Hugo menatap tajam kearah kepala Rizki.. Serbuk berupa debu pun langsung menempel ke tubuhnya, tak lama kemudian.
"Aku... Aku dapat bergerak. Kakek lihat aku dapat bergerak lagi dan bertenaga.." Hugo berkata terbata bata.
"Kakek Tua Hamid, datang tiga hari lagi, untuk mengambil uang. Sekarang pergi dari sini.." Kata Rizki sambil berjalan masuk kedalam rumah.
"Kakek bagaimana ini.?" Apakah kita harus membiarkan begitu saja.?" Aku tidak rela Kesya adalah milikku.." Kata Hugo masih merasakan rasa sakit walau pun tenaganya sudah kembali.
"Orang itu memiliki kekuatan jahat, lain kali jangan pernah berurusan dengan nya. Tapi setiap masalah memiliki logika.." Kata Kakek nya itu mengingatkan dan masih ada cara lain untuk berurusan dengan nya.
"Tiga hari lagi kita kembali lagi dan lihat apakah dia dapat mengumpulkan uang sebanyak dua juta.." Sambung Kakek Hamid, tersenyum licik di bibirnya.
"Ayo kita pergi dari sini.." Teriak Kakek Hamid.
***
Di dalam kamar berukuran sedang bagi seorang gadis cantik, hatinya merasa lega, dengan apa yang baru saja di lihatnya. Seandainya tidak ada bantuan dari hidung belang itu, apa yang akan terjadi dengan nya hari ini.
"Uhk... Akhir mereka pergi juga.." Dengus Kesya dengan perasaan senang dan bahagia.
"Hai gadis kecil, barusan kau menghawatirkan ku." Tegur Rizki dari belakang setelah masuk kedalam kamar Kesya.
"Tentu saja tidak. Aku juga sangat berharap Kakak Hugo dapat menghajar mu.." Kata Kesya setelah membalikkan badannya Ia menjawab teguran dari Rizki.
"Cuih.. Walau pun sepuluh orang datang seperti dia. Aku juga dapat melumpuhkan semua nya.." Jumawa nya Rizki di hadapan gadis kecil yang keras kepala itu.
"Benar juga, barusan itu bagaimana kau melakukan nya.? Dia kenapa tiba tiba tidak dapat bergerak.? Apakah itu perbuatan mu.?" Tanya beruntun kepada Rizki dengan senyuman manis.
"Bagaimana pun juga aku adalah seorang master obat.! Jangan kan masalah kecil seperti ini... Penyakit separah apa pun, aku pasti dapat mengatasi nya.." Kata Rizki memuji diri nya sendiri.
"Untung lah karena kemarin ada beberapa jenis tanaman obat yang dapat di gunakan. Dan kemarin malam aku telah membuat bubuk obatnya. Kalau tidak bisa celaka lah aku. Kedepannya benda ini aku harus membuatnya lagi.." Ucap Rizki dalam hatinya.
"Hahahahaha.. Pembuat dasar. Aku tidak percaya kalau kau begitu hebat.." Tawa lepas Kesya dan rasa tak percaya kepada Rizki.
"Huh.. Aku mengatakan yang sesungguhnya di anggap membual.. Biasa lah orang hebat memang sering di ragukan. Dan aku memang dapat melakukan apa pun. Bahkan membuat payu*dara lebih besar pun aku bisa. Kau mau menjadi lebih besar..?" Tanya Rizki seraya menunjuk kepada bagian dada Kesya.. Hal itu membuat Kesya merinding dan trauma bila mengingat kata payu*dara besar.
"Kenapa. Aku tidak mengatakan sesuatu yang buruk kan.?" Tanya Rizki, kaget setelah melihat Kesya mata nya ketakutan dan langsung menangis.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.. Di sekolah mereka semua mengejekku. Mereka bilang aku TUAN PUTRI DATAR. Sekarang kau juga mengejekku.. Hiks.. Hiks.. Hiks..!
"Bukan... Aku mengatakan yang sesungguhnya. Bukan sedang mengejek mu. Aku memang memiliki kemampuan seperti itu.! Kau jangan menangis, ini.... Ucapan Rizki terhenti ketika tangisan Kesya reda.
"Ka.. Kal.. Kalau begitu, coba bantu lihat." Kata kata nya terbata bata lalu membalikkan badannya dan membukakan baju nya.
