"Gadis kecil, bukan kah sudah ku bilang untuk pergi bersama anak muda itu.?" Mengapa kau kembali lagi.?" Tanya Kakek tua penasaran.
"Orang orang itu datang cepat sekali.... Aku dan hidung belang tak bisa melarikan diri karna di ancam dengan menggunakan pistol.." Terang Kesya tertunduk.
"Kakek Tua Kes. Jangan terlalu berharap. Beberapa jam setelah wabah ini terjangkit. Seluruh warga desa ini sudah di isolasi dan siapa pun tidak akan dapat melarikan diri." Salah satu warga yang terisolasi memberikan penjelasan atas kerja sama team.
"Bagaimana ini. Aku yang sudah tua begini tidak masalah, aku sudah lama hidup, mati sekarang pun tidak apa apa. Gadis kecil kau masih muda kalau terjadi sesuatu padamu.... Kata nya tidak bisa di teruskan karna itu semua akan terasa menyedihkan.
"Kakek. Kakek jangan khawatir. Tidak apa apa, bukan kah Dokter sudah datang. Pasti tidak akan ada masalah.." Kesya mencoba menghilangkan pikiran pikiran buruk dari Sang Kakek dengan menghibur nya dengan kedatangan para Dokter.
"Dokter huh.! Kalau mereka ingin mengatasi masalah ini. Tidak perlu mengisolasi seluruh desa begini." Keluh Kakek tua yang di selimuti rasa takut akan terjadi apa apa terhadap Cucu satu satu nya itu.
Kesya tak bisa berkata lagi, untuk menenangkan hati Sang Kakek yang penuh dengan rasa gelisah di hatinya, hal wajar bagi Kakek tua itu karna hanya Kesya satu satu nya yang Ia punya.
Sedangkan Rizki yang sedari tadi hanya memperhatikan seluruh ruangan isolasi dan mencari tahu wabah apa yang melanda di desa nelayan ini.
"Sebenarnya penyakit aneh apa yang menjangkit desa ini sampai harus begini situasi dan kondisi nya." Batin Rizki bergejolak rasa penasaran kini semakin menguat untuk mencari sumber dari inti permasalahan desa nelayan.
Kesya menatap punggung pemuda yang berdiri di depan jendela, dan Ia hendak menegurnya nya, namun niat nya di urungkan kembali.
"Kudengar yang sudah terjangkit mengalami gejala demam, sakit kepala, pegal linu dan kondisi tubuh tidak terkontrol , Indra perasa dan penglihatan terganggu yang lebih parahnya depresi serta lain lain.
"Aku adalah master obat. Tapi aku bukan seorang dokter walau pun aku paham tentang obat herbal tradisional. Tapi aku tidak begitu mahir memeriksa penyakit... Ah sudahlah aku lihat saja dulu.
Rizki membalikkan badannya, ucapan ucapan dalam hatinya sudah bergelut dengan otak yang bercabang, kini Ia mantap untuk melihat lihat keluar dan mencoba peruntungan nya dengan mengandalkan kemampuan sebagai master obat.
"Kalian tetap di sini. Aku akan melihat keluar.." Kata Rizki lalu membuka pintu ruangan isolasi itu.
"Hidung belang kau tidak boleh pergi. Kalau kau tertular penyakit aneh itu bagaimana..?" Cegah Kesya dengan menahan tangan nya.
"Bener anak Muda Ki. Kau keluar juga tidak berguna.? Sebaiknya kau tetap lah di sini.." Kakek Kes ikut mencegah Rizki untuk tidak keluar dari ruangan ini.
Rizki tersenyum kecil.." Tenang lah tidak terjadi apa apa padaku. Rizki melepaskan tangan Kesya dan langsung berjalan keluar melihat kesana kemari orang orang yang sibuk dengan aktivitas nya.
"BERHENTI.
Seorang Dokter muda mencoba untuk menahan warga nya agar tidak berkeliaran di area itu.
"Apa yang kau lakukan. Kau tidak tahu kalau kalian tidak boleh keluar sembarangan.." Ujar Dokter Muda itu mengingatkan.
"Aku hanya ingin keluar mencari udara segar. Bagaimana kondisinya sekarang.?" Apakah sudah menemukan solusinya.?" Aku ingin tahu apakah bisa membantu..?" Tanya Rizki kepada Dokter muda itu.
