"Besok aku akan menyiapkan obat untuk mu. Jangan lupa untuk meminumnya tepat waktu." Rizki melangkah pergi meninggalkan Kesya yang masih terbaring dengan mata terpejam dan menahan gairah akibat yang di lakukan oleh Rizki.
Langkah kaki nya sudah berada di rumah, wajahnya penuh keringat, Ia menarik kaos nya sedikit lalu berkata dengan nada mengeluh.
"Tubuh ini lemah sekali melakukan pijatan seperti itu Saha sudah merasa lelah."
"Sepertinya aku harus mencari obat untuk menambah stamina dan aku harus lebih sering berolahraga. Penyebab pemilik tubuh ini mati tidak di ketahui. Memiliki tubuh yang kuat memang lebih baik untuk menghadapi situasi seperti barusan...
"Tapi walaupun begitu.... Tidak kusangka dan aku duga. Menahan konak itu skill yang harus aku kuasai.." Tatapan kedua matanya menatap tajam kearah langit yang begitu cerah dan indah dengan di sertai gemerlap nya bintang bintang yang berkelip kelip.
###################
Kota Guangxi.
Hamparan luas dengan di tumbuhi bunga bunga yang sedang bermekaran dan deretan deretan mobil mewah saling berjejer di area Mansion yang cukup megah itu.
Tampak di dalam Mansion mewah itu, seorang lelaki berusia 40 tahunan sedang duduk dengan kursi kebanggaan seraya memegang beberapa buku pemberkasan perusahaan milik keluarga ternama.
Tak lama beberapa menit kemudian, seorang pemuda datang dan langsung berkata tanpa harus mencium tangan nya terlebih dahulu.
"Ayah menurut laporan dari orang bawah... Anak liar itu sudah mati."
"Mati...." Lelaki yang di panggil ayah itu lalu memutarkan kursi nya dan menatap kepada pemuda yang tak lain anak nya itu dengan exfresi wajah penasaran.
"Bagaimana bisa terjadi.?" Tanya lelaki setengah tua itu.
"Masalah selengkapnya masih belum di ketahui. Tapi ku dengar dan informasi yang ku dapat dia di bunuh oleh komplotan penjahat.." Senyuman licik terukir di pemuda itu.
"Ini dapat meringankan masalah kita kan. hehehehe.." Kata nya terkekeh jahat di wajahnya.
"Paman kedua mu, seharusnya masih belum tahu. Masalah ini jangan kau sebarkan ke luar, berpura pura lah tidak tahu.." Kata lelaki itu mengingatkan kepada anaknya.
"Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Walaupun aku bertemu Paman kedua. Aku tidak tahu mengenai apa pun anak liar itu.." Kata pemuda itu meyakinkan ayah nya.
"KITA TUNGGU PERTUNJUKAN MENARIK YANG AKAN SEGERA DI MULAI.." Sombong nya pemuda itu dalam berkata.
"Benar juga. Bagaimana perkembangan mu dengan Olivia. Kau bilang kau mencintai nya, jangan bilang kau belum mulai turun tangan terhadap nya.? Tanya lelaki tua itu penasaran.
Penekanan dari sang ayah kepada gadis yang di cintai nya, begitu tertekan bagi pemuda itu..." Olivia sangat berbeda dengan perempuan lain nya...
"Kalau dia sama dengan perempuan lainnya dia bukanlah Olivia Wilde. Langkah ini sangat penting kau harus bisa mendapatkan nya. Kalau kita dapat bekerjasama dengan keluarga Wilde. Posisi kita pasti akan kuat.." Terang Lelaki tua itu sambil jari telunjuk nya menunjuk kearah pemuda itu.
....... Aku akan berusaha.." Lirih pemuda itu tertekan apa yang di inginkan oleh Sang Ayah.
****
Desa nelayan.
Pagi sudah berlalu dan siang pun sudah tiba.. Seperti biasa Kakek Kes pergi ke atas Gunung untuk menebang pohon sedangkan Kesya pun ikut pergi bila sekolah nya sedang libur.
Di dalam rumah pemuda yang kini hidup kembali dengan memakai tubuh orang lain, sedang duduk di kursi dan tangan nya asyik menumbuk tanaman yang sedang di buat menjadi sebuah obat untuk di jadikan tameng diri nya sendiri di kehidupan yang kini sedang dia jalani.
