"Kau bertanya pada ku. Bagaimana aku bisa tahu.." Kata Rizki santai padahal otak nya sedang mengelana.
"Brengsek. Cepat pikirkan sesuatu.." Bentak Riani.
"Orang orang itu pasti datang untuk membunuh mu.." Tebak Riani.
"Jangan asal tuduh, belum tentu mereka akan membunuh ku. Paman mu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Siapa tahu dia pernah membuat kesalahan besar kepada orang lain."
"Sebaiknya cepat kau telepon polisi. Ini bukan waktunya untuk kita berpacaran kan?" Kata Rizki seraya bercanda.
"Siapa yang Sudi berpacaran dengan mu. Dasar lelaki tidak tahu malu.." Rutuk Riani, lalu mengeluarkan ponselnya dan mulai memencet kontak telepon untuk memanggil polisi.
Namun panggilan pun belum tersambung, tiba tiba dari arah jendela, pistol pun tertekan pada kepala Riani dan satu suara terdengar hingga mereka terdiam tak berkutik.
"JANGAN BERGERAK!
"SERAHKAN PONSEL NYA.!
Setelah menyerahkan ponsel Riani kepada seorang penjahat yang mungkin tadi menembak dari arah luar.. Tak lama satu menit berselang pintu pun terbuka munculah dua orang berbadan tegap dengan senjata di tangan nya masuk seraya berkata.
"Cepat sekali kalian bersembunyi. Kalau saja jendelanya tidak tertutup. Pasti akan lebih cepat menangani kalian.." Kata satu di antara dua penjahat itu.
"Siapa kalian.?" Tanya Riani dengan nada tinggi.
"Itu tidak penting. Yang paling penting adalah. Kalian hari ini harus mati.." Jawab penjahat itu.
"Kalian datang kemari untuk mencari nya kan. Tidak apa apa kalau ada dendam balas kan saja. Kalian dapat menganggap aku tidak ada di sini. Peristiwa hari ini aku tidak akan mengatakannya kepada siapa pun.." Kata Rizki mencoba untuk mengelabuhi dua penjahat itu. Namun......
"Pletak..............."
Lemparan sepatu hak tinggi di lemparkan oleh Riani kearah kepala Rizki Nasir seraya berkata pedas.
"Rizki Nasir, apakah kau bener bener seorang lelaki hah. Seorang laki laki pengecut seperti bener bener memalukan. Peristiwa hari ini aku Riani akan mengingat nya.
Penjahat itu melangkah menuju pemuda yang berbicara dengan memojokkan wanita di samping nya itu.
"Hai anak sialan.." Ucap penjahat itu seraya menodongkan pistol kearah kepalanya.
Rizki seketika diam membisu tak bergerak. Jelas karna sebuah pistol yang di tekankan kepada kepala nya bisa hancur bila di tarik pelatuknya.
"Semua orang sudah tahu kalau kau adalah orang yang tidak berguna. Ternyata rumor itu memang benar. Membunuh orang seperti mu, hanya mengotori tangan ku saja.." Kata Penjahat itu.
"Kalau begitu jangan bunuh aku. Biarkan aku pergi, maka tidak akan mengotori tangan kalian.." Kata Rizki itu menanggapi perkataan penjahat itu dengan santai.
Hahahaha... Hahahaha... Hahahaha..." Penjahat itu tertawa terbahak bahak setelah mendengarkan perkataan lucu dari Rizki Nasir.
"Hari ini kau tidak akan kami biarkan hidup.." Mata nya menatap tajam kearah Rizki Nasir.
Sedangkan Riani yang ada di samping Rizki, bener bener kecewa dengan sikap yang di tunjukkan olehnya kepada para penjahat itu, seolah olah dia ingin menumbalkan dirinya dan terbebas dengan tipu daya ucapannya.
"Kalau tahu begini aku tidak mau menolong nya, bener bener laki laki pengecut.." Batin Riani bergejolak.
"Hari ini mungkin akan membuat kalian kecewa. Aku tidak akan mati karena. Kalian tidak tahu siapa Ayah nya dia.." Kata Rizki dengan nada tinggi seraya menunjuk kepada Riani.
"Brengsek tutup mulutmu.." Teriak Riani bisa bisa pemuda ini ingin mengorbankan dirinya.
"Kuberi tahu kalian, ayah nya adalah salah satu pemimpin kota Guangxi ini! Kalau membunuh nya, apa kalian bisa kabur hidup hidup..?" Tanya Rizki.