"Kami saja tidak dapat menemukan solusinya. Apa yang dapat kau lakukan. Cepat kembali jangan merepotkan kami di sini.." Sergah Dokter muda itu yang tampak terlihat emosi.
"Apakah semua dokter di zaman ini sangat menyebalkan seperti di hadapan ku ini.." Ucap hati Rizki seraya tersenyum.
"Aku tidak apa apa anda bisa kembali bekerja, tidak perlu memperdulikan ku.." Ucap Rizki santai.
"Apakah kau tuli.?" Kau tidak mengerti perkataan ku.? Aku menyuruhmu untuk kembali. Apakah kau tak mendengar hah.." Geram Dokter muda itu.
"Tubuh ku adalah tanggung jawab ku sendiri.! Jadi lebih baik kau tidak perlu mengurusi ku. Aku harap kau mengerti.." Tegas Rizki.
"Baiklah.! Be.. Bener bener menyebalkan orang ini.." Amarah nya tampak di tahan dan kata kata nya terbata bata.
"Staf isolasi dimana kalian staf isolasi. Orang itu ingin melarikan diri. Dia sudah terkena wabah cepat bius dia.." Teriak Dokter muda itu.
"Astaga. Aku hanya ingin membantu lalu kau dengan seenaknya menuduh ku sudah terjangkit wabah. Dasar tidak tahu malu.." Kata Rizki menunjuk wajah Dokter muda yang arogan itu.
Ketika perdebatan antara salah satu warga yang terisolasi dengan Dokter muda yang sangat arogan tidak kunjung selesai tiba tiba satu suara dari arah belakang pun terdengar oleh mereka berdua.
"Ribut ribut apa ini.?" Apa yang terjadi.?"
Sosok lelaki berusia 50 tahun memakai pakaian kebanggaan nya berjalan menghampiri bersama para team isolasi.
"Direktur Zink. Kebetulan sekali orang ini bilang dia memiliki solusi untuk masalah ini.." Kata Dokter Muda itu membalikkan pakta tentang ucapan sebelumnya.
"Patrick, kau tidak boleh sembarangan bicara.." Lelaki tua itu yang di panggil Direktur Zink menghampiri Dokter muda dan satu warga yang di isolasi.
"Apa menurut mu anak muda ini terlihat seperti seorang dokter.?" Tanya Direktur Zink kepada Patrick.
"Patrick. ( Arogan ) Nama yang bener bener tepat. Orang Tua mu bener bener memiliki prediksi yang tepat. Hebat sekali.." Kata Rizki menyindir dengan ucapan kepada dokter muda itu.
Dokter Muda itu seketika emosi nya meluap dan langsung membalikkan badannya, sesaat tangannya akan melayang kearah wajah Rizki, dengan sigap Rizki pun langsung menghindar.
"Tidak perlu mengurusi nama ku. Memang kau memiliki sertifikat dokter yang resmi.?" Kalau tidak ada, lebih baik kau pergi, karna kau tidak akan bisa membantu masalah ini.." Ucap Patrick merendahkan pemuda di hadapannya itu.
"Baiklah. Tapi sebelum aku pergi. Aku ingin bertanya kepada Dokter Muda arogan yang membanggakan dengan sertifikat dokter tapi tumpul dalam hal mengobati para pasien.." Kata Rizki menantang Dokter muda itu.
Dokter muda itu hanya menatap tajam, tak lama lalu mengangguk dan tersenyum sinis kepada Rizki.
"Di dalam dunia herbal, Gandarusa, Meadowsweet, Anemarrhena dan Buddleja Officinalis. Apa guna nya..?" Tanya Rizki tersenyum sinis.
"Apa.." Dokter muda arogan itu tersentak kaget, pertanyaan yang di lontarkan dari pemuda di hadapannya tidak ada kamus dalam otak yang bercabang.
"Guna nya adalah untuk memperlancar darah yang ada di seluruh tubuh dan dapat menyembuhkan orang orang yang memiliki bau mulut seperti mu." Telak jawaban dari Rizki menusuk hati dokter muda arogan itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
kiara_payung
Patrick akan menyesal
2023-04-30
9
Muhammad aka
mantul
2023-04-16
8
Kar
gas keun
2023-04-12
10