"Apakah milik ku bisa menjadi lebih besar." Kata Kesya dengan suara tinggi dan tertunduk malu wajah nya.
Walau bagaimana pun, pemuda itu normal, di beri kesempatan dan di perlihatkan sesuatu yang bisa membuat tombak panjang nya itu mengeras, hanya bisa menelan ludah dan wajah memerah, hingga kata kata nya tak beraturan.
"In... I... Ini...." Hanya kata itu yang keluar dari Rizki.!
#############
Hari kedua Rizki Nasir hidup kembali dengan memakai tubuh orang lain dan roh nya terpental ke masa lalu yang sangat jauh jaraknya itu.
Tampak seorang gadis cantik berusia belasan tahun sedang berdiri di depan pintu rumahnya dan di hati dan pikiran nya tampak geregeten dengan apa yang telah dia perlihatkan kepada pemuda yang baru dua hari dia tinggal di rumah Kakek nya.
"Anak itu kemarin berkata dapat membantu ku memperbesar payu*dara ku. Tapi sampai sekarang dia tidak melakukan apa pun.!
"Apa dia bener bener bisa melakukan nya.?" Atau dia hanya memanfaatkan kesempatan untuk melecehkan ku.." Batin Kesya bergejolak akan ucapan yang di lontarkan oleh Rizki Nasir.
Gadis cantik yang mempunyai pantat seperti bebek angsa itu, pikiran nya saat ini sedang mengingat ngingat atas ledekan para teman sekolah nya.
Lihat.. Lihat.. Lihat... Tuan putri datar melamun lagi.!
Wah. Tempat datar seperti itu memang cocok di gunakan pesawat untuk mendarat.
Begitulah teman teman di sekolah nya, pria mau pun wanita selalu mengejek nya tentang TUAN PUTRI DATAR.
Dengan keyakinan penuh terhadap Rizki Nasir, gadis kecil itu langsung membuka pintu kamar Rizki dengan sangat kasar dan berkata lantang.
"Aku tak ingin menjadi." TUAN PUTRI DATAR.!!
"Rizki Nasir. Bantu aku memperbesar payu*dara ku.."
Seketika semangat memudar dan hati nya tak karuan, mulut menganga lebar, setelah dia membuka pintu kamar yang di tempati oleh Rizki, tampak lelaki Tua sedang menyapu.
"Ahk... Kakek kenapa kau bisa berada di kamarnya.?" Tanya Kesya dengan exfresi malu.
"Anak itu bilang ke Kakek sedang pergi untuk mencari tanaman obat. Jadi karena dia tidak ada di kamarnya. Aku membantu merapikan kamar nya.." Jawab Kakek Tua itu.
"Gadis kecil barusan kau mengatakan memperbesar payu*dara apa.." Kata lagi Kakek Tua penasaran dengan ucapan sang Cucu nya itu.
"Tidak... Tidak... Aku tidak mengatakan apa pun.. " Kesya langsung berlari keluar dari kamar Rizki Nasir.
"Hei gadis kecil jangan lari...." Teriak Kakek Tua.
Sial bagi Kesya, dia berlari menjauh dari Sang Kakek untuk menghilangkan rasa malu dan sebuah pertanyaan kepada dirinya tentang apa yang baru saja tadi ucapkan.
Namun langkah kaki yang cepat itu hingga Ia kaki nya tersandung batu dan jatuh.. Sialnya ketika Ia tersandung batu di hadapan nya, seorang pemuda yang sedang memikul kantong yang di gantungkan oleh tangannya ke pada pundaknya seraya berkata.
"Aku pulang Kakek Kes.." Ucap Rizki Nasir seraya berjalan dengan mata terpejam.
"Bugh...................
"Ahk....................!
Tabrakan pun tak bisa tercegah oleh Kesya dan Rizki. Kantong plastik yang Ia bawa langsung melayang keatas dan dirinya terjengkang ke tanah. dengan posisi kedua kaki nya mengangkangi area sensitif milik Kesya.
"Sakit sekali pantat ku." Ringis Kesya seraya tangan nya memegang pantat indah milik nya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
anugrah
hahahah tuan putri datar Aya Aya wae
2023-04-18
5
Kar
mantap Thor
2023-04-11
8
Kar
Wah otak nya bermasalah tuh gadis kecil
2023-04-11
9