"Brakk..!
"Hidung belang, gawat cepat, cepat pergi."
Pintu di dobrak paksa dan teriakan gadis kecil membuat kaget pemuda yang sedang asyik asyiknya membuat obat dalam mangkuk kaca, hingga mangkuk itu terlempar dan pecah di lantai.
"Obat ku! Aku sudah lama sekali meraciknya. Aduh obat yang sudah ku racik.." Keluh nya tak terima dengan apa yang terjadi di hadapannya.
Gadis kecil yang tiba tiba mengagetkan Rizki tak peduli dengan apa yang sedang di alami oleh pemuda itu.
"Desa ini terjangkit wabah. Kakek menyuruh kita segera pergi dari sini.." Kesya melangkah menghampiri Rizki yang sedang meratapi sesuatu yang kemungkinan berharga bagi dirinya.
"Hah...." Kini Rizki menoleh kearah Kesya dan sebenarnya apa yang baru saja di katakan nya.
"Pokok nya kita harus segera pergi.." Gadis kecil itu menarik paksa Rizki untuk segera bergegas dan menjauh dari desa tempat dia hidup.
"Wabah.? Bagaimana bisa tiba tiba terjadi wabah.." Gumam Rizki dalam hati.
Sial bagi Kesya, ketika keluar dari rumah bersama Rizki, tim dokter sudah berada di hadapannya nya dan langsung menghentikan mereka berdua.
"BERHENTI.
"Untuk mencegah semakin tersebar nya wabah kalian harus di isolasi. Cepat pergi ke daerah isolasi.." Titah Dokter itu dengan memakai pakaian putih yang seluruh tubuhnya tertutup.
Rizki yang di tarik paksa oleh Kesya, langsung melangkah maju ke depan menggeser Kesya untuk minggir dan langsung berkata dengan nada tak terima.
"Hei.. Siapa kau.?" Tiba tiba berkata harus di isolasi.! Kami tidak tertular penyakit cepat minggir." Gertak Rizki sembari menunjuk mereka.
"Krek......
"Krek.....
"Siapa pun yang melawan akan kami bius dengan paksa.." Kata Dokter itu dengan dukungan para anak buahnya mengacungkan senapan kearah Rizki dan Kesya.
"Astaga, mereka menggunakan pistol pembius.! Apakah perlu sampai begini.?" Gumam Rizki dalam hati.
Kesya yang berada di belakang Rizki seketika ketakutan dan badan nya gemetaran.
"Hidung belang, lupakan saja untuk lari, lebih baik kita ikut mereka saja..." Lirih Kesya ketakutan.
Rizki bener bener terdiam dan membisu, tak ada guna nya untuk melawan, selain semua para Dokter itu tertutup seluruh tubuhnya, sehingga dia tidak bisa mengeluarkan jurus andalannya, belum di tambah lagi dengan senjata pembius yang di todong kan kearah nya. Mustahil untuk bisa melawan dan melarikan diri. Jalan satu satu adalah mengikuti keinginan mereka.
Hampir lima belas menit lamanya, Kesya dan Rizki di bawa ke tempat isolasi. Sesampainya di salah satu rumah bernuansa putih dan area yang sangat luas, mereka berdua pun di paksa turun untuk masuk ke salah satu ruangan yang cukup luas di dalamnya.
"Kalian mulai sekarang harus tinggal di sini.." Titah seseorang yang di beri tugas untuk menangani warga penduduk desa yang belum terjangkit wabah misterius itu.
Rizki dengan berjalan angkuh nya dan kedua tangan nya seperti biasa di masukan ke dalam saku celana di giring masuk bersama Kesya. Tampak puluhan warga dengan exfresi wajah masing masing berkumpul di ruangan itu.
"Gadis kecil.." Tegur Kakek Kes..
Kesya pun langsung menoleh dan menghampiri nya, seraya kikuk exfresi yang di tunjukkan nya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
kiara_payung
musuh nya pasti keluarga nya sendiri
2023-04-30
5
Rafi Saputra
covid 19
2023-04-29
5
anugrah
baca dulu ahk kaya nya menarik
2023-04-18
6