Hampir dua jam lamanya, Rizki mengelilingi hutan itu untuk sekedar mencari tanaman obat yang di butuhkan untuk melawan racun ular kobra yang mematuk pantat perempuan itu. Bukan tanaman itu saja yang Ia cari tetapi berbagai macam tanaman pun dirinya ambil untuk membuat serbuk serbuk yang nanti akan berguna dalam kehidupan sehari-hari nya.
Sesampainya di lokasi yang semula, Rizki pun langsung menumbuk tanaman tanaman itu, dengan cara tradisional dan si Kakek Tua pun di suruh untuk mencari perban atau pun hansaflas untuk membungkus luka yang di alami oleh Cucu nya itu.
"Fuih................." Dengus nafas Rizki seraya di hempas kan, dan tampak terlihat di raut kelelahan di wajahnya itu.
"Tuan.. Kau ternyata adalah seorang Dokter.?" Tanya Sang Kakek Tua.
"Apa kau meragukan aku.?" Kalau kau tidak percaya aku akan menghentikan proses penyembuhan nya.! Rizki sesaat menatap tajam kearah perempuan itu yang tergolek lemah tak berdaya.
"Bukan..... Aku hanya bertanya saja." Kakek Tua itu buru buru menggoyangkan kedua tangannya, dan berkata secara terbata bata, takut bahwa penyelamat Cucu nya itu tersinggung.
"Tenang lah, aku tidak akan menggunakan nyawa seseorang untuk bercanda.." Kata Rizki.. Ia tahu kakek tua di hadapannya itu meragukan kemampuan nya.
"Huhuhuhu.." Terima Kasih.." Kini Kakek tua itu perasaan sedikit lega.
Rizki terdiam sesaat, dalam hati nya ada sesuatu yang sangat mengganjal."
"Ohk. Ya Kakek Tua. Sekarang ini tahun berapa?" Pakaian mu dan Cucu mu terlihat kuno sekali. Seperti model keluaran puluhan tahun yang lalu.?" Tanya Rizki.
"Walaupun kami berasal dari desa. Tapi kami tidak seterbelakang itu. Sekarang adalah TAHUN 2020." Ucap Kakek seraya tersenyum, hal itu membuat anak muda di hadapannya berkerut keningnya dan pikirannya tak percaya, lalu berkata tinggi.
"Apa.........!
"Apa yang kau bilang.?" Sekarang tahun berapa..?" Rizki bener bener tak percaya dengan apa yang baru saja di dengar nya itu.
"Tentu saja tahun 2020. Apa ada yang aneh.? Lebih baik kau pulang dan melihat kalender di rumah mu.." Titah Kakek Tua itu dengan kepala menggeleng kan kepalanya beranggapan bocah ini sangat gila.
"Ayo sekarang kita pergi ke rumah mu, untuk melihat nya." Ajak Rizki masih tak percaya dengan ucapan dari Kakek Tua itu.
Rizki menarik paksa lelaki tua itu untuk segera beranjak pergi menuju rumah nya.."
"Tunggu dulu. Cucuku masih terkapar dan belum memakai celana, kau tidak boleh mengabaikan nya." Sang lelaki tua mencoba melepaskan paksaan tangan dari Rizki yang akan membawanya pergi ke rumah untuk sekedar melihat kalendar dan membuktikan ucapannya itu.
"Hehehehe... Hehehehe... Sory, biar aku yang menggendong nya. Kau tunjukkan saja jalan menuju rumah mu.." Rizki dengan tergesa gesa langsung memakai kan celana perempuan itu dan menggendong nya.
Beberapa menit kemudian. Rizki sampai di rumahnya Kakek Tua itu, dan langsung melepaskan perempuan yang Ia gendong ke kamar sang Cucu Kakek itu. Tatapan nya kearah tembok dan terlihat sebuah kalendar, dia pun langsung melangkah untuk membuktikan ucapan dari pemilik rumah tersebut.
"Sekarang bukan tahun 2099. Bagaimana mungkin bisa berubah menjadi tahun 2020. Ba.. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi.." Batin Rizki bergejolak dia bener bener tak percaya dengan semua yang kini di lihatnya.
Lalu, dia pun menggeser langkah kaki nya dan tampak sebuah cermin di hadapannya. Ia lagi dan lagi tersentak kaget sesaat melihat wajahnya yang bukan dirinya sendiri.
"I.... Ini.. Aku.!