"Hanya itu saja! Kami juga sudah tahu. Apa tidak ada informasi yang lainnya.." Jawab Penjahat itu tersenyum jahat.
"Apa? Kalian Tahu? Lalu kenapa kalian masih berani untuk membunuhnya.." Kata Rizki pura pura terkejut.
"Tidak berani membunuh nya. Tapi kami berani membunuh mu dan lagi, tujuan kami hari ini adalah untuk membunuh mu.." Pistol yang tadi di arahkan tepat di belakang kepala nya, kini satu Penjahat lagi mengarahkan nya dari depan.
"Puahahahahaha....!
"Puas kau! Rasakan balasan atas karma mu. Kau bajingan beraninya mengorbankan ku demi dirimu sendiri.
"Rizki Nasir, tenang saja tahun depan tepat pada tanggal hari ini, aku akan datang mendoakan kuburan mu.." Kata Riani tertawa puas seraya memegang pundak Rizki Nasir, namun langsung tangan nya itu di pegang erat oleh Rizki Nasir seraya berkata.
"Cukup aku tidak ingin berkata lagi.." Rizki langsung membekap mulut Riani dan memasukan serbuk obat ke mulut Riani.
"Plaakkk......"
"Brengsek kau Rizki! Apa yang kau masukan kedalam mulut ku?" Teriak Riani seraya melepaskan tangannya sangat kasar.
"Bubuk obat ini memiliki sipat untuk menetralisir. Kau dapat menggunakan nya sebagai penawar.." Ujar Rizki memberi tahukan.
"Penawar.! Tatapan kedua matanya menatap penuh rasa penasaran kearah Rizki.
"JATUHLAH.." Kata Rizki seraya tangan keatas dan telapak tangan di buka lebar lebar.!
Seketika ketiga penjahat itu yang sedang memegang pistol tiba tiba langsung ambruk ke lantai, tak ada yang menduga dan sangka, ketika master obat julukan nya itu mengangkat tangan nya dan berkata JATUHLAH. Saat itu juga para penjahat seketika lemas tak berdaya, hampir sama dengan apa yang di alami oleh Mid Hugo.
"A.... Apa yang terjadi.?" Orang ini hanya dengan mengayunkan satu tangannya dan mereka semua tumbang ke lantai.." Kata Riani terbata bata tak percaya dengan semua ini.
"Ba.... Bajingan, apa yang sebenarnya terjadi.. Tubuh ku tidak dapat bergerak.." Kata Salah satu penjahat dengan suara yang berat dan tertekan.
"Aku merasa seperti semua tenaga ku tersedot ke luar.." Timpal penjahat lain'nya.
"Sialan. Apa yang telah kau lakukan pada kami bertiga.." Penjahat itu terkapar dan tidak berdaya untuk mengangkat tubuhnya.
Rizki tersenyum jahat kearah tiga penjahat itu.. Riani menatap tajam seluruh tubuh nya, manusia di samping nya itu tidak bisa di anggap remeh.
"Kau bagaimana bisa melakukan nya.?" Tanya Riani.
"Sederhana saja. Untuk menyebarkan bubuk ini sangat mudah.." Ucap Rizki menoleh kearah Riani tersenyum sinis.
"Sebelum mereka masuk kedalam aku sudah bersiap siap. Lalu tadi ketika aku berbicara mengenai Orang Tua mu. Itu hanya ku gunakan untuk mengulur waktu supaya efek obatnya cepat bereaksi." Jawab Rizki dengan gaya angkuh nya itu.
"Tidak ku sangka dan duga kau telah mempersiapkan nya dari awal.." Kagum Riani.
Rizki langsung melangkah mengelilingi para penjahat itu dengan senyuman penuh arti kejahatan.. Kedua tangan nya seperti biasa dia masukkan kedalam saku celananya dan langsung berkata.
"Kalian bertiga cepat katakan kepada ku siapa yang menyuruh kalian untuk membunuh ku.? Setelah kalian katakan siapa dalang semua ini. Aku pasti akan melepaskan kalian bertiga.." Kata Rizki memberikan penawaran kepada tiga penjahat itu.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Rafi Saputra
👍👍👍😘😘😘
2023-05-06
7
Kar
ups thor
2023-04-29
10
Kar
MC di lawan hahahahaha
2023-04-29
7