zi. Gue kaget soalnya." Keylara juga ikutan panik melihat Zianna yang sudah seperti orang sekarat, matanya memerah dengan air mata yang terus menetes, batuknya tak berhenti-berhenti.

Setelah batuknya reda, Zianna segera mengambil tindakan, melempar kotak tissue pada Keylara, "Sialan Lo!"

***

"Sorry, Zi. Gue kaget ngelihat Lo... sama Dia, lagi... Suap-suapan." Cicit Keylara setelah amukan Zianna reda disamping Aryanaka. Aryanaka dan Kevandra dari tadi hanya diam menyaksikan Amukan Zianna pada Keylara. Bagi Aryanaka, biar saja Keyla sialan ini mendapat pelajaran. Bagi Kevandra, ini sudah biasa terjadi bung!

"Makanya, Ay, lihat situasi dan kondisi kalau mau teriak." Tutur Kevandra membuat Keylara menoleh.

"Ya 'kan gue kaget!"

"Ck, mana makanan gue!" Tagih Zianna ketus.

Keylara menyengir, membawa mangkuk berisi pesanan Zianna dan mendekat ke arah gadis itu, "Nih!" Keylara menyerahkan pesanan Zianna dengan penuh kelembutan.

"Lo sama anak baru ini ada hubungan apa?" Bisik Keylara sembari meletakkan makanan Zianna.

"Gak ada hubungan apa-apa! Udah sana minggir ah!" Sahut Zianna sambil mendorong pelan tubuh keylara agar kembali ke tempat duduknya.

"Ehem, hei anak baru, kenalan yuk!" Tukas Keylara dengan suara yang dibuat sekeren mungkin. Menarik perhatian orang ganteng dan sekeren ini harus diimbangi dong!

Aryanaka melirik tak minat, "Naka." Sahutnya singkat.

"Nama Lo keren! Gue Keyla, sahabatnya Zia!" Ujar Keylara antusias dalam memperkenankan diri.

Zianna menahan tawa melihat ekspresi Aryanaka yang terlihat ogah-ogahan berkenalan dengan Keylara. Sedangkan Kevandra... Entahlah, mukanya sudah kusut seperti baju yang tak pernah diseterika.

"Kalian berdua kelihatan akrab banget, udah kenal dari lama, ya?" Oke, Keylara tak bisa menahan kekepoannya saat ini. Daripada bertanya pada Zianna yang ogah menjawab, mending langsung saja bertanya pada oknum yang bersangkutan!

Aryanaka tak berniat menjawab, ia melirik Zianna dan menyerahkan pertanyaan itu agar Zianna saja yang menjawab. Lebih tepatnya, sih, dia takut salah menjawab. Percayalah bung! Diamuk Zianna itu sama sekali tidak enak!

Zianna menjawab malas, "Kita baru aja kenalan tadi pagi, pikun Lo?"

Jawaban itu membuat netra Aryanaka menoleh cepat ke arah Zianna terkejut. Aryanaka terkesiap, apa tadi katanya? Baru saja kenalan?

"Anna..." Desisan itu berasal dari suara Aryanaka yang wajahnya sudah mengeras.

Gawat!

–to be continue–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!