"Ya Tuhan. Kok hidung ku jadi pesek begini. Tahi lalat ku yang indah.! Bentuk dahi ku yang sempurna. Kenapa semua nya hilang.." Racau Rizki tak percaya dengan semua ini.
Melihat exfresi dan rentetan perkataan tentang pemuda itu memuji dirinya sendiri, kakek tua yang menatap nya hanya bisa berkata membatin.
"Anak muda jaman sekarang memang terlalu percaya diri.." Ucap Hati Kakek tua itu.
"Kakek Tua. Siapa sekarang yang menjadi ketua persatuan negara.?" Tanya Rizki, masih penasaran dengan semua ini.
"Ketua persatuan negara apa.?" Apa yang sedang kau bicarakan." Kakek Tua itu bener bener bingung di buat nya oleh pertanyaan yang di lontarkan oleh Rizki.
"Ina adalah negara Huanzho. Dan di sekitar nya masih banyak negara lainnya. Negara Tianzu, Negara Ying dan sebagainya. Bagaimana mungkin ada persatuan negara." Terang sang Kakek tua sambil geleng-geleng kepala nya.
"NEGARA HUANZHO.."
"Memang bener sebelum persatuan negara di buat. Setiap negara memang adalah negara yang berdiri sendiri. Jangan Jangan saat exfrerimen ku meledak. Rohku pergi ke masa lalu.?" Dan pergi ke puluhan tahun yang lalu.
**
"Kakek..!
"Kakek. Aku.."
Satu suara yang baru kenal beberapa jam dengan Rizki, terdengar suara nya terbata bata.
Sang Kakek pun tersenyum dan berkata."
Gadis kecil kau sudah siuman... Syukur lah kau tidak apa apa.. Syukur lah.!
"Apa yang terjadi pada ku?" Bagaimana aku bisa berada di rumah.?" Bukan kah kita sedang berada di atas Gunung untuk menebang pohon.?" Tanya Gadis kecil itu.
"Dasar kau gadis kecil. Kau ini telah membuat Kakek panik. Kau telah di gigit ular beracun. Untung saja ada pemuda ini yang telah menolong mu." Terang Sang Kakek.
Perempuan yang di panggil gadis kecil oleh kakek nya itu, lalu menoleh kearah pemuda yang di tunjuk sopan oleh sang Kakek nya, dan pas di lihatnya perempuan itu langsung berteriak dengan umpatan kata kotor.
"BRENGSEK. HIDUNG BELANG.
"Gadis kecil jangan tidak sopan begitu.." Kakeknya mencoba menyela makian cucu nya itu kepada pemuda yang menolong nya itu.
"Kakek... Kenapa malah membela nya. Doa telah melihat pantat ku." Keluh Gadis kecil itu.
Rizki yang sedari tadi mendengarkan ocehan gadis kecil itu, tersenyum sinis dan tampak seringai licik di wajahnya.
"Biar aku saja yang menjelaskan pada nya. Sebaiknya kau merebus obat nya dan langsung bawa kesini untuk di berikan kepada Cucu mu itu." Titah Rizki kepada Kakek tua itu.
"Baiklah. Aku akan menyiapkan nya.." Pasrah Sang Kakek lalu beranjak pergi keluar dari kamar Cucu nya itu.
"Ja... Jadi kau yang mengobati ku.." Ucap Gadis itu kata kata nya terbata bata seraya menahan ketakutan, ketika Rizki mulai melangkahkan kaki nya kearah dirinya.
"Ya.. Obat yang sekarang menempel di pantat mu. Aku lah yang mengoleskan nya. Dan juga racun di tubuhmu juga aku lah yang menghisap nya keluar. Apa kau puas.?" Pertanyaan penuh intimidasi di berikan oleh Rizki kepada gadis kecil itu.
"Ahk.... Kau.. Kenapa kau melakukan ini terhadap ku.?" Apakah aku masih bisa menikah nantinya..?" Tanya Gadis kecil itu histeris.
Sudah hal yang tabu bagi gadis kecil itu atau perempuan lainnya, yang hidup di perdesaan, semua anggota tubuh yang tak bisa di lihat oleh para pria, hanya di perbolehkan untuk lelaki yang berhak menikahi nya itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Rafi Saputra
ups y
2023-05-28
1
Kar
lanjut
2023-04-11
10
Kar
Keren Thor
2023-04-11
10